Nada memijat keningnya begitu tiba di kantor, kejadian semalam benar-benar menguras tenaganya hingga terpaksa sarapan di kantor. Untung saja hari ini menunya tidak terlalu berat sehingga masih bisa dimakan.Nada terlalu emosi jika bertemu dengan ibunya. Kenapa sih masih bukakan pintu untuk mereka? Biarlah orang lain menilai hati mereka sempit, toh juga tidak minta makan dari mereka.Kriiiing.Salah satu staff marketing mengangkat telepon. "Hallo?"Nada makan dengan tidak semangat."Ah, sebentar. Saya sambungkan dulu ke atasan saya." Staff marketing memencet sambungan telepon Nada lalu menutupnya. "Ada yang ingin bicara dengan ibu."Nada mengerutkan kening lalu mengangkat telepon dengan ramah. "Hallo, selamat pagi saya bagian marketing, Nada. Ada yang bisa saya bantu?""Saya manager aktor Oza Radhika, ingin memesan tempat untuk ulang tahun pernikahan. Apakah anda bisa mengirimkan harga paket untuk kami?""Oh, tentu saja. Apakah ada alamat email untuk koresponden? Saya akan segera mengi
Berita Putra tidak setuju pengiriman general manager pusat ke hotel cabang, sudah tersebar keesokan harinya. Semua orang menjadi lega. "Tidak mungkin pak Putra akan setuju.""Benar, dari awal tugas manager pusat berbeda dari yang lain.""Tapi, apa mungkin pak Putra melakukannya demi bu Nada?""Apa hubungannya?""Hei, apakah kalian lupa perseteruan antara pak Putra dan bu Nada? Siapa tahu jika bu Nada satu bulan di sana, pak Putra akan kesepian sehingga mengeluarkan perintah larangan.""Ngaco kamu!""Pak Putra dan bu Nada jelas-jelas bermusuhan.""Ah, sayang sekali. Padahal aku ingin melihat hubungan cinta di kantor.""Iya, siapa tahu pak Putra merubah aturan dilarang pacaran di kantor.""Bukannya pak Putra ada fans juga di kantor?""Memang ada, tapi mereka juga bersikap realistis. Tidak mungkin memaksakan diri hahahaha-"Semua orang ikut tertawa. Ya, pak Putra hanyalah pangeran impian yang sulit mereka gapai, jadi hanya sebatas mengagumi ketampanannya saja.Nada jika mendengar hal in
Setelah melihat Nada dicari seorang wanita cantik, insting tajam Putra mengatakan wanita itu pasti punya rencana di belakangnya. Putra sontak minta tolong ke general manager dengan alasan mengawasi jika dia salah satu suruhan hotel Trisha.General manager pun menurut dan tidak bertanya apa pun. Putra menghela napas panjang, jika terjadi sesuatu pada putrinya, dia akan menuntut balasan. Eh, ngomong-ngomong kenapa dirinya yakin sekali bahwa anak yang dikandung Nada perempuan? Bisa saja laki-laki.Putra membuka bekal makannya dan mendengus nikmat ketika melihat makanan ini. Pagi ini dirinya ingin makan rawon daging khas Malang ditambah nonton drama China.Kenapa suka drama China dibanding Korea? Karena Putra jatuh cinta dengan kekonyolan tokoh utama wanita, persis dengan Nada yang kadang suka marah sendiri atau licik.Ketika serius nonton sambil sarapan, telepon di mejanya berdering dan Putra mengangkatnya. "Ya?""Pak Putra, saya sudah membuatkan asinan mangga dan juga ikan goreng asam
