"Lo mau cari Sarah?" tanya Kalina kaget."Yah, dia ada di Bali disekitar hotel ini, kalau Lo keberatan, Lo bisa jalan-jalan di pantai--.""No! Gue bantu Lo cari Sarah, okey? Bukankah gue sudah bilang kalau kita adalah teman?""Okey," jawab Heru bersiap.Heru dan Kalina keluar hotel kemudian menyusuri jalan yang cukup ramai dengan wisatawan. Heru mengeluarkan ponselnya dan mencari berdasarkan GPS dari nomor milik Sarah."Sialan! Ternyata Heru ke Bali karena dia ingin mencari Sarah? Jadi selama ini, dia bergadang membuat proyek adalah untuk bisa melihat Sarah dari dekat?" gumam Kalina dengan berang sambil mengepalkan tangannya.Heru berjalan diikuti Kalina, tampak didepannya ada ruko yang menarik hatinya, dengan tulisan Tjokro Bakery dengan gambar yang sama pada lambang hotel The Tjokro. Sepertinya, lambang yang dipakai adalah lambang keluarga.Heru tersenyum, ruko Tjokro Bakery bercat putih dengan lampu berwarna kuning pada bagian luarnya dengan dua meja bundar sebagai tempat makannya.
"Gue harus berhasil saat ini juga!" batin Kalina memperhatikan Heru yang sedang mencicipi pastry sambil memegang gelasnya.Kalina mengambil salah satu roti dan mencobanya, "Enak yah? Gue gak nyangka rotinya begitu lembut," ucap Kalina mereview makanan yang dicicipinya, kemudian duduk di sofa meminum soda yang dituang di gelasnya lalu mengkompres kakinya."Apa masih sakit?" tanya Heru meminum sodanya hingga habis dan Kalina tersenyum, "Apa Lo bisa pijat di bagian sini?" tanya Kalina menaruh kakinya pada paha Heru, sedangkan badannya dia rebahkan."Hei! Gue bukan tukang pijat!" protes Heru."Sedikit saja Lo pijat gue, kalau ternyata pijatan Lo gak mempan, nanti gue ke bagian spa untuk minta dipijat," ucap Kalina tidak peduli.Mau tidak mau, Heru mulai memijat kaki Kalina, dan setiap sentuhan Heru, membuat Kalina mendesah, "Ah, enak sayang ... ah!" "Lo tampak lebay," ketus Heru.Kalina menegakkan badannya, "Gue gak lebay,
Heru mulai menghindari Kalina, dia tidak mau kejadian dirinya tak sadarkan diri terulang kembali. Hari jumat, dia mulai meeting dengan para investor. Mengeluarkan semua ide yang dia inginkan dan disambut baik oleh para investor. Diakhir diskusi dilakukan tanya jawab dan meeting hari pertama diselesaikan hingga larut malam.Pada hari kedua, di hari Sabtu, meeting diisi dari berbagai masukan dari para investor hingga terbentuk management baru untuk proyek Heru dan kemudian diakhiri dengan kesepakatan bersama. Para investor adalah pemilik saham yang memasukkan modalnya sesuai dengan kemampuan masing-masing yang dimasukan kedalam proyek, dan Heru, sebagai pemegang proyek yang akan bertanggung jawab."Terima kasih pak Heru, atas kepercayaan pak Heru menggandeng perusahaan kami untuk bekerjasama dengan perusahaan Hadiningrat. Ide anda sangat brilian. Tampaknya mustahil tapi jika dijabarkan seperti penjelasan anda kemarin, ternyata begitu simple dan belum pernah ada di In
"Lo dah dengar apa yang barusan gue omong," sungut Heru.Sarah memandang lekat Heru mencoba mencari kebenaran dari wajahnya, "Lo gak usah ngerayu gue kalau pipi Lo sendiri ada bekas lipstiknya."Heru kaget, ternyata ciuman Kalina membekas di pipinya. Salahnya dia langsung ke toko Sarah karena menahan rindu. Sekarang malah Sarah yang tidak percaya apa yang sedang dia usahakan. Langsung saja pipinya digosok-gosok agar tidak membekas lagi. Sarah memalingkan wajahnya memandangi deru ombak dan beberapa anak yang sedang asyik berlarian."Maaf.""Gue bilang, gue udah maafin Lo," sahut Sarah tampak tak peduli. Hatinya sakit karena dia cemburu. Dia ingin mengatakan dirinya juga cinta dengan Heru, tapi tampaknya Heru hanya bermain-main dengannya."Sorry kalau dulu gue ninggalin Lo sewaktu bokap gue meninggal.""Lo gak usah bahas yang lalu. Gue udah bebasin Lo. Bahkan hotel gue sudah gak urus lagi. Lo boleh nikah dengan Kalina, bukannya kal
