Beranda / Romansa / AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR / Ancaman tak menggentarkanku

Share

Ancaman tak menggentarkanku

Penulis: Nona_Lyanna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Judul: Pelakor yang menghancurkan hidupku.

Part: 16

***

Lagi-lagi aku terkejut saat melangkah ke depan pintu.

Ada tulisan bewarna merah. Aku mencoba membacanya.

KEMBALIKAN SEMUA HAK-KU JIKA KAU INGIN SELAMAT!

Aku tersenyum getir, detik berikutnya aku memutar gagang pintu.

Setelah di dalam, aku mengambil air dan alat pel. Tulisan ancaman itu aku siram dan aku hapuskan.

Mas Zidan pikir aku akan gentar karena gertakannya konyolnya tersebut?

Oh, tidak sama sekali.

Kini pintu rumahku sudah bersih, aku yakin Mas Zidan masih ada di sekitar sini untuk mengintaiku.

-

-

Hari berikutnya, aku bersiap ke kantor. Saat berada di dalam mobil, terlihat Mas Zidan berdiri di tengah jalan hendak menghalangiku.

Klakson aku bunyikan berulang-ulang kali. Namun, ia tetap tak mau menepi.

Kaca mobil aku turunkan dengan posisi kepala yang mendongak ke depan. "Minggir, atau mau kutabrak?"

"Silakan! Kau tidak akan punya nyali, Ning!" tantangnya.

"Minggir!"

"Tidak! Kembalikan dulu semua hartaku!" teriaknya.

Aku ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Pernyataan tak terduga

    Judul: Pelakor yang menghancurkan hidupku.Part: 17***Namun, baru setengah perjalanan, teleponku berdering dan panggilan suara dari Arman."Hallo, Man. Ada apa?" tanyaku sambil mengaktifkan mode pengeras suara."Gawat, Nyonya. Orang yang Nyonya maksud ada di sini dan mengamuk."Aku langsung menghentikan laju mobilku. Detik berikutnya aku memutar kembali arah tujuanku.Panggilan aku tutup, dan dengan cepat aku meluncur kembali ke rumah..Sampai di depan halaman. Terlihat Arman, dan Arif sedang berusaha menghalangi Mas Zidan.Pos jaga di depan rumahku sudah ambruk. Entah dengan apa Mas Zidan menghancurkannya.Dibagian kepala Arif juga terdapat luka. Sepertinya mereka sudah terlibat perkelahian."Mas Zidan!" teriakku.Sontak ia beralih menatapku. Wajah itu penuh dengan lebam.Ya, tentu saja, karena penjaga di rumahku ada dua orang. Dia pastinya kalah tenaga."Akhirnya kau kembali juga, Ning." Langkah Mas Zidan perlahan mendekat ke arahku.Arif hendak mengambil tindakan, tapi aku deng

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Jadi pria cacat

    Judul: Pelakor yang merusak hidupku.Part: 18***POV Adrian.Pagi ini aku merasa gelisah dan sedikit cemas. Akhirnya aku mengajak Ibu mengunjungi rumah Ningsih..Tiba di rumah itu, suasana sangat ramai. Banyak warga yang berkumpul di samping halaman. "Apa yang telah terjadi?" tanya Ibu menatapku bingung."Entahlah, Bu. Ayo kita coba lihat ke sana!"Dengan langkah yang cepat, aku dan Ibu menghampiri kerumunan orang tersebut."Minggir! Tolong beri jalan!" teriak sekuriti yang bertugas di rumah Ningsih.Samar-samar aku melihat sosok seseorang sedang digendong, dan menuju ke luar."Ning, apa yang terjadi pada Anakku Ningsih?" tanya Ibu sambil menyentuh tangan Ningsih yang terkulai lemah."Ceritanya panjang. Sekarang lebih baik kita bawa Nyonya Ningsih ke rumah sakit. Oya, di sana ada satu orang lagi yang tak sadarkan diri," ujar sekuriti yang kuketahui namanya, bernama Arman."Ibu temani Ningsih ke rumah sakit! Biar aku yang mengecek siapa orang yang dimaksud satunya itu."Ibu mengangg

