Home / Urban / AWAN - THE NEXT SANJAYA / 57. SEBERAPA JENIUS DIA?

Share

57. SEBERAPA JENIUS DIA?

Author: sutan sati
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Banyak yang tidak percaya jika SMA Persada hanya mendaftarkan 27 peserta untuk sesi kedua ini.

Hal itu menguatkan asumsi banyak orang jika SMA Persada akan memberi porsi lebih untuk salah satu perwakilan mereka. Tidak perlu menebak siapa orangnya, mereka yang sebelumnya mendengar percakapan antara Jesika dan Awan, sudah menduga jika peserta tersebut adalah Awan, si peraih medali emas di sesi pertama.

Meski begitu, hampir tidak ada yang percaya jika Awan akan mampu menyapu bersih empat kategori yang diikutinya. Kecuali dia adalah manusia super jenius atau ada kecurangan terselubung antara Awan dan pihak penyelenggara.

Tapi, untuk kemunginan kedeua sangat kecil kemungkinannya.

Bagaimanapun, olimpiade kali ini diadakan oleh lembaga independen dan sudah terjamin kenetralannnya serta tim pembuat soal yang berbeda-beda pula. Selain itu, demi menjaga kerahasiaan soal-soal yang diujikan dalam olimpiade kali ini, semua tim ahli pembuat soal bahkan tidak dibiarkan saling berkomunikasi satu sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
sulis tiyono
kapan cerita ny dilanjut????
goodnovel comment avatar
fsariul
buat author mending kasih kabar kalao berhalangan update, biar penggemar gak kecewa.
goodnovel comment avatar
Stanely kuta
Cuma bikin kecewa nunggu cerita nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   58. TATAPAN CEWEK MISTERIUS

    "Kita tidak bisa menunda lagi. Rencananya harus dijalankan sekarang!""Tapi, lombanya masih berlangsung.""Benar! Sebaiknya, biarkan dia mendapatkan semua medalinya terlebih dahulu dan setelah itu, kita baru mengeksekusi rencananya. Hasilnya akan jauh lebih memuaskan. Awan sialan itu mungkin tidak akan pernah menyangkanya, saat ia mendapat penghargaan dan semua perhatian, saat itu akan menjadi hari kehancurannya."Farhan dan kelompok yang sakit hati pada Awan sedang mendiskusikan rencana untuk menjatuhkan Awan. Terutama, dalam sesi dua sebelumnya, pacar Farhan mendapat peringkat terbawah dan jatahnya terpaksa diberikan pada Awan. Hal itu membuat Farhan tidak bisa menahan diri lebih lama dan ingin melampiaskan kemarahannya.Karena alasan yang sama, membuat Farhan berniat memajukan rencananya. Jika sebelumnya, mereka berencana menjebak Awan saat malam hari.Namun, setelah melihat perkembangan situasinya, dimana Awan telah berhasil memenangkan semua kategori yang ia ikuti, membuat keben

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   59. CEWEK GILA!

    Tidak ingin terjebak dalam situasi ambigu seperti itu, Awan berniat melarikan diri dan buru-buru pergi dari sana.Hanya saja, saat ia sudah bersiap untuk pergi, cewek misterius tersebut sudah lebih dulu menghalangi jalannya, "Tunggu! Apa kamu masih ingin kabur lagi? Mana janjimu dulu?""Hah?"Awan terkejut tiba-tiba disodori pertanyaan seperrti itu. Kesannya, seperti ia sudah berhutang janji pada cewek berparas manis tersebut. Padahal, Awan sama sekali tidak ingat pernah mengenal cewek tersebut. Lalu, kapan ia pernah membuat janji dengannya?"Jangan pura-pura lupa! Kamu sendiri yang berjanji waktu itu, 'kan?"Janji? Janji apaan? Awan jadi tambah bingung.Cewek di depannya menagih janjinya dengan mamasang wajah yang super serius dan kini, beberapa peserta yang waktu itu telah menyelesaikan ujiannya jadi ikut berhenti dan memperhatikan mereka.Kondisi seperti ini mulai membuat Awan merasa tidak nyaman. Kalau tidak segera diselesaikan, khawatirnya semua orang akan mengira kalau ia telah

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   60. DIJEBAK!

