Share

Bab 17

Penulis: Kak Fonnia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-08 07:34:29

Akhirnya kamu pulang juga, Adinda."

"Iya, Mas. Aku pulang." Adin baru saja sampa di rumah setelah satu minggu tidak pulang ke rumah.

Adinda jatuhkan bokongnya di atas sofa. Dia mengambil amplop di dalam tasnya dan dia berikan pada Roy, suaminya.

Roy mengerutkan keningnya lalu membuka isi amplop tersebut. Roy membuka perlahan amplop itu dan dia sangat terkejut saat melihat tulisan pada bagian atas surat tersebut.

Sebelum membaca isi surat Roy melihat ke arah Adinda dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan.

"Tolong ditandatangani, Mas," pinta Adinda.

"Jika dengan cara ini bisa membahagiakan kamu dan Ikshan dan menyembuhkan luka di hati kalian, maka Mas akan lakukan ini. Mas akan menandatangani surat ini dan Mas akan bawa ibu dan kak Mira pergi dari rumah ini."

"Mas tidak perlu pergi dari rumah ini, biar Adinda saja yang pergi. Biar Adinda yang mengalah," kata Adinda

"Adinda ini rumah ka—"

"Iya, ini rumah yang Mas beli pakai uang hasil jerih parah aku, tapi Adinda tidak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 18

    Hari ini adalah hari persidangan perceraian Adinda dan Roy. Adinda sudah bersiap diri untuk menghadiri persidangan di pengadilan. Tentunya Adinda akan ditemani oleh pengacaranya dan juga dokter Ibnu. Saat ini dokter Ibnu sudah ada di kediaman Adinda, dia sudah menunggu Ibu satu anak itu di ruang tamu. Adinda dan Ikshan keluar dari dalam kamar dan menghampiri Ibnu. Ikshan akan ikut bersama mereka pengadilan dan tentunya di pengadilan nanti bocah itu akan dijaga oleh Ibnu di dalam mobil. "Sudah siap?" tanya Ibnu dan tersenyum pada Adinda dan Ikshan. "Iya," jawab Adinda disertai anggukkan. "Iya, Om Dokter. ikshan dan Ibu sudah siap," jawab Ikshan dan langsung mengandeng tangan Ibnu. "Ayo, kita berangkat!" Ibnu mengandeng tangan Ikshan menuju mobil. Adinda keluar dari rumah dan tidak lupa dia mengunci pintu rumah. Setelah itu mereka pun masuk ke dalam mobil. "Duduk di depan." Ibnu meminta Adinda untuk duduk di depan bersamanya dan juga Ikshan."Saya saya di belakang saja sama Iksh

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 19

    "Ibu aku undang kamu dan Ikshan untuk makan malam di rumah." "Ibu kamu? Beliau kenal aku dan Ikshan?" Adinda terkejut saat Ibnu mengajaknya untuk makan malam bersama orang tua laki-laki itu. "Ya, aku yang ceritain tentang kalian ke ibu dan ayah. Kamu tidak marah kan?" Ternyata Ibnu sudah menceritakan pada kedua orang tuanya. Dia menceritakan semua tentang Adinda dan Ikshan. "Tidak marah, tapi aku malu." Adinda tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Adinda merasa malu pada orang tua Ibnu. Dia malu karena dia hanyalah seorang wanita biasa yang tidak memiliki gelar apapun. Sedangkan Ibnu, laki-laki itu adalah seorang pria dengan gelar dokter spesialis. "Kenapa malu? Hmm?" tanya Ibnu dengan menaikan kedua alisnya. "Aku dan keluargaku terima kamu dan Ikshan dengan tulus hati, Adinda. Kamu tidak perlu berpikiran yang tidak-tidak dan tidak perlu membandingkan antara kehidupan keluargaku dan keluargamu. Kita semua sama.""Kita beda, Ibnu. Kamu lulusan sarjana. Sedan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 20

    "Maukah kau menjadi istriku?""Maukah kau menjadi istriku?" Lida Adinda terasa kelu tak bisa berkata-kata. Hanya air matanya yang berbicara, air matanya mengalir membasahi pipinya. "Ya, aku mau," jawab Adinda dalam hati. Dia belum bisa menjawabnya secara langsung pada pria itu. Karena dia masih ingin membicarakan itu semua pada putranya.Adinda akan meminta persetujuan dari Ikshan, karena saat ini yang diutamakan adalah kebahagiaan putranya."Maaf, aku belum bisa terima kamu. Aku ... Aku harus bicarakan terlebih dahulu pada Ikshan." Adinda tidak menerima lamaran Ibnu."Oke, aku sendiri yang akan bicarakan ini pada Ikshan. Aku yang akan meminta izin padanya," kata Ibnu dengan sungguh-sungguh.Setelah itu Ibnu kembali menutup kotak cincin dan dia kembali memasukan ke dalam kantong jasnya.Sesudah itu dua insan anak manusia itu duduk di kursi masing-masing, lalu mereka pun menikmati hidangan yang sudah disiapkan di atas meja.Tidak ada pembahasan di antara dua insan itu. Mereka begitu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 21

