Beranda / Urban / AWAN - THE NEXT SANJAYA / 52. BERANGKAT OLIMPIADE

Share

52. BERANGKAT OLIMPIADE

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Keesokkan harinya.

Awan dengan sedikit enggan naik ke atas bus sekolah. Ini pertama kalinya ia naik ke atas bus milik inventaris sekolahnya tersebut. Meski tidak semewah bus RA Internasional High School, sekolah swasta berkelas internasional yang terkenal dengan fasilitas mewahnya. Tapi bus milik sekolahnya juga cukup nyaman.

Bus ini akan membawa perwakilan sekolahnya untuk ikut olimpiade kali ini.

Setiap orang sudah memiliki nomor bangkunya masing-masing, jadi Awan mencari letak bangkunya. Untuk hal kecil seperti ini, Awan merasa tidak perlu menanyakannya pada siswa lain yang telah duduk di dalam bus. Pertama, ia tidak kenal dekat dengan mereka. Kedua, sebagian besar dari mereka jelas tidak menyukai Awan, terutama para cowok. Ketidaksukaan itu sudah mereka tunjukkan saat latihan pra olimpiade sebelumya, di mana Awan tertidur di dalam kelasnya.

Di antara orang-orang ini, hanya ada satu orang yang melambaikan tangannya ke arah Awan.

Siapa lagi kalau bukan Anggie.

Sambil tersenyum lebar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Stanely kuta
Updated nya kapan ya.... udah beberapa hari ni nunggu belum ada
goodnovel comment avatar
Faiz Nuha
kapan update lagi min?
goodnovel comment avatar
fadly ghifary
request update yg banyak Thor, ok!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   53. RENCANA JAHAT

    "Kita tidak bisa mendiamkannya begini saja. Apa hak si Awan bisa duduk dengan kak Jessie? Aku yakin dia cuma modal orang 'dalam' saja, makanya dia bisa ikut olimpiade ini. Tukang tidur seperti dia bisa apa?" "Iya, aku yakin juga begitu! Kabarnya Awan direkomendasikan oleh kepala sekolah langsung. Kalau tidak, mustahil dia bisa ikut." "Dia bisa duduk di depan bersama kak Jessie pasti karena perintah kepala sekolah. Entah sogokan apa yang diberikan Awan, sampai mendapat posisi strategis seperti ini." "Orang seperti dia tidak bisa didiamkan begitu saja. Kita harus memberinya pelajaran. Apa kalian rela, pas pulang nanti si Awan masih duduk di sebelah kak Jessie?" Sekelompok siswa cowok yang dipimpin oleh Farhan, teman sekelas Awan sedang memimpin kawan-kawannya yang ikut olimpiade untuk berkonspirasi menjatuhkan Awan. Semua itu dipicu karena kecemburuan mereka karena Awan berhasil ikut di menit-menit terakhir dan alasan utama yang membuat mereka semakin membenci Awan, yaitu karena Awa

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   54. BAGAIMANA KALAU KITA TARUHAN?

    Saat Awan keluar, ia hanya mengenakan selembar handuk sebagai penutup bagian bawah tubuhnya. Wajar saja Jesika tidak berani menatapnya secara langsung. Bahkan, semua kalimat makian yang sebelumnya sudah siap ia lampiaskan seolah menghilang entah kemana.Wajah Jesika memerah seperti kepiting rebus.Bagaimanapun, ia masih gadis yang polos. Kalaupun ia pernah melihat tubuh cowok, itupun adalah tubuh adiknya yang bahkan masih belum usia baligh.Tubuh Awan tidak terlalu berotot layaknya binaragawan. Tapi cukup proporsional dengan beberapa cetakan roti sobek dibagian perut serta tinggi yang ideal dan wajah yang tampan. Membuat wanita manapun akan terpesona dengan penampilannya. Awan yang cuek mungkin tidak terlalu memperhatikan hal ini. Tapi tidak bagi wanita yang melihatnya. Seperti halnya Jesika sekarang. Tubuhnya merinding seakan ada ratusan ulat yang sedang merayapi permukaan kulitnya dalam waktu bersamaan dan jantungnya berdetak dengan semakin cepat.Salah Awan juga, ia terpaksa mandi

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   55. MANA HADIAHKU?

