/ Thriller / AURORA / Episode 8.

공유

Episode 8.

작가: xynaerylynix
last update 최신 업데이트: 2021-09-15 17:00:52

Sedikit mengentakkan kakiku dengan sengaja karena kesal, Aku melangkah menuju Aquilla. Kuharap pria tampan itu masih berada di ruangannya.

Seonghwa benar-benar pergi, tanpa memberikanku sebuah kesempatan untuk menyusulnya karena rasa penasaran yang melambung tinggi ke atas langit. Alhasil, aku merasa kesal seperti seorang anak kecil yang ditinggal kakak tercintanya.

Dan itu membuatku merinding.

Aku terperanjat terkejut saat pintu coklat yang hendak kubuka tiba-tiba terbuka dengan sendirinya. Menampilkan wajah dingin Aquilla yang melemahkan sedikit otot wajahnya. Baru kali ini kulihat wajah terkejutnya itu.

“Fajar masih lama, cepat sekali kau kembali,” ucapnya segera menutup kembali pintu coklat tersebut dan kami berdiri saling berhadapan. Sial, tinggi badanku hanya sebatas tulang selangkanya saja. Dan itu membuatku harus mendongak untuk menatap tepat di mata ungunya.

“Yoon Seonghwa meninggalkanku di pinggir padang rumput seorang diri. Kau pasti tahu ke mana dia pergi dengan hubungan darah yang kau ucapkan itu,” aduku, merengek seperti anak kecil. Kulihat Aquilla tak memberi reaksi apa pun, hanya mendatarkan wajahnya sambil menunduk untuk menatapku.

Aquilla melenggang pergi seraya mengisyaratkanku untuk mengikutinya, “Yoon Seonghwa memang selalu begitu.” Kakinya yang panjang itu berbelok ke arah pintu yang mengarah ke taman belakang bangunan tua ini. “Biar kutebak, Seonghwa hanya menjelaskan dasar dari Kehidupan Seraphie, bukan?”

“Yang pada intinya, kita harus menjaga jiwa kita agar tidak hancur dan menjadikan kita sebagai seorang Vampir. Aku harus meminum darah sebulan sekali dalam empat kali teguk dalam upaya mempertahankan jiwa tersebut,” ujarku memberikan kesimpulan yang kuambil dari pelajaran yang Seonghwa sampaikan.

“Dan kau ingin memuaskan pertanyaanmu yang mana dulu?” Dia bertanya dengan sangat tepat, seakan-akan dia baru saja membaca pikiranku yang ruwet karena banyaknya pertanyaan.

“Kenapa Seonghwa memilih untuk menjadi Seraphie? Apalagi bekerja di bawah kuasamu yang seorang Rasi Bintang Kematian?” Aku memutuskan untuk menanyakan soal Seonghwa terlebih dahulu karena jujur, aku penasaran dengan masa lalu kakak satu darahku itu.

Aquilla menghentikan langkahnya tepat di bawah sebuah pohon mati. Batang-batangnya yang seharusnya ditumbuhi oleh dedaunan lebat itu menambahkan nilai estetika pemandangan langit malam hari ini.

“Aku pertama kali bertemu dengan Seonghwa dalam keadaan yang sama sepertimu. Sekarat namun Seonghwa masih sedikit lebih jauh dari kematian. Dia sekarat karena dengan sangat berani berhadapan dengan Zhou Yanchen, salah satu komplotan Wu Xiaoji yang bertugas di dunia ini. Selanjutnya kau bisa membayangkannya sendiri.”

Aku mengangguk mengerti kemudian mendongak untuk menatap langit yang entah kenapa sekarang tiba-tiba muncul sebuah Aurora. Berwarna ungu dan menari-nari dengan begitu indah di atas sana. Saat kuperhatikan dengan saksama, Aurora itu seolah-olah sedang berkomunikasi dengan seseorang yang berada di sebelahku. Rasa penasaran tiba-tiba membuncah, membuatku tak sadar menoleh kepada Aquilla yang mendongak untuk menatap Aurora tersebut.