"Uhuk!" Oza memperhatikan Nada. "Apakah anda sedang sakit?"Nada menggeleng cepat lalu mengangguk. Oza tersenyum kecil. "Mana yang benar?"Tim marketing dan Fo yang sembunyi di balik pintu ruang marketing hampir menjerit ketika melihat senyum aktor terkenal itu."Astaga, tampan sekali dia.""Lebih tampan dari di tv.""Bibirnya itu lho minta dicium.""Aku juga mau cium bibirnya.""Gak tahan aku-"Nada bisa mendengar suara berisik di balik pintu kantor marketing yang terhubung dengan meja tinggi fo."Kalau anda sakit, bisa ditunda besok," kata Oza.Nada menggeleng dan berdehem. "Tidak apa."Oza menyipitkan matanya. "Anda yakin?"Nada mengangguk kecil lalu menangkap sosok tinggi yang baru keluar dari lift, disambut general manager dan manager operasional pusat.Sosok itu juga menangkap sosok Nada.General manager menatap Nada dan Putra bergantian lalu tertawa. "Wah, pak Putra samaan dengan bu Nada. Apa ini gara-gara pak Putra sering marah ke bu Nada jadinya tertular virus?"Oza menoleh
Nada bingung dengan perintah manager operasional pusat yang menyuruhnya masuk ke kamar suite presiden yang hanya ada dua. Satunya khusus dipakai pemilik hotel sementara satunya dipakai tamu undangan yang biasa dipakai teman-teman pemilik hotel yang sama kayanya.Apakah para pemilik sudah datang? Atau ada teman-teman para pemilik yang ingin bertemu dengan dirinya?Ketika pencet bel dan melihat sosok yang membuka pintu, Nada terkejut."P- pak Putra?" tanya Nada dengan gugup. Memakai kimono yang memperlihatkan otot-otot perut dan poni rambut yang berantakan maju ke depan."Se- sepertinya saya salah kamar."Putra menarik masuk Nada dan mengunci kamar.Nada terkejut ketika punggungnya di dorong hingga ke pintu dan kedua tangan Putra bersandar di sebelah dirinya. "Tukang selingkuh."Nada mengerutkan kening tidak mengerti."Padahal kamu sudah punya anak denganku, tapi kamu selingkuh?""Bagaimana bisa? Sejak kapan aku selingkuh dan sejak kapan kita punya hubungan lebih?""Sejak kamu mengandu
Pernikahan adalah kewajiban, tapi bukan berarti paksaan. Para wanita dituntut untuk cepat menikah dan memiliki anak, mereka tidak dituntut persiapan apa pun untuk para wanita.Mau contoh yang lebih gamblang? Ibu kandung Nada yang sudah di usia dua puluh tujuh tahun menikah dengan ayah kandung Nada yang katanya seorang duda.Semua serba cepat dan mendadak bahkan tetangga pun tidak sempat diundang banyak dan menimbulkan gosip ibu Nada menikah karena hamil.Ibu Nada yang selalu didesak untuk menikah, akhirnya menikah malah dihujat dan bahkan keluarganya sendiri pun tidak suka dengan sang suami yang awalnya merupakan teman dari ibu Nada.Sedih? Pasti.Kecewa? Iya lah.Tapi mereka tetap menjalankan pernikahan, ibu Nada pun tipe wanita yang rada aneh meskipun sudah diberitahukan bahwa sang suami adalah playboy dan bisa jadi penipu.Ketika berjalannya pernikahan harus tetap menjalankan sakit hati sekaligus begitu melihat semuanya. Cinta dan tekanan menjadi terlupakan, korban pun berteriak
"Jangan buat aku bertindak gila dengan menyakiti kamu, Nada," bisik Putra di telinganya.Nada tidak bisa menyalahkan Putra."Kamu ingin hamil? Aku sudah memberikannya bahkan bibit, bebet dan bobotku sangat bagus meskipun tidak setara dengan milyuner di luar sana." Putra mencium kecil leher Nada. "Kamu yang memulai semuanya, princess."Nada merinding. Dulu dia memang ingin dipanggil princess oleh ayahnya karena bermimpi memiliki istana kecil tapi ternyata harapan itu pupus ketika ayahnya menghancurkan istana kecil yang terdapat raja, ratu, pangeran mahkota dan putri.Lalu sekarang dirinya harus mendengar sebutan princess dari seorang pria, di atas tempat tidur pula. Hal yang tidak akan pernah dia bayangkan seumur hidup.Nada menatap Putra dengan napas tidak teratur, mengangkat kedua tangannya dan menyentuh pipi pria tampan itu di masing-masing sisi.Mereka melakukannya seperti di malam tahun baru tapi bedanya mereka saling mengenal sekaligus bisa melihat ekspresi."Hentikan." Erang Nada
Nada membuka mata perlahan dan melihat pemandangan Dejavu, bangun tidur dengan melihat pria tampan yang tertidur lelap. Putra membuka mata perlahan dan melihat Nada sudah bangun lalu tersenyum dengan suara serak. "Pagi."Nada menatap takjub Putra, senyum yang menyilaukan serta suara serak yang seksi. "Pa- pagi."Putra meraba perut Nada. "Ada masalah dengan perut kamu? Semalam aku berusaha hati-hati supaya tidak menyakiti anak kita."Nada mengangguk pelan. "Tidak apa."Putra menghela napas lega lalu memeluk erat tubuh Nada. "Tidur dulu, semalam kamu sudah bekerja keras."Nada memberanikan diri memeluk pinggang Putra. Mereka berdua tertidur lelap lagi.Lima jam kemudian, Putra mengantar Nada pulang ke rumah, keluar hotel lewat jalur rahasia para bos.Putra memarkir mobil agak jauh dari rumah supaya tidak ketahuan, begitu Nada turun dan jalan menuju rumahnya. Putra mengawasi dari dalam mobil lalu pergi setelah melihat Nada belok masuk ke dalam rumahnya.Tapi yang tidak diketahui Putra,
Ibu Nada merasakan kekecewaan terbesar ketika suaminya menampar wajah saat berdebat tentang anak-anak mereka. Dulu pria di hadapannya adalah tumpuan dan harapan masa depan, mimpi untuk bisa menua bersama pria yang paling dicintainya. Tapi Tuhan memberikan jalan yang cukup kejam untuk dirinya.Semua orang tidak mau tahu alasan Ibu Nada yang selalu membela mantan suami.Aku hidup dari keluarga bahagia, Ayah kandung yang mencintai ibunya dan juga mereka berpisah karena maut memisahkan. Ayah meninggal terlebih dahulu, lalu beberapa tahun kemudian menyusul Ibu. Batin ibu Nada. Aku ingin menua seperti itu, tapi faktanya Tuhan memberikan orang yang salah.Teringat dengan masa lalu Ibu Nada dan ayah kandung Nada, pertama kali saat berkunjung di rumah. Saat itu, ayah kandung Nada merupakan salah satu sahabat dari adik ibu Nada yang terpaut tiga tahun. Datang bermain bersama kelompoknya lalu lama kelamaan pria itu mendekati ibu Nada dan mereka mulai menjalin hubungan.Ibu Nada yang polos dan ti
Nada menjadi kesal, karena video yang disebar oleh Putra! orang-orang jadi mengenalnya, kalau tetangga sih tidak masalah karena Putra sudah menyiapkan alibi yang bagus, tapi herannya saat salah satu anak tetangga membantu Nada dengan menuliskan komentar bahwa Putra adalah suaminya, komen itu malah ditolak.Nada dan Nanda yang mendengar itu dari anak tetangga menjadi bingung.Bukankah Putra menyebar luaskan hubungan mereka? Tapi kenapa malah menghapus penjelasan orang lain? Bukankah hal itu sangat menguntungkan mereka berdua?Nada mendecak kesal. "Pasti dia ingin mempermainkan aku.""Dia hanya ingin melindungi kamu. Jangan berpikiran buruk, siapa tahu dia punya ide yang lebih baik untuk melindungi kamu."Nada menolak nasehat kakaknya. "Kakak dengar sendiri perkataannya tadi kan? Setiap komen dan menuliskan nama Nada, malah error, tidak hanya itu- tiba-tiba saja akunnya di non-aktifkan."Nanda tidak bisa menepis perkataan adiknya. "Apakah benar Putra yang melakukannya? Bagaimana jika or