    Total ada sembilan puluh kategori yang diperlombakan dalam olimpiade yang diikuti oleh Awan dan kawan-kawan. Di mana aturannya, setiap sekolah hanya boleh mengirim satu perwakilan untuk setiap kategorinya.Dengan aturan ini, maka setiap peserta dapat mengikuti lebih dari satu kategori lomba selama tidak ada peserta dari sekolah yang sama.Disnilah peran setiap guru pembimbing dari perwakilan sekolah untuk mengatur setiap perwakilan mereka dan menempatkan setiap anak asuh mereka sesuai dengan keunggulannya masing-masing.Layaknya permainan catur, mereka akan memperhatikan setiap pergerakan lawan sebelum menentukan bidak mana yang akan mereka jalankan pertama kali dan setiap langkah berikutnya. Sederhananya, mereka sudah mencari informasi tentang peserta-peserta dari sekolah lain yang ikut olimpiade kali ini. Karena itu, jika ingin memenangkan setiap kategori lomba, mereka harus menghindari lawan kuat agar peserta mereka tidak kalah sia-sia dan memilih kategori ya

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   56. JESIKA YANG TIDAK MAU RUGI

    Sempat gugup karena ditagih seperti itu di depan umum oleh Awan, Jesika akhirnya berhasil mendapatkan ketenangannya kembali.Bagaimanapun, ia adalah gadis yang cerdas. Bagaimana mungkin ia tidak bisa melepaskan diri dari situasi terjepit seperti itu.Jesika berpikir cepat mencari jalan keluar agar ia bisa lepas dari perjanjiannya dengan Awan. Jelas, ia tidak mau rugi dan memanfaatkan celah kelemahan dari perjanjiannya dengan Awan untuk melepaskan diri dari perjanjian mereka.Lalu, setelah berhasil mendapatkan ketenangannya kembali, Jesika tersenyum licik dan membalas ucapan Awan, "Siapa bilang perjanjiannya hanya satu medali emas? Masih ada dua sesi lagi. Kalau kamu berhasil memenangkan dua medali emas lagi, aku berjanji akan memenuhi perjanjian kita. Bagaimana?"Disinilah letak cerdiknya Jesika. Ia sengaja tidak menyebutkan isi perjanjiannya di depan semua orang. Sehingga semua orang hanya bisa menebak dengan liar pernjanjian di antara keduanya. Di sisi lain, mendengar jawaban Jesik

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   57. SEBERAPA JENIUS DIA?

    Banyak yang tidak percaya jika SMA Persada hanya mendaftarkan 27 peserta untuk sesi kedua ini. Hal itu menguatkan asumsi banyak orang jika SMA Persada akan memberi porsi lebih untuk salah satu perwakilan mereka. Tidak perlu menebak siapa orangnya, mereka yang sebelumnya mendengar percakapan antara Jesika dan Awan, sudah menduga jika peserta tersebut adalah Awan, si peraih medali emas di sesi pertama.Meski begitu, hampir tidak ada yang percaya jika Awan akan mampu menyapu bersih empat kategori yang diikutinya. Kecuali dia adalah manusia super jenius atau ada kecurangan terselubung antara Awan dan pihak penyelenggara. Tapi, untuk kemunginan kedeua sangat kecil kemungkinannya.Bagaimanapun, olimpiade kali ini diadakan oleh lembaga independen dan sudah terjamin kenetralannnya serta tim pembuat soal yang berbeda-beda pula. Selain itu, demi menjaga kerahasiaan soal-soal yang diujikan dalam olimpiade kali ini, semua tim ahli pembuat soal bahkan tidak dibiarkan saling berkomunikasi satu sa

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   58. TATAPAN CEWEK MISTERIUS

    "Kita tidak bisa menunda lagi. Rencananya harus dijalankan sekarang!""Tapi, lombanya masih berlangsung.""Benar! Sebaiknya, biarkan dia mendapatkan semua medalinya terlebih dahulu dan setelah itu, kita baru mengeksekusi rencananya. Hasilnya akan jauh lebih memuaskan. Awan sialan itu mungkin tidak akan pernah menyangkanya, saat ia mendapat penghargaan dan semua perhatian, saat itu akan menjadi hari kehancurannya."Farhan dan kelompok yang sakit hati pada Awan sedang mendiskusikan rencana untuk menjatuhkan Awan. Terutama, dalam sesi dua sebelumnya, pacar Farhan mendapat peringkat terbawah dan jatahnya terpaksa diberikan pada Awan. Hal itu membuat Farhan tidak bisa menahan diri lebih lama dan ingin melampiaskan kemarahannya.Karena alasan yang sama, membuat Farhan berniat memajukan rencananya. Jika sebelumnya, mereka berencana menjebak Awan saat malam hari.Namun, setelah melihat perkembangan situasinya, dimana Awan telah berhasil memenangkan semua kategori yang ia ikuti, membuat keben

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   59. CEWEK GILA!