Aku baru menyadari bahwa di leher kanan Aquilla terdapat sebuah tato berbentuk naga yang warna memudar, seakan-akan berbaur dengan kulit putih pucatnya itu. Matanya pun kini bersinar merah, bukan lagi berwarna ungu yang membuatku takjub sekaligus iri.

“Aquilla,” panggilku tapi dia tetap bergeming pada posisinya. Dia terlihat terlalu terikat dengan pemandangan Aurora berwarna ungu tersebut. “Apa yang sedang kau lakukan?”

“Tidak ada.” Dia menjawabnya secepat mungkin yang membuatku terkejut. “Hanya sebuah kebiasaanku ketika Aurora itu datang.”

“Apakah kau pernah berkomunikasi dengan Nebula melalui Aurora ratusan juta tahun yang lalu?” Dia terdiam yang membuatku merasa bersalah karena menanyakan sebuah pertanyaan yang terdengar rancu, mungkin. “Maafkan aku karena menyinggung sesuatu yang tidak ingin kau bicarakan.”

Kami berakhir diselimuti keheningan. Membiarkan suara-suara alam memenuhi indra pendengaran kami. Sebuah keadaan yang membuatku tak nyaman sebenarnya, tapi aku enggan untuk membuka suara karena Aquilla terlihat enggan untuk beranjak dari posisinya.

“Aquilla,” panggilku lagi saat keberanian berhasil kukumpulkan hingga membuat perutku bergejolak tidak enak. “Apakah kita akan terus menetap di sini?”

“Tentu saja tidak.” Aku kembali terkejut dengan kecepatannya dalam menjawab pertanyaanku. Tidak ada seseorang yang menjawab secepat itu ketika ia menaruh fokus kepada suatu objek. Kecuali jika kau memang bisa membagikan fokusmu ke dua atau lebih. “Makanya Yoon Seonghwa pergi ke Tenggara malam ini. Mencari-cari jejak Zhou Yanchen untuk kita susul.”

“Memangnya dia itu akan pergi ke mana?” tanyaku dan menyadari bahwa pertunjukkan Aurora itu telah berakhir dan Aquilla akhirnya menatapku yang sedari tadi berdiri di sebelahnya. “Apakah laboratoriumnya tersembunyi dan sangat rahasia hingga membuatnya berputar-putar seperti itu?”

“Lebih tepatnya, dia mencari data-data dari berbagai laboratorium di seluruh dunia untuk keperluan penciptaan virus baru atas perintah Wu Xiaoji.” Wajahnya menggelap, suaranya yang memang sudah merendah semakin terdengar berat. Seakan-akan sedang menahan sesuatu yang mengerikan di tenggorokan. “Kita harus mencegahnya, setidaknya, jangan biarkan hasil penelitiannya di sini berada di tangan Wu Xiaoji. Atau, umat manusia akan benar-benar hancur dari peradaban.”

Aku merinding mendengarnya. Sebongkah es mengganjal di perutnya, membuatnya dingin hingga ke seluruh tubuhku. Suatu hal yang sangat mengerikan dan bagi manusia menyebutnya adalah kiamat.

“Atas dasar apa Wu Xiaoji melakukan ini?” tanyaku karena penasaran. Reptilian sudah mengalami kekalahan pada perang yang terjadi ratusan juta tahun yang lalu. Lantas, bagaimana bisa para Reptilian Sangmixta yang meneruskan kembali perang itu jika saja para manusia yang tersisa dari berbagai dunia bergabung untuk memeranginya?

“Bahkan aku yang seorang Spirit Rasi Bintang Kematian pun tidak mengetahuinya.” Bahuku turun dengan penuh kekecewaan karena tidak mendapatkan jawaban yang membuatku puas. “Kudengar seseorang menuliskan sesuatu pada Kitab Ajaran Lama, bahwa Perang Besar Suci akan kembali terjadi ketika Darah Campuran memimpin dunia dan menyebabkan kekacauan skala global.”

Aku mengangguk, “Itu benar. Dari sanalah kota di mana aku tinggal melakukan tindak pencegahan... tiba-tiba aku merindukan kampung halamanku.”

Aquilla kembali menatapku yang mengerucutkan bibir, merajuk seperti seorang anak kecil yang merindukan kedua orang tuanya. “Lima bulan lagi kita akan pulang.”

“Lima bulan waktu dunia ini?”

Aquilla menggeleng dengan tawa tanpa humor, “Lima bulan waktu di Dunia Ke-8. Yang berarti butuh waktu sekitar tiga ratus tahun di sini.”

Rasanya aku ingin mematahkan leher putih itu dan menonjok wajah yang sedang menyengir tanpa humor itu tepat di bawah hidung.

“Ini tidak lucu karena kau sudah mempermainkan harapan seseorang yang ingin pulang ke kampung halamannya,” kataku seraya melipatkan tanganku di dada dan memberikan Aquilla tatapan tajam. Dia kembali tertawa tanpa humor, terkesan dipaksakan atau memang dia benar-benar memaksakan diri untuk tertawa?

“Masuklah. Fajar sebentar lagi akan tiba.” Aquilla mengibaskan tangannya, menyuruhku untuk masuk ke dalam bangunan tua itu, “Setidaknya beberapa jam lagi fajar akan tiba.”

“Lalu, bagaimana denganmu? Apa kau juga akan tertidur?” tanyaku menatapnya menantang karena merasa kekesalanku kepadanya semakin bertambah.

“Aku? Tentu saja aku akan tertidur juga.”

“Tapi, kata Seonghwa, semakin tua umurmu, kau bisa berkeliaran dengan bebas tanpa tertidur sekalipun,” kataku dengan wajah yang menggebu dan kulihat Aquilla kembali tertawa, cukup keras dan terlihat tidak dipaksakan.

“Dan kau percaya?” Aku mengangguk sebagai jawaban, “Memang tidak salah sih, hanya saja, aku berbeda. Aku hanya roh, yang hanya bisa bertahan di malam hari. Tak punya raga untuk berkeliaran dengan bebas pada siang hari.”

“Tapi kenapa kakimu menapak di tanah?”

TAK!

“Lebih baik kau cepat bersiap-siap untuk tidur. Persiapan tidur seorang Seraphie itu cukup panjang!”

Aku kembali mengerucutkan bibirku, mengusapi bekas sentilan Aquilla yang terasa sakit di dahiku. Dia, Aquilla, memberiku tatapan lembutnya yang membuatku tak bisa berkutik selain menuruti perintahnya.

“Baiklah, aku akan masuk,” ucapku akhirnya mengalah. Tenggorokanku mendadak terasa kering, seolah-olah ada sesuatu hal yang cukup besar menyumbat jalur keluarnya suaraku. “Selamat tidur.”

To Be Continue

관련 챕터

  • AURORA   Episode 9.

    Aku melompat dan terbangun di malam berikutnya karena sebuah suara gaduh dari luar gudang ini.Sebuah gudang yang tak tersentuh oleh cahaya matahari sedikit pun dan aku memutuskan untuk tidur di sini setelah mengucapkan selamat tidur kepada Aquilla. Dan benar saja, aku membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk terpejam.Aku beranjak dari posisiku, duduk meringkuk di sudut gudang. Keluar dari tempat ini untuk memeriksa apa yang sedang terjadi di luar sana. Lorong gelap dan berbau apak. Berantakan. Kertas-kertas berjamur yang berserakan di seluruh lantai kayu yang berderit setiap kali kuinjak. Dan terkadang aku mencium aroma darah yang sudah disamarkan oleh bau jamur yang entah pusatnya di mana.Aku menengok di balik tembok berjamur dan retak, mendapati sosok Yoon Seonghwa yang sedang berhadapan dengan seorang pria yang tak kukenal di ruang terbuka di bangunan tua ini. Pria itu bersurai hitam kec

    최신 업데이트 : 2021-09-15
  • AURORA   Episode 10.

