"Tapi Bu Bella sedang dalam pengawasan pihak kepolisian. Jadi kami tidak sembarangan menerima tamu untuk Bu Bella. Kami kuatir Bu Bella menyerang dirinya sendiri, maupun tamunya.""Baiklah, jika aku datang lagi kemari, apakah diijinkan? Seperti yang perawat lihat, Bu Bella tampak tenang," Kalina menunjuk Bella yang sedang bermake-up dengan kosmetik yang dibawa Kalina."Tentu saja boleh kak. Kami tunggu kembali kedatangannya," ucap perawat mempersilahkan Kalina untuk pergi.***"Bagaimana bos?" tanya Hercules dan Bima yang berada di luar rumah sakit."Besok, kalian harus menyamar menjadi polisi, meminta untuk melakukan penyelidikan. Bantu dia untuk melarikan diri.""Baik, bos!" Hercules dan Bima pergi meninggalkan Kalina terlebih dahulu, sedangkan Kalina sendiri menelepon Michael untuk bertemu di sebuah cafe untuk makan siang, karena bertepatan Michael sudah bekerja di kantor milik keluarga Anggie."Apa yang Lo mau?" tanya Mic
"Sepertinya perusahaan raksasa milik Sugiharta akan segera jatuh," gumam Rahmat ketika dilihatnya berita di salah satu televisi, ditambah koran-koran digital terus membahas masalah pengemplangan pajak terbesar dari perusahaan hiburan. Bahkan saham lain milik Sugiharta turun dari pasar bursa saham dengan drastis.Sewaktu bekerja, Rahmat tidak terlalu banyak mendengar berita ekonomi seperti ini kecuali yang berkaitan dengan kompetitor dan para supplier yang ada hubungannya dengan perusahaan. Namun sekarang, karena sudah menjadi komisaris yang hanya datang pada saat diundang, Rahmat jadi memiliki banyak waktu untuk melihat perusahaan lain yang sedang viral."Aku harus memberikan informasi ini kepada Heru," gumamnya.***"Selamat pagi Bu, kami dari pihak kepolisian hendak menginterogasi Bu Bella, apakah sudah bisa kami tanyai?" tanya Hercules pada perawat rumah sakit jiwa."Ini surat perintahnya," ucap Bima menyerahkan surat dalam amplop coklat da
"Ya! Ini semua kartu milik Tante. Tapi. Aku akan mengontrol semua pengeluaran Tante semua dari sini. Untuk tempat tinggal, makan, perjalanan ke Bali, semua boleh Tante pergunakan sampai Sarah berhasil dibunuh. Jika aku mendengar kematian Sarah, maka aku akan mentransfer semua pengeluaran Tante, kembali menjadi 500 juta. Apakah Tante bersedia? Disini, aku juga sudah buatkan identitas baru buat Tante tertulis atas nama Ningrum. Bagaimana?"Penawaran Kalina sangat menggiurkan, bukankah sekarang dia memang sudah menjadi penjahat? Hukuman sudah di depan mata. Perkiraan hukuman minimal 10 tahun sampai seumur hidup. Jika ditambah 1 nyawa lagi, bukankah hukumannya sama? Hal terberat adalah menjadi orang yang berpura-pura gila, tapi menjadi buronan juga tidak masalah asalkan memiliki uang untuk dinikmati. "Baiklah, aku bersedia," jawab Bella. Kalina tersenyum, kemudian memasukkan semua berkas itu ke dalam amplop coklat, "Tante bisa ditemani 2 bodyguard ini untuk membantu s
***"Kalina! Sebaiknya hubungan kita berhenti sampai disini!" ucap Michael ketika sedang berada di hotel."Kenapa?" tanya Kalina, dia mengambil pakaiannya yang berceceran di lantai dan menaruhnya di atas kasur."Anggie mulai curiga ketika gue pulang telat. Lo tahu kan kalau itu adalah perusahaan keluarganya Anggie? Kalau gue bilang meeting dan ternyata dia telepon omnya, atau tantenya, atau sepupunya dan gak ada seorang pun yang ngomong kalo kita sedang ada meeting, maka, habislah gue!!" ucap Michael sambil memakai kembali