Beranda / Romansa / ASFHA ZIARA / Fika derita, Asfha bahagia

Share

Fika derita, Asfha bahagia

Penulis: Biba
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam tiba, setelah makan bersama keluarga Asfha sudah berada dikamarnya masing-masing dan Asfha sekarang sedang rebahan sambil bermain handphone.

Ketika seru-serunya scroll tiktok tiba-tiba notif W******p bermunculan dan itu sangat membuat Asfha jengkel.

"Siapa sih heuh," gerutunya langsung lari ke W******p.

Dilihat banyak sekali yang chat apalagi grup kelas dengan pesan 300 nama grup XI Ipa 2. Dibuka grup tersebut, karena jenuh harus membaca pesan dia hanya scroll sampe bawah. Namun disaat dia scroll matanya melotot pada pesan 'weh tugas Pak Alzam liat'.

"Mampus. Ko bisa lupa gini ey," ucapnya.

Asfha kembali menutup grupnya dan langsung mencari nama Fika. Setelah ditemukan ternyata Fika spam juga, dibuka chatnya.

Fika Gila!

Woy tugas Pak Alzam liat!

Weh budek ceklis dua tak kunjung membiru 

Asfha!!!

Gereget gue sama lo

Lo ngedadak jadi kutub

Woy!!! Denger gue kagak sih

Dahlah kita putus, gue benci lo

"Emangnya kita hubungan apa," ucapnya dan segera membalas chat.

Kagak salam kagak apa kagak ada akhlaq banget bisanya cuma nyerocos aja

Hehe maaf banget cantek, gue tau lo cantek. Emm btw sama tugas Pak Alzam gimana? Boleh minta contekan dong hehe

Dasar kutu kupret kalo ada sesuatu pasti baik, gue belom ngerjain lupa ey!

Huwahhhh, gue tarik lagi gak jadi bilang cantek:(

Asfha tak membalas chat Fika, dia mencari nama teman yang bernama Arsad, setelah ditemukan Asfha langsung chat.

Arsad Kagak Bener!!!

Heh Arsad! Gue liat tugas Pak Alzam dong!

Asfha chat tanpa basa basi, dia tersenyum karena Arsad langsung membalas chatnya.

Justru gue mau nyontek

Gue lupa kalo lo tukang nyontek dan gue bego mau nyontek sama lo fiks gue bego!

Setiap hari lo begonya kagak bakal ilang, Fha HAHAHAHA

Asfha meninggalkan chat Arsad, dia mematikan layar handphone lalu disimpan benda pipih itu dan akhirnya dia tidur.

"Daripada gue pusing mikirin tugas mending bobo cantik. Yang intinya sih biar bisa berantem sama Pak Alzam lagi hihi," ucapnya dan langsung tidur.

***

Mentari pagi telah bersinar, Asfha sudah bangun dan sekarang dia sedang bersiap-siap, Asfha memandang dirinya penuh takjub rambut panjang yang terurai terlihat sangat menawan. Seusai semua telah rapi dia duduk didepan cermin memoleskan bedak tipis diseluruh wajah yang lembut tak lupa liptin yang berwarna pink semakin menambah kecantikannya.

Sekali lagi dia melihat dirinya dicermin senyuman manis yang dia terbitkan. Dia melirik ke jam dinding yang menunjukkan pukul 06:00, diambil tas lalu pergi keluar kamar.

"Hay, Mamah dan Papah," teriak Asfha sambil turun dari anak tangga.

"Hay sayang," ucap serempak.

"Tumben banget jam segini udah siap? Biasanya juga jam 7 baru nongol," ledek papah Asfha diakhiri kekehan.

"Yey, Papah ini. Harusnya syukuran dong malah ngeledek," ucap Asfha langsung duduk dan mengambil roti yang sudah disiapkan oleh Mamahnya.

"Pastinya sih kerasukan jin baik atau ada sesuatu ya," goda Papah.

"Sesuatu apa? Gak ada," jawabnya tenang sambil memakan sesuap roti.

"Ya namanya juga anak remaja pasti tentang cinta."

"Ih nggak tuh. Mana ada main cinta, aku rasa cinta itu satu kata mengundang luka yang berakhir derita."

