Ujian pertama yang harus mereka lalui adalah melintasi Hutan yang berada tepat belakang di Istana Besar milik William Burgez. Yang menjadi uniknya adalah, jalan masuk menuju hutan tersebut tidak bisa di lewati dengan cara biasa. Melainkan di belakang Istana Burgez dan Hutan tersebut di sekat oleh sebuah Jurang yang sangat dalam, yang berada tepat di belakang Rumah Burgez. Istana atau Kastil Besar milik William Burgez sengaja di bangun di sebuah Bukit di tepian Jurang dengan ceruk dalam menjadi pemisah antara Kastil dan Hutan Belantara yang hampir tertutup rapat oleh berbagai macam Vegetasi dan pepohonan besar yang sudah berusia sekitar ratusan tahun.Lebar Jurang yang membentang dari Istana Burgez menuju Hutan Larangan tersebut diperkirakan sekitar lima ratus meter jauhnya. Adapun kedalaman dari Ngarai itu tidak kurang dari tiga ratur meter! Dengan kondisi material di bawahnya berupa material Pasir dan Batuan Cadas serta Granit dengan ukuran beranekaragam, dari sebesar kerikil, hing
Beberapa hari yang lalu sebelum Langit ada di sini. Tepatnya beberapa saat sebelum keberangkatannya menuju Kastil William Budget. Secara tidak di duga dia di datangi oleh Sang Mentor nomor satu yang selama ini bisa di katakan sudah jarang mengunjunginya. Paman Wangsa. Seperti biasa, Pria separuh baya bertampang gagah dan perlente dengan setelan Tuxedo Putih Hitam, tidak ketinggalan hiasan Topi Laken Pedora nya itu datang ketika Langit sedanvlg mempersiapkan perlengkapan untuk keberangkatan menuju Akademi. Langit memaklumi, jika Paman Wangsa datang mengunjunginya, berarti ada sesuatu hal penting yang ingin di sampaikan. Setidaknya selalu ada beberapa nasehat atau teguran, karena sebuah kesalahan atau kekeliruan yang secara sengaja atau tidak, di lakukan oleh Langit. Dan yang terakhir, yang merupakan harapan Langit, kenaikan level dan Kuasa baru yang selalu diberikan boleh Sang Mentor, ketika Langit telah selesai menyelesaikan sebuah Misi! Paman Wangsa juga biasanya datang keti
"Apa yang sudah kamu lakukan pada adikku!?" teriak Hazel penuh dengan kemarahan. Sementara Langit yang baru saja hendak mwenempelkan tangannya di dada Bullock agak sedikit terkejut. "Diamlah, dia sedang di obati oleh Tuanku!" jawab David Huang sambil menghalangi. "Kamu berani membentakku, sialan!?" Hazel yang tersinggung langsung mencengkram leher David. "Hei, sabarlah! Kamu tidak perlu kasar seperti itu Tuan!" Mei Hua berusaha melerai. Namun Hazel tidak mengindahkan ucapan gadis itu. Dia menepis lengan Mei Hua hingga membuatnya terjajar ke belakang. "Sebaliknya lepaskan tangan kotormu dari dia, pemuda bodoh! Dia adalah adik kesayangan Tuan Hazel!" seru seseorang. Dia adalah Nody, pemuda bermuka bulat berbadan besar, ahli Gulat, salah satu kandidat yang berhasil bergabung dengan Hazel. "Memangnya kenapa wajah Kodok? Tuan Langit sedang berusaha menyembuhkan saudaranya!" timpal yang lain di Kelompok Langit. "Apa kamu bilang? Kamu menghinaku Badan Triplek!? Sini, biar ku
Kelompok Langit akhirnya mendapatkan giliran untuk meniti jembatan kayu dengan lebar kurang lebih Dua meter tersebut. Sekilas jembatan kayu itu nampak terlihat cukup kokoh, dengan pegangan tambang besar dari sabut di sebelah kanan kirinya. Namun tetap saja oleng dan berayun ketika dilewati oleh Langit bersama kelompoknya. Karena pengaruh tekanan beban dari orang-orang yang melewatinya, dan juga tamparan Angin malam yang berhembus kencang dari lembah dan sekitarnya, menyebabkan hampir semua orang panik dan khawatir, karena pijakan mereka tidak stabil. Sebagian besar dari mereka merasakan ketegangan yang luar biasa. Suhu udara malam yang semakin dingin, bersama kabut yang tiba-tiba turun dengan cepat, membuat mereka merasakan berbagai macam tekanan dan kendala medan yang berat. Belum lagi di bawah mereka telah menunggu jurang dalam yang menganga, setiap saat bisa menjadi maut bagi siapapun yang terjatuh kesana! "Tu.. Tuan... A..Apa kita akan bisa melewati ini?" tanya Zulaikha, di
