Share

Part 108

"Lo sama Vian berantem karena Sani, kan?" tebak Alan yang tentu saja benar.

Bella hanya diam lalu meneguk minumannya.

"Gue bakal ngomong sama Sani."

Bella seketika membulatkan matanya. "Ngapain? Gak usah."

"Tapi Bell, kalau kayak gini terus lo sama Vian bisa putus. Emang lo mau kayak gitu. Gue bukannya mau ikut campur. Gue cuma gak mau waktu gue pergi lo malah patah hati dan gak ada gue buat hibur lo."

"Gue gak papa, Lan. Waktu lo selingkuhin aja gue aman kok."

Alan seketika menundukkan kepalanya merasa bersalah. "Sorry Bell, gue ...."

Bella kemudian tertawa melihat raut wajah Alan yang berubah. "Bercanda Lan. Gak usah dimasukin ke hati."

"Tapi lo serius gak mau gue bantuin buat ngomong sama Sani. Biar dia ngerti."

"Gue rasa Sani cukup pintar buat ngerti tanpa perlu dikasih tahu."

***

"Udah, telfon aja," celetuk Beno ketika melihat Vian sedang menatap layar ponselnya yang mana tertera kontak Bella.

"Gue takut."

"Takut kenapa? Pacar sendiri kok takut."

"Lo juga ngerti maksud gue apa."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status