"Kata siapa? Buktinya Papah cinta sama Mamah kamu bahagia terus gak ada yang namanya derita. Mungkin kamu yang terlalu berharap sama seseorang, belum juga dihalalin hatinya udah perih."

"Papah!!!!" merengek tak terima. Muka Asfha ditekuk setelah mendengar ledekan Papahnya.

"Udah-udah dilanjut lagi makannya masih juga pagi! saran Mamah.

Dalam hati, seorang ibu itu juga ingin ikut ketawa yang sedari tadi melihat anak gadisnya jadi bahan bully apalagi melihat muka dan bibir yang dimonyongkan seperti bocah tapi karena kasihan dia sembunyikan saja. 

***

Asfha berangkat menaiki sepeda motor yang satunya lagi, karena motor itu belum diambil. Dia menatap fokus pada jalan. Namun tiba-tiba dijalan raya menjadi macet membuat dirinya susah untuk melewati. 

"Tumben banget macet. Pak ada apasih? Ko bisa macet?" tanyanya pada pedagang pinggiran. 

"Tadi ada yang kecelakaan," jawabnya dan Asfha hanya membulatkan bibirnya.

Asfha bergerak sedikit demi sedikit berusaha untuk melewati meskipun susah. Terkadang juga dia menyenggol beberapa kendaraan. 

"Heh mobil saya lecet!" teriak seorang lelaki.

"Ya, Pak. Maaf nanti kalo lecet datang aja kerumah saya," teriaknya juga.

Berhasil melewati kemacetan, Asfha kembali melajukan motornya dengan sangat cepat. Ditengah perjalanan ada seseorang yang melambaikan tangan, Asfha melihat dia dari jarak jauh setelah dekat ternyata dia adalah Fika.

"Lagi ngapain lo disini?" tanya Asfha karena jalur sekolah antara Asfha dan Fika sangat berbalik arah.

"Huh untung ada lo. Gue abis beli sepatu, lo tau kalo disekitaran rumah gue gak ada yang jual sepatu jadi gue kesini," jelasnya.

"Terus lo kesini sama siapa?"

"Sama pacar tapi entah kemana pacar gue gak ada apalagi pas lagi dikasir."

"Haha yang bener? Lo beli sepatu sama pacar? Kagak bilang udah pacar aja, eh terus lo ditinggalin? Sujud syukur banget," ledeknya sambil tertawa lepas.

"Enak banget lo ketawa. Daripada elo jomblo mulu kagak laku yee," ledeknya juga.

"Daripada punya pacar tapi gak bahagia, ya mending gue dong jomblo selalu bahagia."

"Sakumaha lo aja lah," pasrahnya sambil naik. Asfha tak menjawab, dia kembali melajukan motor.

Bab terkait

  • ASFHA ZIARA   Murid baru

    Asfha dan Fika sudah tiba disekolah, mereka kini berada diparkiran dirapihkannya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ketika Fika sedang bercermin, dia melihat seorang lelaki dari pantulan cermin itu dengan memakai kacamata hitam pakaian yang sama seperti siswa disini karena penasaran, dia berbalik langsung mematung matanya pun melotot sampai mau copot."Fha!" panggilnya pelan tapi masih bisa didengar oleh Asfha."Diem gue lagi ngerapihin rambut," ucapnya tak melirik dan masih fokus."Ih liat dulu i-tu siapa?" cicitnya sambil menggigit ibu jari.Asfha penasaran siapa yang dimaksud dengan temannya alhasil dia menoleh, Asfha yang awalnya sedang merapikan rambut pergerakannya terhenti matanya tak berkedip sama sekali.

  • ASFHA ZIARA   Pasrah

    Asfha terus mengikuti dari belakang banyak yang menatapnya heran karena melihat wajah Asfha yang terseyum sepanjang perjalanan. Jalannya pun elegan tak ada sikap bar-bar.Pak Alzam masuk dan langsung duduk ditempatnya sambil mempersilahkan Asfha duduk. Yang dipersilahkan menurut sambil tersenyum."Kamu tau? Alasan saya membawa kamu ke kantor?" tanya Pak Alzam memulai, dia juga bersikap tegas duduknya pun tegap.Asfha menggelengkan kepala sebagai jawaban bahwa dirinya tidak tahu dan masih tetap tersenyum.Pak Alzam mengerutkan keningnya, dia berpikir kenapa dengan Asfha? Bukankah dirinya selalu bar-bar? Lantas kenapa dia mendadak bersikap elegan seperti itu? Namun Pak Alzam tetap biasa dan menatap sambil mengelus-nge

