Share

Bab 90

Sesaat sebelumnya.

Ningsih dan Hendro menikmati alunan musik klasik yang begitu merdu di telinga. Lelaki itu memeluk Ningsih penuh kasih.

“Kamu lihat tadi, sepertinya AL dan Za sedang cekcok,” ucap Hendro menatap ke luar lewat jendela kamar.

“Iya. Tadi Neng Za kayaknya ngejar Albany ke tepi kolam. Iya, tuh mereka kayaknya lagi debat,” jawab Ningsih.

“Ayo kita mainkan peran kita,” bisik Hendro.

Ningsih mengerutkan dahinya. “Maksudnya apa, Mas?”

“Ayo sini,” ajak Hendro dan mulai berdiri di samping jendela. Matanya melirik pada dua sejoli yang tampak masih bersitegang di pinggir kolam.

Hendro mulai mengecup kening Ningsih. Walaupun ada tujuan lain, tetapi Hendro melakukannya dengn penuh rasa bahagia. Ningsih hanya diam mengikuti permainan suaminya. Apalagi saat sang suami mulai mendaratkan ciuman di bibirnya.

“Mas, ntar keliatan sama anak-anak,” ucap Ningsih agar merenggangkan tubuhnya.

“Itu justru sengaja, Sayang. Biar mereka pengen ikutan juga kayak kita,” bisik Hendro lalu mencoba men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status