Share

Bab 4

last update Last Updated: 2023-02-09 20:25:42

“Apa benar yang dikatakan sama Mas Al, Bu? Semua ini karena Papa terlalu memanjakan Ken. Dia jadi berandalan dan susah diatur. Aku sangat menyesal tidak bisa mendidik Ken dengan baik.” Za mulai terisak.

Ningsih menghela napas panjang. Dia juga mengakui hal itu. Suaminya terlalu memanjakan sang cucu. Apalagi Ken adalah cucu satu-satunya karena Za tak juga hamil setelah melahirkan putranya. Hendro berpikir, pada siapa lagi dia akan mewariskan hartanya yang banyak jika bukan pada sang cucu, karena Albany sang putra sama sekali tidak mau menerima pemberiannya. Albany sendiri sudah lebih dari cukup dengan usaha sayurannya yang semakin berkembang.

“Ya, semua yang terjadi pada Ken memang ada andil kita di sana. Sepertinya kita harus melakukan sesuatu jika dia kembali sehat. Jangan sampai ini terulang lagi,” desah Ningsih dengan tatapan kosong. Za mengangguk setuju.

Selama beberapa jam mereka menunggu kabar tentang Ken juga Hendro dengan perasaan cemas. Ketiganya langsung mendongak saat seorang perawat muncul dan menanyakan keluarga dari Kenzie.

“Iya, saya, Sus.” Albany yang duluan maju.

“Pasien atas nama Kenzie sudah selesai ditangani, tetapi sekarang harus masuk ICU. Dia masih perlu perawatan intensif,” jelas Suster itu.

Mata Za juga Ningsih langsung terbelalak.

“Bagaimana kondisinya, Sus?” Za tampak berapi-api.

“Pasien saat ini masih kritis. Dia belum sadar,” jawab suster.

“Kalau pasien atas nama Hendro bagaimana, Sus?” Ningsih langsung teringat pada suaminya.

“Oh, beliau sudah membaik dan sudah dipindahkan ke ruang perawatan VVIP, sesuai permintaan bapak ini,” tunjuk suster itu pada Albany. “Bapak sama Ibu bisa menjenguknya,” lanjutnya.

Ningsih langsung mengucap syukur dan bernapas lega. Sepertinya sang suami tidak mengalami sesuatu yang berbahaya.

Albany meminta sang Ibu untuk duluan ke ruang perawatan Hendro, sementara dia juga Za berencana melihat keadaan Ken meski hanya dari luar. Ningsih pun setuju.  Mereka pun berpencar dengan Ningsih yang diantar oleh seorang perawat.

Za juga Albany menatap sedih pada putra semata wayang mereka yang terbaring lemah di dalam sana. Wajahnya terlihat babak belur.

“Maafkan Bunda, Ken,” ujar Za lirih.

“Semoga ini bisa menjadi pelajaran buat Ken juga buat Papa. Dia harus berubah,” sahut Albany.

“Iya. Kamu benar, Mas. Walaupun mungkin terlambat, tapi kita harus memperbaiki kesalahan ini sebelum benar-benar terlambat. Walaupun entah bagaimana caranya agar Ken mau berubah,” jawab Za.

“Aku takut sekali terjadi apa-apa sama ken. Kalau sampai dia meninggal, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri. Aku telah lalai membiarkan anak kita hanya dicekoki dengan uang dan kebebasan, tanpa berpikir akibatnya akan seperti ini.” Za mulai terisak. Albany pun merasa terharu dengan sikap yang ditunjukan istrinya itu. dia begitu menyayangi Ken, meski anak itu bukan lahir dari rahimnya. Tak ada ikatan darah sama sekali antara Za dan putranya.

“Kita pikirkan cara, agar Ken mau bekerja. Baik di perusahaan Papa ataupun ikut berbisnis sayuran denganku,” ucap Albany merengkuh pundak Za dan mengelusnya. Sebuah ciuman dia daratkan di puncak kepala sang istri.