  • ASFHA ZIARA   Mengejar ingin memiliki

    Hampir 2 jam lebih, dua orang itu masih belum mengeluarkan suara. Entah apa yang berada dipikirannya masing-masing, namun yang jelas diantaranya sedang menunggu salah satunya mengeluarkan suara.Hampir 2 jam, Pak Alzam belum lagi ngeluarin suara? Dan begonya gue masing disini, batin Asfha sedikit menghentakan kakinya.Pak Alzam bisa melihat kejengkelan wanita yang didepannya itu, dia semakin memperhatikan gerak-geriknya.Saya tau kamu jengkel, tapi saya tidak akan mengeluarkan suara sebelum kamu memulai, batin Pak Alzam.Tring Tring TringBel berbunyi memberitahukan kepada seluruh siswa/i untuk belajar di esok hari.

  • ASFHA ZIARA   Menunggu waktu

    Lelaki itu melotot, dia tak menyangka apa yang dilakukan wanita didepannya. Lelaki itu sangat jengkel dengan tingkahnya dari awal masuk sekolah sampai detik dia membungkam wanita itu."Maksud lo apa sih? Gak liat apa banyak orang yang mandang aneh? Baru kali ini gue nemu cewek aneh kayak lo. Lain kali jadi cewek tuh elegan dikit gak usah bar-bar, jual mahal jangan ngejar-ngejar kayak gini. Kodrat seorang wanita itu dikejar bukan ngejar."Ucapan lelaki itu begitu nusuk ke hati Asfha, matanya menatap dengan tatapan sinis. Lelaki itu sadar jika dirinya telah ditatap akhirnya dia juga menatap.Lama-kelamaan pikirannya membeludak tiba-tiba Asfha memukul lelaki itu."Suka-suka gue dong, itu bukan urusan lo," lawan Asfha t

  • ASFHA ZIARA   Saran

    Seluruh ruangan sekolah sudah dipenuhi oleh para pelajar, kini mereka sudah berada dikelasnya masing-masing termasuk murid pengheboh bernama Asfha sudah berada di lingkungan sekolah sebelum 15 menit bel berbunyi.Asfha sedang berdiri didekat pintu kepalanya celangak-celinguk melihat keluar sesekali, dia juga duduk pada kursi yang ada didekatnya namun tak lama dia kembali berdiri layaknya seperti orang yang sedang menunggu sesuatu."Eh, Asfha. Mau jadi penunggu pintu? Gue liat dari kejauhan celangak-celinguk mulu keluar. Nungguin siapa sih?" tanya teman kelasnya yang baru datang, dia bernama Arsad."Bukan urusan lo!" jawabnya sinis."Wadaw galak bener. Ya udah minggir," ucapnya lewat sambil nyenggol bahu Asfha.

  • ASFHA ZIARA   Kesalahan lagi

    "Tapi … gue pengen deket doang, Fik. Lagiankan cuma deket.""Iya gue tau cuma deket. Tapi gak semua orang bisa berteman dengan kata dekat pasti bakal ada sebagian orang akan membawa perasaan. Terus deketnya, lo itu bisa menciptakan suka deh.""Kata siapa? Peramal bukan so' tau aja. Lo aja kali gak suka gue deket sama si aa itu yah?" goda Asfha."Dih ngelak kata siapa juga sih? Punten gue udah punya pawang dan bakal setia," sombongnya."Ah masa sih?""Iya.""Ah masa?""Terserah lu dah. Gue males ah terus ngomong sama lo gak ada beres

  • ASFHA ZIARA   Sikap berubah membuat aku senang

    Kesekian kalinya Asfha melihat Pak Alzam marah dan membentaknya lagi. Dengan wajah yang sangat merah, dia menghampiri pada murid yang sangat terus membuatnya jengkel.Asfha menunduk tak berani menatap mata tajam Pak Alzam, tubuhnya gemetar disaat Pak Alzam menghampirinya apalagi air matanya ikut keluar bertuturan."Kenapa menangis? Apakah saya telah melukai dirimu?"Asfha menggeleng tanda dia baik-baik saja."Lantas?""Air mata ini keluar karena kepala aku sedang menunduk jadi ikut menetes, Pak." jawabnya tak berdosa dan masih menunduk.Awalnya Pak Alzam akan membentak dan m

