Share

Bab 8

Author: Lia M Sampurno
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Tutup mulutmu! Aku tidak pernah mengajarimu untuk menghina orang seperti itu!” Hendro bahkan sampai bangkit dari tempat duduknya sambil menggebrak meja.

“Aku bukan menghina, Kek. Memang kenyataannya seperti itu!” Ken tergagap.

“Diam kau! Aku benar-benar kawinkan kau dengan dia!” ancam Hendro naik pitam.

“Aku tidak sudi!” desis Ken dengan penekanan yang kuat.

“Kalau kau tidak mau. Kakek cabut semua fasilitas yang sudah Kakek berikan padamu. Semuanyaa!” teriak Hendro lalu kembali terjatuh menahan dadanya yang terasa sakit.

Melihat itu, Kinan langsung menghambur memburu Hendro.

“Bapak!” Kinan menahan tubuh Hendro sambil menepuk-nepuk pipinya pelan. Sementara itu Ken masih berdiri ketakutan. Hal yang dia takutkan, sekarang malah dia sendiri sebagai penyebabnya.

“Telepon Ibu!” teriak Kinan pada Ken yang masih terpaku.

“Cepat! Apa kau tuli?!” bentak Kinan lagi tanpa sungkan dan membuat Ken semakin melotot.

“Beraninya kau!” desis Ken. Namun, Kinan semakin emosi.

“Cepat anak manja! Apa kau mau kalau Kakek sampai meninggal?”

“Hei, kau ini!” Ken ingin menoyor jidat wanita di depannya, tetapi urung dilakukan karena melihat Hendro yang megap-megap seperti kehabisan udara.  

“Ibu!” Kinan juga berteriak memanggil Ningsih. Kehebohan pun terjadi. Untung saja Hendro tak harus kembali ke rumah sakit. Hanya dengan minum obat dia kembali membaik.

**

Saat ini semuanya berkumpul di kamar Hendro. Za dan Albany duduk bersisian di kursi, sementara Ningsih duduk di pinggiran kasur tepat sebelah suaminya.

Mata Albany menatap tajam pada sang putra yang lagi-lagi membuat ulah.

“Dasar anak tak tau diuntung!” desis Albany menahan amarah.

Za mengelus pelan punggung tangan sang suami. “Tenangkan dirimu, Mas. Kasian Papa,” bisiknya.

“Papa sudah putuskan, Al. Papa akan mencabut semua fasilitas yang sudah Papa berikan pada Ken,” ucap Hendro pada sang putra. Ken melotot mendengarnya.

“Dan kau, anak berandalan. Kamu tidak akan mendapat apa-apa, tanpa bekerja. Kakek akan memberikan kembali fasilitas itu, hanya jika kamu mau bekerja di perusahaan Kakek dan mau menikahi Kinan,” ucap Hendro tegas meski tubuhnya masih lemas.

“Sa-saya? Jadi yang Bapak bilang tadi itu bukan gurauan? Jangan saya, Pak. Saya tidak mau.” Kinan yang menunjuk hidungnya sendiri itu mengibas-ngibaskan tangannya.

“Heh! Siapa juga yang mau sama elu. Yang ada juga gue yang nggak mau!” sergah Ken dengan nada yang ketus.

“Tuh, Kakek bisa lihat sendiri, kan, kalau si papan gilesan ini nggak mau nikah sama aku. Udahlah, nggak usah yang aneh-aneh.”

“Apa? Papan gilesan? Enak aja! Dasar telor asin!” sentak Kinan melotot.

“Apaan telor asin?” Ken mengerutkan keningnya.

“Telor yang tatoan,” cibir Kinan sambil menjulurkan lidahnya. Ken memang memiliki tato di lengan kanannya.

“Sialan! Gue pites juga lu!” Ken mengangkat tangannya. Hendro menahan tawa, merasa dapat hiburan di tengah rasa sakitnya. Benar dugaannya, Kinan bukan perempuan lemah. Dia akan bisa menghadapi Ken yang seperti itu. Meski baru mengenal Kinan sekilas, Hendro tahu jika gadis itu memiliki hati yang lembut.

“Sudah-sudah. Ini permintaan saya sama kamu, Kinan.” Hendro menatap lembut pada gadis itu. dia lalu mengalihkan pandangan pada sang cucu. “Dan kamu, anak bandel! Ini adalah salah satu syarat kalau kamu masih mau menikmati segala fasilitas. Kalau tidak, silakan kamu keluar. Tinggalkan semua fasillitas yang sudah Kakek kasih sama kamu!” ancam Hendro. Albany mengulum senyum. Sepertinya sang ayah benar-benar serius dengan rencananya.

“Ok, fine. Aku pilih pergi dari sini dari pada harus kawin sama papan gilesan macam dia!” Ken berbalik dan beranjak pergi. Pemuda itu merasa yakin jika orangtua juga kakeknya tidak akan tega membiarkannya terlantar di jalanan.

“Mas ….” Za meminta sang suami untuk mencari cara agar Ken tidak jadi pergi.

“Tidak perlu kalian kejar anak bebal macam dia. Biarkan saja. Papa yakin dia tidak akan bertahan tanpa bantuan keuangan dari kita,” ujar hendro yakin.

Kinan merasa lega karena tak perlu menikah dengan laki-laki aneh dan arogan itu, meskipun dia tahu jika Ken adalah putra dari pemilik kebun tempat dia bekerja selama ini.

“Ken! Tinggalkan juga kunci motornya! Kakek tidak mau memberikanmu sepeser pun!” teriak Hendro dan membuat Ken menghentikan langkahnya seketika.

“Apa?!”

Related chapters

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   bab 9

    “Tinggalkan kunci motornya!” teriak Hendro sekali lagi.Ken manggut-manggut. “Jadi begitu? Ok. Aku tinggalkan semua ini. Bye!” Ken menaruh kunci motornya di atas buffet yang berada tepat di dekat pintu.“Ken!” panggil Za. Jiwa keibuannya terpanggil. Dia hendak bangkit mengejar. Namun, Albany menahannya.“Biarkan dia belajar. Dulu anak itu baik, selain terlalu dimanja, pergaulan membuat dia jadi seperti itu. Aku yakin, dia bisa berubah. Anak kita sedang tersesat. Dia butuh kita untuk kembali,” ucap Albany lirih.**“Hei! Kok kamu di sini?” Gadis cantik dengan baju tidur minim menatap heran pada Ken yang tampak lusuh.“Aku diusir sama mereka.” Ken mengembus napas kasar lalu mengempaskan dirinya ke sofa.“Mereka?” gadis itu mengerutkan kening.“Orangtuaku. Bahkan kakekku juga sama.” Ken yang terlentang menutupi matanya dengan lengan kanan.“Kakekmu juga? Hmm.” Sang gadis heran.“Eh, kamu naik apa ke sini?” Dia celingak-celinguk ke arah luar rumahnya. Tidak ada motor ataupun mobil yang bi

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 10

    “Anjing! Dasar orang tua sial!” geramnya sambil menendang mesin ATM. Satu harapan lagi dengan kartu ATM yang diberikan oleh ayahnya. Dia tidak pernah pakai karena nominalnya sedikit. Jauh jika dibandingkan dengan kartu yang diberikan oleh sang kakek.Ken memekik girang karena kartu yang satu ini masih bisa diakses. Namun, pundaknya langsung luruh saat melihat nominal yang tertera tak sampai 30 juta.“Duit segini bisa buat berapa lama?” Ken memutar otak. Namun, gedoran di pintu gerai ATM membuatnya sadar jika di luar sana sedang mengantri.“Oh iya, sebentar,” ucapnya dan langsung menekan pilihan nominal terbesar. Dia kemudian keluar dan melangkah menuju mobil. Langkahnya terhenti. Matanya melotot saat mobil itu tak ada lagi di tempatnya. Ken celingukan, memindai ke sekeliling. Namun tetap saja sedan berwarna merah itu tidak ada di sana.“Shit! Ke mana tu mobil?” Ken mulai cemas. Dia berkeliling ke sana ke mari. Dia berdiri sejenak mengingat-ngingat, lalu merogoh saku celananya dan kunc

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 11

    Ken tersenyum lega setelah masalahnya diselesaikan oleh sang ibu. Akhirnya dia tak harus menanggung malu karena tak bisa membayar denda karena kerusakan yang dibuatnya.Hanya Za yang datang ke hotel. Albany sama sekali tak mau jika dia malah membuat keributan karena marah sekali pada anaknya.“Seperti siapa, sih, tuh anak,” gerutunya saat Za pamit hendak pergi mengurus sang putra.Za terkekeh seraya mengelus pundak suaminya pelan. “Dia itu anak kita, tentu saja mirip kita, Mas.”“Aku tidak seperti itu,” elak Albany.“Siapa bilang? Kalian sama-sama keras kepala.” Za tertawa kecil dan dijawab dengan dengkusan dari mulut suaminya.Albany kesal, namun tak tega juga jika membiarkan Ken begitu saja.“Aku janji akan mengembalikan Ken kita yang dulu. seperti yang kamu bilang, Mas, kalau Ken butuh kita untuk menemukan jalannya kembali.”“Terima kasih, Bun.” Ucapan Ken membuyarkan lamunan Za yang juga tengah menyetir dalam perjalanan pulang. Wanita itu sontak menoleh.“Eh, iya. Ini memanng udah

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 12

    Tidak ada sambutan istimewa saat anak itu pulang ke rumah. Albany juga Hendro justru tampak menghindar. Mereka tak mau sampai bertengkar.Ken akhirnya kembali menempati kamar yang sekian lama dia tinggalkan. Posisi setiap barang masih sama. Kamar itu tetap terlihat rapi juga bersih.“Akhirnya aku kembali terkurung di sini. Dengan segala peraturan yang akan membuat kepalaku sakit.” Ken mengempaskan bokongnya di tepian ranjang empuk miliknya.“Perempuan itu. si Kinos. Aku mesti ajakin dia membuat kesepakatan. Dia juga sepertinya tidak setuju dengan pernikahan ini. Tidak akan susah, dia pasti setuju,” gumam Ken.Dan malam ini adalah pertama kalinya Ken makan malam di meja bersama dengan anggota keluarga yang lain. Za bahkan meminta Kinanti untuk ikut makan bersama di meja.Makan malam yang terlihat kaku, karena Hendro dan Albany yang menahan diri untuk tidak mengobrol. Terlebih lagi dengan Kinan. Dia merasa sangat asing di tengah orang-orang yang belum lama dikenalnya.“Pernikahan kalian

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 13

    Sesuai rencana Ken, pernikahan itu akhirnya bisa dilaksanakan seminggu kemudian. Tidak ada pesta mewah, hanya syukuran kecil-kecilan saja. Bahkan teman Ken tidak ada yang datang. Sebagai aksi dari pihak lelaki Albany meminta Ketua RT dan beberapa tetangga. Lalu, saksi dari pihak Kinan adalah seorang guru ngaji di kampungnya juga beberapa tetangga yang juga bekerja di perkebunan milik Albany.Sebagai wali, tentu saja ayah Kinan yang datang karena permintaan Albany. Lelaki culas itu terperangah saat mengetahui putrinya akan menikah. Dia meminta uang sebesar seratus juta sebagai syarat dia mau menjadi wali. Albany awalnya kesal, tetapi dia turuti juga dengan syarat lelaki itu pergi jauh.Sukardi dengan mudah menerima syarat itu. Dengan uang sebanyak itu dia bisa menikah lagi dengan perempuan yang tengah dekat dengannya.Pernikahan itu dilakukan secara agama, karena Kinan belum cukup umur untuk menikah resmi. Dia baru saja lulus SMA dan ini semakin membuat Ken berada di atas angin. Dia p

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 14

    “Apaan, sih? Ogah!” sergah Kinan dan mendorong tubuh tegap di depannya. Tubuh yang jauh lebih tinggi darinya. Jika Kinan bertumbuh langsing dengan tinggi 165 senti meter, sementara Ken bertubuh tegap dengan tinggi 185 senti meter.Lelaki itu tertawa meledek. Dia tahu jika Kinan merasa canggung dan ketakutan.“Umur elu baru 18 tahun ?” tanyanya dengan alis naik sebelah. Tangannya yang memegang handuk kembali mengeringkan rambut.“Emangnya kenapa kalau aku masih 18 tahun?” Kinan mendelik.“Apa elu masih perawan?” selidik Ken dengan senyum menyeringai. Wajah Kinan sontak memerah saat mendengar pertanyaan seperti itu. Matanya pun melotot. Kata masih perawan benar-benar telah menohoknya. Jangankan masalah itu, Kinan bahkan belum pernah berciuman.“Muka lu berubah jadi tomat.” Ken terbahak. “Malu karena memang masih perawan, atau malu karena jutru … nggak?”Mata Kinan semakin melotot. Dia benar-benar tersinggung dengan perkataan lelaki yang baru hari ini menjadi suaminya.“Kagak lucu!” sent

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 15

    “Diapain? Masa, sih, kalian nggak ngerti bakal diapain saat malam pertama?” Za terkikik.“Emangnya aku, cuman dianggurin saat malam pertama.” Za yang sudah selesai dengan skin care-nya lalu bangkit dan menyusul Albany ke tempat tidur.Lelaki itu mengembus napas kasar. Jujur, dia merasa ditarik untuk kembali ke masa lalu. Masa di mana hatinya sakit karena harus menerima getah dari perbuatan orang.“Bukannya malam pertama kamu itu dengan Rico?” sindir Albany yang tiba-tiba merasa cemburu pada sang adik yang telah mendahuluinya.Za langsung terperangah mendengar pertanyaan dari suaminya. Sudah lama Albany tak pernah sefrontal itu kepadanya.“Apa kamu sedang menyindirku, Mas?” Za tampak tersinggung.“Menyindir? Bukankah itu fakta?” Albany memejamkan matanya untuk menetralisir rasa cemburu yang mulai menggebu.Za manggut-manggut. “Jadi, kamu lagi ngingetin aku, kalau aku ini sampah? Barang bekas, saat nikah sama kamu?” ucapnya penuh emosi.Albany sontak membuka kelopak matanya dan menoleh

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 16

    Kinan gedebak-gedebuk di atas kasur super empuk itu. Dia tak bisa tidur meski Ken pergi sejak tadi. Lelaki itu tak bisa mengendalikan hasratnya yang tadi sempat terpancing. Namun, Ken sama sekali tak berniat untuk menuntaskannya dengan Kinan. Tidak. dia berpikir jangan sampai terikat dengan gadis itu terlalu lama. Apalagi kalau sampai dia hamil. Tidak terbayangkan oleh Ken jika harus menjadi ayah dalam waktu dekat ini.“Gimana kalau dia nanti balik lagi pas aku tidur. Terus … aarggh, jangan sampai dia berbuat yang tidak-tidak.” Kinan bergumam sendiri.“Dia tidak menganggapku sebagai istrinya, jadi … jangan sampai aku kelolosan. Curiga dia nggak akan mau tanggung jawab kalau aku sampai hamil.”“Kenapa nasibku buruk sekali? Lepas dari Juragan Ganda, eh, sekarang malah harus nikah sama cowok kayak gitu.” Kinan terus menggerutu.“Tapi … kalau dilihat secara fisik, sih, mendingan si Telor Asin. Paling nggak dia ganteng dan masih muda. Kalau Juragan Ganda, kan, aki-aki bau tanah. Hhmm.” Kin

Latest chapter

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 74

    “Lina, Ima! Apa Nyonya sudah selesai?” tanya Javier dari luar pintu.“Sudah Bang Jev,” jawab Ima.“Tuan Al sudah menunggu di bawah untuk sarapan,” katanya. Lina dan Ima pun bergegas membereskan peralatannya.“Silakan duluan, Nyonya. Kamarnya biar kami yang bereskan,” ucap Ima. Walaupun merasa tak enak hati, tetapi Kinan tak punya pilihan lain, Aldebaran sudah menunggunya di bawah.Saat pintu terbuka Javier sempat terperangah melihat Kinan yang semakin cantik. Sebagai lelaki normal dia kagum dengan wanita ini.“Silakan,” ujar Javier yang mendadak bersikap begitu sopan.“I-iya,” jawab Kinan terlihat gugup.Dia berjalan pelan menuruni tangga lebar yang melingkar. Di bawah sana Aldebaran yang mendengar bunyi heels pendek dari sepatu yang dikenakan Kinan sontak menoleh ke arah tangga.Matanya terperangah untuk sesaat, sebelum akhirnya dia membuang muka karena Javier melihat padanya.Sangat aneh. Aldebaran sering berurusan dengan wanita berbaju seksi. Dia bahkan sering menikmati wanita tan

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 73

    Aldebaran menatap tak berkedip pada wanita yang jatuh terlelap karena saking capenya. Kinan bercerita tentang hidupnya sambil menangis tadi. Entah kenapa Aldebaran ingin sekali memeluk dan memberikan bahunya untuk bersandar saat Kinan menangis, tetapi dia tak bisa melakukannya. Wanita itu masih sah menjadi istri orang.Saking lelahnya, Kinan meracau lalu kepalanya terkulai di pinggiran sofa.“Kupikir kisah hidupku yang paling buruk,” gumam Aldebaran sambil menatap dengan rasa kasihan pada Kinan. Dia menunggu hingga Kinan benar-benar terlelap, lalu memindahkannya ke atas kasur miliknya. Setelah yakin jika Kinan tidur dalam keadaan nyaman, dia lalu keluar dan menuju ruang kerjanya untuk tidur di sana.Aldebaran seakan susah untuk memejamkan matanya. Dia masih teringat saat Kinan menceritakan kisahnya dengan sang suami.“Kamu wanita tegar dan berprinsip. Berani meninggalkan suami seperti itu demi sebuah harga diri,” gumamnya, lalu terbayang wajah Kinan yang polos, namun pemberani. Ide-id

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 72

    Kinan masih fokus memijit kaki Ahmet, sementara Aldebaran mengajaknya untuk cepat-cepat. Dia sudah tidak sabar ingin menginterogasi wanita yang menjadi istri gadungannya ini.“Udah mendingan, kan, Dad?” tanya Aldebaran.Ahmet mendelikan matanya. “Aku lagi enak dipijitin. Ganggu saja kamu ini!” Dia hendak melemparkan lagi sebuah bantal pada anaknya, tetapi Kinan menahannya.“Ssst, jangan ribut.” Kinan menyilangkan telunjuknya di bibir.“Tuh denger! Sana pergi kau!” usir Ahmet mengacungkan tinjunya pada Aldebaran.“Hei, dia itu istriku. Seharusnya aku yang lebih berhak, bukan kau Pak Tua!” sergah Aldebaran.“Kau bisa sepuasnya sama istrimu nanti. Aku hanya sebentar saja. Aku ingin mengobrol dengannya.” Ahmet mengangkat bogemnya.“Aku kasih waktu lima menit lagi. setelah itu aku ajak Kinan pergi tidur. Ini sudah malam. Apa kau tidak mengerti bagaimana rasanya pengantin baru?” kata Aldebaran sambil melirik jam yang melingkar di tangannya.“Ya sudahlah. Pergilah kalian. Kakiku sudah jauh l

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 71

    Sementara itu Kinan dan Ahmet yang mendengar keributan di luar langsung terbangun. Ahmet terperangah saat melihat ada Kinan di kamarnya.“Ngapain kamu di sini?” tanyanya marah.“Emmh, itu … Kek, aku mau bawakan makan malam, tapi Kakek udah tidur. Jadi aku tunggu di sini,” jawab Kinan sambil menunjuk ke sofa yang tadi didudukinya.“Kakek! Sudah kubilang jangan panggil aku kakek.” Ahmet berteriak dengan keras dan membuat Aldebaran mendengarnya. Dia gegas ke sana untuk melihat.Betapa bahagia rasanya saat melihat ada Kinan di sana yang tadi dia kira kabur.“Kenapa kamu di sini, Sayang?” tanya Aldebaran menghampiri Kinan dan berpura-pura bersikap romantis. Kinan tampak risih saat tangan Aldebaran menyentuh pinggangnya.“Mmh, itu, Tuan. Saya … mau ambilkan makan malam buat Kakek,” jawab Kinan polos. Aldebaran mengedipkan sebelah matanya berulang kali, memberi kode pada Kinan agar tidak menyebutnya tuan.Lelaki itu mendekatkan wajahnya pada Kinan dan berbisik, “Panggil aku sayang jika di de

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 70

    Aldebaran terbahak mendengar pertanyaan Kinan.“Kau pikir aku akan melakukannya? Yang benar saja. Aku tidak akan pernah mau terikat dalam pernikahan.”Mendengar kalimat dari mulut Aldebaran, Kinan pun merasa lega.“Baguslah. Aku juga tidak mau,” balas Kinan sambil membuang muka. Aldebaran melotot. Belum pernah ada yang berani seperti itu padanya. Biasanya wanita akan tunduk dan merengek agar didekati, yang ini malah sebaliknya.“Kamu!” desisnya. Namun, Kinan malah nyengir kuda. Aldebaran mendengkus pelan.“Cepat pose yang baik, aku akan mengambil gambarmu,” titah Aldebaran sambil menunjuk ke arah tembok untuk memberi kode pada Kinan untuk berdiri di sana.“Ok,” sahut Kinan gegas berdiri di depan tembok berwarna putih.Cekrek.Aldebaran kemudian melihat hasil fotonya. Dia mendesis kesal, karena ternyata Kinan malah menggosok matanya.“Kamu ini, foto aja susah. Tahan dulu sebentar,” ucap Aldebaran sedikit emosi.“Maaf, tadi mataku kelilipan,” jawab Kinan yang masih mengucek matanya. “S

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 69

    “Pakailah salah satu. Buang saja baju yang kau pakai,” katanya seperti yang kesal. Kinan mendengkus dan kembali ke kamar pas untuk berganti pakaian.Keluar dari kamar pas kali ini sudah dengan baju yang baru dan membuat Aldebaran terpaku sesaat. Namun, dia gegas membuang muka.“Ayo, masih ada tempat lain yang harus kau kunjungi,” katanya sambil berjalan, lalu diikuti oleh Javier.Kinan melongo karena dua lelaki itu malah melenggang tanpa ke kasir dulu. Dia gegas menyusul Javier dan menarik tangan lelaki itu.“Ada apa?” tanya Javier yang kaget saat tangannya ditarik.“Kenapa nggak bayar? Kalian penjahat yang lagi merampok?” tanya Kinan sambil berbisik. Javier langsung terbahak dan membuat Aldebaran berhenti dan menoleh ke belakangnya. Javier langsung berhenti tertawa dan menunduk hormat.“Butik itu punya Tuan Aldebaran,” bisik Javier dan kembali membuat Kinan melongo.“Ayo cepat!” teriak Aldebaran yang kemballi berhenti karena Javier dan Kinan malah mengobrol dan berjalan lambat.“Ini