    Tidak ingin terjebak dalam situasi ambigu seperti itu, Awan berniat melarikan diri dan buru-buru pergi dari sana.Hanya saja, saat ia sudah bersiap untuk pergi, cewek misterius tersebut sudah lebih dulu menghalangi jalannya, "Tunggu! Apa kamu masih ingin kabur lagi? Mana janjimu dulu?""Hah?"Awan terkejut tiba-tiba disodori pertanyaan seperrti itu. Kesannya, seperti ia sudah berhutang janji pada cewek berparas manis tersebut. Padahal, Awan sama sekali tidak ingat pernah mengenal cewek tersebut. Lalu, kapan ia pernah membuat janji dengannya?"Jangan pura-pura lupa! Kamu sendiri yang berjanji waktu itu, 'kan?"Janji? Janji apaan? Awan jadi tambah bingung.Cewek di depannya menagih janjinya dengan mamasang wajah yang super serius dan kini, beberapa peserta yang waktu itu telah menyelesaikan ujiannya jadi ikut berhenti dan memperhatikan mereka.Kondisi seperti ini mulai membuat Awan merasa tidak nyaman. Kalau tidak segera diselesaikan, khawatirnya semua orang akan mengira kalau ia telah

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   60. DIJEBAK!

    "Cepat, cepat tangkap bajingan ini!" Farhan ingin menjadikan kesempatan itu untuk sekalian melampiaskan kebenciannya. Dia maju dengan bersemangat dan langsung melayangkan pukulan ke arah Awan.Namun, Farhan salah besar jika berpikir Awan akan menerima mentah-mentah pukulannya begitu saja.Saat pukulan Farhan akan mengenai Awan, Farhan merasakan pukulannya hanya memukul udara kosong yang membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan. Awan dengan santai menggeser badannya sedikit mundur dan dengan mudah menghindari pukulan Farhan. Karena sudah terbiasa berkelahi, menghindari pukulan amatir seperti itu adalah hal yang sangat mudah baginya, Awan bergerak secara reflek. Jadi, ia tidak hanya sekedar menghindar, Awan dengan gerakan cepat melayangkan pukulan tajam yang tepat menghantam ulu hati Farhan.Baam!"Uhuk!"Farhan yang tidak pernah berkelahi seumur hidupnya, tersentak hebat ketika menerima pukulan tersebut. Posisi badannya sempat tertekuk yang membuat isi perutnya seakan terguncang. Jik

Bab terbaru

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   179. BAJINGAN NEKAD

    "Apa yang mereka lakukan?""Bodoh! Mereka malah melakukannya sendiri tanpa perlu kita paksa. Hahaha!"Melihat dua tetua keluarga Saka yang dengan 'bodoh'nya coba menyelamatkan dua rekannmereka yang ada di tengah kolam membuat Edi tertawa terbahak-bahak. Ia melihat kalau keduanya sudah melakukan tindakan sangat bodoh tanpa menyadari ada sesuatu di bawah permukaan kolam.Benar saja, saat keduanya melintasi permukaan kolam yang tenang, monster ular yang sedang bersembunyi di bawah kolam langsung menyergap dan hampir saja menelan keduanya secara hidup-hidup. Jika saja Awan tidak datang tepat waktu, niscaya keduanya sudah berpindah alam dan menjadi bagian dari isi perut sang ular.Meski begitu, apa yang dilakukan Awan tidak memberi dampak apa-apa selain hanya berhasil mengalihkan perhatian si ular. Bahkan dengan serangan seperti itu tidak meninggalkan satu goresan di permukaan kulit ular monster tersebut.Edi tertawa mencemooh, "Hahaha, dia pikir dia siapa? Menyerang binatang spritual ting

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   178. KEMUNCULAN SOSOK ULAR RAKSASA

    Di tempat lain.Ribuan binatang spritual berlarian masuk ke dalam gua seolah sedang berlomba untuk berebut makanan. Derap langkah mereka yang besar membuat seluruh gua bergetar hebat seolah sedang dilanda gempa bumi.Pemandangan ini akan membuat siapapun gemetar ketakutan. Bahkan tiga tetua pembentukan jiwa yang dibawa oleh Edi tidak urung merasa khawatir. Jika jumlahnya puluhan, mereka mungkin masih dapat dengan mudah membunuhnya layaknya menginjak kawanan semut.Namun, jika jumlahnya sudah sebanyak ini, mereka tidak akan bisa keluar tanpa cidera."Tuan muda, situasi ini tidak terlihat bagus. Kita harus bergerak cepat!""Tetua, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Edi yang ditanya seperti itu justru balik bertanya dengan ekspresi bingung dan tegang.Kepercayaan diri yang ia tunjukkan beberapa menit sebelumnya sudah berubah menjadi ekspresi tegang. Rencana yang seharusnya mudah justru menjadi sangat sulit saat ini. Meskipun mereka berhasil mendapatkan teratai bumi dan inti monster