    "Kenapa bengong saja? Apa yang kamu pikirkan?" Ibnu yang baru saja pulang kerja langsung menghampiri Adinda yang tengah berdiri bengong di depan jendela kamarnya. "Apa yang kamu pikirkan? Cerita sama aku, jangan dipendam sendiri," kata Ibnu. Tangannya mengelus pucuk kepala Adinda dengan sangat lembut. "Aku masih penasaran dengan orang yang menaruh rekam cctv di kamar aku waktu itu, dan sekarang aku curiga sama Mira. Aku curiga kalau wanita itu hanya berpura-pura gila." Adinda menjawab pertanyaan Ibnu. "Kamu mau tahu orangnya?" tanya Ibnu sambil tersenyum. Adinda menganggukkan kepalanya. "Ayo, biar aku nunjukin sesuatu biar kamu tidak penasaran dan tidak bengong seperti ini lagi." Ibnu menuntun Adinda untuk keluar dari kamar. Dia mengajak Adinda untuk duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Ibnu mengambil tas kerjanya yang ada di mobil, lalu dia kembali menemui Adinda. Ibnu mulai buka tas kerjanya, dia mengeluarkan laptop dari dalam tasnya kemudian dia letakkan laptop di atas meja

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 22

    Hari ini adalah hari terakhir persidangan perceraian Roy dan Adinda. Hakim sudah mengetok palu tiga kali sebagai tanda bahwa kedua insan itu benar-benar berpisah. Adinda menghela nafas lega karena dia telah resmi berpisah dari laki-laki yang selalu disetir oleh ibnu dan saudarinya. Adinda merasa bebas dari keluarga biadab yang penuh drama itu. "Hah! Lega rasanya sudah bebas dari keluarga durjana itu," ujar Adinda. "Tapi aku belum tenang kalau belum mendapatkan sertifikat rumah itu," ucap Adinda dan raut wajahnya langsung berubah. "Aku harus mendapatkan sertifikat itu dalam waktu dekat, aku tidak mau wanita gila itu yang menguasai rumah yang beli dengan hasil jerih payaku."Setelah mengetahui Mira berpura-pura gila, akhirnya Adinda putuskan untuk mengambil kembali rumah itu dari mantan suaminya. Dan tentunya rumah itu akan dia jual dan uang itu akan dia sumbangkan ke panti asuhan. Setelah selesai persidangan Adinda langsung meninggalkan ruangan sidang Bab 23 anakku gila saat aku j

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 23

    "Hari ini aku ke rumah Roy, aku akan minta sertifikat rumah." Adinda berbicara dengan Ibnu lewat panggilan suara. "Tunggu aku di rumah, aku sudah dalam perjalanan." "Kamu tidak kerja?" tanya Adinda. "Aku libur, sudah matikan telfonnya dulu dan tunggu aku di rumah. Tidak boleh ke mana-mana," kata Ibnu. "Oke, aku tunggu di rumah." Adinda dan Ibnu mematikan sambungan telfon mereka masing-masing. Adinda meletakkan ponselnya di atas meja, lalu dia menghampiri putranya yang sudah bersiap diri untuk berangkat sekolah. "Bu, apa hari ini papa Ibnu yang antar Ikshan ke sekolah?" tanya Ikshan sambil mengikat tali sepatunya. "Belum tahu, Sayang. Papa Ibnu masih dalam perjalanan," jawab Adinda dan berjongkok di hadapan sang putra. Dia mengikat tali sepatu putranya. Kini Ikshan sudah bersiap diri. Dia akan berangkat sekolah. Ikshan sudah masuk sekolah seperti biasa dan sekolah barunya Ikshan dekat di dengan rumah Ibnu.Tidak berselang lama terdengar suara deru mobil. Deru mobil itu adalah d