“Iya, mudah-mudahan Ken mau. Ayo, kita lihat keadaan Papa,” ajak Za.

Saat tiba di ruangan Hendro, di sana terllihat Ningsih sedang berbicara pelan pada suaminya. Keduanya menoleh saat Za membuka pintu.

“Bagaimana kondisi Ken?” tanya Hendro dengan suara yang lemah. Raut wajahnya tampak sangat khawatir.

“Ini semua gara-gara Papa!” bentak Albany. Namun, Za langsung menahan sang suami agar tidak berdebat pada saat seperti ini.

“Mas,” bisiknya sambil meremas lengan kokoh itu. Memberi isyarat agar diam dan tidak memperkeruh keadaan.

“Aku—“

“Ssstt!” Za menekan bibir Albany dengan telunjuknya. “Jangan begitu caranya. Papa sedang tidak baik-baik saja.”

“Aku tak peduli. Anakku hampir meninggal gara-gara laki-laki itu.”

“Ssstt!” lagi-lagi Za menekan bibir sang suami dengan telunjuknya.

“Iya, aku minta maaf pada kalian. Aku memang terlalu memanjakan Ken selama ini,” ucap Hendro dengan suara yang parau. Za langsung berbalik menghadap pada ayah mertuanya yang masih terbaring di sana.

Related chapters

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 5

    “Sudah, Pa. Papa tidak usah banyak pikiran dulu,” pinta Za. Namun, Hendro menggeleng.“Papa berjanji pada kalian, untuk memperbaiki semua ini.”“Bagaimana caranya?” tanya Albany dengan nada yang masih ketus.“Mas …!” Za meremas jemari suaminya, mengingatkan agar tak bersikap kasar pada sang ayah.“Tidak apa-apa, Za. Papa akui, semua ini memang salah Papa. Papa akan mencoba memperbaikinya. Saat Ken sembuh nanti, Papa akan menarik semua fasilitas yang sudah Papa kasih ke dia. Papa akan menyuruhnya bekerja jika ingin uang. Dan satu lagi, Papa akan menyuruh dia menikah.”“Menikah? Dengan siapa?” pekik Albany kaget.“Papa juga belum tau, Al. Papa yakin, kalau sudah menikah Ken akan berubah. Dia akan punya tanggung jawab. Apa lagi kalau langsung punya anak,” jelas Hendro.“Kalau dia menikah sama pacarnya itu, aku tidak yakin Ken akan berubah. Bisa jadi dia malah tambah parah.” Albany membayangkan dandanan gadis yang pernah dibawa Ken ke rumahnya. Pakaian yang minim dengan dandanan gothic. D

    Last Updated : 2023-02-09
  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 6

    Hampir satu minggu Ken berada di ruang ICU, akhirnya sadar dan dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Albany dan Za gantian menjaga di sela-sela waktu sibuknya. Kadang, mereka datang berdua jika pekerjaan bisa ditinggalkan. Tidak mungkin Ningsih membantu menjaga Ken karena kondisi Hendro pun sedang tidak baik-baik saja.Hanya dua hari di ruang perawatan, pemuda itu meminta pulang. Meski pihak rumah sakit belum mengizinkan, tetapi Ken memaksa ingin pulang. Dia sama sekali tidak betah dikurung dalam ruangan. Za yang saat itu menjaga tak punya pilihan lain selain mengikuti keinginan sang putra, dari pada anaknya membuat keributan. Perihal pengobatan, Za pikir bisa dilakukan di rumah. Jika perlu, dia akan membayar seorang dokter atau perawat untuk datang.Ningsih dan Hendro merasa kaget saat melihat menantu mereka pulang dibarengi dengan cucunya. Pemuda itu masih tampak lebam-lebam di beberapa bagian. Perban di kepala juga tangan masih terpasang.“Kamu sudah pulang, Nak?” sapa Ningsih deng

    Last Updated : 2023-02-09
  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 7

