Share

Tak harmonis lagi

Penulis: Nona_Lyanna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Judul: Kepergianku, penyesalanmu.

Part: 1.

***

"Mas, siapa wanita yang bersamamu ini?" tanyaku menunjuk foto yang ada galeri telepon Mas Andi.

Wajah suamiku biasa saja, tak ada ekspresi apa-apa. Ia terkesan santai, bahkan seolah sedang tak ada pertanyaan yang aku lontarkan.

"Mas, jawab!" ujarku menaikan intonasi suara.

"Jangan lebay, Din! Cuma karena sebuah foto saja, kamu jadi memperumit keadaan," sahutnya.

"Aku hanya ingin meminta jawabanmu, Mas. Tak bisakah kau menenangkan hatiku. Mas akhir-akhir ini bersikap dingin, bahkan tak pernah menyentuhku lagi. Apa salah jika aku menaruh curiga? Dan foto wanita yang bersandar di pundakmu itu sungguh membakar hatiku."

Mas Andi tertawa mengejek. Aku yang sedang gelisah, tak sedikitpun ditanggapi serius olehnya.

Namaku, Dinda Clarisa. Aku dan Mas Andi sudah lima tahun menikah. Hubungan kami baik-baik saja empat tahun terakhir. Namun, sejak memasuki tahun kelima ini, ada yang berbeda. Suamiku lebih sering marah tanpa sebab yang jelas. Aku pun m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Gundik suamiku

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 2.***"Bu, bangun yuk! Waktunya makan malam sama minum obat nih," ucap Mas Andi.Seperti yang aku katakan. Ibu tak merespon lagi."Hem, Ibu jangan bercanda ah. Aku capek loh, Bu."Kini wajah Mas Andi berubah tegang.Perlahan ia juga mengecek tubuh Ibu. Akhirnya air mata Mas Andi pun ikut jatuh.Ia histeris memanggil Ibu. "Bu! Bangun!"Tidak bisa dipungkiri. Ibu mertua sudah meninggal dunia. "Semua pasti karena ulahmu! Apa saja yang kau kerjakan di rumah? Mengurus Ibuku saja kau tidak becus!" cecar Mas Andi.Aku bergeming di samping jasad Ibu. Terserahlah Mas Andi mau mengatakan apa saja. Namun, aku berjanji setelah ini aku akan mencari kebahagiaanku yang sirna.Aku pasti mengabulkan permintaan terakhir Ibu..Usai pemakaman Ibu, aku duduk termenung di teras lantai atas. Apa lagi alasanku bertahan di sini? Ibu mertua yang menyayangiku bagai Anaknya sendiri telah tiada.Suamiku ... apa dia layak disebut suami?Bahkan aku saja sudah tak diang

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Aku minta cerai

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 3.***Kini aku, Mas Andi dan gundiknya itu sudah berada di ruang tengah.Wanita muda nan cantik itu tersenyum seolah tak punya rasa malu dan rasa bersalah."Apa maumu, Din?" tanya Mas Andi."Ceraikan aku, Mas!" pintaku.Mas Andi tergelak. "Kau bercanda?" tanya-nya lagi."Aku serius."Mas Andi semakin tertawa lepas."Kau pikir kau itu siapa, Din? Jika bercerai denganku, maka kau mau tinggal di mana? Kau mau jadi gelandangan?" cibirnya."Itu bukan urusanmu," sahutku."Kalau aku tidak mau menceraikanmu, bagaimana?""Aku yang akan menggugat ke pengadilan.""Apa alasanmu? Kau pikir semua tak butuh biaya?" "Aku bisa mengaturnya. Dan aku pastikan foto-foto perselingkuhanmu ini akan mempercepat proses pengaduanku. Satu lagi, Mas ... kamu harus ingat, berselingkuh ada jerat hukumnya. Apa kau siap?" Sekarang wajah Mas Andi tidak sesombong sebelumnya. Ia mulai ciut."Kau mengancamku, Dinda?" "Aku tidak mengancam, Mas. Aku cuma minta kau ceraikan aku.