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 24

    "Jadi selama Kak Mira pura-pura gila?!""Apa karena Kakak tidak mau rawat ibu? Iya?!" Roy baru tahu jika Kakaknya itu hanya pura-pura gila dan yang membuat marah ternyata Kakaknya itu menginginkan rumah yang mereka tempati saat ini. "Aku tidak percaya kalau Kakak sejahat ini," ucap Roy dengan nada penuh kecewa."Sekarang juga kalian pergi dari sini! Kalian tidak berhak tinggal di sini!" Roy langsung mengusir Mira dan Ridho. "Haha. Kamu pikir kamu bakalan tinggal di rumah ini? Tidak akan, semuanya akan diambil kembali oleh Adinda dan dia pastinya akan jual rumah ini." Mira berbicara dengan nada sengit. "Pergi kalian semua! Jangan pergi kembali ke rumah ini!" teriak Roy mengusir Mira, Ridho dan putri mereka. "Iya, aku bakalan pergi dari sini. Aku tidak sudi tinggal di rumah ini," ucap Mira dan menarik tangan Ridho menuju kamar mereka.Setelah kepergian Mira dan Ridho ke dalam kamar, Roy menghela nafas panjang. Dia benar-benar capek dengan keadaannya saat ini. "Ini semua kesalahank

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 25

    Suasana kediaman Roy didatangi oleh pihak polisi. Beberapa orang polisi langsung mengamankan Ridho di kantor polisi. Tentunya Ridho dengan senang hati menyerahkan dirinya pada pihak polisi. Sebelum dibawa oleh pihak polisi, Ridho menitipkan putri kecilnya pada Roy. "Aku titip Arunika," ucap Ridho pada Roy. "Bagaimana bisa kau mempercayai Arunika padaku. Sedangkan aku sendiri adalah seorang penjahat," ucap Roy dengan suara pelan."Jika kau tidak bisa menjaganya, tolong antarkan pada Adinda." Ridho meminta Roy untuk mengantar Arunika, putrinya pada Adinda. "Hanya dialah yang akan menjaga Arunika dengan sepenuh hati," tambahnya. Setelah itu Ridho langsung ikut bersama polisi. Roy tidak bisa berbuat apa-apa. Saat ini dia pusing dengan kondisi jasad kakaknya yang akan dimakamkan, tetapi tidak ada satupun warga yang mau membantunya untuk memakamkan jenazah Mira. Roy duduk di sofa dengan kedua tangan yang diletakkan di atas kepalanya. Dia benar-benar bingung saat ini. Dia tidak tahu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16

Bab terbaru

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   bab 45

    “Apa-apaan kamu, Sari!” pekik Ikshan. Dia berusaha mendekati Sari dan memegang kedua tangan dokter wanita itu. “Sekali lagi kamu nyakitin aku, tidak segan-segan aku laporkan kamu ke kantor polisi!” ucap Ikshan. Dia berhasil membawa Sari keluar dari ruangannya. Mendengar suara Ikshan dan Sari yang bertengkar di dalam ruangan beberapa perawat langsung berlari ke arah kedua dokter. Lusi selaku perawat di rumah sakit itu ia langsung melerai keduanya. “Kamu tidak pernah balas perasaan aku, kamu jahat Ikshan!” ujar Sari dengan suara lantang. “Kamu lebih memilih wanita gila itu, kamu dan dia sama-sama gila!” Sari terus saja berteriak dan memukul dada bidang Ikshan. Ikshan tidak peduli dengan perkataan dokter Sari, dia meminta pada salah satu perawat untuk mengobati luka yang dilempari oleh Sari. Lusi berteriak memanggil satpam meminta satpam untuk mengamankan Ikshan dan Sari.Setelah satpam mengamankan Sari, Lusi menemui Ikshan dan dia mengambil alih dari perawat lain untuk mengobati

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   bab 44

    Setelah kejadian Robby yang masuk ke dalam halaman rumah Jannah dan mencoba untuk meneror dan menghabisi Jannah, Ikshan terus saja menjaga wanita itu dan bawa Jannah ikut bersamanya. Apa lagi ada kejanggalan saat Jannah yang dipindahkan ke rumah sakit lain, membuat Ikhsan bertekat untuk bawa Jannah dan dia akan mencari tahu orang yang sudah menyuntik obat keras ada tubuh Jannah hingga wanita itu berteriak dan berontak seperti orang gila. Kedatangan Robby ke rumah Jannah sudah diketahui oleh kedua orang tua Jannah dan juga Ikshan. Mereka sudah mengeceknya lewat CCTV. Walaupun Robby memakai topeng, tetapi kedua orang tua Jannah mengenalinya. Kedua orang tua Jannah juga akan melaporkan kejadian itu pada pihak kepolisian dan sekarang pihak polisi tengah menyelidiki.Saat ini, Ikshan dan Jannah baru saja sampai di kediaman Ikshan. Ikhsan sendiri yang ada piket pagi pun harus berangkat kerja, dia langsung bersiap diri untuk berangkat ke rumah sakit. “Kamu di rumah saja,” kata Ikshan pada

