Hasilnya sungguh luar biasa!Rajuna, Sang Raja Jin Ibu Kota segera menyerah tanpa syarat!Dia langsung sadar dan mengetahui siapa pemilik Pedang itu. Sang Raja Jin segera duduk dan bersimpuh di depan Langit. Dia merasa telah melakukan sebuah kesalahan besar karena menganggap Langit adalah sama seperti kebanyakan manusia lainnya, yang membutuhkan bantuannya dan bersedia secara suka rela menggadaikan hidup dan keyakinannya nya untuk itu semua.Dia merasakan hidupnya hampir berakhir karena berselisih faham dan sudah meremehkan manusia hebat dan sangat mengancam seperti Langit. Rajuna sadar siapa Langit sebenarnya. Dia mengenali Aura Langit yang begitu kuat dan agung. Dia menyesali karena tidak mendengarkan pepatah Naga Hijau sebelumnya, yang harus memperlakukan Langit dengan khusus dan berbeda dari manusia-manusia sebelumnya. Dia terlambat mendeteksi bahwa Langit adalah salah satu manusia terpilih yang memiliki Trah Keturunan Langsung seorang Raja Besar! Akhirnya Rajuna dengan segala ke
Genap tiga hari Audrey, Nadine dan Vania berada dalam rumah penyekapan. Walaupun mereka masih diperlakukan baik, namun ketiganya sudah mulai merasakan gejala psikis dan stress berat karena tidak mendapatkan kejelasan tentang nasib mereka kedepannya. Ketiganya tetap yakin bahwa keluarga mereka tidak akan berpangku tangan dan membiarkan anaknya disandera tanpa ada usaha sedikitpun untuk membebaskan mereka. Namun laporan yang mereka terima adalah bahwa keluarganya belum maksimal untuk bisa memenuhi apa yang menjadi keinginan para Penculik. Terutama mengenai hal yang sangat menyusahkan dan berbau sentimentil. Yakni harus menghadirkan Langit sebagai rencana 'Tukar Kepala' sebagai salah satu syarat pembebasan mereka! "Mereka jelas tidak berniat untuk membebaskan kita! Padahal Keluarga kita sudah mati-matian untuk mengusahakan apa yang mereka inginkan. Ini semua jelas gara-gara orang itu! Aku semakin membenci dia! " ujar Nadine meluapkan kekesalan dan emosinya. "Ya, kudengar dari para pen
Gavin dan kawan-kawan baru saja hendak keluar dari markas besar Ares, ketika puluhan anak buah Sang Dewa Perang berlarian tidak tentu arah di sekitar halaman rumahnya yang luas. Mereka saling berteriak dan mengingatkan satu sama lain, sambil membawa senjata dan apa saja yang ada di dekat mereka. Yang menjadi heran dan tidak habis fikir adalah, mereka semua memukul-mukul lantai Paving Block dan berteriak-teriak tidak karuan. Setelah di lihat lebih dekat, Gavin dan yang lainnya baru menyadari, bahwa para pengawal alias anak buah Ares tengah berusaha membasmi ratusan hewan-hewan pengerat yang entah muncul dari mana, namun mereka bergerak secara bersamaan hampir menyerupai gelombang banjir yang meluap dan tumpah dari setiap sudut tempat di sekitar rumah Ares! Tikus! "Apa-apaan ini? Kenapa bisa ada banyak tikus di tempat ini!?" tanya Andre terkejut. "Hei, mereka mengarah kemari! Bawa apapun untuk menghalau mereka!" teriak Lucas. Erik dan Gavin langsung mengambil beberapa potong kayu y
Sebuah panggilan masuk di ponsel Langit, saat dia baru saja tiba di halaman luas Unicorn Hospital yang sudah dipenuhi dengan banyak orang dan puluhan kendaraan, Beberapa wartawan dan warga sipil nampak berusaha memaksa untuk masuk, namun di hadang oleh puluhan para Petugas yang berasal dari Kepolisian dan beberapa anggota dari Kesatuan Pasukan Militer. Mereka terlibat cek-cok dan berdebat satu sama lain. Mereka nampak saling dorong. Para Wartawan dan Warga sipil tersebut sepertinya tidak menghiraukan police line yang sudah di pasang di depan halaman Rumah Sakit. Mereka berusaha untuk merangsek masuk ke dalam. Sebagian dari mereka khawatir beberapa anggota keluarganya, yang merupakan pasien di Unicorn ikut terkena dampak dari wabah Pandemi yang aneh dan berbahaya ini!"Halo Tuan Langit, ini saya Hanna, maaf mengganggu kenyamanan Tuan Langit saat ini," suara merdu yang dikenal langit terdengar di ujung telepon. "Ada apa Hanna, bicaralah!""Emmh, apa anda tidak ingin menanyakan kabarku