kemeja kerjanya.Kalina tidak peduli, dia masuk ke dalam shower tanpa menggunakan handuk penutup. Dibukanya kran shower dan mandi di bawah guyuran shower."Kalina! Lo dengar gue kan?" tanya Michael. Ingin rasanya dia cepat-cepat pulang. Dia lebih kangen bersama dengan istrinya yang sebentar lagi hendak melahirkan. Bersama Kalina, dan sekarang dia tampak frustasi. Khawatir akan keutuhan keluarganya. Keluarga Anggie sudah menerima dirinya dengan baik, walau dirinya bel
"Ya Sayang, gue hamil.""Bagaimana mungkin Lo hamil?" tanya Heru tidak percaya."Apa Lo gak tahu apa yang terjadi pada waktu kita datang ke Bali sebelum meeting dengan para investor? Lo gak mungkin gak inget kan?" desak Kalina.Heru berpikir dengan keras apa yang terjadi pada saat dia bersama dengan Kalina. Antara sadar dan tidak sadar, Heru merasa dekat dengan Kalina, tapi merasa tidak melakukan apapun."Akan gue ingatkan lagi," ucap Kalina sambil mengeluarkan ponselnya, kemudian membuka fitur videonya lalu menayangkan adegan dimana Heru berada didalam pelukannya, serta beberapa foto Heru berada di atas tubuh Kalina dan beberapa pose foto yang mengarah mereka sedang melakukan aktivitas seksual.Heru menyugar kepalanya, "Apakah ini benar? Tapi mengapa gue tidak menyadarinya? Pada saat gue terbangun, kepala gue ngerasa pusing.""Lo gak usah berpikir bagaimana kepala Lo bisa pusing, sedangkan Lo sendiri sangat beringas pada waktu k
"Ya! Aku akan pergi dari sini, demi janinku," mohon Sarah."Okey! Mari kita buat perjanjiannya. Toko bakery ini menjadi milikku. Kau dan si Helena, pergi dari tempat ini hanya pakaian saja yang dibawa! Ponsel, password ATM, mobile banking milik Lo, tinggalkan semuanya disini! Deal?" tanya Bella.Sarah hanya mengangguk mengiyakan, "Baiklah aku sepakat!"Sarah melakukan apa yang diinginkan Bella. Memberitahukan dana miliknya, password, ponsel, diserahkan kepada Bella. Dengan tersenyum kemenangan, Bella mengambil semuanya itu."Hercules! Bima! Pastikan si Sarah dan ibunya keluar dari sini hanya membawa pakaiannya saja!" Perintah Bella duduk dengan kaki berpangku pada kaki yang lain.Hercules dan Bima melepaskan semua ikatan yang ada pada Helena dan memantau bagaimana Sarah dan Helena mengemasi barang-barang milik pribadi.Sarah dan Helena berdiri dengan kedua koper ditangannya kemudian turun ke toko, dimana Bella membuka berbagai c
***"Terima kasih ya mas, sudah bantuin kami bawain koper-koper ini," ucap Sarah kepada petugas minimarket."Oh gak apa-apa mbak," jawab petugas minimarket.Sarah dan Helena berjalan sendiri-sendiri agar tidak terlihat dari tempat Bima dan Hercules sehingga dapat masuk ke dalam mobil taksi, "Ke pelabuhan Gilimanuk ya pak," ucap Sarah. Helena melihat dua bodyguard yang masih setia memandangi minimarket. Mereka tidak sadar, jika petugas minimarket itu membawa koper dengan menggunakan troli karena diminta bantuan oleh Sarah.Sarah tersenyum, "Sebaiknya kita harus lebih hati-hati sekarang, Bun, yang akan kita datangi adalah sarang macan," celetuk Sarah."Emang mbak ini mau ke kebun binatang? Kok ke Gilimanuk?" tanya sopir."Hahaha, gak pak, hanya ungkapan dari anak saya saja," jawab Helena.Sesampainya di pelabuhan untuk naik perahu, Sarah berpikir untuk tidak cepat-cepat ke Jakarta, "Bun, sebaiknya kita bermalam semalam atau dua
"Pertama-tama, gue harus cari orang yang bisa ganti identitas gue," pikir Bella berada di kamarnya. Kemudian