"Ma... Mahluk apa i.. itu..." Hachi, anak buah Dakhor menunjuk ke atas sambil menggigil ketakutan. "Mereka adalah Grim Ape! Kami menyebutnya Hantu Angkasa! Sebaiknya kita tetapi berjalan, walau harus merangkak sekalipun! Karena mereka adalah para Penguasa Jembatan ini!" teriak Marcella memberitahu. "Apa-apaan ini!? Mana ada Monyet kayak gitu! Ini tidak masuk akall! Ini menyalahi Kodrat Alam!" Dakhor menimpali dengan keras. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Begitu pula dengan yang lainnya, Dua orang anak buah Dakhor dan David Huang Cs. Mereka semua tidak pernah menduga akan bertemu dengan mahluk yang walau dalam mimpi pun mereka tidak. pernah melihatnya! "A.. Aku takut.... Bagaimana ini Tuan?" Zulaikha kembali merapat pada Langit. "Tenanglah," "Ta.. Tapi Tuan..." "Kepanikan tidak akan pernah membantu apapun," jawab Langit. "Apa kita bisa melawannya?" tanya Bullock. "Kemungkinan bisa, tapi mereka sangatlah gesit. Kulit mereka cukup keras, dan cakar mereka sanga
"Mahluk apa itu sebenarnya! Seumur hidup aku baru pertama kali melihat mereka!" tanya Hachi sambil menjatuhkan diri di rerumputan. Kelompok Langit akhirnya bisa melewati jembatan dengan selamat. Dakhor dan Anak buahnya yang bernams Sajra berhasil di tangkap dan diselamatkan oleh Bullock dan David setelah hampir jatuh dan masuk ke Jurang. Itu pun dengan resiko Jembatan yang mereka pijak kembali oleng dan berayun dengan hebat, membuat panik semua orang. Beruntunglah Langit berhasil menahan jembatan dengan kekuatannya. Hingga jembatan bisa kembali stabil, dan mereka semua bisa berpijak dengan baik, hingga akhirnya bisa sampai di ujung Jembatan dengan tanpa kurang suatu apapun juga. "Bukankah sudah aku bilang, mereka adalah Grim Ape, atau Hantu Angkasa? Mereka hidup di tepian dan di bawah jembatan. Mereka adalah mahluk-mahluk menakutkan yang sering dibicarakan banyak orang. Karena mereka adalah mahluk pemakan segala, alias Omnivora!" "Mereka sama dengan kita? Tapi bagaimana bisa? Bukan
"Tuan, kita akan memasuki Gerbang Hutan Larangan, kenapa anda malah diam? Apa ada sesuatu yang mengganggu anda?" tanya Zulaikha. Di atas sana, Bintang-bintang mulai berpendar dari segala arah, dengan sinarnya yang berkilauan di balik kisi-kisi Awan yang perlahan-lahan pergi tersapu oleh Angin. Hingga menghadirkan jutaan Permata indah yang saling berkerlipan di Langit luas, seolah memberi petunjuk dan bantuan bagi Langit dan kelompoknya untuk menerangi malam yang sebelumnya gelap temaram. Hingga suasana dan kondisi medan yang sebelumnya gelap, kini berubah menjadi agak sedikit cerah dan terang. Mereka tepat berada di 'Gerbang' yang sebenarnya adalah sebuah Dua Rimbunan Pohon Besar berusia ratusan tahun, dengan dahannya saling yang menjuntai dan nyaris melengkung ke bawah, berbentuk setengah elips, mirip seperti sebuah Pintu Gerbang masuk menuju Hutan Larangan alias Forbidden Forest. "Apa ada masalah Tuan?" kali ini Mei Hua yang bertanya. Karena Langit nampak diam persis di depan
Di sebuah tempat yang cukup jauh dari sana. Tepatnya di salah satu Kastil Mewah yang berada di satu sudut Area yang merupakan kawasan luas yang terdiri dari beberapa Kastil berukuran besar, lengkap dengan segala ornamen mewah dan para Penjaga tegap bertampang dingin dan terkesan tidak familiar. "Tuan Muda Ancelot, salah satu dari Lima Tetua akan segera datang menemui Yang Mulia!" "Kenapa dia harus repot-repot datang kemari? Bukankah besok pagi kita akan ada Pertemuan?" "Pasti ada sesuatu yang sangat Urgent Yang Mulia Tuan Muda Ancelot!" "Sudah kubilang panggil saja Tuan Muda, aku tidak suka di panggil yang Mulia!" "Eh, siap Yang... Tuan Muda... " "Pasti dia ingin membicarakan Perkara ini!" "Kemungkinan besar seperti itu, Tuan Muda. Perkara ini memang sebaiknya harus segera di bicarakan, didiskusikan, untuk segera diambil keputusan, agar kita tidak terlambat dalam mengambil kesempatan, nantinya kita tidak di salahkan oleh ..." "Ya, harusnya memang seperti itu, tapi mer
Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan
Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer
Seiring Kabut yang meluruh turun ke dataran Padang Batu di sekitar Gua, Langit merasakan ada Aura penampakan sosok-sosok yang bermunculan dari segala arah, mereka terlihat seperti Siluet yang bergerak di antara Kabut. Sosok-sosok bertubuh pendek namun lebar dan gempal, berdatangan dari segala arah, seperti hendak mengepung meereka. Langit memperkirakan jumlah mereka semua lebih dari pada seratus orang! "Tu.. Tuaaannn.... " "Tetap tenang dan waspada! iSepertinya kita sudah mulai!" Langit memberi isyarat. "Ta.. Tapi Tuan... Aku merasakam malas dan segan untuk melawan mereka, aku.... Aku...." David Huang merasakan Kepalanya berputar hebat. "A... Aku ju... Juga...."Dakhor ikut menimpali. Bukan cuma mereka berdua, hampir semua orang ikut merasakan hal yang sama. Merasakan pusing luar biasa, seiring dengan Kabut Asap yamg terus meluruh turun menuju Bumi. Semuanya merasakan pandangan mereka mulai berbayang, terasa berat dan kabur. "Kenapa ini? Ada apa dengan kalian? Apakah ini karen
"Gila, tidak. bisa ku percaya! Apa yang terjadi sebenarnya?" "Kenapa mesti di pertanyakan lagi kakak? Bahkan sekelas Arson, Pemimpin Utama para Elf di Hutan Larangan berhasil di kalahkannya. Benar kata Tuan Muda Veganza, ini sungguh sangat menarik!" Aurora tersenyum senang. Veganza ikut menganggukan kepalanya. Dia ikut tersenyum menanggapi. "Hei, jangan lupa taruhan kita! Apa kamu sengaja pura-pura tidak mengetahuinya?" Nebula mengingatkan. *Iya, berisik! Aku tidak akan lupa, nanti akan aku ganti dengan Black Diamond Lizard, apa itu cukup membuatmu senang adikku yang cerewet?" "Hmm, padahal aku ingin kamu jadi pelayanku! Tapi baiklah, itu tidak buruk. Aku akan menerimanya!" Nebula mengangkat bahunya. "Huh, pura-pura tidak butuh, padahal kamu sangat menginginkannya!" "Sudah ku bilang jangan mengganggu Tuan Veganza dengan permainan bodoh kalian! Tuan Veganza, apa kamu tidak sebaiknya menghukum mereka berdua?" tanya Andromeda sambil mendelik kesal. "Hehe, tidak perlu, mereka suda
Dari tangan Arson keluar lingkaran Api berwarna biru disertai dengan Petir yang berputar menyemuti seluruh tubuhnya. Seperti layaknya Tornado yang mengeluarkan hawa panas, menggulung dengan cepat lalu melesat keluar memapaki serangan ke tujuh Hewan Buas itu, dan mengenai mereka semuanya dengan telak! Ketujuh Sabbertooh Unicorn itu meraung panjang seperti kesakitan, ketika tubuh mereka dihantam dan tersengat oleh Tornado Api Petir berkekuatan besar tersebut. Mereka terlempar dengan keras, dan terpelanting ke segala arah, terkena serangan hebat dan dahsyat milik Arson. Semua terkejut melihatnya! Mereka baru pertama kali melihat sebuah pemandangan yang hebat seperti ini. Sungguh kemampuan yang dahsyat luar biasa! "Gila! Apa dia seorang manusia!? Orang ini bisa mengeluarkan Api dan Petir sekaligus!""Dia bukan manusia, dia adalah Elf! Bukannya kalian tadi sudah di beri tahu?""Inikah kekuatan dari para Peri? Sungguh mengerikan!""Ya, kekuatan yang bahkan bisa setara dengan Bom, kuras