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Karmaku. POV Zidan

    Judul: Pelakor yang menghancurkan hidupku.Part: 19***POV Zidan.Aku sekarang sungguh merasa tersiksa. Mataku sebelahnya tak berfungsi sama sekali. Bahkan perban pun belum bisa dibuka.Dua jari tanganku hilang. Aku malu melihat kondisiku yang sekarang.Semua ini karena ulah mantan istriku itu.Harusnya dia mati, tapi kenapa masih tetap bisa selamat?Aku akan membuatnya meregang nyawa di tanganku sendiri.Dan, Mas Adrian. Aku sudah mendengar pengakuannya yang mencinta Ningsih.Wajar saja, jika dia membela wanita itu mati-matian. Aku juga tidak akan membiarkan mereka bahagia.Hidupku sudah susah dan melarat. Tak adil rasanya kalau mereka menikmati semua kesenangan diatas deritaku.Lihat saja, aku pasti memberikan mereka pelajaran.--Seminggu berlalu. Kondisiku sudah jauh lebih baik. Walau mataku sudah telanjur rusak.Aku melangkah perlahan menuju rumah Ibu. Saat ini aku sudah tak memiliki uang sama sekali. Bekerja pun tak mungkin. Fisikku sudah tak sempurna..Sampai di depan pintu

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Tamat

    Judul: Pelakor yang menghancurkan hidupku.Part: 20***POV Ningsih.Aku mengintai diam-diam setiap gerakan Mas Zidan.Dia terlihat lebih banyak diam dan tak lagi keluar.Ada rasa iba yang mendadak kembali muncul di hatiku.Mas Zidan sepertinya benar-benar telah menyadari semua kesalahannya..Sore ini aku berkunjung lagi ke rumah Ibu. Namun, beliau terlihat sangat buru-buru."Ibu mau pergi?" tanyaku."Iya, Ning. Ibu ingin menjemput Zidan.""Hem, menjemput Mas Zidan?" "Iya, Ning. Apa kamu mau ikut, Nak?"Aku mengangguk pelan. Tak lama datang Mas Adrian yang membunyikan klakson mobilnya.Aku ikut bersama mereka, dan meninggalkan mobilku di rumah Ibu..Di perjalanan, Ibu sangat tegang dan gelisah. Aku dapat merasakannya. Begitu pun Mas Adrian."Sebenarnya ada apa Bu?" tanyaku mencoba memecah keheningan."Zidan, Ning. Dia sudah sekarat dan tak bisa berjalan. Ibu merasa bersalah, karena telah membiarkannya tingga seorang diri."Aku manarik napas panjang dan memhembuskannya perlahan..S

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Tak harmonis lagi

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 1.***"Mas, siapa wanita yang bersamamu ini?" tanyaku menunjuk foto yang ada galeri telepon Mas Andi.Wajah suamiku biasa saja, tak ada ekspresi apa-apa. Ia terkesan santai, bahkan seolah sedang tak ada pertanyaan yang aku lontarkan."Mas, jawab!" ujarku menaikan intonasi suara."Jangan lebay, Din! Cuma karena sebuah foto saja, kamu jadi memperumit keadaan," sahutnya."Aku hanya ingin meminta jawabanmu, Mas. Tak bisakah kau menenangkan hatiku. Mas akhir-akhir ini bersikap dingin, bahkan tak pernah menyentuhku lagi. Apa salah jika aku menaruh curiga? Dan foto wanita yang bersandar di pundakmu itu sungguh membakar hatiku."Mas Andi tertawa mengejek. Aku yang sedang gelisah, tak sedikitpun ditanggapi serius olehnya.Namaku, Dinda Clarisa. Aku dan Mas Andi sudah lima tahun menikah. Hubungan kami baik-baik saja empat tahun terakhir. Namun, sejak memasuki tahun kelima ini, ada yang berbeda. Suamiku lebih sering marah tanpa sebab yang jelas. Aku pun m

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Gundik suamiku

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 2.***"Bu, bangun yuk! Waktunya makan malam sama minum obat nih," ucap Mas Andi.Seperti yang aku katakan. Ibu tak merespon lagi."Hem, Ibu jangan bercanda ah. Aku capek loh, Bu."Kini wajah Mas Andi berubah tegang.Perlahan ia juga mengecek tubuh Ibu. Akhirnya air mata Mas Andi pun ikut jatuh.Ia histeris memanggil Ibu. "Bu! Bangun!"Tidak bisa dipungkiri. Ibu mertua sudah meninggal dunia. "Semua pasti karena ulahmu! Apa saja yang kau kerjakan di rumah? Mengurus Ibuku saja kau tidak becus!" cecar Mas Andi.Aku bergeming di samping jasad Ibu. Terserahlah Mas Andi mau mengatakan apa saja. Namun, aku berjanji setelah ini aku akan mencari kebahagiaanku yang sirna.Aku pasti mengabulkan permintaan terakhir Ibu..Usai pemakaman Ibu, aku duduk termenung di teras lantai atas. Apa lagi alasanku bertahan di sini? Ibu mertua yang menyayangiku bagai Anaknya sendiri telah tiada.Suamiku ... apa dia layak disebut suami?Bahkan aku saja sudah tak diang