mengambil tasnya dan masuk ke dalam mobil.Bella datang ke kantor polisi, mengaku dompetnya dijambret dan ingin membuat identitas baru. Pihak kepolisian memberikan persetujuan dan Bella mendapatkan identitas pribadi yang baru dengan nama Callista. Dengan senang, mobilnya menuju ke pantai. dibukanya baju yang dipakai dan ganti memakai bikini."Next! Gue mau cari bule untuk bisa pergi!" Bella melangkah ke pantai dengan bikininya dan mulai mengamati para wisatawan dibalik kacamata hitam yang besar."Dah lama banget gue gak berjemur. Sepertinya gue perlu perawatan lagi. Kalau sudah seperti ini, gue kangen sama Madam Gun," celoteh Bella.Dilihatnya seseorang yang menurutnya sangat tampan, bule yang terlihat seperti pebisnis muda, dengan tatanan rambut yang rapi, dengan celana kain dan kaos polo sedang berada di kios-kios souvenir.Bule itu hendak masuk ke restoran lokal khas Bali, da
"Apa?" tanya Sarah sambil terisak."Tante Bella sudah tidak ada." Heru menelepon resepsionis untuk meminta didatangkan seorang dokter.Sarah menelepon Helena untuk memberitahukan kalau dirinya sudah bertemu dengan Bella."Sarah, disini jam 3 pagi, ada apa telepon Bunda? Apa ada masalah? Kau sedang menangis?" tanya Helena yang baru bangun dari tidurnya."Bun, aku menemukan tante Bella!" isak Sarah."Bella? Kamu gak bercanda kan sayang? Ini jam 3 pagi loh!""Disini jam 10 malam Bun. Aku tidak bercanda.""Oke! Ceritakan pada Bunda, apa yang terjadi disana." Helena mendengarkan Sarah dengan lebih serius.Sarah menceritakan bagaimana dia bertemu dengan Bella, dan bagaimana Bella bisa berada di Paris, dan bagaimana Bella mengalami penyakit dan bagaimana Bella meninggal dunia."Kasihan Bella, dia sudah jahat, tapi biar bagaimanapun juga, Bella adalah adik iparku. Dia sudah menuai apa yang sudah dia tabur. Jadi apa yang akan kau lakukan?""Pesan terakhirnya tante Bella ingin kembali ke Indones
"Apa yang Tante inginkan?" tanya Heru."Sebelum aku pulang, aku ingin keadaanku bersih. Aku tidak meminta uangmu. Aku sudah tidak berarti lagi. Setidaknya aku menghargai diriku untuk yang terakhir kalinya," ucap Bella menundukkan kepala, namun Heru tak mengerti maksud Bella."Baiklah Tante, Sarah mengerti maksud Tante. Kita akan ke hotel bersama." Sarah menggandeng lengan Bella untuk bangkit dari kursi."Apa maksudmu. Sarah?" tanya Heru."Aku akan mendandani Tante Bella sebelum pulang ke Indonesia," ucapnya dengan tersenyum.Bella berjalan dengan tertatih-tatih didampingi oleh Sarah, dan Heru mengikutinya dari belakang.Bella terpukau ketika dia tiba di hotel bintang lima yang sangat mewah. Dia hanya bisa melihatnya dari jauh tidak pernah terpikirkan olehnya untuk dapat masuk ke hotel mewah tersebut. Entah apa yang membuatnya ke menara Eiffel ini. Josh tinggal jauh dari Paris. Dia hanya tinggal dipinggir kota dengan bank kecil sebagai tempat pekerjaannya. Berulang kali dia meminta Josh
"Tante Bella?" Heru melihat ke arah Sarah yang sedang melihat kepada seorang gelandangan. Gelandangan itu sedang membuka-buka tong sampah yang berlokasi tidak jauh dari tempatnya duduk.Heru bangkit dari duduknya, kemudian menarik tangan Sarah, "Kita pastikan, dia tante Bella atau bukan!" ucapnya berjalan ke arah orang tersebut.Gelandangan itu memakai baju hangat tebal berwarna hitam hingga sampai ke lutut, sepatu boot dan tas selempang dari kantong kresek berwarna merah, membungkuk ke arah tong sampah.Ditepuk-tepuk pundak gelandangan itu oleh Heru, dan gelandangan itu melihat kepada siapa yang menepuk pundaknya, betapa kaget Heru, dan gelandangan itu, karena memang benar apa yang dilihat Sarah adalah Bella.Bella kaget melihat Heru di depannya. Seketika itu pula, dia melarikan diri. Namun Heru dengan sigap menarik tangan Bella."Lepaskan!!! Lepaskan aku, Heru!!!" teriak Bella."Tante!! Tante tenang dulu!" Semua orang yang lalu lalang berhenti untuk melihat apa yang sedang terjadi. N
