Home / Romansa / AKU TUNGGU DUDAMU / Chapter 23| Harapan Sharena

Share

Chapter 23| Harapan Sharena

Author: Senchaaa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Ah, maafkan saya, Pak. Apa saya melukai istri Anda?” tanya salah seorang perawat pria yang tadi mendorong brankar kosong.

Sharena masih duduk di pangkuan Saka, dia menenggelamkan wajahnya pada leher pria itu agar perawat tadi tidak menyadari siapa dirinya. Bisa gawat kalau sampai ada yang tahu kalau Sharena berduaan dengan laki-laki di tempat umum. Saka yang paham situasi langsung tersenyum pada sang perawat, seperti memberi sinyal pembenaran bahwa wanita yang sedang dia pangku memang istrinya.

“Tidak apa-apa, Mas,” jawab Saka tenang.

“Syukurlah, kalau begitu saya permisi, Pak, Bu. Sekali lagi saya minta maaf.”

Perawat itu langsung pergi setelah Saka membalas ucapannya dengan anggukan dan senyuman ramah. Sharena menyibak sedikit rambutnya lalu mengintip untuk memastikan perawat itu sudah benar-benar menjauh. Dia menghela napas lega setelahnya. Wanita itu pun menoleh ke samping yang berlawanan dan jantungnya tersentak l

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 24| Pertengkaran

    "Masih ingat pulang?"Pertanyaan sarkasme menyambut kedatangan Lidya, kedua kakinya terpaku di ruang tamu. Menghadap Sakalangit Bastara yang menatapnya dengan tajam berkilat kecewa."Aku sangat lelah, Saka, kita bicara nanti setelah aku istirahat."Muka Lidya memang sedikit murung dari biasanya, terlihat dia benar-benar lelah dengan semua yang dijalani selama di Bali. Dia ingin menenggelamkan diri dalam kasur empuknya selama berjam-jam sampai semua letihnya sirna. Namun sepertinya Saka tidak akan membiarkan Lidya mendapatkan apa yang dia mau dengan cepat."Tetap di tempatmu!" nada suara Saka meninggi.Lidya benar-benar menguras tuntas kesabaran Saka. Perempuan itu bahkan tidak meminta maaf atau mengatakan apa pun yang sekiranya bisa menenangkan hati sang suami. Apakah tidak ada sedikit pun rasa sesal di hati Lidya karena telah mempermainkan Saka?

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 25| Kesempatan Kedua

    Sharena celingukan mencari pemesan bakso acinya. Di balik masker hitam dan helm bogo cokelat yang dia kenakan, tersimpul senyum tipis ketika melihat lokasi yang dia datangi sekarang. Banyak orang lalu lalang, beberapa sibuk mengarahkan pemain, ada yang sedang membenarkan riasan, heboh masalah kostum dan kesibukan lainnya yang biasa ada di lokasi syuting. Dia tidak tahu itu lokasi apa, tapi dari banyaknya kru dan perlengkapan properti yang ada sepertinya itu bukan syuting FTV atau sinetron biasa."Maaf ya Mbak lama menunggu, saya baru beres syuting. Jadi berapa Mbak bakso acinya?" tutur seorang perempuan berusia sekitar tiga puluhan.Sharena menoleh ke arah orang tersebut lalu matanya membelalak."Kak Dian?" cicit Sharena spontan.Wanita yang dipanggil Dian itu mengernyit lalu memperhatikan sang kurir aci dengan saksama. Ketika Sharena membuka helm dan menurunkan maskernya, Dian tampak ter

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 26| Musuh Bebuyutan

    “Lama-lama gue mumet beneran nyimak prahara rumah tangga lu, Ka. Ada ... aja yang dipermasalahkan setiap harinya. Kalian enggak bosan gitu?”Rumah Tristan adalah satu-satunya tempat yang bisa saka tuju saat ini. Dia sedang malas bepergian jauh dan tak mungkin juga pulang ke rumah orang tuanya. Mau tak mau dia singgah di apartemen kawannya yang super comel itu.“Gue datang ke sini untuk mendinginkan pikiran, lu jangan mancing emosi gue.”“Yang mau mancing emosi siapa? Gue hanya mengutarakan pendapat gue tentang hubungan rumah tangga lu sama si Lidya. Enggak ada akur-akurnya, terus aja baku hantam omongan.”“Kalau akur ngapain gue ke sini, bego!”Saka melempar bantal sofa, pria itu lantas berbaring di sana sambil memejamkan mata berat. Kepalanya sungguh mumet memikirkan kelanjutan hubungannya dengan Lidya. Mereka sudah tidak cocok dari berbagai hal namun Saka juga masih berat untuk melepaskan Lidya. Bag