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Aku minta cerai

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 3.***Kini aku, Mas Andi dan gundiknya itu sudah berada di ruang tengah.Wanita muda nan cantik itu tersenyum seolah tak punya rasa malu dan rasa bersalah."Apa maumu, Din?" tanya Mas Andi."Ceraikan aku, Mas!" pintaku.Mas Andi tergelak. "Kau bercanda?" tanya-nya lagi."Aku serius."Mas Andi semakin tertawa lepas."Kau pikir kau itu siapa, Din? Jika bercerai denganku, maka kau mau tinggal di mana? Kau mau jadi gelandangan?" cibirnya."Itu bukan urusanmu," sahutku."Kalau aku tidak mau menceraikanmu, bagaimana?""Aku yang akan menggugat ke pengadilan.""Apa alasanmu? Kau pikir semua tak butuh biaya?" "Aku bisa mengaturnya. Dan aku pastikan foto-foto perselingkuhanmu ini akan mempercepat proses pengaduanku. Satu lagi, Mas ... kamu harus ingat, berselingkuh ada jerat hukumnya. Apa kau siap?" Sekarang wajah Mas Andi tidak sesombong sebelumnya. Ia mulai ciut."Kau mengancamku, Dinda?" "Aku tidak mengancam, Mas. Aku cuma minta kau ceraikan aku.

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Adanya penyakit

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 4.***Hari berganti bulan. Bahkan surat persidangan untuk perceraianku pun telah aku terima.Aku mempercepat proses perceraian itu hingga statusku kini sudah sah menjadi janda.Keluarga Mbak Mawar juga sudah tahu dengan semua kisahku. Tak ada yang aku tutupi. Mereka mendukung keputusanku."Kamu yang tabah ya, Din! Saya yakin, nanti Allah akan menggantikan jodoh yang tepat untukmu," ucap Mas Ridwan, suami dari Mbak Mawar."Iya, Aamiin.""Dinda orang baik. Tentunya lelaki baik juga yang akan mendampinginya nanti," sambung Mbak Mawar.Jika diperhatikan semakin hari wajah Mbak Mawar semakin pucat. Aku juga beberapa kali memergokinya mengonsumsi obat.Namun, aku tak berani banyak bertanya. Aku takut menyinggungnya..Di teras lantai atas. Aku duduk bersantai setelah berhasil membuat si kembar tertidur di kamarnya.Tiba-tiba Mbak Mawar menghampiriku. "Din, boleh saya minta waktumu sebentar?" tanya-nya."Mbak ini lucu sekali. Kenapa harus bertanya se

Bab terbaru

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   END

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 17.***POV Dinda.Aku terdiam mendapati pertanyaan sensitif dari Mas Ridwan. Ada rasa mau bercampur bahagia. Ingin aku teriak menyatakan aku mencintainya. Namun, bibir ini sungguh kaku."Jawab, Din!" perintah Mas Ridwan.Aku tersenyum dan mengangguk dengan malu-malu.Mas Ridwan mengangkat daguku dengan tulunjuk tangannya. "Benarkah?""Benar, Mas." Pelan aku menjawab pertanyaan itu.Mas Ridwan sontak memelukku. Sungguh aku terpaku dan tak menyangka dengan hal ini. Debaran di dadaku memburu. Air mataku menetes karena bahagia. Apa aku sedang bermimpi?"Dinda, saya berjanji akan menjadi suami yang baik untukmu," lirihnya di telingaku.Aku membalas pelukan itu. Lalu hubungan suami istri yang selama ini belum terlaksana, akhirnya terpenuhi sekarang.Aku dan Mas Ridwan memadu cinta dengan begitu indahnya.--Hari berikutnya, aku keluar membeli sesuatu. Tak disangka aku bertemu lagi dengan Mas Andi."Dinda, tolong dengarkan aku dulu! Kembalilah pad

