Home / Romansa / AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR / Permainan segera dimulai

Share

Permainan segera dimulai

Author: Nona_Lyanna
last update Last Updated: 2022-06-30 13:55:49

Judul: AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR.

Part: 7.

***

Aku berangsur sadar. Mataku terbuka lebar saat menyaksikan Mini dan Mili berada di sampingku dengan wajah yang lebam.

"Apa yang terjadi pada kalian?" tanyaku lemah.

"Kami tidak apa-apa, Nyonya. Mereka orang-orang yang tak memiliki hati. Kami berdua terpaksa membawa Nyonya pergi dari rumah itu. Posisi Nyonya di sana sudah tidak aman," ujar Mili.

"Benar, Nyonya. Beruntung Nyonya tidak berhasil ditemukan mereka. Saya dan Mili mengatakan Nyonya sedang keluar. Mereka juga tetap mengupayakan pencarian. Siapa sangka, kalau Nyonya menyelam di kolam renang," sambung Mini.

Aku masih mengatur napasku. Setelah itu barulah aku menyadari, kalau saat ini aku berada di tempat yang berbeda dari sebelumnya.

"Terima kasih, banyak. Aku berhutang nyawa pada kalian," ucapku sembari meraih tangan keduanya.

"Nyonya jangan pikirkan itu! Terpenting sekarang, Nyonya selamat. Maaf, hanya bisa menyediakan rumah tua yang jauh dari kata layak ini," papar Mini.

"Tidak masalah. Aku pun terbiasa hidup susah di desa. Rumah ini sudah lebih dari cukup. Bagaimana nasib kedua penjaga di rumah Tuan Abraham itu?" tanyaku menyelidik.

"Keduanya pingsan, Nyonya. Kami pun diancam akan segera dilenyapkan jika tidak segera pergi. Istri Tuan Abraham memberi perintah agar kami tidak memunculkan muka di hadapan suaminya lagi. Semua akan dibuat seperti telah terjadi perampokkan. Dua penjaga tidak sempat melihat Nyonya Jelita. Jadi posisinya aman," papar Mili panjang lebar.

"Keterlaluan. Ternyata Nyonya Jelita sangat licik. Jangan-jangan keberadaanku saat di apartemen juga dirinya yang membocorkan."

"Benar, Nyonya. Istri Tuan Abraham terlihat begitu licik dan jahat. Kasian sekali Tuan Abraham memiliki pasangan seperti dia," cibir Mini.

Aku menarik napas panjang. Saat ini aku tengah memikirkan Tuan Abraham.

Jangan sampai kecemburuan Nyonya Jelita membuat Tuan Abraham ikut terluka. Aku tidak akan rela.

-

-

Hari berganti.

Mili dan Mini sangat rajin memanen ubi kayu di belakang rumahnya ini. Mereka tak berani mencari rezeki keluar untuk sementara waktu.

Ancaman dari Nyonya Jelita sangat serius. Aku pun tak bisa membiarkan keduanya celaka.

"Nyonya, entah sampai kapan kita mampu bertahan dengan bahan pokok seadanya ini," ujar Mili.

"Tenanglah! Kita bisa menambah tanaman yang lain untuk sementara waktu. Aku berjanji, keadaan ini akan segera berlalu. Aku akan berjuang agar bisa mendapat uang kembali," sahutku.

"Nyonya jangan berpikir macam-macam. Biarlah kami yang mencari rezeki di luar. Keberadaan Nyonya masih diincar oleh mereka," papar Mini pula.

Aku terharu dengan sosok kakak beradik yang baru aku kenal ini. Mereka begitu tulus melindungiku.

"Nyonya, Tuan Abraham mengirim pesan. Di tempat ini memang susah jaringan. Pesan Tuan Abraham baru masuk sekarang. Apa saya harus mengatakan yang sebenarnya pada Tuan Abraham?" tanya Mili.

Aku bergeming sejenak sembari memikirkan keputusan yang tepat.

"Kirimkan saja alamat tempat ini, tapi dengan catatan tak boleh ada satu orang pun yang tahu termasuk Nyonya Jelita!" perintahku.