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 27| Si Biang Masalah

    Scene Sharena untuk syuting hari ini memang sedikit, jadi dia bisa pulang cepat. Sharena berpamitan pada seluruh kru dan Dian yang masih lanjut syuting hingga nanti malam—maklum pemeran utama. Sharena keluar dari area syuting mengendarai motor matic yang mulai menjadi benda kesayangan Sharena. Motor itu selalu menemaninya ke mana pun akhir-akhir ini. Lalu lintas kota Bandung saat sore hari memang tidak ada bedanya dengan lalu lintas Jakarta. Sama-sama padat dan rawan kemacetan, apalagi di jam pulang kerja seperti ini.Sharena menyalakan lampu sen kanan dan bersiap untuk belok, sayangnya ketika dia mulai mengarahkan setang motor ke kanan tiba-tiba muncul pengendara motor lain dari belakangnya yang hendak menyalip. Tabrakan pun tak terelakkan lagi, baik Sharena maupun pengendara motor itu sama-sama jatuh ke aspal. Lengkingan klakson menggema di sana, pengendara lain memberi peringatan pada kendaraan di belakangnya untuk mengurangi kecepatan karena adanya kecelaka

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 28| Mencari Tukang Urut

    Malam harinya Sharena sedang istirahat di kamar, dia rebahan di kasur sambil mengompres pipinya dengan handuk basah. Gadis itu menatap langit-langit, mengingat kembali kejadian tadi sore dan beberapa keadaan yang menawannya bersama Saka dalam jangka waktu yang lumayan lama.Sore hari di pinggir jalan ...“Ayo naik!” kata Saka sudah duduk di atas motor Sharena.“Eh, mau ke mana, Pak?”“Kita ke rumah sakit untuk menyembuhkan luka kamu.”“Naik motor saya dan bapak yang bawa?”“Kenapa? Kamu keberatan?”“Bukan begitu, Pak, saya hanya tidak mau ada kesalahpahaman di antara kita. Walau begini juga saya kan artis ya, Pak. Tadi orang-orang enggak kenal karena saya pakai masker dan helm. Nanti kalau ke rumah sakit masa iya saya harus pakai masker dan helm pas diperiksa. Nanti disangka orang aneh, terus lagi nih ya, Pak, kalau kita semotor berdua itu bisa timbul fitnah. Secara kan

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 29| Kebaikan Saka

    “Ahhh!” lengkingan suara Sharena menggema di sebuah ruangan yang tak seberapa besar. Saat ini, seorang wanita berusia 50 tahunan tengah mengurut kaki sang artis yang sebelumnya terkilir.“Aduh, Mak pelan sedikit bisa enggak? Aku enggak kuat nahan sakitnya.”“Tahan sebentar lagi ya Neng, nanti kalau titik nyerinya sudah diurut InsyaAllah enggak akan terlalu sakit kok.”“Aduh ... tapi aku udah enggak kuat, Mak, sumpah ini sakit banget. Lebih sakit dari nyeri datang bulan.”Walau terus dihiasi acara rengekan dan jerit kesakitan, sang tukang urut tetap melaksanakan tugasnya dengan baik hingga akhir. Saka yang menunggu Sharena di ruang tengah terlihat sedikit gusar mendengar gadis itu menjerit tanpa henti. Bisa dibilang dari awal Sharena masuk ke kamar untuk diurut sampai tuntas, gadis itu hanya berteriak kesakitan. Saka berpikir memang separah itu luka di kaki Sharena. Lima menit kemudian, sang tukang urut memap