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   177. PENGKHIANAT

    "Tetua Arsyad, kenapa anda berhenti di sini?" Tanya salah seorang prajurit keluarga Saka heran.Karena tetua Arsyad yang memimpin mereka tiba-tiba berhenti, membuat semua orang di belakangnya ikut berhenti dan menatapnya dengan penuh tanya,Seharusnya mereka harus bergegas kembali ke kediaman keluarga Saka. Karena disamping mereka harus membawa pil untuk kepala keluarga, mereka juga harus segera melaporkan tentang misi penyelamatan dua tetua mereka yang dipimpin oleh Dian dan meminta tim bantuan.Namun, bukannya harus bergegas kembali, tindakan tetua Arsyad yang tiba-tiba berhenti dan menunjukkan gelagat mencurigakan membuat semua orang kebingungan."Cony, serahkan pilnya padaku!" Ujar tetua Arsyad mengulurkan tangannya."Tetua, apa maksudmu? Kita harus bergegas kembali dan melapor pada keluarga utama." Ujar prajurit Cony tidak langsung menuruti permintaan seniornya tersebut."Apa perintahku kurang jelas? Cepat, serahkan pil itu padaku!" Ulang tetua Arsyad dingin."Maaf, tetua! Kami t

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   176. SIAPA MENJEBAK SIAPA

    Ternyata, Awan sudah memperhitungkan semua kemungkinan bahaya yang dapat membahayakan dirinya dan orang-orang disekitarnya. Itu termasuk semua orang yang pernah menentang Awan seperti halnya kelompok Shelma.Tetua Dion sempat meragukan kecurigaan Awan saat itu. Menurutnya, Shelma seperti halnya semua prajurit dalam keluarga Saka adalah karakter yang sangat loyal. Karena salah satu persyaratan agar mereka bisa diterima sebagai prajurit keluarga Saka adalah mereka harus bersumpah setia menggunakan darah yang membuat mereka tidak bisa mengkhianati keluarga Saka.Hanya saja, alasan akan cukup masuk akal dengan menjelaskan kalau dirinya hanya orang luar yang membuat Shelma ataupun rekan-rekannya bisa saja menghabisi dirinya. Ditambah jika ada seseorang yang mampu meyakinkan mereka.Siapa lagi, kalau bukan Edi Purnama.Itu sebabnya, sesaat sebelum masuk ke dalam gua, sesuai dengan arahan Awan, tetua Dion sengaja memberi tanggungjawab pada Shelma dan rekan-rekannya secara khusus menjaga keam

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   175. DIA TIDAK AKAN MEMBUNUHKU

    Edi sempat salah tingkah saat Awan tiba-tiba bertanya padanya dan menjawab dengan nada agak tinggi, "Apa maksudmu bertanya seperti itu? Bagaimana aku tahu apa yang ada di dalam sana! Seperti kata Dian, seharusnya kita menyelamatkan tetua Elang dan tetua Evan sebelum ular monster itu kembali.""Begitukah?" Ujar Awan dengan senyum licik yang membuat Evan merasa gelisah layaknya seorang maling yang baru saja tertangkap basah."Bagaimana kalau kamu sudahi saja sandiwara ini, tuan muda Edi? Atau, aku sendiri yang akan membongkar kebohonganmu?""Kebohongan apa maksudmu? Jika ada yang perlu dicurigai di sini maka itu adalah kamu. Kita semua sudah melihat kalau dua tetua Saka ada di sana. Tapi, bukannya bergegas menyelamatkan mereka, bajingan ini justru membuat tuduhan tidak mendasar dan mengulur waktu yang membuat nyawa mereka bisa saja tidak dapat diselamatkan." Balas Edi ketus dan membalikkan semua kesalahan pada Awan.Selain tetua Dion, para prajurit keluarga Saka tampak mulai termakan de