"Ya, saya bersedia!" jawab Heru sambil memandang Sarah yang berdiri dihadapannya."Sarah, apakah kau menerima Heru sebagai suamimu, dalam keadaan suka maupun duka? Dalam untung dan malang? Dalam sehat maupun sakit?" tanya seorang Pastor."Ya, saya bersedia!" jawab Sarah memandang Heru yang sedang tersenyum padanya."Heru dan Sarah, mulai saat ini, kalian sah menjadi pasangan suami istri. Heru, silahkan mencium istrimu," ujar Pastor mempersilahkan kedua pengantin untuk berciuman.Heru memandang lekat pada Sarah kemudian dicium bibir Sarah dengan lembutnya. Para bridesmaid-nya membuka confetti sehingga terdengar suara meriah disertai dengan kertas warna warni menghujani pengantin baru.Semua tamu undangan bertepuk tangan untuk Heru dan Sarah yang sudah sah menikah baik secara agama maupun secara negara.Acara pemberkatan dilanjutkan dengan acara resepsi. Para tamu undangan dipersilahkan untuk duduk dan menikmati makanan-makanan dan minuman yang lezat yang hilir mudik berdatangan. Pada ba
***"Papi, Kalina sudah tidak tahan disini," ucap Kalina pada sambungan telepon di ruang sipir penjara."Sayang, akan papi kirim seseorang pengacara, agar kamu bisa dikeluarkan dengan jaminan, oke? Apa si Heru itu tidak mau bertanggung jawab sudah menghamilimu tapi juga melaporkanmu ke penjara? Bangs*t benar si Heru!" tanya Teddy dengan rasa marahnya mendengar dari jauh putrinya dipenjara oleh suaminya sendiri."Hm, bukan Heru yang hamilin Kalina, pih ....""Apa!! Kau! Bagaimana bisa kau menikah dengan Heru tapi hamil dengan orang lain?!" gertak Teddy yang kesal dengan kelakuan putrinya."Kalina pikir, dengan cara seperti ini, bisa membuat Heru cepat menikahi Kalina," bela Kalina."Memang! Heru cepat untuk menikah denganmu, tapi pada akhirnya apa? Dia yang membatalkan pernikahannya dan melaporkan kamu ke penjara!""Maaf, papi!""Huft! Sudah tenang! Jika masalah sudah selesai, kau kemari saja! Tak usah lagi pikirin Heru! Papi butuh kamu di Hongkong! Mulai hidup baru dengan papi!"Kalina
"Dimanakah ibu Bella, sekarang?" tanya Hotman Ferris kembali."Terakhir, ketika kami kehilangan Sarah dan ibunya, pada waktu kami sedang mengikutinya, ibu Bella memberi kami sejumlah uang untuk menyuruh kami untuk mengecek di area pelabuhan, terminal, stasiun di pulau Jawa, jadi kami pulang ke Jawa.""Lalu, siapakah Ningrum itu?""Bos Kalina yang mengganti nama Bella menjadi Ningrum agar tidak mudah dilacak," jawab Hercules dengan keadaan tertunduk."Berarti dalang untuk melakukan pembunuhan adalah Kalina atau Bella?" tanya Hotman Ferris."Bukan aku pelakunya!! Tante Bella yang melakukannya!!" teriak Kalina.Tok! Tok! Tok!! "Sekali lagi mohon tersangka tidak berbicara sebelum gilirannya! Jika sekali lagi tersangka mengganggu jalannya persidangan, maka saya perintahkan tersangka untuk kembali ke ruang selnya," ancam Hakim."Mereka adalah yang menyuruh kami untuk mencelakai Sarah dengan ibunya," ringis Hercules.