  • ASFHA ZIARA   Terjadi pertengkaran

    "Ya gak bakal, Kak.""Kenapa?""Karena kita nggak jodoh. Kita mampu mencintai, tapi … tidak bisa berharap lebih, jika Tuhan tidak berkata iya. Maka rasa harus merelakan dan melupakan.""Hmm bijak dalam perbucinan. Good!""Udah handal dongs," sombongnya sambil mengedipkan satu sebelah mata dan tak lupa menyeruput minumannya."Ya gue percaya itu. Dalam percintaan juga udah ketebak pasti banyak korban yang udah dighosting," ucapnya meremehkan."Eeeeee salah banget, Kak. Aku belom pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta apalagi jadi pemain ghosting," ucapnya lantang sampai banyak mata ya

Bab terbaru

  • ASFHA ZIARA   BAB 27

    Fika tersenyum bahagia, dia juga memeluknya kembali."Oke. Gue minta maaf, Fha. Gue udah salah paham sama lo, harusnya gue lebih sadar dan berpikir dulu sebelum dimasukin ke hati.""Gak usah minta maaf. Harusnya yang minta maaf itu gue, karena lo korban dari bentakan nada bicara gue dari kesekian orang. Hahaha, lagian salah lo juga sih apa-apa dimasukin ke hati.""Haha iya-iya. Tapi, sekarang gue lebih bersyukur punya sahabat seperti lo.""Jadi sebelumnya lo gak pernah bersyukur?" tanya menguraikan pelukan dan langsung menatap lekat sahabatnya."Hilih kebalikan nih, jadi lo yang dimasukin kehati."

  • ASFHA ZIARA   BAB 26

    Jam 8 pagi matahari sudah nampak diatas nabastala memancarkan cahaya menerangi alam semesta. Indahnya pancaran itu memberi kesejukan bagi penghuni makhluk yang berada di bumi dan langit.Dilangit Kicauan burung berbondong-bondong mengelilingi angkasa. Dibumi pohon bersemi kembali, lantas nikmat mana yang kami dustakan?"Satu dua satu dua.""Fha mau gak?" tawar Fika membawa kantung kresek hitam yang berisi makanan.Asfha menoleh lalu menghampirinya.Dua makhluk itu sedang berolahraga dibelakang rumah Asfha mengisi waktu libur dihari minggu. Sudah hampir 2 jam mereka melakukan runititas itu.

  • ASFHA ZIARA   BAB 25

    Lelaki itu memangutkan kepala. "Ya gapapa. Katanya belum beres belanjanya? Dilanjut!"Asfha menyengir kuda, sebenarnya bukan belum selesai belanja tapi karena dia ingin berlama-lama dengan lelaki itu."Ah nggak udah ko," alibinya."Oh udah? Pulang gih! Nanti orang tua lo marah. Gak baik anak gadis keluyuran lama-lama diluar tengah malem!"Asfha mendengus kesal mencibirkan bibirnya. Lelaki itu tak mengerti apa yang diinginkan Asfha. Dengan seperti itu keinginannya harus musnah tertelan sebelum waktunya, dia tak bisa mencari alasan lagi hanya pasrah.Bingung jika harus saling diam akhirnya Asfha izin untuk pamit pulang terlebih dahulu.

  • ASFHA ZIARA   BAB 24

    Tit Tit TitAsfha memalingkan wajahnya melihat kedepan ternyata benar suara mobil itu berhenti tepat didepan rumahnya."Tuh kayaknya udah dateng. Izinin yah? Bentar doang … hmm yah bener deh bentar doang. Kesian Fika udah kesini kalo aku gak diizinin," pintanya memelas."Ya udah, Pah. Izinin ajah, mereka cuma belanja," ucap Mamahnya membantu meminta izin.Papahnya dia sejenak, berpaling melirik Asfha. "Ya udah sana. Tapi hati-hati jangan ngebut apalagi sambil bercanda!""Yey oke siap, Pah," jawabnya antusias sambil hormat.Asfha berdiri dan menyalami orang tuanya. Dia juga diantar oleh