    "Cepat, cepat tangkap bajingan ini!" Farhan ingin menjadikan kesempatan itu untuk sekalian melampiaskan kebenciannya. Dia maju dengan bersemangat dan langsung melayangkan pukulan ke arah Awan.Namun, Farhan salah besar jika berpikir Awan akan menerima mentah-mentah pukulannya begitu saja.Saat pukulan Farhan akan mengenai Awan, Farhan merasakan pukulannya hanya memukul udara kosong yang membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan. Awan dengan santai menggeser badannya sedikit mundur dan dengan mudah menghindari pukulan Farhan. Karena sudah terbiasa berkelahi, menghindari pukulan amatir seperti itu adalah hal yang sangat mudah baginya, Awan bergerak secara reflek. Jadi, ia tidak hanya sekedar menghindar, Awan dengan gerakan cepat melayangkan pukulan tajam yang tepat menghantam ulu hati Farhan.Baam!"Uhuk!"Farhan yang tidak pernah berkelahi seumur hidupnya, tersentak hebat ketika menerima pukulan tersebut. Posisi badannya sempat tertekuk yang membuat isi perutnya seakan terguncang. Jik

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   61. DIINCAR PEMBUNUH BAYARAN

    "Kamu ingin aku keluar dari sekolah? Tidak masalah! Aku tahu kamu bisa mengeluarkanku, tapi kamu tidak perlu repot-repot melakukannya. Mulai detik ini, aku tidak ada hubungannya dengan SMA Persada."Glegar!Seperti guntur, ucapan Awan tegas dan lantang tanpa keraguan sedikitpun.Setelah selesai mengucapkan kalimat itu, Awan pun berlalu melewati Jesika tanpa melihatnya sama sekali. Awan sudah terlanjur kecewa dengan sikap Jesika.Meski masih ingin membela diri dan membuktikan kalau dirinya tidak bersalah, Awan merasa semua itu percuma saat ini. Sekarang, ia sudah di cap sebagai penjahat kelamin dan tidak bermoral. Jesika sebagai senior yang ia harapkan akan berlaku adil, ternyata juga turut menghakiminya.Karena itu, di tengah cemoohan dan cibiran semua orang, Awan memutuskan untuk pergi dari sana dan terpaksa menerima semua penghinaan itu.Seumur hidup, Awan tidak pernah menerima penghinaan seperti ini. Ia tidak akan pernah melupakanny

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   62. PENYESALAN JESIKA

    Setelah kepergian Awan, Jesika berada dalam dilema. Ia masih teringat jelas dengan sorot mata kecewa Awan.Awan tampak begitu kecewa padanya. Seharusnya, ia bisa lebih mengedepankan praduga tidak bersalah dan berpikir lebih jernih sehingga bisa bersikap lebih adil. Namun yang terjadi, Jesika terlalu terbawa perasaan. Entah kenapa, mendengar Awan telah melecehkan wanita lain membuatnya marah dan kecewa dengan cowok jenius tersebut.Itu sebabnya, bukannya mencari fakta yang sebenarnya, Jesika justru bersikap tidak adil dan menyalahkan Awan seperti yang lainnya. Ia bahkan telah mengusir Awan, sesuatu yang tidak seharusnya ia lakukan.Sekarang, Awan pasti sangat kecewa terhadap dirinya. Namun, semua telah terjadi, nasi telah menjadi bubur. Sekarang, di dalam hatinya, Jesika mulai merasa bersalah karena tindakannya sebelumnya.Saat ditanya oleh Nadira, Jesika bicara apa adanya, "Dia, dia sudah pergi.""Apa kalian mengusirnya? Bagaimana bisa kalian bersi

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   63. AWAN DALAM BAHAYA

    "Cepat, cari tahu posisi tuan muda! Kita harus segera menemukan tuan muda dan memberikan kalung ini sebelum tengah malam."Dua orang pria yang sebelumnya mengikuti bu Siti sedang berbicara dengan nada serius sambil menghubungi rekan mereka lewat panggilan rahasia.Keduanya ditugaskan oleh kediaman utama Sanjaya untuk memberikan kalung peninggalan kepala klan pada Awan. Mereka tidak memiliki waktu banyak, karena tepat tengah malam ini adalah pergantian waktu dimana Awan memasuki usia ke tujuh belasnya. Saat itu, kekuatan keturunannya akan bangkit. Sementara, Awan tidak pernah menjalani pelatihan sama sekali, sehingga ia rentan berada dalam bahaya dan kemungkinan bisa kehilangan nyawanya saat kekuatannya bangkit nanti.Sementara kepala klan Sanjaya tidak ada, hanya kalung peninggalannya tersebut yang dapat membantu Awan melewati proses kebangkitannya.Hanya saja, di saat seperti ini kedua utusan dari pasukan biru klan Sanjaya tersebut justru tidak dapat menemukan Awan, karena Awan suda

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   64. DIINCAR BANYAK PEMBUNUH