Sarah pergi menjauh dari Heru, tapi Heru mengambil jasnya dan menyusul Sarah, "Kalina sama gue gak ada hubungan apa-apa," sanggah Heru.Sarah tidak menanggapinya dia jalan terus menuju ke tokonya, "Gue sedang buat proyek di Bali, dan Kalina, dia sekretaris gue.""Oh yah? Bagus! Jadi di kantor juga Lo tetap bisa mesra-mesraan dengannya," celetuk Sarah berhenti untuk menanggapi Heru."Gue tahu, Lo cemburu," jawab Heru dengan tersenyum."Gak," jawab Sarah dengan ketus melanjutkan perjalanannya.Heru menarik tangan Sarah ke dalam pelukannya, dan memegang leher Sarah seraya mencium bibirnya dengan lembut, "Gue cinta sama Lo, sampai gue bela-belain dari Jakarta buat proyek di Bali. Sorry kalau gue datang lebih lama, karena gue harus mempersiapkan segala sesuatunya."Ucapan Heru membuat Sarah terpukau, begitu besar cinta Heru hingga dia berusaha untuk menemui dirinya. Heru menggandeng tangan Sarah untuk kembali ke toko, "Besok, gue pulang ke Jakarta, gue harap Lo bisa ikut gue ke Jakarta," ta
***"Tolong cari keberadaan Haryadi! Haryadi Tjokroaminoto," perintah Kalina.Kedua bodyguard saling berpandangan, "Gak salah, bos?""Gue bilang, cari ya cari! Gue dah dapat ijin buat nyuruh kalian cari Haryadi itu! Gue telepon, gak diangkat-angkat!" maki Kalina dengan kesal."Tapi bos--.""Gak ada tapi, tapi! Mau gue pecat kalian?" ancam Kalina bertambah kesal. Sepertinya dua bodyguard ini tidak mengerti apa yang dia perintahkan."Apa bos gak tahu kalau si Haryadi itu sudah mati?" tanya salah satu bodyguard yang berperawakan botak dengan tubuh berisi dan padat, Hercules orang menyebutnya."Mati? Kapan? Kok bisa?" Kalina balik bertanya."Ng, sudah beberapa waktu yang lalu, sempat heboh di YT bos, si Haryadi itu gosipnya dibunuh karena ada bekas luka tusukan di perut dan di dada, trus ditaruh di atas rel kereta api, langsung saja ... duaaar!""Meledak?" tanya Kalina."Gak, bos, maksudnya keseret gitu, ada beberapa bagian yang dilindas, ngeri kalo dilihat, hehehe," jelas bodyguard yang l
"Tapi Bu Bella sedang dalam pengawasan pihak kepolisian. Jadi kami tidak sembarangan menerima tamu untuk Bu Bella. Kami kuatir Bu Bella menyerang dirinya sendiri, maupun tamunya.""Baiklah, jika aku datang lagi kemari, apakah diijinkan? Seperti yang perawat lihat, Bu Bella tampak tenang," Kalina menunjuk Bella yang sedang bermake-up dengan kosmetik yang dibawa Kalina."Tentu saja boleh kak. Kami tunggu kembali kedatangannya," ucap perawat mempersilahkan Kalina untuk pergi.***"Bagaimana bos?" tanya Hercules dan Bima yang berada di luar rumah sakit."Besok, kalian harus menyamar menjadi polisi, meminta untuk melakukan penyelidikan. Bantu dia untuk melarikan diri.""Baik, bos!" Hercules dan Bima pergi meninggalkan Kalina terlebih dahulu, sedangkan Kalina sendiri menelepon Michael untuk bertemu di sebuah cafe untuk makan siang, karena bertepatan Michael sudah bekerja di kantor milik keluarga Anggie."Apa yang Lo mau?" tanya Mic