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Adanya penyakit

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 4.***Hari berganti bulan. Bahkan surat persidangan untuk perceraianku pun telah aku terima.Aku mempercepat proses perceraian itu hingga statusku kini sudah sah menjadi janda.Keluarga Mbak Mawar juga sudah tahu dengan semua kisahku. Tak ada yang aku tutupi. Mereka mendukung keputusanku."Kamu yang tabah ya, Din! Saya yakin, nanti Allah akan menggantikan jodoh yang tepat untukmu," ucap Mas Ridwan, suami dari Mbak Mawar."Iya, Aamiin.""Dinda orang baik. Tentunya lelaki baik juga yang akan mendampinginya nanti," sambung Mbak Mawar.Jika diperhatikan semakin hari wajah Mbak Mawar semakin pucat. Aku juga beberapa kali memergokinya mengonsumsi obat.Namun, aku tak berani banyak bertanya. Aku takut menyinggungnya..Di teras lantai atas. Aku duduk bersantai setelah berhasil membuat si kembar tertidur di kamarnya.Tiba-tiba Mbak Mawar menghampiriku. "Din, boleh saya minta waktumu sebentar?" tanya-nya."Mbak ini lucu sekali. Kenapa harus bertanya se

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Pasrah.

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 5.***POV Mawar."Mas, lihatlah rambutku semakin tipis. Sepertinya akan segera habis rontok semua," ucapku lemah sembari menyandarkan kepala di pundak kekar suamiku."Tidak masalah, sayang. Tanpa rambut pun, cintaku padamu tak akan berkurang. Kamu tetaplah yang terindah dalam hidupku," papar suamiku.Mas Ridwan memang sosok suami yang sempurna. Tak pernah sekalipun ia berkata kasar padaku. Gambaran lelaki idaman seluruh wanita adalah dirinya.Aku sangat bahagia menjadi istrinya."Terima kasih, Mas. Tapi bagaimana jika masa itu tiba? Mas akan kesepian tanpaku.""Aku tidak suka membahas perihal ini, sayang. Karena aku yakin dirimu pasti kembali pulih.""Aku juga menginginkan hal itu, Mas. Namun, kemungkinan bisa saja terjadi. Vonis Dokter juga bisa saja salah. Akan tetapi, jika benar adanya bagaimana, Mas? Apa Mas akan mencari penggantiku?""Pertanyaan macam apa itu? Sedikitpun tak terlintas untuk mencari penggantimu."Aku bergeser posisi. Kini a

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Hadir lagi

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 6.***POV Dinda.Waktu terus berjalan. Semakin hari, aku semakin dekat dengan keluarga Mbak Mawar. "Din," lirih Mbak Mawar yang menatapku serius."Iya, Mbak. Ada apa?" tanyaku sembari tersenyum."Tadi mantan suamimu datang ke sini. Saya mengatakan kamu tidak ada. Maafkan saya, Din. Tapi, saya cuma tak mau mantanmu itu menyakiti dirimu lagi," papar Mbak Mawar."Tidak apa-apa, Mbak. Malahan aku sangat berterima kasih, karena Mbak sudah melakukan hal yang terbaik untukku."Mbak Mawar memelukku. Rasanya ia seperti saudara bagiku, bukan majikan.Kelembutan dan ketulusannya sungguh membuat aku terharu. Terlebih lagi hubungannya yang harmonis cukup membuat aku merasa iri. Seandainya Mas Andi menyayangiku seperti Mas Ridwan menyayangi Mbak Mawar. Mungkin aku juga akan sebahagia mereka.Ah, tapi sudahlah. .Siang harinya, aku berbelanja ke pasar. Siapa sangka aku malah bertemu dengan sosok lelaki yang pernah menoreh luka dalam hatiku itu."Dinda!" t

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Rencana mengulang rumah tangga

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 7.***POV Dinda.Aku terus memikirkan ucapan Mas Andi saat berada di dalam kamar.Benarkah dia sudah berubah dan menyesal?Haruskah aku memberikannya lagi kesempatan?Entahlah, hatiku terlalu lelah untuk mempertimbangkan semuanya.Namun, sejujurnya aku pun memang membutuhkan pasangan. Menjadi janda kerap kali membuat aku iri dan merasa kesepian di tengah kemesraan Mbak Mawar dan Mas Ridwan.--Hari selanjutnya, aku kembali berdiskusi dengan Mbak Mawar yang telah aku anggap keluarga sendiri."Apa kamu yakin, Din? Saya tidak percaya kalau mantan suamimu bisa berubah secepat itu," ucap Mbak Mawar."Apa salahnya dicoba, Mbak. Aku merasa tidak lengkap tanpanya. Selama ini aku kira cintaku telah sirna, tapi ternyata tidak."Mbak Mawar bergeming sembari menoleh ke arah suaminya."Saya mendukung Dinda. Kesempatan kedua terkadang memang perlu diberikan," sambung Mas Ridwan.Mbak Mawar masih bergeming dengan menggeleng-geleng penuh keraguan."Tenang saj

