PERTANDINGAN PEMILIHAN KETUA ( 3 ) Pagi yang cerah, sinar matahari bersinar dengan cerahnya memasuki jendela saya dan menyinari muka saya, ya, kemarin saya lupa menutup jendela dengan tirai jendela. Sinar yang menyilaukan itu memancar dengan terangnya dan menimbulkan kesilauan pada mata saya yang menyebabkan saya harus secepatnya mempersiapkan diri untuk menjemput suasana pagi ini. Saya bangun dari ranjang menuju kamar mandi dan membasuh diri saya untuk secepatnya menjemput paman dan bibi, setelah selesai mandi saya turun ke meja makan, terlihatlah nenek sedang menunggu saya untuk sarapan bersama dan seperti biasa di piring saya sudah tersedia menu sarapan pagi yang penuh dengan bacon dan ham serta roti panggang, segelas susu menemaninya. “Pagi, nek, hayo kita sarapan, kenapa nenek selalu menunggu saya turun untuk sarapan? Mengapa tidak sarapan dulu, nek?” tanya saya sambil menarik kursi untuk saya duduki sambil tersenyum penuh dengan cinta kasih. “Tidak ada kakek yang menemani
PERTANDINGAN PEMILIHAN KETUA ( 4 ) Sejak pulang dari kantor pusat perkumpulan hitam bawah tanah yang saya lewatkan dengan bersantai di rumah istana keluarga Zhang ini, dua hari telah berlalu dan hari ini adalah hari pertandingan penentuan ketua umum perkumpulan itu. Dan semua tempat duduk di sekitar panggung sudah dipenuhi oleh para undangan yang dijual oleh kawanan Robin untuk mencari keuntungan pribadi tanpa disadari oleh para tertua perkumpulan hitam bawah tanah dan orang orang tertentu yang ingin menyaksikan jalannya pertandingan ini. Di tempat duduk utama ada para juri yang terdiri dari lima orang yang salah satunya adalah bibi Midori dan para tertua, hanya bangku tamu kehormatan yang kosong yang persis ada di sebelah kursi utama bibi Midori. , dimana gerangan tamu kehormatan itu? Tertua wang dan tertua Lao mencari tamu kehormatan dengan memandangi seluruh tempat itu dan ditemukan dia duduk santai di kursi paling belakang. Tertua lao menyuruh pengawalnya mengundang Robert si
PERTANDINGAN PEMILIHAN KETUA ( 5 ) Pertandingan terus berlanjut sampai pada akhirnya setiap pemenang di panggung sudah ditentukan. Sepuluh yang masih didalam panggung akan melanjutkan ke babak semifinal dimana si “preman Urakan” juga salah satu dari sepuluh orang itu. “Tidak saya sangka pemuda yang kamu ajukan itu dapat menjadi pemenang dan masuk ke semifinal.” kata tertua Lao kepada ketua baju putih ini. Dari bajunya saja mereka kedua perkumpulan itu sudah berbeda, satu hitam dan satu lagi putih, apakah bisa menjadi ketua? Pertanyaan yang harus dipertimbangkan. “Hahaha, bagaimana menurut kalian para Tertua perkumpulan? Apakah pemuda yang saya pilih bisa menjadi anggota kalian?” kata Ketua itu tanpa merasa malu. “Maaf, pemuda yang menjadi anggota kami tidak boleh menjadi anggota di perkumpulan lain, jika seumpamanya dia menang, dia juga harus melepaskan keanggotaan di perkumpulan kamu.” kata Tertua Wang lebih lanjut. “Mengapa tidak kita gabungkan saja kedua perkumpulan itu dib
“Siapa kamu? Setelah kamu memberitahukan kami siapa kamu, kami mungkin akan mempertimbangkan semuanya itu.” jawab wanita itu dengan sombongnya sambil berdiri dan bertolak pinggang. “Haruskah kamu mengenal saya, cukup kamu ketahui pria yang akan kamu celakai adalah kerabat saya, kamu belum pantas mengetahui saya siapa, jika kamu ingin semua anggota kelompok kamu selamat keluar dari ruangan ini, saya sarankan jangan mencelakai pria itu lagi, jika kamu tidak mau menjadi masalah nantinya.” jawab saya acuh dan ingin meninggalkan mereka segera. Melihat Robert ingin meninggalkannya, wanita itu kembali membuat masalah. Dengan tidak berkata apapun, wanita itu menyerang Robert dengan pukulan jarak jauh yang mematikan. Tapi sungguh sayang yang diserang adalah Robert yang telah bersatu dengan alam dan dia bisa menggunakan kekuatan alam untuk melindungi dia dan membalas serangan. Jadi serangan itu bukan mencelakai Robert tapi dirinya dan pria yang disamping wanita itu, yang mendapat pukulan itu s