Semua orang tidak tahu, Putra tidak memiliki pengalaman kencan sama sekali, dia juga tidak tertarik menjalin hubungan dengan para wanita yang nekat mendekatinya, kecuali Nada.Ada alasan tersendiri kenapa Nada bisa menarik perhatiannya."Kamu harus makan banyak." Putra menambahkan daging ikan lagi ke Nada.Nada bingung dengan kebaikan Putra, namun dia tidak berani mengutarakannya.Pemandangan di kantin pun menjadi luar biasa, para staff yang ikutan makan, tidak bisa tidak melihat kedua musuh yang sedang makan, tapi mereka tidak berani mengganggu.Salah satu staff wanita yang duduk di dekat manajer operasional dan general manajer, bertanya ke temannya. "Apakah tidak ada yang bisa menyelamatkan bu Nada? Kasihan lho anaknya, bisa-bisa bu Nada melahirkan terus anaknya mirip dengan pak Putra."Teman staff yang duduk di sampingnya, mengetuk meja dan menggeleng jijik. "Amit-amit jabang bayi, jangan sampai punya anak dengan Pak Putra. Memang ganteng sih, tapi kalau masalah mental- tidak akan
Putra mengerutkan kening dengan curiga, menatap bubur kacang hijau dan teh jahe di meja kerjanya. "Apa ini?"General manajer tersenyum. "Sarapan yang baik untuk pekerja keras seperti Pak Putra.""Hah?""Yah, tidak ada salahnya bukan makan makanan seperti ini," rayu general manajer.Putra menunjuk mangkok dan gelas di mejanya. "Dan untuk apa saya makan makanan seperti ini di pagi hari? Mau mempermainkan saya?""Haduh, Pak Putra ini gimana sih." General manajer melambaikan tangan sambil tertawa bersama salah satu staff fb. "Lihat, atasan kita agak sensitif sekarang."Putra menaikkan salah satu alis, menatap dua pria yang sedang tertawa tanpa tahu malu.General manajer terdiam begitu melihat Putra menatap tajam dirinya lalu menggoyangkan tangan ke arah staff fb.Staff fb mendadak diam."Jadi, dalam rangka apa kalian memberikan ini kepada saya?"General manajer menunjuk mangkok. "Itu dari saya. Lalu yang teh jahe itu dari manajer keuangan pusat, beliau bilang sangat bagus untuk Ibu hamil.
Putra bertemu dengan Nanda di malam hari, kafe yang sama saat Putra mengatakan yang sesungguhnya bahwa dirinya adalah ayah kandung dari anak yang dikandung Nada."Apa yang terjadi?" Tanya Putra setelah duduk berhadapan dengan Nanda."Oza datang ke tempat kerjaku." Nanda langsung bicara ke intinya. "Dia mengancam.""Apa yang pria itu katakan?""Dia bilang, sudah tahu mengenai hutang milikku.""Hutang? Apakah kamu berhutang?""Ya, ada hutang tapi sudah lunas. Hanya saja tidak ada yang tahu kalau aku sudah melunasinya. Semua berkat kamu.""Ah. Masalah kartu debit, tabungan dan kredit yang dihabiskan adik tiri? Bukankah sudah lunas? Bank Fumoshi juga sudah mengeluarkan bukti pelunasan." Putra mengangguk paham."Kira-kira Oza tahu dari mana? Apakah dia mengeluarkan asumsi sendiri?" Tanya Nanda yang tidak paham. "Ayah tidak mungkin tahu hal ini, tapi para selingkuhan dan Ahmad? Mereka tahu, tapi- tidak mungkin bicara ke Oza mengenai hal itu kan?"Putra bisa menduga ulah saudara dan ibu tiri
Masih segar di dalam ingatan Putra, apa yang dilakukan kedua orang tuanya semasa kecil, mereka berdua tidak akan segan memukul bahkan tidak memberikan makan, orang tua Putra tidak akan berani menyiksanya lagi ketika pemilik wisma datang dan menyelamatkannya. Karena Putra lahir tanpa diharapkan, berkali-kali Ibunya melakukan aborsi sampai hampir mati, berkali-kali pula dirinya selamat."Oh." Hanya itu kata yang bisa dia ucapkan."Kamu, tidak menuntut mereka berdua? Aku yakin mereka akan balas dendam atau melakukan sesuatu, terutama jika Yami yang bergerak menjadi penjamin." Vivi khawatir Yami akan bertindak lebih tidak masuk akal.Choky mengangguk. "Lebih baik menuntut mereka berdua kembali ke dalam penjara."Putra menjadi gelisah. "Jika saya melakukan hal itu lebih keras, bukankah saya akan menjadi anak tidak tahu balas budi?"Vivi baru menyadari sekarang bahwa dirinya sejak kecil tidak memiliki orang tua, Choky juga sama lalu Reza tidak pernah dekat dengan orang tuanya yang memiliki