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   174. MASUK KE DALAM GUA

    Rombongan Awan masuk ke dalam gua.Gua itu sendiri memiliki lebar tidak lebih dari dua setengah meter.Hanya saja, siapapun yang masuk ke dalam gua akan merasakan tekanan yang sangat besar seolah mereka sedang memasuki mulut harimau. Tidak terkecuali mereka yang berada di ranah pembentukan inti seperti halnya tetua Dion dan yang lainnya. Mereka merasakan tekanan yang belum pernah mereka hadapi.Tidak heran, Dian yang berada di ranah pembentukan fondasi tampak begitu tertekan. Sampai-sampai ia tidak berani berada jauh dari sisi Awan. Berada di dekat Awan satu-satunya cara yang membuatnya merasa agak aman.Karena di dalam gua terdapat binatang spritual tingkat empat dan juga lebar gua yang relatif sempit, mereka tidak memiliki pilihan selain berjalan kaki dan berusaha untuk menyembunyikan hawa keberadaan mereka.Hanya saja, belum lama mereka berjalan masuk ke dalam gua, mereka terpaksa berhenti karena di depan mereka terdapat beberapa lorong.Tanpa mereka sadari, gua tempat mereka ber

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   173. KITA IKUTI RENCANANYA

    Keserakahan terkadang membuat seseorang bisa kehilangan akal sehat dan nuraninya. Itulah yang terjadi pada Edi Purnama.Menurut Awan, Edi memiliki tujuan utama yang membuatnya sampai rela menjadikan wanita yang disukainya sebagai alat untuk mendapatkan keinginannya. Bisa jadi, Awan dan tim keluarga Saka akan dijadikan sebagai pengalih perhatian.Hanya saja, Awan tidak bisa menyimpulkan apa yang sedang dicari oleh Edi sampai berani mengorbankan banyak orang untuk mendapatkan keinginannya. Yang bisa dilakukan Awan saat ini adalah mengikuti permainan Edi dan membuat langkah antisipasi untuk menghindari jatuhnya korban di pihak mereka.Setelah menjelaskan rencananya pada tetua Dion, Awan lalu membuat pil pemulihan untuk kepala keluarga Saka seperti janjinya. Yang mengejutkan, pembuatan pil ini sendiri tidak menggunakan tungku alkimia seperti kebanyakan alkemis lainnya dan Awan bahkan hanya membutuh waktu kurang dari lima menit untuk memurnikan empat pil tingkat atas."Astaga! Dokter jeni

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   172. RENCANA AWAN

    Awan dan tetua Dion sampai di area pinggir hutan yang relatif sangat sepi dan bagian belakang mereka adalah tebing yang cukup tinggi. Sebuah tempat yang cukup ideal untuk meramu pil."Dokter jenius Awan, katakan saja, apa yang anda ingin saya lakukan?" Tanya tetua Dion begitu hanya ada mereka berdua di tempat tersebut.Awan tersenyum kecil dan berkata, "Hmn, tetua Dion sangat bijak. Saya kagum, tetua dapat membaca maksud saya mengajak anda ke sini.""Jangan mengejek saya, dokter jenius Awan! Di depan anda, saya justru tidak ada apa-apanya.""Saat anda mengajak saya untuk menjaga anda membuat pil, saya menyadari kalau ada sesuatu yang anda inginkan dari saya tapi tidak ingin diketahui oleh yang lainnya. Saya melihat anda dapat mengalahkan hewan spritual tingkat tiga dengan mudah. Bagi orang lain, mungkin itu suatu keberuntungan karena mengira tetua Armen sudah tenaga dan melukai monster itu sebelumnya. Tapi, saya tidak melihatnya demikian. Ular itu bahkan tidak terluka sama sekali oleh

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   171. DOKTER DAN JUGA ALKEMIS

    "Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Dian meminta saran Awan dan para tetua.Meski dalam hati Dian sangat ingin menyelamatkan dua orang tetuanya yang ditangkap oleh monster ular tersebut. Namun, Dian masih dapat mengendalikan ketenangannya dan mempertimbangkan jalan terbaik yang harus mereka ambil.Misi menyelamatkan dua tetuanya jelas adalah misi yang hampir mustahil. Pertama, mereka tidak tahu bagaimana nasib kedua tetua tersebut saat ini. Entah mereka masih hidup atau sudah mati. Kedua, kalaupun mereka nekad pergi menyelamatkan keduanya, peluang keberhasilan mereka sangatlah kecil.Bagaimanapun lawan yang menanti mereka adalah binatang spritual tingkat empat. Sementara mereka hanya memiliki empat ahli pembentukan inti tahap menengah. Itupun jika Edi Purnama bersedia membantu mereka serta ditambah oleh lima orang pembentukan inti tahap awal.Untuk Awan sendiri, Dian tidak mungkin melibatkannya dalam misi berbahaya ini. Bagaimanapun, Awan adalah harapan kesembuhan kakeknya.

DMCA.com Protection Status