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 30| Sharena Frustrasi

    “Pak Saka,” cicit Sharena cukup pelan namun pendengaran Saka sangat tajam sehingga dia tetap merespons.“Ya?”“Kok Bapak baik banget?”“Maksudnya?”“Iya Bapak baik banget, entah sama aku atau sama mak tukang urut tadi. Masa bayar urut aja sampai satu juta, itu Bapak kasihan kan melihat kondisi si mak urutnya? Secara kan tadi kita lihat sendiri, dia hidup sebatang kara, rumahnya tidak begitu layak, dan udah cukup tua juga. Ya, meskipun belum tua-tua banget.”Saka tidak merespons pertanyaan Sharena yang itu, bukan karena tidak mau tapi dia bingung harus memberi jawaban apa.“Hati Bapak terbuat dari apa sebenarnya?”“Tidak usah banyak tanya, setelah ini kita belok mana?” ujar Saka mengalihkan topik.“Di depan sana belok kanan, Pak!” kata Sharena sambil menunjuk arah jalan yang dimaksud.Mereka melanjutkan perjalanan tanpa percaka

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 31| Kamu Selingkuh?

    Pertanyaan yang diajukan Sharena secara beruntun tempo hari bukan tidak masuk ke pikiran Saka sama sekali. melebihi siapa pun, dia terbebani dengan apa yang Sharena ungkapkan karena Saka merasa apa yang diucapkan perempuan itu adalah kenyataan. Saka hanya kesal pada dirinya sendiri karena bisa membingungkan hal ini. Seharusnya Saka tidak perlu bingung atau merasa bimbang. Untuk apa dia dilema, bukankah jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul di benak Saka sudah sangat jelas? Ada hal lain yang harus Saka prioritaskan dibandingkan dengan bimbang memikirkan Sharena. Lidya, ya, perempuan itu. Seharusnya Saka lebih fokus pada istrinya. Sampai saat ini mereka masih bersitegang dan belum ada komunikasi sama sekali. Sebenarnya tadi malam Saka sempat berniat menghubungi Lidya. Pria itu menelepon pada ponsel Lidya namun tidak aktif. Memanggil melalui telepon rumah pun tak kunjung ada jawaban. Entah Lidya sudah tidur atau memang sedang tidak ada di rumah, yang pasti perasaan dan pik

Latest chapter

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 46| Kulepas Dudamu (Tamat)

    Kurang lebih empat hari sudah Saka berada di desa Sukasari, ia dan tim menjalankan tugas dengan sangat baik sampai semua korban berhasil dievakuasi. Desa Sukasari dan sekitarnya berduka sangat dalam. Para korban sudah dimakamkan secara masal dan bala bantuan terus berdatangan setiap harinya. Mereka yang kehilangan sanak saudara dan tempat tinggal masih memerlukan uluran tangan saudara-saudaranya. Dengan berakhirnya proses pencarian korban, bisa dikatakan berakhir pula tugas Sakalangit di sana. Menurut kabar yang beredar, Saka akan kembali ke kota dua hari lagi. Malah sebagian anggota timnya sudah kembali lebih dulu atas perintah pria itu. Sharena ketar-ketir mendengar itu, dia belum sempat mengobrol banyak lagi dengan pria pujaannya setelah siang itu. Setiap Sharena mau menemui Saka pasti selalu ada gangguan. Pria itu sibuk luar biasa, kondisinya juga genting jadi sangat tidak etis jika gadis itu menyita waktu Saka terlalu banyak. Sore ini, Sharena sedang sibuk menggalau di kamarnya,

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 45| Kamu yang Pertama

    Sharena menatap Saka dari jauh, bersembunyi di balik pohon mangga sambil memeluk rantang berisi makanan yang sengaja dia masak untuk Saka. Usai membantu para relawan memasak makan siang untuk para korban di dapur umum, Sharena sengaja memasak menu tambahan yang spesial dia buat hanya untuk Saka. Semangat itu begitu menggebu sebelumnya, namun kini, ketika Sharena hanya tinggal memberikan hasil karyanya tiba-tiba dia dera keraguan yang begitu besar. Dia masih belum lupa tentang fakta bahwa Saka sudah memiliki istri. Walaupun sedang berada jauh dari Lidya, tetap saja pria itu milik Lidya. Tidakkah tindakan dan perhatian Sharena ini hanya akan membuat Saka tidak nyaman nantinya? “Aduh, kasih jangan ya? Kalau dikasih sama pak Saka nanti dia berpikir macam-macam lagi tentang niatku tapi kalau enggak dikasih kan mubazir.” “Dor!” “Astagfirullah!” kaget Sharena refleks memukul orang yang mengejutkannya. Di tengah kebimbangan yang melanda hati Sharena tiba-tiba dia dikejutkan oleh kemuncula

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 44| Apa Kabar Cinta?