    Lusinan kilometer sudah kami lewati ketiak tengah malam tiba.Melewati padang rumput, hutan kecil, dan juga reruntuhan bangunan. Aquilla membimbing kami semua menuju ke arah timur tanpa istirahat ataupun sekedar berbelok untuk berburu darah. Perjalanan kami sesekali terhenti karena pertikaian antara Jake dan Seonghwa yang selalu berakhir dengan baku hantam.Awalnya mereka saling melontarkan ejekan, kemudian memaparkan semua dosa-dosa mereka masing-masing, saling menyalahkan atas dosa tersebut, dan berakhir mereka saling berbagi bogem mentah . Aquilla sendiri hanya sesekali memberi peringatan pada mereka, tanpa berniat melerai.“Apakah kalian berdua bisa berhenti berdebat seperti itu?!” Aku bertanya untuk ke sekian kalinya. Belum genap setengah jam baru saja saling memukul, kedua kakak satu darahku itu kembali berdebat. “Terlalu banyak luka yang kalian ciptakan walaupun sembuh d

    최신 업데이트 : 2021-09-15
  • AURORA   Episode 11.

    Dua hari melakukan perjalanan dengan mereka bertiga membuatku menyadari suatu hal begitu sampai di tempat yang kami tuju.Dunia ini tidak ada bedanya dengan dunia asalku.Bekas-bekas peradaban yang maju, adanya Reptilian Sangmixta, serta keegoisan manusia-manusia yang melekat sejak dilahirkan.Bahkan aku juga bertemu dengan Ghoul, makhluk yang sama seperti di duniaku. Mereka kurus kering, pucat, mata yang memutih serta mulut penuh busa dan air liur, mereka membungkuk, dan juga agresif.Satu malam sebelum akhirnya kami berhasil menapaki tanah sebuah perkemahan, sekumpulan Ghoul menghadang jalan kami. Menggeram dan berdesis kelaparan kepada kami karena mungkin mereka mengira kami adalah sekumpulan manusia bodoh yang berkeliaran pada malam hari.Tentunya kami dengan mudah mengalahkan mereka walaupun sempat menderita luka cakaran ataupun gigitan yan

    최신 업데이트 : 2021-09-15
  • AURORA   Episode 12.

    Membuka mata dan sebuah pemandangan batu-batu granit tertangkap oleh mataku. Matahari belum lama ini tenggelam, membiarkan bulan dan bintang menguasai langit Kota Durham. Membiarkan makhluk nokturnal seperti kami berkeliaran menjelajahi dunia.Aku kembali teringat tentang kisah masa lalu Yoon Seonghwa dan itu membuat merinding.Yoon Seonghwa kembali tepat sebelum beberapa jam fajar tiba. Memberitahukan kepada kami bahwa ada sebuah gua yang gelap dan juga bercabang yang cocok untuk tempat kita tidur malam ini. Yoon Seonghwa bersikeras untuk tidak menguburkan diri ke dalam tanah hanya untuk tidur.Beranjak dari posisiku untuk mencari ketiga teman perjalananku. Membersihkan debu yang menempel di celana, aku melangkah menuju ke bibir gua, mendapati Aquilla berdiri di sana. Seorang diri dan tampak sedang asyik memperhatikan sesuatu di langit.“Aquilla,” panggilku namun ia teta

    최신 업데이트 : 2021-09-18
  • AURORA   Episode 13.