Mili mengangguk setuju. 

Permainan akan segera dimulai. Nyonya Jelita telah mengibarkan bendera perang. Aku akan melawannya. 

 

.

Tepat pukul 10 malam, Tuan Abraham sampai di gubuk tua yang letaknya jauh dari warga ini.

Lampu khas pedesaan menemani gelapnya malam. 

"Kalian di sini? Bagaimana keadaanmu, Luka? Saya rasanya tidak percaya ketika mendapati rumah raib dirampok. Saya pikir, saya tidak akan pernah bertemu denganmu lagi," ujar Tuan Abraham memegang tanganku erat.

Hatiku berdebar-debar. Kebaikan Tuan Abraham membuat aku semakin larut dalam perasaan yang belakangan ini aku ketahui bernama cinta.

Ya, aku telah jatuh cinta padanya.

"Aku sangat takut, Tuan. Perampok itu hampir saja menemukanku. Mereka juga dengan tega menganiaya Mili dan Mini."

"Ada saya di sini, Luka. Saya minta maaf karena telah gagal menjagamu. Saya berjanji akan lebih hati-hati lagi."

"Aku tidak berani untuk keluar dari tempat ini, Tuan. Perampok itu tidaklah lain dari Mami Mery, dan Mami Asni. Mereka ingin membawaku kembali ke tempat mereka, Tuan."

"Jadi ini ulah mereka lagi?" tanya Tuan Abraham.

Aku mengangguk.

"Laporan sudah saya ajukan, Luka. Kasus ini akan saya kenakan pasal berlapis. Semua harta yang saya miliki, akan saya pertaruhkan demi kemenangan kasus ini. Kau tak perlu khawatir. Sekarang, ayo ikut dengan saya!" 

Tuan Abraham meyakinkan aku dengan sebegitu kerasnya. Aku pun menerima dengan sukarela.

Selain rasa cinta yang telah tumbuh, rasa dendamku pun menyala siap membalas dengan yang lebih sadis.

Nyonya Jelita akan menangis darah saat mendapati suaminya telah berputar haluan ke arahku.

Lihat saja nanti.

-

-

Pagi telah menampakkan kecerahannya. Aku dan yang lain sampai di depan halaman rumah mewah, bahkan lebih mewah dari rumah yang aku tempati sebelumnya.

"Kalian akan tinggal di rumah saya bersama Jelita. Saya yakin, di sini lebih aman karena penjaga lebih banyak," papar Tuan Abraham.

Wajah Mili dan Mini langsung menjadi pucat. Namun, aku malah tersenyum hangat.

Permainan segera berlangsung. Sandiwara Nyonya Jelita akan kubalas dengan sandiwara pula. Hingga nanti, kebenaran sendiri yang akan membongkar kebusukannya di hadapan Tuan Abraham.

Kami semua turun bergantian. Hingga pintu rumah terbuka. Mungkin karena mendengar suara mobil yang tiba.

Nyonya Jelita terlihat mematung menatap ke arahku yang sedang tersenyum lebar.

"Sayang, mohon pengertianmu untuk mengizinkan Luka dan dua asistennya tinggal di sini, sampai situasi aman," ujar Tuan Abraham.

Nyonya Jelita diam seribu bahasa. Aku yakin, saat ini pasti ia tengah kebingungan.

"Sayang," lirih Tuan Abraham lagi menyadarkan tatapan Nyonya Jelita.

"I-iya, Mas. Ba-baiklah ... mereka boleh tinggal di sini sementara waktu," ucap wanita cantik itu akhirnya.

Aku melangkah masuk dengan santai. Diiringi Mili dan Mini yang tak setenang diriku.

"Nyonya, bagaimana kalau istri Tuan Abraham melancarkan aksinya di sini?" bisik Mili.

"Itu tidak akan mungkin. Kita bisa membalikkan keadaan. Buat hidupnya tak tenang, dan dihantui rasa takut sepanjang malam," sahutku pelan.

Kini kami semua sudah duduk di ruang tengah.