    “Euleuh ... euleuh ... bah Jana sama siapa itu? Meuni kasep pisan!” puji Esih terpesona melihat ketampanan dua orang pemuda yang tampak asing di matanya.Esih yakin dua pemuda itu bukan orang kampung sana, bahkan dia juga meyakini tidak ada orang seperti itu di desa Sukasari ini. Dua pemuda itu dan abah Jana baru selesai melaksanakan sembahyang salat Isya. Mereka masih di selasar masjid, tampak sedang asyik mengobrol.“Enggak bisa dibiarkan, mesti laporan sama Sharena ini.”Gegas wanita bertubuh agak berisi itu melesat pergi—menjauhi area masjid demi menyusul Sharena di rumahnya.“Lain kali kalau pak Saka dan yang lainnya mau menggunakan kamar mandi di masjid ini langsung datang saja, ya. Sekalian bisa sambil salat berjamaah sama warga sini,” tutur Jana, sebagai tuan rumah untuk para tamunya, dia memperlakukan Saka dan yang lain dengan sangat baik.“Terima kasih sebelumnya, Pak. Tapi sepertinya cukup untuk malam ini saja, kalau bala bantuan tambahan sudah datang kemungkinan kami akan

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 43| Menantu Idaman

    "Ya Allah, parah banget longsornya, Bah," kata Sharena sedang mendampingi abahnya melihat bencana alam yang menimpa salah satu kampung yang sebenarnya cukup dekat dengan kampung Sharena. Wilayahnya masih berada di kawasan desa yang sama, cuma terpisah oleh satu sungai saja. Hujan lebat yang semalam mengguyur tempat itu membawa bencana dahsyat. Puluhan rumah warga yang dekat dengan lereng gunung tertimbun. Kabarnya sampai menimbulkan korban jiwa, beberapa sudah ditemukan sedangkan sisanya masih proses evakuasi. "Iya, astagfitullah, rumah Uwa kamu juga habis tertimbun, Ren. Sekarang dia sudah ada di pengungsian, kita temui dia dulu baru nanti Abah mau gabung sama warga dalam mengevakuasi korban." Sharena mengangguk paham, mereka lanjut berjalan menyusuri jalanan basah dan lengket. Maklum akses menuju kampung seberang masih cukup sulit. Setelah melewati jembatan kayu yang membentang di atas sungai perbatasan, mereka harus berjalan sekitar 300 meter jauhnya. Kendaraan bermotor tidak mem

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 42| Panggilan Darurat

    Dua tahun kemudian ... Waktu berjalan sangat cepat. Membawa setiap insan pada halaman kehidupan yang sama sekali berbeda dari masa yang telah ditinggalkan. Setiap hal berotasi, mengalami perubahan dengan atau tanpa disadari. Di antara banyaknya perubahan, ada satu hal yang tetap dipertahankan oleh Sakalangit Bastara. Kesendirian yang dipeluk masih tetap sama sejak kata talak terucap dan pengadilan meresmikan perpisahannya dengan Lidya. Ini bukan perkara sudah atau belum melupakan masa lalu. Bukan juga tentang ada atau tidaknya hati baru yang berusaha menyentuh kehidupan Saka. Pria itu hanya sedang menikmati masa-masa pemulihan yang sungguh menyembuhkan semua kepiluan hatinya. Dia sadar bahwa luka yang dulu tertoreh hanya bisa disembuhkan oleh dirinya sendiri, bukan orang lain. Oleh karena itu, Saka sangat fokus pada dirinya sendiri dan keluarga. Menyelesaikan semua tanggung jawab dengan penuh sambil berusaha membahagiakan kedua orang tuanya. Meskipun sudah tampak baik-baik saja, nya