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Batal rujuk

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 8.POV Dinda.Aku semakin gelisah. Berharap Mas Andi mengirimkan pesan penjelasan untuk mendamaikan hatiku. Namun, sampai pagi tiba aku tak jua menerimanya.Setelah matahari mulai naik, aku mencoba menghubungi kembali. Kali ini dijawab."Mas, kenapa semalaman tak berkabar?" tanyaku dengan intonasi suara yang masih terdengar santai."Maaf, sayang. Mas semalam ada urusan di luar. Mas ketiduran setelah pulangnya," jawab Mas Andi.Keningku berkerut menerima jawaban bohong itu.Ternyata Mas Andi tidak sepenuhnya berubah."Jangan terus membodohiku, Mas. Semalam Surya memberitahu kalau kalian bertemu di luar. Kenapa tak jujur? Pasti Mas janjian dengan salah satu wanita yang dibawanya, bukan?" "Berhentilah mencurigaiku, Din. Aku tak suka dengan sikapmu yang terlalu overprotektif ini. Aku dan Surya lama tidak bertemu. Masalah wanita yang dibawanya aku sama sekali tidak tahu.""Lantas kenapa Mas tak meminta izinku terlebih dahulu?""Ayolah, Din. Mau samp

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Amanah

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 9.***Hari berganti. Harusnya saat ini adalah menjadi momen terindahku. Namun, pernikahan telah aku batalkan, walau undangan pada kerabat dekat sudah disebarkan.Mas Andi juga masih berusaha membujukku agar mau kembali rujuk. Akan tetapi hatiku sudah bulat menolaknya.Lelaki seperti Mas Andi tidak akan pernah berubah. Ia hanya bisa lembut ketika merasa sepi dan sendiri. Namun, disaat ada pilihan lain, maka dia pun akan mulai bertingkah."Din, aku mohon kali ini saja! Ayolah berikan aku kesempatan itu," ujarnya melalui panggilan suara."Tidak, Mas. Keputusanku tidak bisa lagi diganggu gugat," sahutku dengan intonasi suara menekan.Deheman keras terdengar bagai orang yang putus asa. Detik berikutnya aku langsung memutuskan panggilan telepon dengannya.Cukup sudah hatiku dipermainkan. Aku tak mau lagi ada kesakitan yang tercipta oleh lelaki yang sama..Seperti biasa, aku mengurus Tika dan Cika. Setelah selesai, aku pun segera memberikan obat ruti

Bab terbaru

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   END

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 17.***POV Dinda.Aku terdiam mendapati pertanyaan sensitif dari Mas Ridwan. Ada rasa mau bercampur bahagia. Ingin aku teriak menyatakan aku mencintainya. Namun, bibir ini sungguh kaku."Jawab, Din!" perintah Mas Ridwan.Aku tersenyum dan mengangguk dengan malu-malu.Mas Ridwan mengangkat daguku dengan tulunjuk tangannya. "Benarkah?""Benar, Mas." Pelan aku menjawab pertanyaan itu.Mas Ridwan sontak memelukku. Sungguh aku terpaku dan tak menyangka dengan hal ini. Debaran di dadaku memburu. Air mataku menetes karena bahagia. Apa aku sedang bermimpi?"Dinda, saya berjanji akan menjadi suami yang baik untukmu," lirihnya di telingaku.Aku membalas pelukan itu. Lalu hubungan suami istri yang selama ini belum terlaksana, akhirnya terpenuhi sekarang.Aku dan Mas Ridwan memadu cinta dengan begitu indahnya.--Hari berikutnya, aku keluar membeli sesuatu. Tak disangka aku bertemu lagi dengan Mas Andi."Dinda, tolong dengarkan aku dulu! Kembalilah pad

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Ke rumah mertua

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 16.***POV Ridwan.Hari ini aku akan menjemput si kembar. Saat aku sedang bersiap-siap, Dinda pun menghampiri."Mas aku boleh ikut?" tanya-nya.Aku bergeming. Jujur aku lebih nyaman pergi sendirian. "Mas," lirih Dinda lagi."Iya, Din. Boleh kok," sahutku.Dinda tersenyum. Sebenarnya hatiku terasa teduh saat melihat senyum wanita yang sekarang sah menjadi istriku itu. Namun, aku sendiri masih bingung. Cintaku pada Mawar membuat aku enggan memikirkan wanita lain, walaupun itu istriku sendiri saat ini..Di perjalanan suasana membisu. Aku tak mengajak Dinda bicara, pun sebaliknya.Jarak yang ditempuh cukup memakan waktu. Aku menyalakan musik agar tak begitu kaku.Sesekali aku menoleh ke arah Dinda. Ia tampak cuek dengan tatapan lurus ke depan. Tak seperti biasanya.Aku jadi resah. Apa benar Dinda tak bahagia?Kemarin, saat mantan suaminya datang dan bicara di depan halaman rumah, aku mengintai dari balik jendela.Aku mendengar semuanya. Saat itu