Boom! Boom! Boom! Tiga dentuman keras terdengar di luar gerbang rumah besar yang digunakan sebagai tempat penyekapan. Meruntuhkan pintu gerbang besi yang kokoh dan menghempaskan dinding tembok setinggi empat meter. Membuat getaran yang sangat kuat hingga terasa seperti gempa, dan sampai ke dalam rumah besar dua tingkat tersebut. Asap mengepul dengan pekat, membumbung tinggi ke udara. Bersamaan dengan itu beberapa puluh orang berpakaian seragam Militer bergegas masuk dengan cepat melewati tembok benteng yang sudah hancur luluh lantak dan hanya tersisa setengahnya lagi. Dengan persenjataan lengkap, mereka segera menyebar masuk ke dalam rumah besar tersebut. Para penjaga yang baru saja keluar untuk memeriksa keadaan karena tiga letusan bom yang kuat itu, secara langsung bertemu dengan para Pasukan yang sudah siap dengan senjata mereka, hingga akhirnya pertempuran jarak dekat pun tidak terelakkan! Ajang baku tembak terjadi dalam sekejapan mata. Pertempuran langsung antara Pengawal S
"Ah, sial! Refleks orang ini memang sangat cepat. Dia memang cukup luar biasa. Padahal aku berfikir kita sudah bisa membereskannya! " seseorang berkata dengan cukup keras di atap lantai tiga rumah Ares. Sementara tiga tembakan yang ternyata mengarah langsung kepada Ratles sang Raja Tikus sempat membuatnya terkejut, namun dia masih bisa mengantispasinya dengan cara bersalto di udara, menghindari tembakan yang sengaja dikirimkan untuknya! Serangan Ratles sontak urung dilakukan. Hingga secara tidak langsung menyelamatkan kedua pemuda tadi yang sempat nekad menahan serangan mematikan dari Tinju sang Raja Tikus. "Sialan! Siapa kau berani menggangguku, hah!?" teriak Ratles dengan wajah penuh amarah. Sementara Gavin dan Lucas yang merasa dirinya selamat langsung jatuh terduduk di lantai. Mereka berdua sudah membayangkan nasibnya akan sama seperti kedua temannya yang sebelumnya, yakni Andre dan Dave yang terkena serangan Ratles. Patah Tulang Tangan dan Kaki! "Syukurilah kita bisa selamat
Audrey Cs akhirnya mengikuti Dewi. Mereka nekad melewati hadangan para pengawal yang berusaha menangkap mereka, bersamaan dengan dentuman keras dari bom yang datang mengejutkan semuanya, Dewi akhirnya berhasil menghajar tiga pengawal yang berniat menggagalkan pelarian mereka. Bukan itu saja, dalam pelariannya beberapa kali Dewi berhasil membuat kagum Audrey dan kawan-kawan. Dengan kemampuan ' Cheetah' yang dimilikinya, dia mampu mempecundangi dan mengalahkan puluhan pengaawal yang mereka temui d setiap lorong dan koridor yang berniat menghalangi mereka. *Dewi, aku tidak menyangka dia bisa sehebat ini!" tanya Vania penuh kekaguman, sambil mengatur napasnya satu-satu. "Ya, dia berhasil melakukannya dengan baik. Entah ini sebuah gift atau kutukan buat dia, yang pasti dia terlihat sangat menikmatinya!" jawab Audrey. "Maksudmu?""Hmm, bukankah Dewi bilang dia dijebak Diego hingga jadi seperti itu? Walau pada kenyataannya, kamu sudah tahu sendiri jawabannya. Dia sangat piawai dan begitu
Ryuto mulai menyerang dengan ganas! Dia tidak peduli dengan besar ukuran dan aura mengerikan yang dikeluarkan oleh 'Tikus Raksasa' yang kini tengah mengincar dirinya tersebut. Dengan gerakan cepat dia segera mengeluarkan senjata rahasianya berupa 'Syuriken' alias cakram bintang terbang bermata empat, terbuat dari baja khusus dengan ketajaman yang luar biasa. Puluhan senjata rahasia tersebut keluar dengan serentak dari kibasan kedua tangan Ryuto sang Ninja. "Dasar Ninja bodoh! Senjatamu tidak akan mempan pada mereka! Anak-anak, habisi dia lebih dulu!" teriak Ratles memberikan perintah. Puluhan Syuriken berterbangan dan menancap di beberapa bagian tubuh Raksasa tersebut. Tapi seperti yang di bilang oleh Sang Raja Tikus, puluhan senjata Rahasia Ryuto tidak begitu memberikan 'damage' berarti pada 'Tikus Raksasa tersebut. Dengan langkah pelan namun tetap, Mahluk besar itu membalas dengan mengibaskan ekornya yang besar dan panjang, mengayun dengan cepat ke arah Ryuto! "Hati-hati Ryuto!"