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 43

    Ikshan menginap di kediaman Jannah. Mereka juga sudah bawa Jannah keluar dari rumah sakit. Hanya selama ini kondisi Jannah memburuk karena ada orang jahat yang menyuntikkan obat ke dalam tubuh Jannah, sehingga wanita itu berontak dan teriak seperti orang gila. Saat ini kondisi Yura sudah kembali normal dan sebenarnya wanita itu sudah sembuh sejak di rumah sakit tempat Ikshan bekerja, tetapi karena disuntik dengan obat keras yang membuat Jannah berontak dan teriak-teriak seperti orang gila yang membuatnya terus dirawat di rumah sakit. “Apa bisa Jannah ikut bersama saya?” Ikshan meminta izin untuk bawa Jannah ikut bersamanya. Dia ingin menyelidiki lebih lanjut mengenai orang yang menyuntik otak ke dalam tubuh Jannah. “Boleh, dok. Tapi, apakah tidak merepotkan dokter?” Kedua orang mengizinkan Jannah ikut bersama dokter Ikshan, tetapi mereka takut merepotkan laki-laki itu. “Tidak ada yang merepotkan, justru saya senang. Karena nantinya Jannah bisa nemenin adik saya di rumah.” Ikshan

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 42

    ANAKKU GILA S2 Semua masalah tentang Arunika sudah diurus oleh Ikshan. Laki-laki tampan itu rela ambil cuti demi mengurus masalah adik sepupunya. Selama satu bulan Ikshan cuti dia mengurus semuanya, tidak hanya mengurus masalah Arunika, tetapi Ikshan juga mengurus keberangkatan kedua orang tuanya ke tanah suci. Setalah semua urusannya selesai, Ikshan kembali masuk kerja seperti biasanya. Dokter tampan itu sangat bersemangat setelah cuti satu bulan penuh. Dia melangkah kakinya ke arah ruangannya, dia meletakkan tasnya diatas meja. sesudah itu dia kembali meninggalkan ruangan kerjanya. Dia melangkah ke ruangan rawat Jannah. Tentunya dia sangat merindukan pasiennya yang satu itu. Sesampai di ruang yang ditempati oleh Jannah, ruang itu sudah ditempati pasien lain.Ikshan menghentikan langkahnya dengan penuh kebingungannya, dan saat itu juga dia bertanya pada perawat yang tengah menangani pasien di dalam ruangan itu. “Sus? Pasien yang ada di ruangan ini pindah kemana?” tanya Ikshan. “

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 41

    ANAKKU GILA S2 Semua masalah tentang Arunika sudah diurus oleh Ikshan. Laki-laki tampan itu rela ambil cuti demi mengurus masalah adik sepupunya. Selama satu bulan Ikshan cuti dia mengurus semuanya, tidak hanya mengurus masalah Arunika, tetapi Ikshan juga mengurus keberangkatan kedua orang tuanya ke tanah suci. Setalah semua urusannya selesai, Ikshan kembali masuk kerja seperti biasanya. Dokter tampan itu sangat bersemangat setelah cuti satu bulan penuh. Dia melangkah kakinya ke arah ruangannya, dia letakkan tasnya di atas meja. sesudah itu dia kembali meninggalkan ruangan kerjanya. Dia melangkah ke ruangan rawat Jannah. Tentunya dia sangat merindukan pasiennya yang satu itu. Sesampai di ruang yang di tempati oleh Jannah, ruang itu sudah ditempati pasien lain.Ikshan menghentikan langkahnya dengan penuh kebingungannya, dan saat itu juga dia bertanya pada perawat yang tengah menangani pasien di dalam ruangan itu. “Sus? Pasien yang ada di ruangan ini pindah ke mana?” tanya Ikshan. “