"Sepertinya perusahaan raksasa milik Sugiharta akan segera jatuh," gumam Rahmat ketika dilihatnya berita di salah satu televisi, ditambah koran-koran digital terus membahas masalah pengemplangan pajak terbesar dari perusahaan hiburan. Bahkan saham lain milik Sugiharta turun dari pasar bursa saham dengan drastis.Sewaktu bekerja, Rahmat tidak terlalu banyak mendengar berita ekonomi seperti ini kecuali yang berkaitan dengan kompetitor dan para supplier yang ada hubungannya dengan perusahaan. Namun sekarang, karena sudah menjadi komisaris yang hanya datang pada saat diundang, Rahmat jadi memiliki banyak waktu untuk melihat perusahaan lain yang sedang viral."Aku harus memberikan informasi ini kepada Heru," gumamnya.***"Selamat pagi Bu, kami dari pihak kepolisian hendak menginterogasi Bu Bella, apakah sudah bisa kami tanyai?" tanya Hercules pada perawat rumah sakit jiwa."Ini surat perintahnya," ucap Bima menyerahkan surat dalam amplop coklat da
"Apa?" tanya Sarah sambil terisak."Tante Bella sudah tidak ada." Heru menelepon resepsionis untuk meminta didatangkan seorang dokter.Sarah menelepon Helena untuk memberitahukan kalau dirinya sudah bertemu dengan Bella."Sarah, disini jam 3 pagi, ada apa telepon Bunda? Apa ada masalah? Kau sedang menangis?" tanya Helena yang baru bangun dari tidurnya."Bun, aku menemukan tante Bella!" isak Sarah."Bella? Kamu gak bercanda kan sayang? Ini jam 3 pagi loh!""Disini jam 10 malam Bun. Aku tidak bercanda.""Oke! Ceritakan pada Bunda, apa yang terjadi disana." Helena mendengarkan Sarah dengan lebih serius.Sarah menceritakan bagaimana dia bertemu dengan Bella, dan bagaimana Bella bisa berada di Paris, dan bagaimana Bella mengalami penyakit dan bagaimana Bella meninggal dunia."Kasihan Bella, dia sudah jahat, tapi biar bagaimanapun juga, Bella adalah adik iparku. Dia sudah menuai apa yang sudah dia tabur. Jadi apa yang akan kau lakukan?""Pesan terakhirnya tante Bella ingin kembali ke Indones
"Apa yang Tante inginkan?" tanya Heru."Sebelum aku pulang, aku ingin keadaanku bersih. Aku tidak meminta uangmu. Aku sudah tidak berarti lagi. Setidaknya aku menghargai diriku untuk yang terakhir kalinya," ucap Bella menundukkan kepala, namun Heru tak mengerti maksud Bella."Baiklah Tante, Sarah mengerti maksud Tante. Kita akan ke hotel bersama." Sarah menggandeng lengan Bella untuk bangkit dari kursi."Apa maksudmu. Sarah?" tanya Heru."Aku akan mendandani Tante Bella sebelum pulang ke Indonesia," ucapnya dengan tersenyum.Bella berjalan dengan tertatih-tatih didampingi oleh Sarah, dan Heru mengikutinya dari belakang.Bella terpukau ketika dia tiba di hotel bintang lima yang sangat mewah. Dia hanya bisa melihatnya dari jauh tidak pernah terpikirkan olehnya untuk dapat masuk ke hotel mewah tersebut. Entah apa yang membuatnya ke menara Eiffel ini. Josh tinggal jauh dari Paris. Dia hanya tinggal dipinggir kota dengan bank kecil sebagai tempat pekerjaannya. Berulang kali dia meminta Josh
"Tante Bella?" Heru melihat ke arah Sarah yang sedang melihat kepada seorang gelandangan. Gelandangan itu sedang membuka-buka tong sampah yang berlokasi tidak jauh dari tempatnya duduk.Heru bangkit dari duduknya, kemudian menarik tangan Sarah, "Kita pastikan, dia tante Bella atau bukan!" ucapnya berjalan ke arah orang tersebut.Gelandangan itu memakai baju hangat tebal berwarna hitam hingga sampai ke lutut, sepatu boot dan tas selempang dari kantong kresek berwarna merah, membungkuk ke arah tong sampah.Ditepuk-tepuk pundak gelandangan itu oleh Heru, dan gelandangan itu melihat kepada siapa yang menepuk pundaknya, betapa kaget Heru, dan gelandangan itu, karena memang benar apa yang dilihat Sarah adalah Bella.Bella kaget melihat Heru di depannya. Seketika itu pula, dia melarikan diri. Namun Heru dengan sigap menarik tangan Bella."Lepaskan!!! Lepaskan aku, Heru!!!" teriak Bella."Tante!! Tante tenang dulu!" Semua orang yang lalu lalang berhenti untuk melihat apa yang sedang terjadi. N