    Ken kembali membuang muka. Rasanya dia tidak bisa percaya dengan yang diucapkan ibunya. Saat kecil, ayahnya itu jarang sekali di rumah. Sang kakek justru yang lebih banyak meluangkan waktu untuk dirinya. Apalagi saat Za mulai membantu perusahaannya lagi. Semakin banyak waktu juga uang yang bisa dicurahkan Hendro untuk Ken.**Hendro duduk sambil menatap kosong ke area taman di mana Kinan sedang menyapu daun-daun kering. Ken yang sudah mulai pulih mendekati sang kakek dan duduk di kursi di sebelahnya.“Selama aku di sini, Kakek sama sekali belum menyapaku.” Ken mendesah.“Degil!” Hendro melirik sekilas, lalu kembali fokus pada tanaman yang tampak indah. Apalagi setelah ada Kinan, taman itu jauh lebih terawat.“Kakek!” Ken terdengar merajuk. Lelaki yang biasanya sangar dan banyak ditakuti lawan itu saat ini malah terlihat seperti seorang anak kecil dengan rengekannya.“Kakek berulang kali berpikir tentang kata-kata ayahmu, Ken.”“Kata-kata Ayah? Memangnya dia bilang apa?” Ken menoleh d

    Last Updated : 2023-02-09
  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 8

    “Tutup mulutmu! Aku tidak pernah mengajarimu untuk menghina orang seperti itu!” Hendro bahkan sampai bangkit dari tempat duduknya sambil menggebrak meja.“Aku bukan menghina, Kek. Memang kenyataannya seperti itu!” Ken tergagap.“Diam kau! Aku benar-benar kawinkan kau dengan dia!” ancam Hendro naik pitam.“Aku tidak sudi!” desis Ken dengan penekanan yang kuat.“Kalau kau tidak mau. Kakek cabut semua fasilitas yang sudah Kakek berikan padamu. Semuanyaa!” teriak Hendro lalu kembali terjatuh menahan dadanya yang terasa sakit.Melihat itu, Kinan langsung menghambur memburu Hendro.“Bapak!” Kinan menahan tubuh Hendro sambil menepuk-nepuk pipinya pelan. Sementara itu Ken masih berdiri ketakutan. Hal yang dia takutkan, sekarang malah dia sendiri sebagai penyebabnya.“Telepon Ibu!” teriak Kinan pada Ken yang masih terpaku.“Cepat! Apa kau tuli?!” bentak Kinan lagi tanpa sungkan dan membuat Ken semakin melotot.“Beraninya kau!” desis Ken. Namun, Kinan semakin emosi.“Cepat anak manja! Apa kau m

    Last Updated : 2023-02-09
  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   bab 9

    “Tinggalkan kunci motornya!” teriak Hendro sekali lagi.Ken manggut-manggut. “Jadi begitu? Ok. Aku tinggalkan semua ini. Bye!” Ken menaruh kunci motornya di atas buffet yang berada tepat di dekat pintu.“Ken!” panggil Za. Jiwa keibuannya terpanggil. Dia hendak bangkit mengejar. Namun, Albany menahannya.“Biarkan dia belajar. Dulu anak itu baik, selain terlalu dimanja, pergaulan membuat dia jadi seperti itu. Aku yakin, dia bisa berubah. Anak kita sedang tersesat. Dia butuh kita untuk kembali,” ucap Albany lirih.**“Hei! Kok kamu di sini?” Gadis cantik dengan baju tidur minim menatap heran pada Ken yang tampak lusuh.“Aku diusir sama mereka.” Ken mengembus napas kasar lalu mengempaskan dirinya ke sofa.“Mereka?” gadis itu mengerutkan kening.“Orangtuaku. Bahkan kakekku juga sama.” Ken yang terlentang menutupi matanya dengan lengan kanan.“Kakekmu juga? Hmm.” Sang gadis heran.“Eh, kamu naik apa ke sini?” Dia celingak-celinguk ke arah luar rumahnya. Tidak ada motor ataupun mobil yang bi

    Last Updated : 2023-03-20
  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 10

    “Anjing! Dasar orang tua sial!” geramnya sambil menendang mesin ATM. Satu harapan lagi dengan kartu ATM yang diberikan oleh ayahnya. Dia tidak pernah pakai karena nominalnya sedikit. Jauh jika dibandingkan dengan kartu yang diberikan oleh sang kakek.Ken memekik girang karena kartu yang satu ini masih bisa diakses. Namun, pundaknya langsung luruh saat melihat nominal yang tertera tak sampai 30 juta.“Duit segini bisa buat berapa lama?” Ken memutar otak. Namun, gedoran di pintu gerai ATM membuatnya sadar jika di luar sana sedang mengantri.“Oh iya, sebentar,” ucapnya dan langsung menekan pilihan nominal terbesar. Dia kemudian keluar dan melangkah menuju mobil. Langkahnya terhenti. Matanya melotot saat mobil itu tak ada lagi di tempatnya. Ken celingukan, memindai ke sekeliling. Namun tetap saja sedan berwarna merah itu tidak ada di sana.“Shit! Ke mana tu mobil?” Ken mulai cemas. Dia berkeliling ke sana ke mari. Dia berdiri sejenak mengingat-ngingat, lalu merogoh saku celananya dan kunc

    Last Updated : 2023-03-20
  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 11

    Ken tersenyum lega setelah masalahnya diselesaikan oleh sang ibu. Akhirnya dia tak harus menanggung malu karena tak bisa membayar denda karena kerusakan yang dibuatnya.Hanya Za yang datang ke hotel. Albany sama sekali tak mau jika dia malah membuat keributan karena marah sekali pada anaknya.“Seperti siapa, sih, tuh anak,” gerutunya saat Za pamit hendak pergi mengurus sang putra.Za terkekeh seraya mengelus pundak suaminya pelan. “Dia itu anak kita, tentu saja mirip kita, Mas.”“Aku tidak seperti itu,” elak Albany.“Siapa bilang? Kalian sama-sama keras kepala.” Za tertawa kecil dan dijawab dengan dengkusan dari mulut suaminya.Albany kesal, namun tak tega juga jika membiarkan Ken begitu saja.“Aku janji akan mengembalikan Ken kita yang dulu. seperti yang kamu bilang, Mas, kalau Ken butuh kita untuk menemukan jalannya kembali.”“Terima kasih, Bun.” Ucapan Ken membuyarkan lamunan Za yang juga tengah menyetir dalam perjalanan pulang. Wanita itu sontak menoleh.“Eh, iya. Ini memanng udah

    Last Updated : 2023-03-20
  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 12

    Tidak ada sambutan istimewa saat anak itu pulang ke rumah. Albany juga Hendro justru tampak menghindar. Mereka tak mau sampai bertengkar.Ken akhirnya kembali menempati kamar yang sekian lama dia tinggalkan. Posisi setiap barang masih sama. Kamar itu tetap terlihat rapi juga bersih.“Akhirnya aku kembali terkurung di sini. Dengan segala peraturan yang akan membuat kepalaku sakit.” Ken mengempaskan bokongnya di tepian ranjang empuk miliknya.“Perempuan itu. si Kinos. Aku mesti ajakin dia membuat kesepakatan. Dia juga sepertinya tidak setuju dengan pernikahan ini. Tidak akan susah, dia pasti setuju,” gumam Ken.Dan malam ini adalah pertama kalinya Ken makan malam di meja bersama dengan anggota keluarga yang lain. Za bahkan meminta Kinanti untuk ikut makan bersama di meja.Makan malam yang terlihat kaku, karena Hendro dan Albany yang menahan diri untuk tidak mengobrol. Terlebih lagi dengan Kinan. Dia merasa sangat asing di tengah orang-orang yang belum lama dikenalnya.“Pernikahan kalian