    Kami akhirnya sampai di London di malam berikutnya. Padahal, Aquilla mengatakan hanya butuh waktu kurang lebih enam jam untuk sampai di London.Keterlambatan ini terjadi karena beberapa kali Aquilla harus mengendarai Van ini dengan kecepatan lambat bahkan terasa seperti sedang merayap. Hal tersebut dikarenakan jalan yang kami lalui dipenuhi oleh bangkai-bangkai mobil yang berserakan hingga tidak bisa dilewati begitu saja dengan kecepatan tinggi.“Yeah, aku jadi bisa membayangkan betapa hebohnya pada saat virus itu mewabah ke seluruh Inggris.” Jake berkomentar setelah ia keluar dari Van. Mata tajamnya yang berwarna emas itu menatap horizon. “Berusaha menghindari kota yang dipenuhi oleh wabah dengan mobil, bertemu dengan para Ghoul di tengah perjalanan dan berakhir menjadi mangsa. Meninggalkan onggokan besi itu seorang diri di jalanan dingin nan sepi itu.”Aku mengernyit, b

    최신 업데이트 : 2021-09-18
  • AURORA   Episode 14.

    Fajar hampir tiba namun Yoon Seonghwa belum aja datang untuk menemui kami. Hal tersebut sukses membuat Jake mengumpat, dan Aquilla hanya terdiam dengan wajah tenangnya. Namun, aura yang dikeluarkan oleh Aquilla membuat tidak nyaman siapa pun yang berada di dekatnya.Dan sedari tadi, insting Seraphieku terus mengeluarkan peringatan untuk bergegas mencari tempat persembunyian yang aman untuk tidur. Tapi, aku tidak bisa tenang begitu saja untuk tertidur ketika salah satu dari kami menghilang.“Apa sebaiknya kita pergi mencarinya?” Jake akhirnya menanyakan sebuah pertanyaan yang selalu aku pikirkan selama lusinan menit yang lalu. Dia menatap kesal pada Aquilla, terlihat bertolak belakang dengan pertanyaannya. “Ini hanya dugaanku, sepertinya ada sesuatu di kota ini.”Aku mengangguk setuju karena memikirkan hal yang sama seperti pendapat Jake. Aku menoleh pada Aquilla yang berd

    최신 업데이트 : 2021-09-27
  • AURORA   Episode 15.

    Kali ini ada sedikit perasaan aneh pada saat terbangun di malam berikutnya.Mungkin karena ini adalah pertama kalinya aku tidur dengan menguburkan diri ke dalam tanah, ada sebuah rasa ketidaknyamanan yang menggerogoti tubuhku. Tapi anehnya, aku masih dapat tertidur dengan nyenyak,Melesak untuk keluar dari gundukan tanah dan kemudian membersihkan sisanya pasir yang menyangkut di rambut dan juga jubahku, aku menatap sekitarku. Sunyi, hanya ada suara angin yang berembus dan samar-samar suara desisan para makhluk kurus kering dari arah kota sana. Mataku kembali mengitari sekitarku, mencari-cari keberadaan dua laki-laki yang menjadi teman perjalananku saat ini.Aku sendirian di sini. Tidak mengetahui dengan pasti keberadaan Aquilla dan Jake yang sedang tertidur di mana. Walaupun begitu, aku dapat merasakan sebuah tarikan, tidak, ada tiga tarikan yang salah satunya dari arah yang berlawanan. Mungkin

    최신 업데이트 : 2021-09-27
  • AURORA   Episode 16.

