Kakak adik yang biasanya ramai kali ini tampak akur. Opa Adriel dan kedua cucunya sama-sama memfokuskan netra menatap salah satu film kesukaan Opa Adriel.Oma Rizya dan Bi Arum tengah sibuk mempersiapkan makan malam. Saat pertengahan film ketiganya dikejutkan dengan perdebatan dari dapur.Harnefer menjeda film tersebut dan menyusul Opa Adriel dan Felicia yang menuju dapur terlebih dahulu."Ada apa?" tanya Opa Adriel."Maaf Tuan Adriel, stok makanan sudah habis.""Ya sudah sana kamu belanja seadanya di supermarket atau membuat makanan instan saja," perintah Oma Rizya."Maaf Nyonya Rizya, tapi stok makanan instan juga telah habis. Dan mohon maaf saya tidak berani apabila keluar malam sendirian.""Kamu bisa saya...""Oma, Opa, bolehkah apabila Harnefer dan Felicia yang membeli makanan kali ini sekaligus membeli stok makanan?" Perkataan tersebut bukan Felicia melainkan berasal dari Harnefer. Felicia melirik kesal Harnefer yang menganggu kedamaiannya."Lo sendiri napa?""Feli," tegur Oma
Hari yang dinanti-nantikan kelas sembilan pun tiba. Siswa kelas sembilan dengan menggunakan kemeja putih dan dasi. Untuk dasi setiap siswa dibebaskan warna apapun.Asalkan tidak menggenakan dasi kupu-kupu. Sedangkan siswi dengan menggunakan kebaya dan beberapa menggunakan jilbab.Seorang gadis tengah berusaha menyeimbangkan langkahnya. Abangnya berulang kali kekeh dengan menggendong hingga kelas.Gadis tersebut beberapa kali menengok ke belakang. Berharap Abangnya tak menemukannya. Terlalu fokus mengawasi belakangnya hingga gadis tersebut hampir saja terjatuh. Beruntungnya salah satu siswa menangkapnya."Maaf, Bu.""Kamu murid kelas mana? Saya baru pertamakali melihat kamu."Perkataan ini sudah dirinya dengar saat di rumah. Ya di rumah karena pegawai salon yang dia pilih diminta ke rumah.Oma, Opa, dan abangnya mengatakan apabila luka-luka gadis tersebut pasti merasa nyeri. Gadis tersebut tersenyum pendengaran penuturan guru bimbingan konseling saat kelas delapan."Ini saya, Bu.""Sa
Satu bulan sudah sejak hari perpisahan bagi kelas sembilan SMP Negeri 1 Samudera. Siswa-siswi kelas sembilan diibaratkan sedang simulasi menjadi pengangguran.Baru saja Felicia tiba dari rumahnya karena setelah kelulusan, dia menginap di rumah orang tua Harnefer.Harnefer merasa curiga karena adiknya langsung meminta untuk ke rumah orang tuanya.Ya, adiknya hanya mengatakan apabila ingin berganti posisi. Dia hendak melaksanakan ucapan Papanya.Papa Harnefer mengatakan apabila saat Felicia luang, sang keponakan bisa berkunjung dan bertukar posisi.Tepat sore hari setelah kelulusan Felicia dan Opa Adriel menuju ke rumah Papanya atau adik Hosea. Selama tak ada adiknya ponsel Felicia ditinggal di rumah dalam keadaan mati. Harnefer semakin curiga apa yang terjadi saat kelulusan adiknya.Setiap Harnefer bertemu Kish, lelaki tersebut akan menanyakan perihal Felicia. Harnefer semakin gemas karena tiga hari lagi sang adik harus pendaftaran sekolah.Hari-hari yang saat adiknya terasa cepat ber
Seorang lelaki langsung memasuki kamar adik perempuannya. Lelaki tersebut mengedarkan pandangan namun tak menemukan adiknya.Dia menatap toilet dalam kamar adiknya namun lampu padam pertanda kosong tak digunakan. Lelaki tersebut kembali santai, setidaknya kejadian beberapa hari lalu tak akan terulang.Lelaki tersebut mengedarkan pandangan mencari objek yang dia cari-cari. Biasanya sang adik akan meletakkan di meja belajar atau meja samping kasur.Seorang gadis sudah menebak bahwa lelaki tersebut akan mencari barang tersebut. Sang gadis baru saja dari ruang makan dan toilet lantai 1 pun bersembunyi.Dia sengaja tidak menggunakan toilet kamarnya karena telah menebak. Saat barang tersebut bersamanya sang kakak memberikan tatapan tak suka.Gadis tersebut memilih duduk di depan pintu kamarnya. Tiba-tiba ide jahil terlintas di otaknya. Dia menuju kamar kakaknya dan mengobrak-abrik semua barang.Gadis tersebut kembali ke kamarnya dan duduk di depan pintu kamar. Dia membelalakkan mata kala me