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Cuma pernikahan dari amanah

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 15.***Selesai berlatih berenang, aku dan Mas Ridwan masuk kembali ke kamar.Suasana menjadi canggung. Dadaku masih saja berdebar hebat. Sedangkan Mas Ridwan tampak buru-buru ke dalam kamar mandi..Malam harinya, kami sekasur dan saling menatap. "Din, seharusnya semalam kita tak melakukannya, tapi saya sungguh tak mengingat kejadian itu," ucap Mas Ridwan."Mau diapakan, Mas. Nasi sudah jadi bubur," sahutku dengan memasang wajah serius.Mas Ridwan memalingkan wajahnya dan membelakangiku. Entah apa yang ia rasakan, tapi aku cukup senang.Ibu mertua memang paling mengerti. Rasanya aku tak mau pulang ke rumah.--Hari berganti, kini tiba waktunya kami pulang.Sepanjang perjalanan Mas Ridwan hanya diam. Mungkin ia menyesali kejadian yang sebenarnya tak pernah terjadi itu.Hatiku sedikit kecewa. Nanti aku akan menceritakan semuanya dengan jujur.Saat ini, sepertinya suamiku belum siap menjalani rumah tangga normal bersamaku.Tak apa. Aku masih lag

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Tiket berlibur

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 14.***Pagi harinya, aku masih enggan menyapa Mas Ridwan. Rasanya ada sesuatu yang mengganjal sejak ia mengatakan kalimatnya semalam.Sebagai seorang istri, aku merasa Mas Ridwan sama sekali tak menginginkan aku. Lalu, kenapa ikatan pernikahan ia coba ikrarkan?"Din," lirihnya.Aku hanya menoleh sekilas, kemudian aku melanjutkan sarapan."Din, kamu marah?" tanya-nya pula.Aku menggeleng."Din, tolong bicaralah!""Aku tidak marah, dan apa hakku untuk marah?""Hem, baiklah. Saya minta maaf. Saya tidak bermaksud menyinggung perasaanmu, Din. Saya cuma ....""Cukup, Mas. Tidak perlu dibahas!" Suasana pagi ini jadi tegang. Mas Ridwan tampak gelisah. Sedangkan aku sengaja bersikap sedikit tegas. Jika, Mas Ridwan memang tak bisa menerima aku, pun tak masalah. Namun, aku juga tidak akan kembali pada Mas Andi.Hidup sendirian bukanlah suatu perkara besar, tapi pernikahan ini juga bukan mainan. Selagi aku mampu mempertahankan, maka akan tetap aku pertah

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Mertua datang

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 13.***POV Dinda.Setelah sah menjadi istri dari Mas Ridwan. Aku tetap merasa ada jarak antara kami.Dan benar, malam ini ia mengutarakan ungkapannya yang ternyata belum siap menjalani hubungan layaknya suami istri.Aku sebisa mungkin mencoba tersenyum dan berlapang dada. Bibirku berkata memahami, tapi hatiku terasa sembilu.Jika, cinta itu tak ada untukku kenapa harus menikahiku?Aku bisa menjagakan putri-putrinya. Kalau sudah begini, aku bagai tak dianggap.Suara dengkuran Mas Ridwan terdengar begitu keras. Ia tidur di atas sofa. Sementara aku memeluk lututku sendiri di atas kasur empuk yang dulu miliknya bersama Mbak Mawar.Entah sejak kapan rasa cintaku hadir, yang jelas saat ini hatiku sakit menerima penolakannya.Mas Ridwan sosok yang sempurna. Bahkan untuk berkata hal menyakitkan itu saja ia menggunakan kalimat lembut hingga membuat aku tak berkutik.Malam ini hujan pun turun menemani kesedihanku. Pintu jendela kamar terbuka dan tertutup