    Last Updated : 2023-03-20

Latest chapter

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 74

    “Lina, Ima! Apa Nyonya sudah selesai?” tanya Javier dari luar pintu.“Sudah Bang Jev,” jawab Ima.“Tuan Al sudah menunggu di bawah untuk sarapan,” katanya. Lina dan Ima pun bergegas membereskan peralatannya.“Silakan duluan, Nyonya. Kamarnya biar kami yang bereskan,” ucap Ima. Walaupun merasa tak enak hati, tetapi Kinan tak punya pilihan lain, Aldebaran sudah menunggunya di bawah.Saat pintu terbuka Javier sempat terperangah melihat Kinan yang semakin cantik. Sebagai lelaki normal dia kagum dengan wanita ini.“Silakan,” ujar Javier yang mendadak bersikap begitu sopan.“I-iya,” jawab Kinan terlihat gugup.Dia berjalan pelan menuruni tangga lebar yang melingkar. Di bawah sana Aldebaran yang mendengar bunyi heels pendek dari sepatu yang dikenakan Kinan sontak menoleh ke arah tangga.Matanya terperangah untuk sesaat, sebelum akhirnya dia membuang muka karena Javier melihat padanya.Sangat aneh. Aldebaran sering berurusan dengan wanita berbaju seksi. Dia bahkan sering menikmati wanita tan

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 73

    Aldebaran menatap tak berkedip pada wanita yang jatuh terlelap karena saking capenya. Kinan bercerita tentang hidupnya sambil menangis tadi. Entah kenapa Aldebaran ingin sekali memeluk dan memberikan bahunya untuk bersandar saat Kinan menangis, tetapi dia tak bisa melakukannya. Wanita itu masih sah menjadi istri orang.Saking lelahnya, Kinan meracau lalu kepalanya terkulai di pinggiran sofa.“Kupikir kisah hidupku yang paling buruk,” gumam Aldebaran sambil menatap dengan rasa kasihan pada Kinan. Dia menunggu hingga Kinan benar-benar terlelap, lalu memindahkannya ke atas kasur miliknya. Setelah yakin jika Kinan tidur dalam keadaan nyaman, dia lalu keluar dan menuju ruang kerjanya untuk tidur di sana.Aldebaran seakan susah untuk memejamkan matanya. Dia masih teringat saat Kinan menceritakan kisahnya dengan sang suami.“Kamu wanita tegar dan berprinsip. Berani meninggalkan suami seperti itu demi sebuah harga diri,” gumamnya, lalu terbayang wajah Kinan yang polos, namun pemberani. Ide-id

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 72

    Kinan masih fokus memijit kaki Ahmet, sementara Aldebaran mengajaknya untuk cepat-cepat. Dia sudah tidak sabar ingin menginterogasi wanita yang menjadi istri gadungannya ini.“Udah mendingan, kan, Dad?” tanya Aldebaran.Ahmet mendelikan matanya. “Aku lagi enak dipijitin. Ganggu saja kamu ini!” Dia hendak melemparkan lagi sebuah bantal pada anaknya, tetapi Kinan menahannya.“Ssst, jangan ribut.” Kinan menyilangkan telunjuknya di bibir.“Tuh denger! Sana pergi kau!” usir Ahmet mengacungkan tinjunya pada Aldebaran.“Hei, dia itu istriku. Seharusnya aku yang lebih berhak, bukan kau Pak Tua!” sergah Aldebaran.“Kau bisa sepuasnya sama istrimu nanti. Aku hanya sebentar saja. Aku ingin mengobrol dengannya.” Ahmet mengangkat bogemnya.“Aku kasih waktu lima menit lagi. setelah itu aku ajak Kinan pergi tidur. Ini sudah malam. Apa kau tidak mengerti bagaimana rasanya pengantin baru?” kata Aldebaran sambil melirik jam yang melingkar di tangannya.“Ya sudahlah. Pergilah kalian. Kakiku sudah jauh l