    Saat ini di dalam kepala Awan banyak tersimpan pertanyaan dan semua itu mengarah pada satu kesimpulan yaitu tentang siapa orang yang diam-diam melindunginya selama ini?Orang itu tidak mungkin berasal dari keluarga mendiang ibunya. Awan tahu dengan jelas kalau ibunya sudah diusir dari keluarganya. Semenjak ibunya ketahuan hamil diluar nikah tanpa tahu siapa pria yang telah menghamilinya, keluarga ibunya sangat kecewa. Ibunya dianggap telah mencoreng nama baik keluarga dan nama ibunya telah dihapus dari daftar silsilah keluarga besar.Sejak saat itu, ibunya sudah tidak berhubungan lagi dengan pihak keluarganya.Awan pun tidak pernah mendengar ibunya menyinggung tentang keluarganya. Jadi, mustahil jika orang itu adalah keluarga dari pihak ibunya.Ayah sambungnya apalagi! Jika Cipta Mahendra bisa, ia tidak mungkin berakhir dalam penjara sekarang ini.Satu-satunya sosok yang terbayang dalam benak Awan adalah ayah kandung yang belum pernah ditemuinya hingga sekarang.Deg!'Apa benar 'dia'?

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   65. KEMUNCULAN SOSOK TIDAK TERDUGA

    Anggota pasukan biru klan Sanjaya dan Awan semakin terdesak setelah sekte Bulan Darah ikut datang untuk memburu Awan. Kelompok ini sebenarnya berasal dari Asia Selatan yang kini mulai menyebar jaring mereka ke wilayah Nusantara. Kalau bukan karena keberadaan Klan Atmaja, mereka mungkin sudah terang-terangan mendeklarasikan keberadaan mereka di negara ini. Sekarang, klan Atmaja lebih banyak pasif yang membuat sekte ini mulai tumbuh. Siapa sangka, mereka bahkan berani menargetkan keturunan klan Sanjaya. Entah siapa yang berada dibalik tindakan berani kelompok ini, yang jelas mereka pasti mengetahui identitas 'rahasia' Awan. Jika tidak, mereka tidak mungkin berani mengutus banyak anggota mereka hanya untuk memburu seorang remaja seperti Awan.Anggota pasukan biru cukup memahami hal itu. Itu sebabnya ia sudah membaca tujuan tersembunyi mereka saat menyebut identitas Awan secara terbuka seperti sebelumnya. Jika mereka adalah utusan klan Sanjaya, mereka tidak akan membukan identitas dan t

Latest chapter

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   179. BAJINGAN NEKAD

    "Apa yang mereka lakukan?""Bodoh! Mereka malah melakukannya sendiri tanpa perlu kita paksa. Hahaha!"Melihat dua tetua keluarga Saka yang dengan 'bodoh'nya coba menyelamatkan dua rekannmereka yang ada di tengah kolam membuat Edi tertawa terbahak-bahak. Ia melihat kalau keduanya sudah melakukan tindakan sangat bodoh tanpa menyadari ada sesuatu di bawah permukaan kolam.Benar saja, saat keduanya melintasi permukaan kolam yang tenang, monster ular yang sedang bersembunyi di bawah kolam langsung menyergap dan hampir saja menelan keduanya secara hidup-hidup. Jika saja Awan tidak datang tepat waktu, niscaya keduanya sudah berpindah alam dan menjadi bagian dari isi perut sang ular.Meski begitu, apa yang dilakukan Awan tidak memberi dampak apa-apa selain hanya berhasil mengalihkan perhatian si ular. Bahkan dengan serangan seperti itu tidak meninggalkan satu goresan di permukaan kulit ular monster tersebut.Edi tertawa mencemooh, "Hahaha, dia pikir dia siapa? Menyerang binatang spritual ting

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   178. KEMUNCULAN SOSOK ULAR RAKSASA

    Di tempat lain.Ribuan binatang spritual berlarian masuk ke dalam gua seolah sedang berlomba untuk berebut makanan. Derap langkah mereka yang besar membuat seluruh gua bergetar hebat seolah sedang dilanda gempa bumi.Pemandangan ini akan membuat siapapun gemetar ketakutan. Bahkan tiga tetua pembentukan jiwa yang dibawa oleh Edi tidak urung merasa khawatir. Jika jumlahnya puluhan, mereka mungkin masih dapat dengan mudah membunuhnya layaknya menginjak kawanan semut.Namun, jika jumlahnya sudah sebanyak ini, mereka tidak akan bisa keluar tanpa cidera."Tuan muda, situasi ini tidak terlihat bagus. Kita harus bergerak cepat!""Tetua, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Edi yang ditanya seperti itu justru balik bertanya dengan ekspresi bingung dan tegang.Kepercayaan diri yang ia tunjukkan beberapa menit sebelumnya sudah berubah menjadi ekspresi tegang. Rencana yang seharusnya mudah justru menjadi sangat sulit saat ini. Meskipun mereka berhasil mendapatkan teratai bumi dan inti monster

