Share

85. Papa

Langit malam itu gemerlapan. Pandanganku yang mendongak turun, menatap wajah istriku yang mengangkupkan tangan ke wajahnya.

“Serahkan Diko ke Rama dan Cinta saja. Dia takkan dikenali sebagai anakku. Dengan begitu dia aman.”

Aku menyalakan sebatang cerutu dan menghisapnya, lalu menyemburkan asap yang bergelung-gelung.

“Ini tugas negara, Mel.”

“Kenapa harus kau, Bang? Demi apa kau lakukan semua ini?”

“Aku harus masuk ke jaringan Fernando, mafia narkoba besar itu. Zapa dan Robert hanya bagian kecil, Mel.”

“Kau sudah tak peduli pada kami lagi, keluargamu?” Melia menatapku. Rambutnya diterpa angin, bergoyang-goyang lembut.

“Sejak awal menikah sudah kukatakan padamu, Mel. Inilah resiko yang harus kutanggung sebagai agen ganda. Selain itu, aku berhutang budi pada Bima Sakti Angkasa. Kau bayangkan, seorang anak yang hampir mati karena dihajar, terselamatkan karena pertolongannya.”

“Ia yang merawatku dalam komaku selama sebulan, Mel. Setelah aku sembuh ia yang memberiku pekerjaan, menyekolah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status