    Bau Darah hampir membuatku jatuh ke dalam kegilaan jika saja Aquilla tidak menepuk pundakku setiap kali tubuhku hampir meluruh.Aku tidak tahu apa yang anggota sekte ini lakukan. Tapi, hampir di setiap sudut bangunan ini tercium bau darah manusia yang sangat menyengat. Jangka waktu dari darah itu bervariasi, bercampur dengan bau lumut dan juga jamur yang membuat pusing siapa pun yang memiliki penciuman yang tajam.Samar-samar telingaku mendengar suara beberapa orang yang meneriakkan kalau mereka menyesal dan ingin meminta pengampunan dari Reptilian. Bukan pada Nebula.“Tempat ini sangat menjijikkan!” Jake memaki sembari menutupi hidungnya dengan lengan bajunya. “Aku tidak memperhitungkan ini saat mengintai tadi. Maaf.”Lusinan menit yang lalu, setelah ucapan Aquilla yang meminta kami untuk bersiap-siap jika terjadi sesuatu dengan Yoon Seonghwa, kami akhirnya m

    최신 업데이트 : 2021-09-27

최신 챕터

  • AURORA   Episode 50.

    “Yoon Seonghwa!”Sang pemilik nama merespons panggilanku. Pemuda bersurai kelabu itu berbalik, sepenuhnya menghadap ke arahku. Ekspresi wajahnya mengalami banyak perubahan setelah perubahan Yoon Seonghwa menjadi vampir. Tidak ada lagi keramahan di wajah tampannya itu. Hanya ada ekspresi keras penuh amarah yang entah ditujukan kepada siapa. Dan kalau boleh jujur, itu membuatku merasa kecewa dan semakin merasakan kehilangan sesosok figur ‘kakak’ yang penyayang. “Kau sudah kembali?” Tetapi, aku masih bisa merasa bersyukur karena karakternya tidak setajam ekspresi wajahnya. Nada suaranya masih terdengar ramah, seperti biasanya. Yoon Seonghwa tidak sepenuhnya berubah, mungkin hanya ketika berhadapan denganku.Aku mengangguk singkat, melirik sebentar pada Aquilla yang kini memasuki rumah yang kami tinggali saat ini, “Bagaimana dengan pelatihanmu dengan Jake?”Ekspresi wajahnya itu semakin bervariasi. Ada perasaan jijik terpatri di sana, yang membuatku merasa bingung sekaligus mulai menum

  • AURORA   Episode 49.

    “Memang tidak baik bagi kita untuk menunda waktu. Tetapi, keadaan memaksa kita untuk menetap di sini beberapa malam lagi.”Ucapan Aquilla di akhir rapat semalam benar-benar masih terngiang-ngiang di benakku. Bahkan aku masih dapat mengingat euforia setelah mendengar pernyataan Aquilla yang secara tersirat memberikan waktu libur kepada kami. Hal tersebut tentunya tidak dimanfaatkan dengan berleha-leha dan membuang-buang waktu untuk hal yang tidak perlu. Yoon Seonghwa kembali mengulang pelajarannya. Bukan dengan Aquilla, melainkan dengan Jake. Kakakku itu harus membiasakan diri dengan kehidupan vampir. Karena, menurut penuturan Aquilla, kehidupan dan cara bertahan hidup antara vampir dan seraphie itu beda tipis. Jake tentu saja tidak keberatan untuk mengajari Yoon Seonghwa. Meskipun terkadang mereka beradu mulut sih. Lalu, Ahin memanfaatkan waktu libur ini dengan cara mengistirahatkan tubuhnya secara total. Biar bagaimana pun, Ahin adalah seorang manusia. Meskipun ia mampu terjaga se

  • AURORA   Episode 48.

    Seperti pada malam sebelumnya, aku terbangun begitu matahari mulai beristirahat. Senja baru saja berakhir saat aku beranjak dari atas ranjang. Aku tidak merasakan kehadiran Aquilla saat terbangun. Mungkin saja dia terbangun lebih awal dan pergi ke suatu tempat, tetapi tidak begitu jauh dari sini. Suasana yang begitu sunyi berhasil membuatku tenggelam dalam renungan. Menyelami bagian terdalam dari pikiranku sendiri, membentuk berbagai cabang yang melebar ke segala arah. Aku semakin larut dalam lamunanku tatkala aurora berwarna ungu kembali muncul di atas langit. Pancaran cahaya yang menari-nari pada lapisan ionosfer itu tampak begitu indah dan membuatku semakin larut dalam pikiran. Tetapi, penampakan cahaya berwarna ungu itu mampu membuat tubuhku tenang. Semua pikiran semrawut seperti benang kusut itu lenyap entah ke mana, menguap begitu saja bagaikan embun yang melebur ke dalam oksigen ketika mentari semakin tinggi sinarnya. “Sedang memikirkan apa?”Aku tersentak terkejut saat sebu