"Ya, saya bersedia!" jawab Heru sambil memandang Sarah yang berdiri dihadapannya."Sarah, apakah kau menerima Heru sebagai suamimu, dalam keadaan suka maupun duka? Dalam untung dan malang? Dalam sehat maupun sakit?" tanya seorang Pastor."Ya, saya bersedia!" jawab Sarah memandang Heru yang sedang tersenyum padanya."Heru dan Sarah, mulai saat ini, kalian sah menjadi pasangan suami istri. Heru, silahkan mencium istrimu," ujar Pastor mempersilahkan kedua pengantin untuk berciuman.Heru memandang lekat pada Sarah kemudian dicium bibir Sarah dengan lembutnya. Para bridesmaid-nya membuka confetti sehingga terdengar suara meriah disertai dengan kertas warna warni menghujani pengantin baru.Semua tamu undangan bertepuk tangan untuk Heru dan Sarah yang sudah sah menikah baik secara agama maupun secara negara.Acara pemberkatan dilanjutkan dengan acara resepsi. Para tamu undangan dipersilahkan untuk duduk dan menikmati makanan-makanan dan minuman yang lezat yang hilir mudik berdatangan. Pada ba
***"Papi, Kalina sudah tidak tahan disini," ucap Kalina pada sambungan telepon di ruang sipir penjara."Sayang, akan papi kirim seseorang pengacara, agar kamu bisa dikeluarkan dengan jaminan, oke? Apa si Heru itu tidak mau bertanggung jawab sudah menghamilimu tapi juga melaporkanmu ke penjara? Bangs*t benar si Heru!" tanya Teddy dengan rasa marahnya mendengar dari jauh putrinya dipenjara oleh suaminya sendiri."Hm, bukan Heru yang hamilin Kalina, pih ....""Apa!! Kau! Bagaimana bisa kau menikah dengan Heru tapi hamil dengan orang lain?!" gertak Teddy yang kesal dengan kelakuan putrinya."Kalina pikir, dengan cara seperti ini, bisa membuat Heru cepat menikahi Kalina," bela Kalina."Memang! Heru cepat untuk menikah denganmu, tapi pada akhirnya apa? Dia yang membatalkan pernikahannya dan melaporkan kamu ke penjara!""Maaf, papi!""Huft! Sudah tenang! Jika masalah sudah selesai, kau kemari saja! Tak usah lagi pikirin Heru! Papi butuh kamu di Hongkong! Mulai hidup baru dengan papi!"Kalina
"Dimanakah ibu Bella, sekarang?" tanya Hotman Ferris kembali."Terakhir, ketika kami kehilangan Sarah dan ibunya, pada waktu kami sedang mengikutinya, ibu Bella memberi kami sejumlah uang untuk menyuruh kami untuk mengecek di area pelabuhan, terminal, stasiun di pulau Jawa, jadi kami pulang ke Jawa.""Lalu, siapakah Ningrum itu?""Bos Kalina yang mengganti nama Bella menjadi Ningrum agar tidak mudah dilacak," jawab Hercules dengan keadaan tertunduk."Berarti dalang untuk melakukan pembunuhan adalah Kalina atau Bella?" tanya Hotman Ferris."Bukan aku pelakunya!! Tante Bella yang melakukannya!!" teriak Kalina.Tok! Tok! Tok!! "Sekali lagi mohon tersangka tidak berbicara sebelum gilirannya! Jika sekali lagi tersangka mengganggu jalannya persidangan, maka saya perintahkan tersangka untuk kembali ke ruang selnya," ancam Hakim."Mereka adalah yang menyuruh kami untuk mencelakai Sarah dengan ibunya," ringis Hercules.