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Ke rumah mertua

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 16.***POV Ridwan.Hari ini aku akan menjemput si kembar. Saat aku sedang bersiap-siap, Dinda pun menghampiri."Mas aku boleh ikut?" tanya-nya.Aku bergeming. Jujur aku lebih nyaman pergi sendirian. "Mas," lirih Dinda lagi."Iya, Din. Boleh kok," sahutku.Dinda tersenyum. Sebenarnya hatiku terasa teduh saat melihat senyum wanita yang sekarang sah menjadi istriku itu. Namun, aku sendiri masih bingung. Cintaku pada Mawar membuat aku enggan memikirkan wanita lain, walaupun itu istriku sendiri saat ini..Di perjalanan suasana membisu. Aku tak mengajak Dinda bicara, pun sebaliknya.Jarak yang ditempuh cukup memakan waktu. Aku menyalakan musik agar tak begitu kaku.Sesekali aku menoleh ke arah Dinda. Ia tampak cuek dengan tatapan lurus ke depan. Tak seperti biasanya.Aku jadi resah. Apa benar Dinda tak bahagia?Kemarin, saat mantan suaminya datang dan bicara di depan halaman rumah, aku mengintai dari balik jendela.Aku mendengar semuanya. Saat itu

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Cuma pernikahan dari amanah

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 15.***Selesai berlatih berenang, aku dan Mas Ridwan masuk kembali ke kamar.Suasana menjadi canggung. Dadaku masih saja berdebar hebat. Sedangkan Mas Ridwan tampak buru-buru ke dalam kamar mandi..Malam harinya, kami sekasur dan saling menatap. "Din, seharusnya semalam kita tak melakukannya, tapi saya sungguh tak mengingat kejadian itu," ucap Mas Ridwan."Mau diapakan, Mas. Nasi sudah jadi bubur," sahutku dengan memasang wajah serius.Mas Ridwan memalingkan wajahnya dan membelakangiku. Entah apa yang ia rasakan, tapi aku cukup senang.Ibu mertua memang paling mengerti. Rasanya aku tak mau pulang ke rumah.--Hari berganti, kini tiba waktunya kami pulang.Sepanjang perjalanan Mas Ridwan hanya diam. Mungkin ia menyesali kejadian yang sebenarnya tak pernah terjadi itu.Hatiku sedikit kecewa. Nanti aku akan menceritakan semuanya dengan jujur.Saat ini, sepertinya suamiku belum siap menjalani rumah tangga normal bersamaku.Tak apa. Aku masih lag

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Tiket berlibur

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 14.***Pagi harinya, aku masih enggan menyapa Mas Ridwan. Rasanya ada sesuatu yang mengganjal sejak ia mengatakan kalimatnya semalam.Sebagai seorang istri, aku merasa Mas Ridwan sama sekali tak menginginkan aku. Lalu, kenapa ikatan pernikahan ia coba ikrarkan?"Din," lirihnya.Aku hanya menoleh sekilas, kemudian aku melanjutkan sarapan."Din, kamu marah?" tanya-nya pula.Aku menggeleng."Din, tolong bicaralah!""Aku tidak marah, dan apa hakku untuk marah?""Hem, baiklah. Saya minta maaf. Saya tidak bermaksud menyinggung perasaanmu, Din. Saya cuma ....""Cukup, Mas. Tidak perlu dibahas!" Suasana pagi ini jadi tegang. Mas Ridwan tampak gelisah. Sedangkan aku sengaja bersikap sedikit tegas. Jika, Mas Ridwan memang tak bisa menerima aku, pun tak masalah. Namun, aku juga tidak akan kembali pada Mas Andi.Hidup sendirian bukanlah suatu perkara besar, tapi pernikahan ini juga bukan mainan. Selagi aku mampu mempertahankan, maka akan tetap aku pertah

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Mertua datang

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 13.***POV Dinda.Setelah sah menjadi istri dari Mas Ridwan. Aku tetap merasa ada jarak antara kami.Dan benar, malam ini ia mengutarakan ungkapannya yang ternyata belum siap menjalani hubungan layaknya suami istri.Aku sebisa mungkin mencoba tersenyum dan berlapang dada. Bibirku berkata memahami, tapi hatiku terasa sembilu.Jika, cinta itu tak ada untukku kenapa harus menikahiku?Aku bisa menjagakan putri-putrinya. Kalau sudah begini, aku bagai tak dianggap.Suara dengkuran Mas Ridwan terdengar begitu keras. Ia tidur di atas sofa. Sementara aku memeluk lututku sendiri di atas kasur empuk yang dulu miliknya bersama Mbak Mawar.Entah sejak kapan rasa cintaku hadir, yang jelas saat ini hatiku sakit menerima penolakannya.Mas Ridwan sosok yang sempurna. Bahkan untuk berkata hal menyakitkan itu saja ia menggunakan kalimat lembut hingga membuat aku tak berkutik.Malam ini hujan pun turun menemani kesedihanku. Pintu jendela kamar terbuka dan tertutup