  • AURORA   Episode 47.

    “Tunggu, Aquilla,” cegahku saat ujung pisau tajam itu hendak mengenai punggung Yoon Seonghwa. Hendak merobekkan lapisan kulit tersebut untuk mengeluarkan sesuatu yang tertanam di sana. “Kau yakin tidak akan membunuhnya?” tanya Jake, “Bagaimana jika dia mati saat kau berusaha mengeluarkan parasit itu? Kau tahu sendiri bukan Zhou Yanchen itu selicik apa? Bisa jadi dia sudah memperkirakan ini, lalu menanamkan parasit pada tubuh Yoon Seonghwa untuk membuat kita terpecah belah karena selisih paham.” Aquilla tampak terdiam, terus memandangi punggung Yoon Seonghwa yang telah ia robek baju pasien yang pria bersurai kelabu itu kenakan. Sesuatu dibalik kulit punggung Yoon Seonghwa terlihat bergeral acak yang membuatku ngilu. “Keberadaannya akan menjadi sebuah malapetaka jika dibiarkan terus hidup. Tetapi, kalian berdua akan menyerangku jika aku membunuhnya,” suara Aquilla terdengar dingin. Dia beranjak dari posisinya, berdiri menjulang di hadapan Yoon Seonghwa dengan tatapan dingin dan penu

  • AURORA   Episode 46

    Suara gesekan pedang yang beradu. Mengusik gendang telingaku, hingga membuat tubuh ringkihku terasa ngilu. Suara-suara itu memaksaku untuk terbangun dari tidur panjangku. Dengan perlahan, kelopak mataku terbuka dan berkedip beberapa kali. Semua yang kulihat buram, hanya terlihat siluet dua orang pria yang sedang beradu pedang.Aku mengedarkan pandanganku, melihat ke sekeliling. Ruangan yang digunakan sebagai arena pertempuran antara kami dengan Yoon Seonghwa, tampak berantakan seperti kapal pecah. Dinding-dindingnya retak, bahkan sudah ada lubang cukup besar di beberapa sisi, lemari, brankar, dan rak roboh, juga pecahan kaca berhamburan di lantai. Menandakan betapa dahsyatnya pertempuran antara seorang Spirit Rasi Bintang dengan Vampir yang baru terlahir. Sebuat saja Baby Vampire.Aku mengalihkan pandangan ke dekat jendela. Kulihat siluet dua lelaki dewasa tengah bertarung. Karena membelakangi cahaya, karena itu aku tidak tahu siapa mereka. Ka

  • AURORA   Episode 45.

    Tubuhku menegang kaku ketika sesosok pria yang sangat kukenali tersebut, muncul dari balik gordeng yang tersingkap.Tubuh tinggi yang terlihat semakin kurus, namun tidak sekurus para ghoul di luar sana. Surai kelabunya terlihat lepek, sepertinya sempat basah karena keringat. Juga ... entah kenapa aku merasa merinding hanya karena kehadiran sesosok Yoon Seonghwa tersebut.Ada yang tidak beres dengan kakak satu darahku tersebut.Jake merangsek maju, tanpa sadar menabrak bahuku, karena saking antusiasnya dia untuk bertemu dengan Yoon Seonghwa. “Yoon Seonghwa, sialan! Kau membuatku kerepotan! Kau tiba-tiba menghilang bagaikan ditelan oleh bumi dan—“Aku mengernyitkan dahi ketika menyadari jika Jake tiba-tiba saja terdiam. Vampir berusia 65 tahun itu tadinya terlihat senang dengan mata polos bak anak kecil. Walau Jake telah hidup sebagai vampir selama 65 tahun, di dunia manusia, umurnya seperti pria 20 tahun

  • AURORA   Episode 44.