"Dimana, Mas menemukan mereka?" tanya Nyonya Jelita dengan suara gemetar.

"Di tempat yang jauh. Beruntung Mili dan Mini cekatan. Mereka berhasil membawa Luka pergi ke tempat yang aman," jawab Tuan Abraham.

"Oh, syukurlah. Saya merasa ikut terancam, Mas. Bagaimana, jika perampok itu kembali mencari Luka?"

"Mereka memang akan terus mencari Luka. Sebab bukan harta yang mereka incar, melainkan Luka. Orang-orang itu adalah orang yang sama yang pernah menculik Luka. Maka dari itu, saya membawa Luka ke sini. Rumah kita jauh lebih aman. Untuk beberapa minggu ke depan, saya akan tetap berada di rumah saja. Perusahaan biar Roy yang handle," papar Tuan Abraham.

Aku tersenyum puas. Drama akan segera dimulai. Nyonya Jelita pastinya akan semakin merasa tidak tenang.

.

Malam harinya, kami semua sudah berkumpul di meja makan. Mili dan Mini juga turut bergabung bersama.

"Tugas kalian berdua hanyalah melindungi, Luka! Untuk pekerjaan rumah, biarkan saja ketiga asisten rumah tangga Jelita yang mengurus," ujar Tuan Abraham pada Mini dan Mili.

"Baik, Tuan. " Keduanya menjawab dengan kompak.

Sedangkan Nyonya Jelita menatapku tak suka. Wajahnya semakin terlihat jelas kalau saat ini ia sangat kesal.

"Mas, saya tidak setuju dengan keputusan Mas yang ingin di rumah saja. Harusnya Mas tidak mudah menyerahkan tanggung jawab perusahaan pada orang lain. Bagaimana kalau Roy tak sejujur dugaanmu, Mas?" Nonya Jelita mulai bersuara.

"Roy adalah orang kepercayaan saya. Dia tidak akan pernah mengecewakan saya. Lagipula, saat ini keadaan kalian semua tidak aman. Saya harus berada di rumah untuk memastikan keselamatan semuanya," papar Tuan Abraham.

"Mas sendiri yang membuat keadaan ini menjadi tidak aman. Apa untungnya Mas melindungi Luka? Mas benar-benar munafik! Sebagai seorang istri, saya merasa sakit hati melihat sikap Mas yang begitu peduli dengan wanita lain."

Suasana makan malam menjadi riuh dengan perdebatan. Namun, aku menikmatinya.

Nyonya Jelita akan terus merasa terancam karena adanya aku di sini.

Bersambung.

Related chapters

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Pengakuan

    Judul: AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR. Part: 8. ***Nyonya Jelita menghentakkan kaki keras sembari melangkah ke dalam kamarnya. Kami semua hanya terpaku melihat sikapnya itu. "Maafkan istri saya, Luka! Saya akan bicara baik-baik dengannya," ujar Tuan Abraham menyusul ke kamar. Aku tersenyum getir. Ada sesuatu yang terasa menghimpit relung hatiku. Sesak, pilu, nyeri. Sepertinya aku cemburu. "Nyonya, istri Tuan Abraham pasti marah besar," ucap Mili. "Biarkan saja. Memang itu tujuanku saat ini. Aku akan membalasnya." Mili dan Mini mengangguk-ngangguk dengan senyum yang tak bisa kuartikan. Mereka tampaknya tak senang, atau mungkin mereka tak tenang. Entahlah .... -- Pagi harinya, aku membantu menyiapkan sarapan. "Bik, biasanya Tuan Abraham suka sarapan apa?" tanyaku pada Bik Mur. Salah satu asisten rumah tangga di sini. "Roti bakar, Nyonya. Ini Bibik sedang menyiapkannya," jawab Bik Mur. "Biar aku saja yang membuatnya, Bik." Akhirnya aku mengambil alih tugas itu. Mulai sekarang

    Last Updated : 2022-07-01
  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Sah jadi bagian dari keluarga Tuan Abraham

    Judul: AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR.Part: 9.***Nyonya Jelita menjerit histeris menyaksikan kepergian suaminya bersamaku.Ada rasa puas, bercampur rasa haru di hatiku saat ini.Hingga kurang lebih satu jam perjalanan, kami pun sampai di rumah yang diobrak-abrik Mami Mery dan pasukannya kemarin."Tuan, mana mungkin kita bisa tinggal serumah tanpa ikatan begini. Nanti pasti akan terjadi fitnah," ujarku."Lalu bagaimana, Luka? Saya masih tidak menyangka kalau semua ini adalah perbuatan istri saya. Saya sungguh merasa bersalah padamu," paparnya.Aku menatap cukup lama ke arah mata Tuan Abraham. "Nikahi aku, Tuan. Masa depanku telah dirusak istrimu. Tuan juga harus bertanggung jawab!""Apa, Luka?""Ya, Tuan. Siapa lagi yang mau menikahiku yang hina ini?"Hening.Desiran darahku seolah berontak ingin menembus kulit. Kebisuan Tuan Abraham mampu menggores sembilu dalam hatiku.Sungguh, aku berharap ia mencintaiku. Bukan cuma merasa iba saja."Baiklah, Luka. Saya akan membicarakan masalah ini

    Last Updated : 2022-07-01
  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Layakkah aku dicinta?

    Judul: AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR.Part: 10.***Seperginya Tuan Abraham dengan Nyonya Jelita, aku pun berbincang-bincang hangat bersama Mili dan Mini."Nyonya hebat. Saya yakin istri pertama Tuan Abraham sangat terluka saat ini," ucap Mili.Dalam hatiku berkata, 'Aku juga terluka. Sebab penolakan Tuan Abraham semalam.'"Saya juga yakin, nanti pasti cinta Tuan Abraham akan lebih besar ke Nyonya," sambung Mini.Aku bergeming sembari memainkan rambutku.Saat ini sungguh aku yang terbakar cemburu. Ternyata jatuh cinta benar-benar bisa membutakan mata. Tak heran jika Nyonya Jelita nekad melakukan kejahatan karena kecemburuannya tersebut.Ah, aku semakin larut dalam permainan yang mungkin bisa menghancurkan diriku sendiri ini..Waktu berjalan. Aku menunggu Tuan Abraham sampai petang. Namun, ia belum juga kembali setelah mengantarkan Nyonya Jelita tadi.Kegelisahanku sepertinya terbaca oleh Mini dan Mili. Keduanya menghampiri dan bersuara. "Nyonya sedang menunggu, Tuan?" Aku menggeleng de

    Last Updated : 2022-07-01
  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Terharu

    Judul: AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR.Part: 11.***Malam harinya kami makan bersama di meja makan. Mili dan Mini tak ikut serta. Mungkin keduanya sengaja membiarkan aku dan Tuan Abraham menikmati momen berdua."Silakan, Tuan." Aku menuangkan nasi dan beberapa macam lauk di piringnya."Terima kasih, Luka."Ia tersenyum tipis membuat jantungku menjerit ingin meloncat keluar.Ah, jatuh cinta ternyata menyebalkan."Tuan sedikit terlihat lebih kurus. Jadi makanlah dengan benar. Karena jika kurus, Tuan tampak sedikit tua. Nanti ketampanan itu sirna, lalu Nyonya Jelita berpaling. Bagaimana?" Aku sengaja memancing.Tuan Abraham tersedak. Aku merasa bersalah dan segera memberikan segelas air putih sembari menepuk pelan pundaknya."Uhuk.""Maaf, Tuan. Aku hanya bercanda."Tuan Abraham bergeming sesaat ketika menyadari tanganku tengah mengelus belakangnya."Tidak masalah. Lupakan saja! Ayo lanjut makan! Masakan Mili dan Mini cukup enak," pujinya.Sesungguhnya itu adalah masakanku untuknya. Tentu s

    Last Updated : 2022-07-02
  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Mengungkap kebenaran

    Judul: AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR.Part: 12.***"Dia sebenarnya biasa saja, Mas. Bahkan Luka sendiri menikmati statusnya dulu. Sayanganya Mas tak dapat melihat kebenaran yang sesungguhnya," ucap Nyonya Jelita sembari melirikku dengan senyum sinis."Jelita, saya baru saja meminta agar kamu dapat menerima semua ini. Namun, sikapmu sepertinya tidak akan pernah berubah," papar Tuan Abraham."Mas tak mengerti rasanya jadi saya! Wanita mana yang rela diduakan, Mas? Ini sakit.""Nyonya Jelita benar. Seorang wanita yang dijunjung tinggi adalah harga diri. Akan tetapi, dengan begitu teganya Nyonya telah menghancurkan segala harga diri hidupku. Lalu sekarang Nyonya bicara tentang rasa sakit. Tak pernahkah Nyonya pikirkan sedikit saja bagaimana perasaanku saat pertama kali ternoda dengan cara sadis itu?" sambungku dengan nada suara bergetar.Ya, aku tetap saja merasa hancur dan trauma ketika mengingat awal mula kehancuran hidupku itu."Diamlah kau jalang! Di sini tak ada yang memintamu ikut bic

    Last Updated : 2022-07-02
  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Sandiwara keluarga Nyonya Jelita

    Judul: AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR.Part: 13.***"Namun, siapa sangka kecemburuan Jelita justru membawa Luka kembali ke tempat hina itu. Luka diculik oleh manusia-manusia biadab Itu lagi. Dan asal Mama tahu, Jelita lah yang merencanakannya. Luka yang malang harus menerima semua ketidakadilan lagi. Saya mencari Luka karena saya merasa bersalah. Luka hilang di apartemen. Hingga takdir membuat pencarian saya berhasil walau membutuhkan waktu setahun lamanya. Saya tidak pernah melakukan perbuatan hina itu bersama Luka seperti yang pernah saya akui pada Mama. Saya menutupi kesalahan Jelita. Namun, dia tak pernah mau menyadarinya. Saya menikahi Luka juga karena dosa Jelita, Ma. Dan malam ini Jelita pun nyaris mencelakakan Luka. Saya tidak tahu harus bagaimana lagi. Tapi, saya tidak akan pernah meninggalkan Luka," papar Tuan Abraham panjang lebar.Semua terdiam. Bahkan Mama mertua terlihat begitu syok.Sedangkan aku menangis penuh haru. Di hatiku ada rasa sedih bercampur rasa senang.Sedih ka

    Last Updated : 2022-07-03
  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Malam pertama

    Judul: AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR.Part: 14.***Suasana mendadak terasa begitu tegang. Ruang tengah ini pun seakan sangat dingin. Kedua kakiku gemetar. Sedangkan Tuan Abraham masih menatapku dalam."Apa maksud ucapanmu tadi, Luka?" tanya-nya.Aku terdiam seribu bahasa. Sisa air mata terjatuh sekali lagi. Aku mengusap dengan cepat."Luka," lirihnya.Aku akhirnya kembali terisak. Perasaan ini memang tak mampu aku bendung lagi."Maafkan aku, Tuan. Tapi, aku benar-benar mencintaimu," paparku dengan suara bergetar.Mata Tuan Abraham membesar mendengar pengakuanku. "Sejak kapan?" tanya-nya lagi."Sejak saat pertama kali Tuan menyelamatkan hidupku. Namun, aku tak menyangka kalau sekarang takdir justru menyatukan kita. Aku sadar, pernikahan kita hanya sebuah keterpaksaan bagi Tuan. Akan tetapi, bagiku ini adalah yang terindah."Tuan Abraham bergeming. Padahal aku berharap ia memelukku dan menerima cinta ini dengan bahagia."Saya masih belum mempercayai ini, Luka. Kamu tidak sedang bercanda,

    Last Updated : 2022-07-03
  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Hadirnya lelaki hidung belang di masa laluku itu

    Judul: AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR.Part: 15.***Sampai di rumah, aku kembali syok. Sebab sebuah mobil berhenti tepat di belakang taksi yang aku tumpangi.Aku bergegas turun dan membuka pagar. Namun, seseorang itu menahanku."Tunggu, Nona manis! Kenapa seperti orang ketakutan begitu?"Aku menelan ludah getir. Ternyata lelaki itu mengikutiku."Apa maumu Pak Anton? Kenapa mengikutiku sampai ke sini?" tanyaku dengan suara gemetar.Lelaki bernama Anton itu tertawa sinis. Sungguh menggerikan."Galak sekali kamu saat berada di luar. Saya cuma rindu dengan belaianmu itu, Luka.""Omong kosong! Aku sudah meninggalkan pekerjaan kotor itu! Pergi dari sini! Atau aku akan meneriaki Pak Anton sebagai maling," ancamku.Matanya membesar, tapi langkahnya menjadi sedikit mundur dariku."Baiklah, Luka. Saya akan pergi, tapi saya pastikan kita akan segera bertemu lagi."Aku bergeming, detik berikutnya aku cepat-cepat masuk ke dalam rumah..Seharian hari ini aku memikirkan kejadian tadi pagi. Bagaimana k

    Last Updated : 2022-07-05

Latest chapter

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   END

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 17.***POV Dinda.Aku terdiam mendapati pertanyaan sensitif dari Mas Ridwan. Ada rasa mau bercampur bahagia. Ingin aku teriak menyatakan aku mencintainya. Namun, bibir ini sungguh kaku."Jawab, Din!" perintah Mas Ridwan.Aku tersenyum dan mengangguk dengan malu-malu.Mas Ridwan mengangkat daguku dengan tulunjuk tangannya. "Benarkah?""Benar, Mas." Pelan aku menjawab pertanyaan itu.Mas Ridwan sontak memelukku. Sungguh aku terpaku dan tak menyangka dengan hal ini. Debaran di dadaku memburu. Air mataku menetes karena bahagia. Apa aku sedang bermimpi?"Dinda, saya berjanji akan menjadi suami yang baik untukmu," lirihnya di telingaku.Aku membalas pelukan itu. Lalu hubungan suami istri yang selama ini belum terlaksana, akhirnya terpenuhi sekarang.Aku dan Mas Ridwan memadu cinta dengan begitu indahnya.--Hari berikutnya, aku keluar membeli sesuatu. Tak disangka aku bertemu lagi dengan Mas Andi."Dinda, tolong dengarkan aku dulu! Kembalilah pad

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Ke rumah mertua

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 16.***POV Ridwan.Hari ini aku akan menjemput si kembar. Saat aku sedang bersiap-siap, Dinda pun menghampiri."Mas aku boleh ikut?" tanya-nya.Aku bergeming. Jujur aku lebih nyaman pergi sendirian. "Mas," lirih Dinda lagi."Iya, Din. Boleh kok," sahutku.Dinda tersenyum. Sebenarnya hatiku terasa teduh saat melihat senyum wanita yang sekarang sah menjadi istriku itu. Namun, aku sendiri masih bingung. Cintaku pada Mawar membuat aku enggan memikirkan wanita lain, walaupun itu istriku sendiri saat ini..Di perjalanan suasana membisu. Aku tak mengajak Dinda bicara, pun sebaliknya.Jarak yang ditempuh cukup memakan waktu. Aku menyalakan musik agar tak begitu kaku.Sesekali aku menoleh ke arah Dinda. Ia tampak cuek dengan tatapan lurus ke depan. Tak seperti biasanya.Aku jadi resah. Apa benar Dinda tak bahagia?Kemarin, saat mantan suaminya datang dan bicara di depan halaman rumah, aku mengintai dari balik jendela.Aku mendengar semuanya. Saat itu

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Cuma pernikahan dari amanah

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 15.***Selesai berlatih berenang, aku dan Mas Ridwan masuk kembali ke kamar.Suasana menjadi canggung. Dadaku masih saja berdebar hebat. Sedangkan Mas Ridwan tampak buru-buru ke dalam kamar mandi..Malam harinya, kami sekasur dan saling menatap. "Din, seharusnya semalam kita tak melakukannya, tapi saya sungguh tak mengingat kejadian itu," ucap Mas Ridwan."Mau diapakan, Mas. Nasi sudah jadi bubur," sahutku dengan memasang wajah serius.Mas Ridwan memalingkan wajahnya dan membelakangiku. Entah apa yang ia rasakan, tapi aku cukup senang.Ibu mertua memang paling mengerti. Rasanya aku tak mau pulang ke rumah.--Hari berganti, kini tiba waktunya kami pulang.Sepanjang perjalanan Mas Ridwan hanya diam. Mungkin ia menyesali kejadian yang sebenarnya tak pernah terjadi itu.Hatiku sedikit kecewa. Nanti aku akan menceritakan semuanya dengan jujur.Saat ini, sepertinya suamiku belum siap menjalani rumah tangga normal bersamaku.Tak apa. Aku masih lag

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Tiket berlibur

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 14.***Pagi harinya, aku masih enggan menyapa Mas Ridwan. Rasanya ada sesuatu yang mengganjal sejak ia mengatakan kalimatnya semalam.Sebagai seorang istri, aku merasa Mas Ridwan sama sekali tak menginginkan aku. Lalu, kenapa ikatan pernikahan ia coba ikrarkan?"Din," lirihnya.Aku hanya menoleh sekilas, kemudian aku melanjutkan sarapan."Din, kamu marah?" tanya-nya pula.Aku menggeleng."Din, tolong bicaralah!""Aku tidak marah, dan apa hakku untuk marah?""Hem, baiklah. Saya minta maaf. Saya tidak bermaksud menyinggung perasaanmu, Din. Saya cuma ....""Cukup, Mas. Tidak perlu dibahas!" Suasana pagi ini jadi tegang. Mas Ridwan tampak gelisah. Sedangkan aku sengaja bersikap sedikit tegas. Jika, Mas Ridwan memang tak bisa menerima aku, pun tak masalah. Namun, aku juga tidak akan kembali pada Mas Andi.Hidup sendirian bukanlah suatu perkara besar, tapi pernikahan ini juga bukan mainan. Selagi aku mampu mempertahankan, maka akan tetap aku pertah

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Mertua datang

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 13.***POV Dinda.Setelah sah menjadi istri dari Mas Ridwan. Aku tetap merasa ada jarak antara kami.Dan benar, malam ini ia mengutarakan ungkapannya yang ternyata belum siap menjalani hubungan layaknya suami istri.Aku sebisa mungkin mencoba tersenyum dan berlapang dada. Bibirku berkata memahami, tapi hatiku terasa sembilu.Jika, cinta itu tak ada untukku kenapa harus menikahiku?Aku bisa menjagakan putri-putrinya. Kalau sudah begini, aku bagai tak dianggap.Suara dengkuran Mas Ridwan terdengar begitu keras. Ia tidur di atas sofa. Sementara aku memeluk lututku sendiri di atas kasur empuk yang dulu miliknya bersama Mbak Mawar.Entah sejak kapan rasa cintaku hadir, yang jelas saat ini hatiku sakit menerima penolakannya.Mas Ridwan sosok yang sempurna. Bahkan untuk berkata hal menyakitkan itu saja ia menggunakan kalimat lembut hingga membuat aku tak berkutik.Malam ini hujan pun turun menemani kesedihanku. Pintu jendela kamar terbuka dan tertutup

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Sesal

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 12.***POV Ridwan.Weekend ini aku berniat membahagiakan Anak-anak. Kami melepas rasa bosan dengan berenang.Kedua putri kecilku sudah siap menggunakan baju pengaman agar tetap terapung.Kami bermain air sembari bercanda riang. Namun, tiba-tiba saja terdengar bunyi dentuman.Sepertinya ada yang melompat ke kolam renang. Dasar menyebalkan. Anak-anakku sampai kaget."Tolong!"Suara teriakan itu sepertinya tidak asing di telingaku. Di kolam yang sama, terlihat seseorang sedang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri.Mataku membesar saat mengetahui Dinda yang tenggelam. Ternyata dia tidak bisa berenang.Dengan gerakan cepat, aku langsung menuju ke arahnya. Telapak tangan Dinda berhasil aku genggam, kemudian dengan terpaksa aku menyentuh bagian pinggang agar ia dapat aku naikan ke permukaan."Tolong bantu angkat ke atas," pintaku pada penjaga kolam.Dinda akhirnya berhasil selamat. Namun, ia pingsan. Sementara Cika dan Tika sudah menangis karena ke