Seperti masa orientasi sekolah saat hari pertama. Siswa-siswi calon kelas 10 SMA Negeri 2 Angkasa dengan aneka seragam almamater sekolah dahulunya tengah berkumpul.Mereka dikumpulkan di lapangan berdasarkan kelas sementara. Felicia bersyukur setidaknya ucapan Satya tak terkabul.Pada masa orientasi sekolah ini kelas mereka terpisah. Satya di kelas IPS 1 dan Felicia di kelas IPS 5. Jarak kelas yang ujung bertemu ujung membuat Felicia merasa damai. Gadis itu harap saat penentuan kelas, tetap tak sekelas dengan Satya.Setelah upacara pembukaan selesai para siswa-siswi yang tergabung dalam OSIS membimbing calon kelas 10 menuju ke aula, untuk memperkenalkan guru-guru, lalu berlanjut dengan ruang, serta ekstrakurikuler.Guru-guru yang termasuk sebagai komite masuk ke aula terlebih dahulu. Setelah 10 guru merupakan anggota komite masuk terlebih dahulu, guru mata pelajaran yang akan mengajar jurusan MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) maupun IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) menyusul ma
Masa orientasi sekolah akhirnya telah berakhir. Siswa-siswi kelas 10 SMA Negeri 2 Angkasa, sangat bahagia karena tak perlu pusing-pusing mengumpulkan barang.Anggota OSIS telah mengatakan bahwa akan ada tiga kelas yang mendapatkan kelas sementara, karena ruang kelas yang kurang.Tiga kelas yang kurang tersebut terdiri dari : kelas IPS 1, kelas IPS 5, dan MIPA 7. Tiga kelas tersebut untuk sementara waktu akan ditempatkan di laboratorium.Namun dalam tiga bulan ketiga kelas tersebut harus kembali berpindah, laboratorium yang digunakan sebagai kelas sementara akan digunakan tempat olimpiade.Pergelangan kaki Felicia rasanya telah hampir patah, gadis tersebut harus berulangkali berjinjit untuk mencari namanya. Sudah empat kelas namun gadis tersebut masih belum menemukan namanya. Andai saja gadis tersebut memiliki robot, agar tak perlu capek-capek berjinjit.Seorang lelaki sebaya Felicia tiba-tiba muncul membuat Felicia terkejut. Dia reflek memukul keras kepala lelaki di hadapannya.Satya
Ekstrakurikuler yang akan dimulai pada Minggu pertama kali ini adalah pramuka. Beberapa ekstrakurikuler lainnya akan dimulai pada minggu depan dengan perkenalan terlebih dahulu, sedangkan materi serta kegiatan pada minggu berikutnya.Beberapa siswa-siswi mulai memasang wajah kusut karena jenuh menunggu persiapan upacara pembukaan.Dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA (Sekolah Menengah Atas) tak ada yang berubah dari gadis tersebut, selain sifatnya yang sengaja dia ubah.Gadis tersebut tetap menjadi sandaran para teman-temannya yang bosan, mengantuk, kesal, tertidur, dan mungkin tengah mengalami masalah.Dia hanya dapat mendongak sekaligus menyadarkan kepala pada dinding. Beruntung kali ini belakangnya terdapat dinding, dimana atasnya terdapat kumpulan topi pramuka para siswi SMA atau boni."Ci," panggil salah satu siswa meniru temannya.Gadis yang semasa kecil mendapat panggilan tersebut mengedarkan pandangan mencari pelaku."Leci!"Gadis tersebut sontak mendongak kala suara
Ekstrakurikuler yang dipilih setiap siswa atau siswi pada saat masa orientasi akan dimulai pada minggu ini. Ntah disebut beruntung atau kesialan karena Felicia lupa memberitahu Harnefer bahwa akan pulang sedikit malam.Ingin Felicia keluar sejenak untuk menemui Harnefer, namun sekolahnya terlalu ketat. Siswa-siswi dilarang keluar area sekolah selama belum waktu pulang.Felicia ingin menghubungi Harnefer dengan pesan atau melalukan panggilan sejenak. Tetapi handphonenya dia tinggal karena jam olahraga yang akan ditutup bimbingan konseling sebelum pulang.Sehingga siswa-siswi kelas 10 IPS 1 hari ini mengurangi penggunaan handphone. Felicia harap satpam SMA Negeri 2 Angkasa dapat percaya bahwa mereka Harnefer dan Felicia adalah kakak beradik."Ci, lo ditinggal yang lain loh," tegur seorang siswa yang melihat temannya justru melamun tengah lapangan.Bukannya tersadar lamunan gadis tersebut hanya menoleh namun dengan pandangan kosong.Siswa tersebut mundur 3 langkah karena merasa waspada.