KESEHATAN PAMAN HENDRIK “Paman, bagaimana dengan keadaan jantung paman?” tanya Robert tiba tiba sambil menjalankan mobil menuju rumah paman Hendrik. “Bagaimana kamu bisa tahu akan keadaan saya, Robert?” Tanya paman Hendrik bingung dan tentu saja kaget mendengar pertanyaan Robert itu.. Setahu dia belum memberitahukan kepada siapapun, bahkan Bibi Midori saja tidak tahu. “Saya melihat dari aura paman, jadi saya bertanya ingin mengetahui keadaan sebenarnya.” kata Robert menjawab pertanyaan paman Hendrik. Dan juga menunggu jawaban yang pasti dari paman Hendrik sendiri.” paman, bibi berhak tahu akan kondisi paman, sehingga bibi tidak kaget nantinya jika terjadi apapun juga, “Hmmm, sepertinya saya tidak dapat menutupinya lagi dari kalian, baiklah kondisi jantung saya tidak baik dan sewaktu waktu dapat meninggalkan kalian semuanya, tapi tidak tahu kapan, jadi kita hidup seperti biasa saja, sampai ajal menjemput saya dan tidak perlu memberitahukan kondisi saya ke Takumi Zhang, biarkan dia h
PINTU MASUK UTAMA Sambil tertawa bibi Midori mengantar kami sampai di pintu utama rumah paman Hendrik dan telah menunggu mobil saya di depan pintu. Saya langsung naik ke mobil di kursi belakang. Sedangkan kedua pengawal duduk di depan dan yang satu lagi menjadi sopir dan akan menjadi pengawal dan asisten pribadi saya. Di dalam mobil kami tidak berkata apapun selama dalam perjalanan ke kantor pusat perkumpulan hitam bawah tanah dan saya cuma memperhatikan jalan dan menikmati pemandangan gunung yang indah dan alami ini. Tidak berapa lama kami sampai di tempat rekreasi di samping gunung dan sopir masuk ke tempat parkir kantor pusat tempat rekreasi ini yang hanya beberapa orang saja yang tahu. Tempat parkir ini hanya khusus karyawan, di depan pintu tempat parkir tertulis di papan petunjuk " bukan jalan umum, khusus staf yang berkepentingan." dengan tinta merah yang tebal. Pintu tempat parkir selalu terbuka tapi para pengunjung taman rekreasi ini tidak ada yang berani memarkirkan mobilny
PENENTUAN KETUA BARU Memasuki ruang itu, saya memperhatikan dengan seksama , ternyata sekali lagi ayah membuat ulah, kamar ini persis sama susunannya dengan kamar saya di istana keluarga Zhang. Sungguh heran saya apa maksud semua ini. Apa maunya ayah saya, mengapa semuanya selalu dibuat sama. Sambil menarik nafas panjang saya masuk ke dalam kamar dan menuju ke ranjang saya, saya ingin istirahat untuk menghadapi pertandingan besok hari dengan kondisi sehat dan fit. Robert membaringkan tubuhnya ke ranjang dan menutup semua komunikasi agar ayah dan leluhurnya tidak dapat menghubunginya dan tidak berapa lama tertidurlah dia. Dengan menggerakkan tubuhnya sedikit, terbangunlah Robert keesokan harinya dengan segar dan sudah siap menerima tantangan dari mereka. Dengan perlahan dia menuju kamar mandi untuk membersihkan badan dan kemudian keluar untuk mencari sarapan dan tidak tahu kenapa dia berjalan menuju sebelah kanan dari pintu dan menyentuh dinding disana, sekali lagi terdengar suara g
KEPUTUSAN KETUASetelah menyelesaikan pertarungannya dengan Robin dan kawan kawannya, Robert meninggalkan ruangan ketua lama dengan santainya dan mulai sekarang ruangan itu menjadi ruangannya.“Saya tunggu kalian para tertua di ruangan rapat tertutup untuk merundingkan apa yang akan kita tempuh untuk ke depannya. Robin jika kamu bisa dan merasa pantas menjadi ketua yang akan selalu berhadapan dengan masyarakat umum, berhubung dengan perkumpulan kita, kamu juga harus ikut dalam rapat itu, juga kamu Mei Lin.” kata saya sambil keluar dari ruangan itu dan menuju ke ruangan rahasia untuk merencanakan tindakan yang harus diambil seterusnya.Setelah itu saya keluar dari ruangan itu diikuti dengan pengawal pribadi saya, anak paman Liu, dan dua pemuda yang akan menjadi penyambung lidah saya selama di perkumpulan ini. Sungguh aneh letak ruangan yang dimiliki ketua lama, aneh aneh saja tempat yang akan dilaluinya, seperti sekarang, setelah keluar dari ruangan ini, saya dihadapkan dengan pekarang