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Tenggelam

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 11.***POV Dinda.Seminggu setelah Mbak Mawar tiada. Aku semakin besar memberikan perhatian untuk si kembar. Namun, aku tak lagi tinggal serumah dengan mereka. Karena aku segan.Sehabis isya aku pulang ke kontrakan yang letaknya bersebelahan dengan rumah Almarhumah Mbak Mawar. Seperti malam ini, aku berpamitan pada Mas Ridwan."Saya ingin bicara sesuatu, Din. Bisakah kamu menunda sebentar lagi kepulanganmu?" tanya-nya.Aku mengangguk sembari duduk kembali ke sofa."Ingin bicara soal apa, Mas?" "Sebenarnya ini sangat berat. Saya sendiri tak mampu mengatakannya. Namun, amanah ini tetap harus saya sampaikan," ujar Mas Ridwan.Aku sedikit gugup menunggu kalimat apa yang akan diucapkan Mas Ridwan."Din, Almarhumah istri saya menginginkan kamu untuk terus menemani Anak-anak," lanjutnya.Aku mengukir senyum tulus. Sejujurnya aku sangat menyayangi Tika dan Cika. Menjaganya menurutku tugas yang paling membahagiakan."Aku berjanji, Mas. Mbak Mawar pun

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   POV Ridwan

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 10.***POV Ridwan.Istriku mawar menyusul aku ke kamar. Ia menjelaskan perkataannya yang tadi sempat aku dengar."Mas, tolong jangan marah. Aku hanya berani bicara seperti itu pada Dinda saja. Karena aku sangat mempercayainya.""Tetap saja aku tidak suka. Masalah kesepian ataupun kesedihan diriku tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain, sayang. Kamu juga tahu, aku sangat mengupayakan kesembuhanmu," paparku.Istriku bergeming. Air matanya mengalir deras. Detik berikutnya aku memeluk penuh cinta.Tubuh indah itu kini mulai lemah. Namun, sedikitpun rasa cintaku tak pernah sirna.Ia adalah cinta pertama dalam hidupku, dan akan menjadi cinta terakhir..Hari berganti, keadaan Mawar semakin memburuk. Aku dan yang lain mengantarkan ke rumah sakit. Namun, kondisinya terus saja melemah. Hingga aku meminta Dinda membawa Anak-anak keluar. Tak tega jika Tika dan Cika melihat kesakitan Mamanya."Mas, sepertinya aku tidak akan bisa mendampingimu lebih l

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Amanah

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 9.***Hari berganti. Harusnya saat ini adalah menjadi momen terindahku. Namun, pernikahan telah aku batalkan, walau undangan pada kerabat dekat sudah disebarkan.Mas Andi juga masih berusaha membujukku agar mau kembali rujuk. Akan tetapi hatiku sudah bulat menolaknya.Lelaki seperti Mas Andi tidak akan pernah berubah. Ia hanya bisa lembut ketika merasa sepi dan sendiri. Namun, disaat ada pilihan lain, maka dia pun akan mulai bertingkah."Din, aku mohon kali ini saja! Ayolah berikan aku kesempatan itu," ujarnya melalui panggilan suara."Tidak, Mas. Keputusanku tidak bisa lagi diganggu gugat," sahutku dengan intonasi suara menekan.Deheman keras terdengar bagai orang yang putus asa. Detik berikutnya aku langsung memutuskan panggilan telepon dengannya.Cukup sudah hatiku dipermainkan. Aku tak mau lagi ada kesakitan yang tercipta oleh lelaki yang sama..Seperti biasa, aku mengurus Tika dan Cika. Setelah selesai, aku pun segera memberikan obat ruti

DMCA.com Protection Status