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 40

    ANAKKU GILA S2 12Ibnu baru saja pulang dari kantor polisi, dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk bisa menolong Arunika dari kasus tersebut. Karena orang yang melaporkan Arunika ke pihak polisi memiliki bukti yang sangat kuat. Bukti berupa video dan juga foto saat Arunika saat membunuh korban. “Ayah tidak bisa membantu Arunika, semua bukti yang diserahkan ke kantor polisi sudah sangat jelas kalau dialah pelaku yang bunuh korban.” Ibnu berucap lirih dengan raut wajah sendu. “Jika barang bukti sudah membuktikan Arunika adalah pelaku, Ikhsan rasa kita tidak perlu mencari pembelaan apapun. Itu adalah kesalahannya dan dia harus terima hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.” Ikshan meminta kedua orang tuanya untuk tidak perlu mencari pembelaan untuk memperingankan hukuman pada sepupunya. “Tapi bagaimana kalau keluarga korban meminta hukuman mati?” Ibnu masih memikirkan Arunika, dan dia juga merasa kasihan pada gadis yang dia besarkan dengan kasih sayang. Ya, walaupun Arunika sering m

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 39

    ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKWArunika berdiri di depan pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Raut wajahnya terlihat sangat kegirangan. Ia tampak sangat senang melihat kedatangan Ivan.Ivan terlihat sangat buru-buru dengan raut wajah cemas. Laki-laki itu menyeret tangan Arunika masuk ke dalam rumah kontrakan wanita itu.Sikap Ivan membuat Arunika bingung dan penuh tanda tanya. Dia melepaskan tangan Ivan hingga tangan laki-laki itu menjauh darinya.“Apa-apaan kamu?!” bentak Arunika setelah berhasil melepaskan tangannya dari cengkeraman Ivan.Ivan menatap nyalang Arunika, begitu pula dengan Arunika yang tak kalah sengit menatap laki-laki di hadapannya.“Mana uang hasil kamu jual adik sepupu aku yang sialan itu?!” Arunika mengulurkan salah satu tangannya, meminta uang dari Ivan.Ivan mengibas tangan wanita itu dan tersenyum sinis. “Apa katamu? Uang? Tidak ada uang!” ucap Ivan sambil mendorong tubuh Arunika menjauh darinya.“Tidak ada uang? Adik sepupumu itu sudah bunuh ketiga

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 38

    Jelita menundukkan kepalanya, membenamkan wajah di antara kedua lututnya. Tubuhnya bergetar hebat saat sebuah tangan menyentuh pundaknya dari belakang.“Kak Ikshan, Ibu, Ayah. Jelita takut,” gumam Jelita dalam hati, disertai isak tangis yang tidak bisa ia bendung lagi.“Jelita?” panggil suara seorang pria.“Jangan sentuh saya! Saya mohon, jangan perkosa saya,” Jelita memohon pada orang itu untuk tidak menyentuhnya, sambil menepis tangan yang ada di punggungnya.“Jangan takut, Jelita,” ucap pria itu, memegang kuat punggung Jelita dan merangkulnya dengan erat. Pria itu adalah Ibnu.Ibnu berhasil melacak keberadaan putrinya dan menemukannya menangis di pinggir jalan dalam keadaan takut.“Ini Ayah, Jelita.”Mendengar perkataan Ibnu, Jelita perlahan membuka matanya dan menoleh ke arah belakang. Ia menangis histeris saat melihat ayahnya memeluknya.“Ayah? Jelita takut.” Jelita semakin menangis.“Ayah, ada laki-laki bajingan yang mau menodai Jelita. Jelita takut, Ayah,” ucap Jelita sambil te

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 37

    “Dia masih perawan. Jadi, saya minta bayarannya lebih mahal dari yang kemarin.” Laki-laki itu tengah bernegosiasi dengan teman-temannya. Laki-laki itu adalah Ivan, dan orang yang dimaksud olehnya adalah Jelita.Ivan menculik gadis itu saat dia tengah menunggu taksi di halte sekolah, dan itu semua atas perintah Arunika. Arunika sengaja melakukan itu agar bisa menggantikan dirinya untuk melayani teman-teman Ivan, dan uang dari teman-teman Ivan dibagi dua dengannya.“Bagaimana? Apa kalian mau?” tanya Ivan.“Berapa yang harus kami bayar?” tanya salah satu temannya Ivan. Laki-laki berperut buncit dan berkulit hitam itu adalah orang yang meniduri Arunika kemarin.“Kalian bertiga cukup membayarnya 10 juta, dan kalian bisa memakainya seharian,” ucap Ivan, menyebutkan nominal yang harus dibayar oleh teman-temannya.Ketiga teman Ivan masih berpikir, mereka saling memandang dan mencoba untuk berdiskusi.Sedangkan di dalam kamar, Jelita tengah berusaha untuk kabur dari laki-laki bejat itu.‘Aku h

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status