    Aku memandang ragu pada Aquilla yang tampak menyetujui rencana yang kuucapkan tersebut.“Kau yakin menggunakan cara ini? Aku saja ketika memainkan gamenya selalu gagal dan berakhir aku menangis karena takut,” ujarku kembali menanyakan keputusan Aquilla tentang rencanaku.Rencanaku adalah, untuk mengalahkan makhluk yang disenjatai wolverine claws itu, kita harus melumpuhkan parasit di punggungnya. Karena bentuknya yang hampir sama seperti pada sebuah video game yang kumainkan di sela latihan militer.“Dan jika kelemahannya bukan pada punggungnya, kita tinggal memenggalkan kepalanya, bukan?” Aquilla terlihat tersenyum miring, mengejekku yang meragukan keputusannya, “Atau begini saja. Kamu yang bertugas untuk menembakinya, dan aku menggunakan pedangku untuk memenggal kepalanya.”“Bagaimana jika kulit kepala itu keras seperti cangkang kura-kura?” tanyaku merasa tidak mau kalah karena di

  • AURORA   Episode 43.

    Perbincangan kami yang sebenarnya tidak begitu masuk di akal tersebut, berakhir begitu saja ketika terdengar suara desisan yang selalu dikeluarkan oleh ghoul muncul di sekitar kami. Alhasil, Aquilla bergegas bangkit dari duduknya, mempersiapkan senjata api laras panjangnya kemudian menembaki ghoul tersebut yang muncul di pintu masuk ruangan ini.Entah bisa kusebut sebagai keberuntungan atau bukan, namun yang pasti, aku bisa terhindar dari percakapan serius serta kemesraan yang baru pertama kali kurasakan tersebut.Aku tidak pernah berpacaran sebelumnya. Aku terlalu sibuk memikirkan cara bertahan hidup di Keluarga Andromeda, kemudian begitu memutuskan keluar dari keluarga tersebut dan memasuki Keluarga Ellias, aku langsung mendaftarkan diri sebagai prajurit cilik militer Erythroupoli. Dan selama masa pelatihan pun, aku lebih memilih disibukkan untuk mendapatkan nilai terbaik selama pelatihan. Hal tersebut membuatku tidak bisa berintera

  • AURORA   Episode 42.

    Rasanya aku pernah merasakan perasaan ini. Rasa nyaman ketika tidur terasa nyenyak itu benar-benar membuatku enggan untuk membuka mata. Kehangatan bercampur rasa dingin yang entah kenapa terasa tidak asing ini, melingkupi seluruh tubuhku. Rasa pegal yang disebabkan oleh posisi tidur yang kurang nyaman juga terasa.Kemudian, beban berat terasa di puncak kepalaku. Menjadikannya sebagai tempat peristirahatannya. Perasaan tidak nyaman kemudian menderaku, menyebabkan rasa kantuk yang perlahan hilang dan membuat kedua mataku terbuka. Pemandangan pertama yang kulihat adalah dada seseorang. Aku tidak lagi terkejut ketika melihat hal tersebut. Kali ini aku mengingatnya. Aku tidur di pangkuan Aquilla setelah semalaman menjelajahi bangunan rumah sakit yang entah seberapa luasnya itu.Tak ingin membuat tubuh Aquilla semakin kesakitan, walaupun aku tahu itu adalah sebuah kemustahilan, aku bergegas beranjak dari posisiku walaupun masih berada dalam pelukan

앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status