"Hei, apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka malah turun tangan tanpa Persetujuan kita!?" Veganza terkejut. Dia tidak menyangka bahwa para Penguasa Hutan Larangan hadir tanpa pemberitahuannya. "Bukankah Aurora yang memutuskan untuk melepas Macan-macan itu sebelumnya? Betul demikian?" seseorang bertanya dengan tegas. Ketiganya serentak menoleh. Sosok gagah dan tampan berpakaian ala Bangsawan berwarna Hitam-hitam, berjalan dengan langkah tegas menghampiri mereka Andromeda! "Ouww, ada apa dengan kakak kita ini? Bukannya kamu sedang bersama Tuan Muda Ancelot untuk mengurus sesuatu?" Aurora terkejut sambil balik bertanya. "Iya, tapi aku tidak tenang dengan kalian yang selalu mengganggu Tuan Muda Veganza! Lagi pula Tuan Muda Ancelot sekarang sedang kedatangan Tetua Lord Cyrus di Kediamannya. Apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan Aurora? Bukankah ini melanggar aturan?" Andromeda segera duduk di sebelah Veganza. "Aurora tidak salah, aku memang yang sengaja memerintahkan dia untuk b
"Siapa kamu manusia? Sepertinya kamu bisa mengerti Bahasa kami!? Sebaiknya lepaskan ikatan Kuasa mu pada Ketujuh Hewan ini. Karena mereka adalah Tujuh Pemimpin dari Tujuh Klan Raja Harimau yang menjaga dan melindungi hampir keseluruhan dari Hutan Larangan ini. Jika kamu ingin selamat, sebaiknya lepaskan mereka segera!" ujar seseorang dari mereka. Seorang pria gagah dan tampan dengan wajah klimis berambut pirang panjang yang di ikat rapi sampai ke punggung, Bertubuh tinggi tegap dengan Out fit Kebesaran berhiaskan Mutiara, Zamrud dan Intan di setiap sisi baju jubah merahnya. Pakaiannya sendiri terbuat dari Sutera yang terlihat mewah, menambah Elegan dan Agung penampilannya. Sebab Mahkota Kecil nampak bertengger di kepalanya. Sementara di sisi kiri dan kanannya berjajar masing-masing tiga orang dengan pakaian dan jubah yang hampir sama mewahnya, namun berlainan warna. Mereka adalah Tiga Wanita yang terlihat sangat cantik seperti boneka dan empat laki-laki yang juga terlihat sangat ta
"Selamat malam Tetua Lord Cyrus., Terima kasih sudah menyempatkan datang kemari. Mohon maaf jika saya sudah merepotkan anda! " Anceelot menjura hormat. Di hadapannya hadir seorang pria setengah baya nerrubuh tinggi tegap dengan Jubah Putih besar yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Rambutnya yang panjang sebahu dan sudah mulai beruban, nampak diikat rapi ke belakang. Sebuah Ring berwarna Emas tanda seorang Lord memghiasi Kepalanya Wajahnya yang bulat telur dengan sepasang mata yang kecil namun tajam, berhidung lancip hanya tersenyum tipis menanggapi mukadimah pendek yang disampaikan oleh Ancelot. "Aku langsung saja pada topik, anakku. Aku mulai khawatir dengan segala perkembangan yang ada hari kemarin, hari ini, dan juga hari kedepannya. Apakah ada yang bisa kamu jelaskan kepadaku?" Lord Cyrus duduk di sebuah Kursi Kayu mewah berukir Lambang kebesaran Akademi. "Mengenai itu, besok baru akan saya sampaikan pada Pertemuan dengan Para Tetua dan Mentor terpilih...""Kamu harus cer
"Bullock, kamu tidak apa-apa?" Maecella berteriak khawatir. Dia tidak memungkiri, dia begitu mencemaskan 'teman dekatnya' ini.Bullock saat ini tengah berjibaku dengan dua dari Lima Sabbertooh bertanduk seukuran Kerbau besar itu dengan mengandalkan kecepatan dan Tinju Jarak Jauhnya yang kuat. Dua kali Tinju Jarak jauhnya di arahkan pada kawanan Macan Besar bertaring Pedang itu dengan harapan bisa melumpuhkan mereka. Namun Bullock tidak menduga sama sekali ketika mereka berhasil menghindar dari Tinju andalan miliknya. Bahkan Macan itu seperti memiliki insting dan naluri yang kuat, Mereka langsung menyebar ke dua sisi, mengurung dan mengapit Bullock dari dua arah, lalu melakukan serangan dengan cepat, membuat Bullock urung melakukan serangan, dan memilih menghindari mereka dengan bergulingan di tanah!Dua ekor Macan itu terus memburunya, membuatnya harus jatuh bangun menghindari mereka. Bullock mau tidak mau harus bertindak lebih cepat, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghadapi