***
"Eh sorry sorry, kalian abis ngapain tadi? Gue baru selesai susulan ujian sejarah," ujar Sanchez mendatangi meja kawan-kawannya di kantin.
"Abis adain take me out di lapangan," jawab Ray. "Lumayan, Zevano dapet."
Sanchez berangguk-angguk seolah udah gak heran lagi dengan tingkah mereka. "Pantes tadi di ruang guru kalian diomongin."
"Lo beneran mau pepet Rivera?" tanya Archie pada Zevano.
"Iya, nanti mulai pulang sekolah gue chat deh anaknya," ujar Zevano setelah menelan kunyahan. "Doain yang terbaik ya."
Archie terkekeh. "Najong lebay banget."
...Di sana, Reval menaiki anak tangga menuju kamar Athena. Ia mengetuk pintu dan memanggil adiknya berulang kali, namun nihil hasilnya."Athena gue buka ya pintunya," ucap Reval pada akhirnya. Perlahan pintu kamar Athena ia buka."Lah, Na?!"Jujur agak terkejut karena pemandangan yang Reval dapatkan adalah Athena yang dibungkus dengan selimut tebal sambil menggigil. Ia otomatis memanaskan suhu AC dan menyamperi gadis itu."Lo demam? Kenapa lo gak ngomong lo sakit? Suhu lo berapa?" Reval panik karena di rumah cuma lagi ada dirinya dan Athena saja. "Anjir gue gak tau termometer di mana, kita punya gak sih?"Reval kuwalahan kala Athena justru bungkam. Mata gadis itu sampai menit
***Zevano, Ray, Archie, dan Sanchez memandang Alvarez heran. Laki-laki itu keliatan buru-buru, bahkan tadi gak sengaja mendorong Ray yang jalannya lama."Lo mau ngapain sih, Al? Kebelet?" tanya Zevano bingung. "Sampe diseruduk gitu si Ray.""Tau nih! Sabar napa gak liat orang lagi jalan?!" seru Ray tak serius."Athena sakit, gue mau ke rumahnya. Gue duluan ya!" Alvarez menepuk bahu Archie yang ada di sebelahnya, lalu berlari duluan ke parkiran."Eh lo nanti kebasecampgak?" tanya Archie berteriak."Kalo sempet gue dateng, gue bantuin," balas cowok itu berteriak juga.
***Udah satu setengah jam semenjak kelarnya kelas tambahan Alvarez. Athena dengan tubuh yang masih lemas dan perut yang keroncongan cukup sengsara menunggu cowok itu. Diperparah lagimood-nya yang tak berbentuk.Buka sosial media ternyata merupakan keputusan buruk. Selain mengganggu waktu istirahat, rupanya juga mengganggu kesehatan mental karena Athena baru aja melihatsnapgramLauren yang dikirim Ella."Ini cewek apa-apaan coba ganjen banget?!"Gimana Athena gak kesal melihat foto Alvarez sedang mengobati Lauren? Rasanya mau melempar ponselnya ke jendela. Hatinya makin hancur lebur.Comboluar biasa jatuh pada hari ini.Alvarez menyuruh ia menunggu, tapi kalo udah lama begi
***Pedagang kaki lima seperti nasi goreng, ketoprak, sate taichan, dan lainnya mulai keluar menghias tepi jalan Jakarta. Menunjukkan bahwa ibu kota telah kedatangan malamnya.Alvarez baru tiba dibasecamp. Meski mengaku perasaannya kalut, ia tetap harus hadir ke rumah keduanya ini."Pak Ketu akhirnya dataaaang.." sambut Oten merentangkan dua tangan.Hari inibasecampramai diisi oleh para alfa Vago dari 4 sekolah. Mereka mengurus kelengkapan ajang Streetfire Cup dari sore dan rencananya sampai cukup larut malam."Ada kendala?" tanya Alvarez."Banyak sih Al. Agak susah nyar
***Athena terbangun pukul dua subuh. Tidurnya lumayan nyenyak, mungkin efek habis nangis karena kemarahannya tadi. Tidur setelah nangis emang mantep no debat!Ia melepas dirinya yang diselimuti dengan rapi. Kemudian, ia melihat ada beberapa obat yang terletak di meja kecil sampingnya. Ada pula cokelat dan segelas air putih di sana.Ia bangkit dari kasur, berjalan keluar kamar. Hapal kebiasaan Reval yang masih segar di ruang tamu untuk menonton bola di jam segini, ia menyamperi kakaknya itu."Siapa lawan siapa?" tanya Athena mengejutkan Reval."Kaget gue kira setan. Kok lo kebangun?" Reval hanya menoleh sekilas, lalu balik fokus ke televisi.
***Setelah pulang sekolah, Athena langsung membersihkan debu dan segala kotoran di tubuhnya dengan mandi dan luluran karena nanti Zevano akan membawa mobil untuk menjemput Rivera dan dirinya."Ini bakalan aneh banget ish.." Athena 5 menit gak berhenti mengoceh depan cermin. "Rivera aja baru berapa jam deket sama Kak Zevano, masa udah dibawa kebasecampaja?"Di sisi lain Athena dongkol, di sisi lain juga ia merasa yaudah pasrah gapapa. Lagipula kasihan Rivera, terakhir kali pacaran sama Alegro, akhlaknya minus minta ampun."Ya udah lah ya, anggep aja gue dateng cuma untuk temenin Rivera. Nanti juga itu anak pasti gak tau mau ngobrol sama siapa selain sama gue. Jadi gue gak diem kayak batu di sana
***Sementara itu, Libra. Cowok itu baru aja menyelesaikan panggilan tugas dari sekolah, yaitu mengerjakan ujian susulan dan sejumlah tugas yang pernah tertumpuk sebelumnya.Namun saat perjalanan kembali kebasecamp, ia dihadang oleh tujuh laki-laki tanpa sebab. Pas diperhatikan, ternyata sejumlah orang itu adalah anggota Invaders. Membawa motor yang sama besar sepertinya, ketujuh orang itu menutup jalannya."Ini orang kok pada make jaket kebangsaan sih.. beneran ngajak ribut yak?"batin Libra heran sendiri."Gue cuma mau tau cewek yang namanya Athena itu tinggal di mana," ucap salah satu orang itu dengan lantang. "Kasih tau ke gue juga nama lengkap, tanggal lahir, sama kelasnya. Gak pake lama!"Libr
***"Gue gak peduli, gue tetep gak mau jadi bagian dari Invaders."Pernyataan Athena menghentikan keributan antara Alvarez dan Muel.Gadis itu minta pulang tanpa mau dengar apa-apa lagi. Bahkan ia cuma izin pada Rivera lewatchatkalo ia gak mampir dulu kebasecamp.Athena menolak diajak bicara. Ibarat kata, isi otaknya masih terkontaminasi sama ucapan Muel—yang entah bener atau enggak."Lo salah ajak dia.""Lo terlalu nurutin dia.""Lo berkali-kali ikutin mau dia."