"Foto?" tanya Nanda dengan nada tidak percaya. "Bagaimana bisa kamu mendapatkan foto adikku?""Proposal.""Propo-" Nanda akhirnya teringat tipu muslihat yang dilakukan ayah kandungnya. "Brengsek! Kenapa kamu tidak bertanya dulu ke Nada dan langsung main setuju saja? Kami sudah lama berpisah dengan pria mesum itu.""Dia suka menjual kalimat bernada agama, bagaimana bisa saya tidak percaya?"Nanda teringat dengan kelakuan agamis ayah kandungnya. "Lalu untuk apa kamu datang ke sini jika hanya memaksakan diri? Mengumumkan bahwa kamu akan menikah dengannya? Kamu bahkan mengakui anak dari pria lain sebagai anak kamu. Ah, ngomong-ngomong berhentilah memanggil aku Kakak ipar, aku tidak suka.""Kenapa Kakak tidak suka? Padahal saya suka panggilan itu."Nanda merinding begitu mendengar perkataan Oza."Saya datang ke sini tidak secara cuma-cuma, saya ingin menawarkan sesuatu untuk Kakak ipar- jika Nada bersedia menjadi istri saya.""Dengar, kamu tidak perlu menawarkan apa pun. Aku tidak-""Saya
"Yang jadi masalah adalah acara yang akan kita mulai dalam waktu dekat, kita tidak bisa membatalkannya begitu saja." Vivi bersandar di kursi empuknya. "Semuanya sudah disiapkan, lalu hotel kita sekarang disorot dan ditekan oleh publik untuk memecat Nada. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Tetap terus atau membatalkan acara?"Reza bertanya ke Nada. "Apakah nantinya kamar akan full booked?"Nada mengangguk dan menjawab cepat. "Memang belum masuk high season, tapi kami sudah menerima down payment untuk sewa kamar selama beberapa hari. Kamar kita full booked."Vivi mengangkat kedua alis ke Reza.Reza tersenyum. "Selama kamar penuh, tidak perlu memikirkan hal lain.""Lalu bagaimana dengan acaranya? Kita sudah persiapkan jauh hari, termasuk menu.""Kita buat acara yang sedikit berbeda tapi tidak terlalu menyimpang dengan semua persiapan kita," jawab Reza. "Sekarang hotel sedang ditekan secara publik, tidak akan ada yang percaya kalau kita klarifikasi bahwa kita yang membuat konsep itu te
Vivi memberikan jalan tengah. "Lupakan tentang masalah siapa Ayah kandung dari anak Nada. Fokus kita yang utama adalah pekerjaan kita, tidak usah pedulikan yang lain.""Tapi, ada wartawan yang berusaha mencari Bu Nada.""Benar, selain itu ada ulasan dan rating jelek dari netizen. Mereka menyuruh kita memecat bu Nada.""Media sosial perusahaan juga dikejar oleh netizen.""Apa kita harus diam saja?"Vivi tersenyum. "Lalu letak kesalahan kita di mana? Nada tidak mengandung anak Oza lalu dia juga mengumumkan anak dari wanita lain, yang berarti- istrinya juga pasti setuju dengan kehadiran Nada. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan di sini, anggap saja kejadian ini tidak pernah terjadi, dan kalian tidak perlu ikut campur, tapi sebagai tim- kalian harus saling melindungi. Lalu Putra-"Putra membungkuk ke arah Vivi. "Ya, Nyonya."Vivi tersenyum kecil. "Aku tidak mau hal ini terulang kembali.""Baik.""Berlaku untuk yang lain juga, jangan suka memainkan kekuasaan dengan para bawahan." Vivi menge