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Sesal

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 12.***POV Ridwan.Weekend ini aku berniat membahagiakan Anak-anak. Kami melepas rasa bosan dengan berenang.Kedua putri kecilku sudah siap menggunakan baju pengaman agar tetap terapung.Kami bermain air sembari bercanda riang. Namun, tiba-tiba saja terdengar bunyi dentuman.Sepertinya ada yang melompat ke kolam renang. Dasar menyebalkan. Anak-anakku sampai kaget."Tolong!"Suara teriakan itu sepertinya tidak asing di telingaku. Di kolam yang sama, terlihat seseorang sedang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri.Mataku membesar saat mengetahui Dinda yang tenggelam. Ternyata dia tidak bisa berenang.Dengan gerakan cepat, aku langsung menuju ke arahnya. Telapak tangan Dinda berhasil aku genggam, kemudian dengan terpaksa aku menyentuh bagian pinggang agar ia dapat aku naikan ke permukaan."Tolong bantu angkat ke atas," pintaku pada penjaga kolam.Dinda akhirnya berhasil selamat. Namun, ia pingsan. Sementara Cika dan Tika sudah menangis karena ke

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Tenggelam

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 11.***POV Dinda.Seminggu setelah Mbak Mawar tiada. Aku semakin besar memberikan perhatian untuk si kembar. Namun, aku tak lagi tinggal serumah dengan mereka. Karena aku segan.Sehabis isya aku pulang ke kontrakan yang letaknya bersebelahan dengan rumah Almarhumah Mbak Mawar. Seperti malam ini, aku berpamitan pada Mas Ridwan."Saya ingin bicara sesuatu, Din. Bisakah kamu menunda sebentar lagi kepulanganmu?" tanya-nya.Aku mengangguk sembari duduk kembali ke sofa."Ingin bicara soal apa, Mas?" "Sebenarnya ini sangat berat. Saya sendiri tak mampu mengatakannya. Namun, amanah ini tetap harus saya sampaikan," ujar Mas Ridwan.Aku sedikit gugup menunggu kalimat apa yang akan diucapkan Mas Ridwan."Din, Almarhumah istri saya menginginkan kamu untuk terus menemani Anak-anak," lanjutnya.Aku mengukir senyum tulus. Sejujurnya aku sangat menyayangi Tika dan Cika. Menjaganya menurutku tugas yang paling membahagiakan."Aku berjanji, Mas. Mbak Mawar pun

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   POV Ridwan

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 10.***POV Ridwan.Istriku mawar menyusul aku ke kamar. Ia menjelaskan perkataannya yang tadi sempat aku dengar."Mas, tolong jangan marah. Aku hanya berani bicara seperti itu pada Dinda saja. Karena aku sangat mempercayainya.""Tetap saja aku tidak suka. Masalah kesepian ataupun kesedihan diriku tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain, sayang. Kamu juga tahu, aku sangat mengupayakan kesembuhanmu," paparku.Istriku bergeming. Air matanya mengalir deras. Detik berikutnya aku memeluk penuh cinta.Tubuh indah itu kini mulai lemah. Namun, sedikitpun rasa cintaku tak pernah sirna.Ia adalah cinta pertama dalam hidupku, dan akan menjadi cinta terakhir..Hari berganti, keadaan Mawar semakin memburuk. Aku dan yang lain mengantarkan ke rumah sakit. Namun, kondisinya terus saja melemah. Hingga aku meminta Dinda membawa Anak-anak keluar. Tak tega jika Tika dan Cika melihat kesakitan Mamanya."Mas, sepertinya aku tidak akan bisa mendampingimu lebih l

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Amanah

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 9.***Hari berganti. Harusnya saat ini adalah menjadi momen terindahku. Namun, pernikahan telah aku batalkan, walau undangan pada kerabat dekat sudah disebarkan.Mas Andi juga masih berusaha membujukku agar mau kembali rujuk. Akan tetapi hatiku sudah bulat menolaknya.Lelaki seperti Mas Andi tidak akan pernah berubah. Ia hanya bisa lembut ketika merasa sepi dan sendiri. Namun, disaat ada pilihan lain, maka dia pun akan mulai bertingkah."Din, aku mohon kali ini saja! Ayolah berikan aku kesempatan itu," ujarnya melalui panggilan suara."Tidak, Mas. Keputusanku tidak bisa lagi diganggu gugat," sahutku dengan intonasi suara menekan.Deheman keras terdengar bagai orang yang putus asa. Detik berikutnya aku langsung memutuskan panggilan telepon dengannya.Cukup sudah hatiku dipermainkan. Aku tak mau lagi ada kesakitan yang tercipta oleh lelaki yang sama..Seperti biasa, aku mengurus Tika dan Cika. Setelah selesai, aku pun segera memberikan obat ruti

DMCA.com Protection Status