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 71

    Sementara itu Kinan dan Ahmet yang mendengar keributan di luar langsung terbangun. Ahmet terperangah saat melihat ada Kinan di kamarnya.“Ngapain kamu di sini?” tanyanya marah.“Emmh, itu … Kek, aku mau bawakan makan malam, tapi Kakek udah tidur. Jadi aku tunggu di sini,” jawab Kinan sambil menunjuk ke sofa yang tadi didudukinya.“Kakek! Sudah kubilang jangan panggil aku kakek.” Ahmet berteriak dengan keras dan membuat Aldebaran mendengarnya. Dia gegas ke sana untuk melihat.Betapa bahagia rasanya saat melihat ada Kinan di sana yang tadi dia kira kabur.“Kenapa kamu di sini, Sayang?” tanya Aldebaran menghampiri Kinan dan berpura-pura bersikap romantis. Kinan tampak risih saat tangan Aldebaran menyentuh pinggangnya.“Mmh, itu, Tuan. Saya … mau ambilkan makan malam buat Kakek,” jawab Kinan polos. Aldebaran mengedipkan sebelah matanya berulang kali, memberi kode pada Kinan agar tidak menyebutnya tuan.Lelaki itu mendekatkan wajahnya pada Kinan dan berbisik, “Panggil aku sayang jika di de

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 70

    Aldebaran terbahak mendengar pertanyaan Kinan.“Kau pikir aku akan melakukannya? Yang benar saja. Aku tidak akan pernah mau terikat dalam pernikahan.”Mendengar kalimat dari mulut Aldebaran, Kinan pun merasa lega.“Baguslah. Aku juga tidak mau,” balas Kinan sambil membuang muka. Aldebaran melotot. Belum pernah ada yang berani seperti itu padanya. Biasanya wanita akan tunduk dan merengek agar didekati, yang ini malah sebaliknya.“Kamu!” desisnya. Namun, Kinan malah nyengir kuda. Aldebaran mendengkus pelan.“Cepat pose yang baik, aku akan mengambil gambarmu,” titah Aldebaran sambil menunjuk ke arah tembok untuk memberi kode pada Kinan untuk berdiri di sana.“Ok,” sahut Kinan gegas berdiri di depan tembok berwarna putih.Cekrek.Aldebaran kemudian melihat hasil fotonya. Dia mendesis kesal, karena ternyata Kinan malah menggosok matanya.“Kamu ini, foto aja susah. Tahan dulu sebentar,” ucap Aldebaran sedikit emosi.“Maaf, tadi mataku kelilipan,” jawab Kinan yang masih mengucek matanya. “S

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 69

    “Pakailah salah satu. Buang saja baju yang kau pakai,” katanya seperti yang kesal. Kinan mendengkus dan kembali ke kamar pas untuk berganti pakaian.Keluar dari kamar pas kali ini sudah dengan baju yang baru dan membuat Aldebaran terpaku sesaat. Namun, dia gegas membuang muka.“Ayo, masih ada tempat lain yang harus kau kunjungi,” katanya sambil berjalan, lalu diikuti oleh Javier.Kinan melongo karena dua lelaki itu malah melenggang tanpa ke kasir dulu. Dia gegas menyusul Javier dan menarik tangan lelaki itu.“Ada apa?” tanya Javier yang kaget saat tangannya ditarik.“Kenapa nggak bayar? Kalian penjahat yang lagi merampok?” tanya Kinan sambil berbisik. Javier langsung terbahak dan membuat Aldebaran berhenti dan menoleh ke belakangnya. Javier langsung berhenti tertawa dan menunduk hormat.“Butik itu punya Tuan Aldebaran,” bisik Javier dan kembali membuat Kinan melongo.“Ayo cepat!” teriak Aldebaran yang kemballi berhenti karena Javier dan Kinan malah mengobrol dan berjalan lambat.“Ini