  • ASFHA ZIARA   BAB 23

    "Haduh. Huft hah huft hah."Asfha mencoba menormalkan pernapasannya. Dia berjalan kembali menghampiri meja lalu menengok kearah bawah, dia penasaran siapa yang telah bersikap tidak sopan."Keluar!" titahnya sambil menggebrakkan meja.Orang yang berada dibawah itu menoleh. "Ada apa, Neng?" tanyanya sambil keluar tanpa berdosa."Oh kamu, Mang. Cepet-cepet keluar!"Semua orang ikut keluar dan menunggu apa yang akan terjadi."Amang kentut ya?" tanya Asfha to the point.Mang Udin menyengir. "Iya hehe, tapi tadi loh kentutnya."

  • ASFHA ZIARA   BAB 22

    Deras hujan mengguyur rumah disertai gemerlapan petir, jalan basah kuyup, pepohonan ikut bergoyang karena tiupan angin.Tang kolentrang tangSuara rintikan hujan menggema berirama diatap rumah, apalagi atap rumah itu terbuat dari Asbes.Ruangan cukup redup hanya pancaran cahaya remang-remang terdapat seorang gadis sedang belajar, ralat bukan belajar melainkan melukis. Gadis itu mencoreng-coreng tinta diatas kertas putih. Lukisan itu menampakkan kepala seseorang, entah laki-laki atau perempuan yang jelas lukisan itu baru separuh.Namun ditengah kepokusan melukis, dia merasa terganggu dengan adanya suara kebisikan tang kolentrang yang terdengar keras dan semakin keras.

  • ASFHA ZIARA   BAB 21

    Pergerakan Asfha terhenti disaat dia sudah membuka pintu. Asfha menuruti dan masuk, Pak Alzam memutar dan duduk didekat Asfha tepatnya ditempat pengemudi, dia memakai sabuk pengaman. Dirasa sudah siap, Pak Alzam belum melajukan mobilnya melainkan memajukan badan yang berada didepan muka Asfha. Muka mereka hanya berjarak beberapa cm. Asfha membelalakan matanya jarak antara wajah mereka sangat dekat pergerakan Asfha pun terkunci, dia menahan napas kuat-kuat. Pak Alzam pun tak dapat terbohongi hatinya ikut berdebar, sebelum beranjak dia sempat melirik Asfha. Mata mereka saling bertemu debaran-debaran dihati mereka semakin kencang. Rasa canggung dan keringat mengajalar menusuk jiwa mereka. "Emm a-nu, Pak," lirihnya terbata-bata.  

  • ASFHA ZIARA   BAB 20

    Aksan bisa merasakan bahwa badan Sang Ibu bergetar isakan itu pun menjalar terdengar jelas. Aksan menguraikan pelukan menatatap terlihat mata sembab lalu diusap jejak air matanya dan Sang Ibu menerbitkan senyuman diterima hangat oleh Aksan."Jangan nangis!" lirihnya."Nggak sayang. Jadi bagaimana dengan gadis itu? Apakah kamu menyukainya?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.Gerakan Aksan yang mengusap jejak air mata Sang Ibu berhenti. Dia ingin sekali menjelaskan namun terselip rasa malu dalam benaknya. Selama ini juga dia tidak pernah bercerita siapapun yang sudah mengusik hatinya."Ceritalah, Nak!" titahnya seolah-olah tahu jika dia sedang malu.

  • ASFHA ZIARA   BAB 19

    Tok tok tok Ketukan suara pintu, Fika yang sedang duduk santay dengan rasa malas dia terpaksa berdiri lalu berjalan membuka pintu tersebut, disaat dibuka ternyata yang datang adalah Asfha dan seorang lelaki yang berada dibelakangnya adalah Pak Alzam. Awalnya Fika akan memarahi namun disaat dia melihat Pak Alzam, dia mengerutkan keningnya seolah-olah menanyakan kenapa bisa dengannya? Asfha tahu jika Fika menanyakan tapi dia tidak menjawabnya melainkan masuk begitu saja, dia berjalan ke brangkas melihat temanya seperti orang yang sudah tak berdaya. Dia menatap sahabatnya itu dengan tatapan biasa, dilihat dari ujung kepala sampai ujung kaki sekujur wajahnya bengkak karena pukulan matanya pun sampai tak terlihat.

DMCA.com Protection Status