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   177. PENGKHIANAT

    "Tetua Arsyad, kenapa anda berhenti di sini?" Tanya salah seorang prajurit keluarga Saka heran.Karena tetua Arsyad yang memimpin mereka tiba-tiba berhenti, membuat semua orang di belakangnya ikut berhenti dan menatapnya dengan penuh tanya,Seharusnya mereka harus bergegas kembali ke kediaman keluarga Saka. Karena disamping mereka harus membawa pil untuk kepala keluarga, mereka juga harus segera melaporkan tentang misi penyelamatan dua tetua mereka yang dipimpin oleh Dian dan meminta tim bantuan.Namun, bukannya harus bergegas kembali, tindakan tetua Arsyad yang tiba-tiba berhenti dan menunjukkan gelagat mencurigakan membuat semua orang kebingungan."Cony, serahkan pilnya padaku!" Ujar tetua Arsyad mengulurkan tangannya."Tetua, apa maksudmu? Kita harus bergegas kembali dan melapor pada keluarga utama." Ujar prajurit Cony tidak langsung menuruti permintaan seniornya tersebut."Apa perintahku kurang jelas? Cepat, serahkan pil itu padaku!" Ulang tetua Arsyad dingin."Maaf, tetua! Kami t

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   176. SIAPA MENJEBAK SIAPA

    Ternyata, Awan sudah memperhitungkan semua kemungkinan bahaya yang dapat membahayakan dirinya dan orang-orang disekitarnya. Itu termasuk semua orang yang pernah menentang Awan seperti halnya kelompok Shelma.Tetua Dion sempat meragukan kecurigaan Awan saat itu. Menurutnya, Shelma seperti halnya semua prajurit dalam keluarga Saka adalah karakter yang sangat loyal. Karena salah satu persyaratan agar mereka bisa diterima sebagai prajurit keluarga Saka adalah mereka harus bersumpah setia menggunakan darah yang membuat mereka tidak bisa mengkhianati keluarga Saka.Hanya saja, alasan akan cukup masuk akal dengan menjelaskan kalau dirinya hanya orang luar yang membuat Shelma ataupun rekan-rekannya bisa saja menghabisi dirinya. Ditambah jika ada seseorang yang mampu meyakinkan mereka.Siapa lagi, kalau bukan Edi Purnama.Itu sebabnya, sesaat sebelum masuk ke dalam gua, sesuai dengan arahan Awan, tetua Dion sengaja memberi tanggungjawab pada Shelma dan rekan-rekannya secara khusus menjaga keam

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   175. DIA TIDAK AKAN MEMBUNUHKU

    Edi sempat salah tingkah saat Awan tiba-tiba bertanya padanya dan menjawab dengan nada agak tinggi, "Apa maksudmu bertanya seperti itu? Bagaimana aku tahu apa yang ada di dalam sana! Seperti kata Dian, seharusnya kita menyelamatkan tetua Elang dan tetua Evan sebelum ular monster itu kembali.""Begitukah?" Ujar Awan dengan senyum licik yang membuat Evan merasa gelisah layaknya seorang maling yang baru saja tertangkap basah."Bagaimana kalau kamu sudahi saja sandiwara ini, tuan muda Edi? Atau, aku sendiri yang akan membongkar kebohonganmu?""Kebohongan apa maksudmu? Jika ada yang perlu dicurigai di sini maka itu adalah kamu. Kita semua sudah melihat kalau dua tetua Saka ada di sana. Tapi, bukannya bergegas menyelamatkan mereka, bajingan ini justru membuat tuduhan tidak mendasar dan mengulur waktu yang membuat nyawa mereka bisa saja tidak dapat diselamatkan." Balas Edi ketus dan membalikkan semua kesalahan pada Awan.Selain tetua Dion, para prajurit keluarga Saka tampak mulai termakan de

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   174. MASUK KE DALAM GUA

    Rombongan Awan masuk ke dalam gua.Gua itu sendiri memiliki lebar tidak lebih dari dua setengah meter.Hanya saja, siapapun yang masuk ke dalam gua akan merasakan tekanan yang sangat besar seolah mereka sedang memasuki mulut harimau. Tidak terkecuali mereka yang berada di ranah pembentukan inti seperti halnya tetua Dion dan yang lainnya. Mereka merasakan tekanan yang belum pernah mereka hadapi.Tidak heran, Dian yang berada di ranah pembentukan fondasi tampak begitu tertekan. Sampai-sampai ia tidak berani berada jauh dari sisi Awan. Berada di dekat Awan satu-satunya cara yang membuatnya merasa agak aman.Karena di dalam gua terdapat binatang spritual tingkat empat dan juga lebar gua yang relatif sempit, mereka tidak memiliki pilihan selain berjalan kaki dan berusaha untuk menyembunyikan hawa keberadaan mereka.Hanya saja, belum lama mereka berjalan masuk ke dalam gua, mereka terpaksa berhenti karena di depan mereka terdapat beberapa lorong.Tanpa mereka sadari, gua tempat mereka ber

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   173. KITA IKUTI RENCANANYA

    Keserakahan terkadang membuat seseorang bisa kehilangan akal sehat dan nuraninya. Itulah yang terjadi pada Edi Purnama.Menurut Awan, Edi memiliki tujuan utama yang membuatnya sampai rela menjadikan wanita yang disukainya sebagai alat untuk mendapatkan keinginannya. Bisa jadi, Awan dan tim keluarga Saka akan dijadikan sebagai pengalih perhatian.Hanya saja, Awan tidak bisa menyimpulkan apa yang sedang dicari oleh Edi sampai berani mengorbankan banyak orang untuk mendapatkan keinginannya. Yang bisa dilakukan Awan saat ini adalah mengikuti permainan Edi dan membuat langkah antisipasi untuk menghindari jatuhnya korban di pihak mereka.Setelah menjelaskan rencananya pada tetua Dion, Awan lalu membuat pil pemulihan untuk kepala keluarga Saka seperti janjinya. Yang mengejutkan, pembuatan pil ini sendiri tidak menggunakan tungku alkimia seperti kebanyakan alkemis lainnya dan Awan bahkan hanya membutuh waktu kurang dari lima menit untuk memurnikan empat pil tingkat atas."Astaga! Dokter jeni

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   172. RENCANA AWAN

    Awan dan tetua Dion sampai di area pinggir hutan yang relatif sangat sepi dan bagian belakang mereka adalah tebing yang cukup tinggi. Sebuah tempat yang cukup ideal untuk meramu pil."Dokter jenius Awan, katakan saja, apa yang anda ingin saya lakukan?" Tanya tetua Dion begitu hanya ada mereka berdua di tempat tersebut.Awan tersenyum kecil dan berkata, "Hmn, tetua Dion sangat bijak. Saya kagum, tetua dapat membaca maksud saya mengajak anda ke sini.""Jangan mengejek saya, dokter jenius Awan! Di depan anda, saya justru tidak ada apa-apanya.""Saat anda mengajak saya untuk menjaga anda membuat pil, saya menyadari kalau ada sesuatu yang anda inginkan dari saya tapi tidak ingin diketahui oleh yang lainnya. Saya melihat anda dapat mengalahkan hewan spritual tingkat tiga dengan mudah. Bagi orang lain, mungkin itu suatu keberuntungan karena mengira tetua Armen sudah tenaga dan melukai monster itu sebelumnya. Tapi, saya tidak melihatnya demikian. Ular itu bahkan tidak terluka sama sekali oleh

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   171. DOKTER DAN JUGA ALKEMIS

    "Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Dian meminta saran Awan dan para tetua.Meski dalam hati Dian sangat ingin menyelamatkan dua orang tetuanya yang ditangkap oleh monster ular tersebut. Namun, Dian masih dapat mengendalikan ketenangannya dan mempertimbangkan jalan terbaik yang harus mereka ambil.Misi menyelamatkan dua tetuanya jelas adalah misi yang hampir mustahil. Pertama, mereka tidak tahu bagaimana nasib kedua tetua tersebut saat ini. Entah mereka masih hidup atau sudah mati. Kedua, kalaupun mereka nekad pergi menyelamatkan keduanya, peluang keberhasilan mereka sangatlah kecil.Bagaimanapun lawan yang menanti mereka adalah binatang spritual tingkat empat. Sementara mereka hanya memiliki empat ahli pembentukan inti tahap menengah. Itupun jika Edi Purnama bersedia membantu mereka serta ditambah oleh lima orang pembentukan inti tahap awal.Untuk Awan sendiri, Dian tidak mungkin melibatkannya dalam misi berbahaya ini. Bagaimanapun, Awan adalah harapan kesembuhan kakeknya.

DMCA.com Protection Status