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 68

    “Sudah lihat, kan?” tanya Aldebaran membuyarkan lamunan Kinan yang membayangkan bagaimana kesepiannya lelaki tua di dalam sana.“Eh, i-iya, sudah,” jawab Kinan tergagap.“Kenapa dia nggak mau keluar?” tanya Kinan.“Entahlah. Mungkin dia merasa lebih baik jika menyendiri.” Aldebaran menjawab sembari mengedikan bahunya. Namun, Kinan tak menangkapnya seperti itu.“Ya sudah, saya mau pulang dulu,ya, Pak,” ucap Kinan dan menghentikan langkah Aldebaran yang lebar. Dia menoleh ke belakangnya.“Untuk apa?” Keningnya mengerut.“Mmh, ya mau pulang. Mau … ambil baju.” Kinan nyengir kuda.Aldebaran menilik penampilan Kinan dari atas sampai bawah yang tak ada mewah-mewahnya.“Apa baju kamu semua seperti ini?” tanyanya sedikit ragu.“I-iya, memangnya kenapa? Ada yang salah?” Kinan memperhatikan pakaiannya yang memang sangat sederhana.“Kalau begitu. Kamu tidak usah pulang. Nanti biar Javier yang bawa kamu ke toko baju.” Aldebaran kembali berbalik dan melangkah lebar-lebar meninggalkan Kinan yang me

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 67

    “Iya,” jawabnya sesingkat mungkin. Lelaki di depan sana tampak seperti seorang penjahat yang akan mengeksekusi korbannya. Itu yanng Kinan rasakan.Lelaki itu bergumam dan manggut-manggut.“Saya berterima kasih sama kamu untuk malam itu.”“Bapak nggak usah berterima kasih. Saya ikhlas ngelakuinnya. Kenapa saya mesti ke sini segala? Pake ngancem-ngancem nggak mau bayarin biaya rumah sakit segala. Emangnya siapa yang minta bawa saya ke rumah sakit?” cerocos Kinan tanpa jeda. Keberaniannya mendadak muncul begitu saja.Aldebaran mengerutkan keningnya. “Mengancam? Siapa yang mengancam tidak akan bayar rumah sakit?” tanyanya bingung.Kinan pun langsung nyengir malas. Sepertinya dia sudah dikerjai oleh lelaki bernama Javier itu.“I-itu … emmh, nggak.” Kinan sepertinya merasa kasihan juga dengan Javier. Dia takut jika lelaki itu akan dihukum oleh bosnya ini.“Aku salah paham,” lanjutnya lalu menunduk. Aldebaran mengangkat sebelah alisnya kala menatap wanita itu.“Sekarang Anda sudah bilang ter

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 66

    Kinan menatap sekeliling yang sudah pasti bukan ruang perawatan biasa. Ini adalah ruang perawatan VIP yang hanya pernah dilihatnya saat mengantarkan pakaian ganti untuk Ken saat Ken menjadi korban penusukan sebelum menikah dengannya.Kinan menghela napas panjang saat mengingat masa-masa bersama dengan lelaki itu. laki-laki yang telah menitipkan benih di rahimnya.Tak terasa air matanya tiba-tiba bergerombol begitu saja. Kinan pun gegas mengusapnya dengan punggung tangan. Dia bersumpah tidak akan lagi menangisi lelaki yang telah membuatnya jatuh cinta, melambung ke atas langit ketujuh, lalu diempaskan ke dasar bumi yang tergelap.“Kita harus kuat, Sayang, meskipun hidup tanpa ayahmu,” ucapnya pelan seraya mengelus perutnya yang masih rata.Air mata yang sama yang jatuh dari pelupuk Ken saat mengingat Kinan tak lagi di sisinya. Setiap hari dia menuliskan cerita yang dilalui seharian.Dear Cinta dan KenangankuApa kabar kamu hari ini?Apakah kamu baik-baik saja di sana dengan buah cinta

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status