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 41| Perpisahan

    Ramen aneka toping telah tersaji di atas meja, sang pelayan undur diri setelah memastikan tiga porsi ramen yang dipesan tamunya lengkap. Kafe yang menjual makanan khas Jepang ini menjadi pilihan May untuk mengajak Saka berbincang. Mereka memesan ruangan khusus dan tertutup demi menjaga privasi. Acara makan berlangsung dengan damai. Setelah semuanya sama-sama santai dan momennya tepat, May mulai membuka pembicaraan. Public speaking May sebagai seorang manajer tidak perlu diragukan. Penjelasan ihwal tujuannya mengajak Saka berunding sangat singkat, padat, dan mudah dimengerti.Sepanjang May bercerita, perasaan sesal muncul di hati Saka. Dia menganggap dirinya sebagai penyebab utama hal buruk yang dialami Sharena walaupun faktanya Saka tidak tahu apa-apa. Sementara Sharena, dia hanya membisu dan fokus pada makanannya yang belum habis. Hati kecil gadis itu ingin melarikan diri dari situasi ini. Niatnya yang ingin menghilang secara diam-diam dari kehidupan Saka gagal total karena May."Ja

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 40| Takut Jatuh Hati Lagi

    Pada ruang temaram yang berselimut sepi, Saka menatap senyum manis yang sebenarnya terlihat sarat akan lirih. Pria itu baru selesai menonton konferensi pers Sharena yang ditayangkan beberapa stasiun televisi serentak. Begitu selesai, televisi itu lantas dimatikan. Saka beranjak dari ranjangnya, ia berjalan menuju balkon kamarnya. Saat ini Saka memutuskan untuk kembali tinggal di kediaman orang tuanya. Dia berniat menjual rumah yang dulu dia huni bersama mantan istrinya—Lidya.Walaupun rumah itu sudah Saka miliki sebelum dia berumah tangga dengan Lidya namun pria itu sudah berniat memasukkan aset itu dalam pembagian harta gono-gini nanti. Selain itu, Saka juga ingin meninggalkan berbagai hal yang sekiranya akan membuatnya ingat pada kenangannya bersama Lidya. Kecewa yang semula hanya bermuara pada keegoisan Lidya kini bertambah setelah Saka tahu bahwa perempuan itu juga ternyata tega meneror Sharena.Lidya tidak berani menyerang Sharena secara terang-terangan kare

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 39| Selamat Tinggal

    “Sharena, bagaimana tanggapan kamu setelah semua kebenaran terkuak? Apa kamu berencana untuk memenjarakan Fiona lebih lama?” ujar salah seorang wartawan.Sejak Sharena memasuki ruangan konferensi pers, bidikan kamera dan riuh pertanyaan wartawan menyambutnya dengan hangat. Sharena yang biasanya sangat ceria dan antusias jika tampil di depan publik, kini terlihat lebih tenang dan berwibawa. Dia tidak memiliki tujuan lain selain untuk meluruskan keadaan dan menyampaikan pengunduran dirinya. Biarlah orang mau menilainya menjadi dingin atau apa. Sharena tidak lagi peduli.“Jujur aku kaget dan tidak menyangka dia tega melakukan hal itu padaku hanya karena iri. Aku tidak mau ikut campur urusan sanksi apa yang akan diberikan padanya. Kupasrahkan semuanya pada pihak yang berwenang dan aku akan bersikap kooperatif jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan bantuanku,” jawab Sharena diplomatis.“Apa yang mau kamu sampaikan pada para haters

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 38| Laporan Teror

    Saka telah mendaftarkan surat perceraiannya ke pengadilan, kini ia hanya tinggal menunggu proses sidang berlangsung. Sebelum benar-benar disidangkan, dua hari lalu sempat ada pemanggilan kepada Saka dan Lidya untuk mengadakan mediasi. Saka memenuhi pemanggilan itu sedangkan Lidya mangkir. Seolah tak peduli dan memang niat berpisah sudah kuat dari perempuan itu. Saka pun sebenarnya sudah malas bertemu dengan Lidya, namun ia hanya berusaha untuk tetap bijaksana. Meskipun sekali lagi, kebijaksanaan Saka selalu disia-siakan. Kini mereka hanya tinggal menunggu persidangan pertama yang rencananya sudah dijadwalkan minggu depan.“Saka, Saka, Saka,” panggil Tristan saat sang teman berjalan cepat di lorong kantor polisi hendak menuju ruang pribadinya.Tristan berlari menyamakan langkah dengan Saka karena pria itu tak kunjung menggubris panggilannya.“Ah elah lu Ka, gue panggil juga malah nyelonong aja.”“Jaga panggilan kamu, kita di k

DMCA.com Protection Status