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 68

    “Sudah lihat, kan?” tanya Aldebaran membuyarkan lamunan Kinan yang membayangkan bagaimana kesepiannya lelaki tua di dalam sana.“Eh, i-iya, sudah,” jawab Kinan tergagap.“Kenapa dia nggak mau keluar?” tanya Kinan.“Entahlah. Mungkin dia merasa lebih baik jika menyendiri.” Aldebaran menjawab sembari mengedikan bahunya. Namun, Kinan tak menangkapnya seperti itu.“Ya sudah, saya mau pulang dulu,ya, Pak,” ucap Kinan dan menghentikan langkah Aldebaran yang lebar. Dia menoleh ke belakangnya.“Untuk apa?” Keningnya mengerut.“Mmh, ya mau pulang. Mau … ambil baju.” Kinan nyengir kuda.Aldebaran menilik penampilan Kinan dari atas sampai bawah yang tak ada mewah-mewahnya.“Apa baju kamu semua seperti ini?” tanyanya sedikit ragu.“I-iya, memangnya kenapa? Ada yang salah?” Kinan memperhatikan pakaiannya yang memang sangat sederhana.“Kalau begitu. Kamu tidak usah pulang. Nanti biar Javier yang bawa kamu ke toko baju.” Aldebaran kembali berbalik dan melangkah lebar-lebar meninggalkan Kinan yang me

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 67

    “Iya,” jawabnya sesingkat mungkin. Lelaki di depan sana tampak seperti seorang penjahat yang akan mengeksekusi korbannya. Itu yanng Kinan rasakan.Lelaki itu bergumam dan manggut-manggut.“Saya berterima kasih sama kamu untuk malam itu.”“Bapak nggak usah berterima kasih. Saya ikhlas ngelakuinnya. Kenapa saya mesti ke sini segala? Pake ngancem-ngancem nggak mau bayarin biaya rumah sakit segala. Emangnya siapa yang minta bawa saya ke rumah sakit?” cerocos Kinan tanpa jeda. Keberaniannya mendadak muncul begitu saja.Aldebaran mengerutkan keningnya. “Mengancam? Siapa yang mengancam tidak akan bayar rumah sakit?” tanyanya bingung.Kinan pun langsung nyengir malas. Sepertinya dia sudah dikerjai oleh lelaki bernama Javier itu.“I-itu … emmh, nggak.” Kinan sepertinya merasa kasihan juga dengan Javier. Dia takut jika lelaki itu akan dihukum oleh bosnya ini.“Aku salah paham,” lanjutnya lalu menunduk. Aldebaran mengangkat sebelah alisnya kala menatap wanita itu.“Sekarang Anda sudah bilang ter

  • AMPUNI AKU YANG PERNAH BERZINA SEASON 2   Bab 66

    Kinan menatap sekeliling yang sudah pasti bukan ruang perawatan biasa. Ini adalah ruang perawatan VIP yang hanya pernah dilihatnya saat mengantarkan pakaian ganti untuk Ken saat Ken menjadi korban penusukan sebelum menikah dengannya.Kinan menghela napas panjang saat mengingat masa-masa bersama dengan lelaki itu. laki-laki yang telah menitipkan benih di rahimnya.Tak terasa air matanya tiba-tiba bergerombol begitu saja. Kinan pun gegas mengusapnya dengan punggung tangan. Dia bersumpah tidak akan lagi menangisi lelaki yang telah membuatnya jatuh cinta, melambung ke atas langit ketujuh, lalu diempaskan ke dasar bumi yang tergelap.“Kita harus kuat, Sayang, meskipun hidup tanpa ayahmu,” ucapnya pelan seraya mengelus perutnya yang masih rata.Air mata yang sama yang jatuh dari pelupuk Ken saat mengingat Kinan tak lagi di sisinya. Setiap hari dia menuliskan cerita yang dilalui seharian.Dear Cinta dan KenangankuApa kabar kamu hari ini?Apakah kamu baik-baik saja di sana dengan buah cinta

DMCA.com Protection Status