"Ogah! Gue gak mau bekas orang. Lo aja kasih orang, apalagi gue, hahaha!" jawab Setiawan."Hahaha, setiap kejahatan, pasti ada hukumannya. Thanks bro, buat hasilnya," ucap Heru."Okey, gue balik ke klinik dulu, thanks buat ngopinya," pamit Setiawan meninggalkan Heru.Dengan tersenyum, Heru pun kembali ke kantornya.***"Kalina Sugiharta?" tanya polisi dengan pakaian lengkap datang ke rumah Heru."I, iya, saya, ada apa yah pak?" tanya Kalina dengan cemas melihat beberapa orang polisi dengan berpakaian lengkap membawa surat tugas penahanan."Kami membawa surat tugas untuk menahan ibu Kalina Sugiharta untuk dimintai keterangan perihal dugaan rencana pembunuhan atas Sarah Tjokroaminoto dan ibunya, Helena.""A, apa? Tapi saya tidak melakukan apa-apa!" jawab Kalina dengan panik, emosi dan tidak terima."Anda bisa menjawabnya di kantor polisi. Sebaiknya, sekarang anda bersiap untuk kami bawa ke kantor polisi," perintah polisi."Tidak! Saya tidak mau pergi!! Saya tidak melakukan apapun! Pergi!
"Tamu? Gak kok, aku sendirian aja disini. Bagaimana meetingnya?" Tanya Kalina mengalihkan pembicaraan."Cukup bagus. Mungkin dalam waktu dekat, proyek akan segera berjalan. Tunggu beberapa kali pertemuan. Mungkin bulan depan. Sekarang aku mau mencari tenaga profesional untuk menangani perusahaan baru itu," ucap Heru melangkah ke kamar mandi."Fiuh! Untung Mike cepat pulang, gue pikir Heru gak bakalan pulang hari ini," gumamnya sambil mengoleskan krim malam ke wajahnya. Dipakainya lingeri untuk merayu Heru dan ditutupnya dengan bathrobe. Tidak lupa rambutnya dikeringkan dengan hair dryer dan disemprotkan minyak wangi untuk memikat Heru.Tak lama Heru pun selesai mandi dan bersiap untuk ke ruang kerjanya, "Loh, Sayang, mau kemana?" Kalina tampak kecewa Heru tidak mengindahkan dirinya."Aku mau ke ruang kerja dahulu. Ada beberapa laporan yang harus aku cek," ucap Heru keluar dari kamar menuju ruang kerja.Dinyalakan lampu dan dibuka laptopny
***"Bagaimana dok, sudah bisa pulang?" tanya Heru."Lukanya sudah mengering, bisa pulang hari ini," jawab dokter selesai memeriksa Sarah. Helena tersenyum senang sudah seminggu lebih dia berada di rumah sakit, akhirnya Sarah boleh keluar."Aku akan memesan tiket pesawat untuk kita bertiga," ucap Heru dengan senang. Sarah mengemasi barang-barang dibantu oleh Helena. Setelah menyelesaikan segala hal administrasi rumah sakit, Heru, Sarah dan Helena naik taksi menuju bandara. Sebagian barang dikirim melalui jasa kurir, sedangkan Sarah dan Helena hanya membawa apa yang diperlukan pada saat naik pesawat.Helena duduk di dekat jendela, Sarah ditengah dan Heru disampingnya. Digenggamnya tangan Sarah dan diletakkan pada dadanya. Sarah merasa risi, tapi tidak dihiraukannya, bahkan Heru mencium jari jemari tangan Sarah."Bisakah kau hentikan itu?" tanya Sarah berbisik, karena dia tidak ingin bundanya mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh Heru.