"Ogah! Gue gak mau bekas orang. Lo aja kasih orang, apalagi gue, hahaha!" jawab Setiawan."Hahaha, setiap kejahatan, pasti ada hukumannya. Thanks bro, buat hasilnya," ucap Heru."Okey, gue balik ke klinik dulu, thanks buat ngopinya," pamit Setiawan meninggalkan Heru.Dengan tersenyum, Heru pun kembali ke kantornya.***"Kalina Sugiharta?" tanya polisi dengan pakaian lengkap datang ke rumah Heru."I, iya, saya, ada apa yah pak?" tanya Kalina dengan cemas melihat beberapa orang polisi dengan berpakaian lengkap membawa surat tugas penahanan."Kami membawa surat tugas untuk menahan ibu Kalina Sugiharta untuk dimintai keterangan perihal dugaan rencana pembunuhan atas Sarah Tjokroaminoto dan ibunya, Helena.""A, apa? Tapi saya tidak melakukan apa-apa!" jawab Kalina dengan panik, emosi dan tidak terima."Anda bisa menjawabnya di kantor polisi. Sebaiknya, sekarang anda bersiap untuk kami bawa ke kantor polisi," perintah polisi."Tidak! Saya tidak mau pergi!! Saya tidak melakukan apapun! Pergi!
"Tamu? Gak kok, aku sendirian aja disini. Bagaimana meetingnya?" Tanya Kalina mengalihkan pembicaraan."Cukup bagus. Mungkin dalam waktu dekat, proyek akan segera berjalan. Tunggu beberapa kali pertemuan. Mungkin bulan depan. Sekarang aku mau mencari tenaga profesional untuk menangani perusahaan baru itu," ucap Heru melangkah ke kamar mandi."Fiuh! Untung Mike cepat pulang, gue pikir Heru gak bakalan pulang hari ini," gumamnya sambil mengoleskan krim malam ke wajahnya. Dipakainya lingeri untuk merayu Heru dan ditutupnya dengan bathrobe. Tidak lupa rambutnya dikeringkan dengan hair dryer dan disemprotkan minyak wangi untuk memikat Heru.Tak lama Heru pun selesai mandi dan bersiap untuk ke ruang kerjanya, "Loh, Sayang, mau kemana?" Kalina tampak kecewa Heru tidak mengindahkan dirinya."Aku mau ke ruang kerja dahulu. Ada beberapa laporan yang harus aku cek," ucap Heru keluar dari kamar menuju ruang kerja.Dinyalakan lampu dan dibuka laptopny
***"Bagaimana dok, sudah bisa pulang?" tanya Heru."Lukanya sudah mengering, bisa pulang hari ini," jawab dokter selesai memeriksa Sarah. Helena tersenyum senang sudah seminggu lebih dia berada di rumah sakit, akhirnya Sarah boleh keluar."Aku akan memesan tiket pesawat untuk kita bertiga," ucap Heru dengan senang. Sarah mengemasi barang-barang dibantu oleh Helena. Setelah menyelesaikan segala hal administrasi rumah sakit, Heru, Sarah dan Helena naik taksi menuju bandara. Sebagian barang dikirim melalui jasa kurir, sedangkan Sarah dan Helena hanya membawa apa yang diperlukan pada saat naik pesawat.Helena duduk di dekat jendela, Sarah ditengah dan Heru disampingnya. Digenggamnya tangan Sarah dan diletakkan pada dadanya. Sarah merasa risi, tapi tidak dihiraukannya, bahkan Heru mencium jari jemari tangan Sarah."Bisakah kau hentikan itu?" tanya Sarah berbisik, karena dia tidak ingin bundanya mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh Heru.