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Sesal

    Judul: Kepergianku, Penyesalanmu.Part: 12.***POV Ridwan.Weekend ini aku berniat membahagiakan Anak-anak. Kami melepas rasa bosan dengan berenang.Kedua putri kecilku sudah siap menggunakan baju pengaman agar tetap terapung.Kami bermain air sembari bercanda riang. Namun, tiba-tiba saja terdengar bunyi dentuman.Sepertinya ada yang melompat ke kolam renang. Dasar menyebalkan. Anak-anakku sampai kaget."Tolong!"Suara teriakan itu sepertinya tidak asing di telingaku. Di kolam yang sama, terlihat seseorang sedang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri.Mataku membesar saat mengetahui Dinda yang tenggelam. Ternyata dia tidak bisa berenang.Dengan gerakan cepat, aku langsung menuju ke arahnya. Telapak tangan Dinda berhasil aku genggam, kemudian dengan terpaksa aku menyentuh bagian pinggang agar ia dapat aku naikan ke permukaan."Tolong bantu angkat ke atas," pintaku pada penjaga kolam.Dinda akhirnya berhasil selamat. Namun, ia pingsan. Sementara Cika dan Tika sudah menangis karena ke

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Tenggelam

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 11.***POV Dinda.Seminggu setelah Mbak Mawar tiada. Aku semakin besar memberikan perhatian untuk si kembar. Namun, aku tak lagi tinggal serumah dengan mereka. Karena aku segan.Sehabis isya aku pulang ke kontrakan yang letaknya bersebelahan dengan rumah Almarhumah Mbak Mawar. Seperti malam ini, aku berpamitan pada Mas Ridwan."Saya ingin bicara sesuatu, Din. Bisakah kamu menunda sebentar lagi kepulanganmu?" tanya-nya.Aku mengangguk sembari duduk kembali ke sofa."Ingin bicara soal apa, Mas?" "Sebenarnya ini sangat berat. Saya sendiri tak mampu mengatakannya. Namun, amanah ini tetap harus saya sampaikan," ujar Mas Ridwan.Aku sedikit gugup menunggu kalimat apa yang akan diucapkan Mas Ridwan."Din, Almarhumah istri saya menginginkan kamu untuk terus menemani Anak-anak," lanjutnya.Aku mengukir senyum tulus. Sejujurnya aku sangat menyayangi Tika dan Cika. Menjaganya menurutku tugas yang paling membahagiakan."Aku berjanji, Mas. Mbak Mawar pun

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   POV Ridwan

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 10.***POV Ridwan.Istriku mawar menyusul aku ke kamar. Ia menjelaskan perkataannya yang tadi sempat aku dengar."Mas, tolong jangan marah. Aku hanya berani bicara seperti itu pada Dinda saja. Karena aku sangat mempercayainya.""Tetap saja aku tidak suka. Masalah kesepian ataupun kesedihan diriku tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain, sayang. Kamu juga tahu, aku sangat mengupayakan kesembuhanmu," paparku.Istriku bergeming. Air matanya mengalir deras. Detik berikutnya aku memeluk penuh cinta.Tubuh indah itu kini mulai lemah. Namun, sedikitpun rasa cintaku tak pernah sirna.Ia adalah cinta pertama dalam hidupku, dan akan menjadi cinta terakhir..Hari berganti, keadaan Mawar semakin memburuk. Aku dan yang lain mengantarkan ke rumah sakit. Namun, kondisinya terus saja melemah. Hingga aku meminta Dinda membawa Anak-anak keluar. Tak tega jika Tika dan Cika melihat kesakitan Mamanya."Mas, sepertinya aku tidak akan bisa mendampingimu lebih l

  • AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR   Amanah

    Judul: Kepergianku, penyesalanmu.Part: 9.***Hari berganti. Harusnya saat ini adalah menjadi momen terindahku. Namun, pernikahan telah aku batalkan, walau undangan pada kerabat dekat sudah disebarkan.Mas Andi juga masih berusaha membujukku agar mau kembali rujuk. Akan tetapi hatiku sudah bulat menolaknya.Lelaki seperti Mas Andi tidak akan pernah berubah. Ia hanya bisa lembut ketika merasa sepi dan sendiri. Namun, disaat ada pilihan lain, maka dia pun akan mulai bertingkah."Din, aku mohon kali ini saja! Ayolah berikan aku kesempatan itu," ujarnya melalui panggilan suara."Tidak, Mas. Keputusanku tidak bisa lagi diganggu gugat," sahutku dengan intonasi suara menekan.Deheman keras terdengar bagai orang yang putus asa. Detik berikutnya aku langsung memutuskan panggilan telepon dengannya.Cukup sudah hatiku dipermainkan. Aku tak mau lagi ada kesakitan yang tercipta oleh lelaki yang sama..Seperti biasa, aku mengurus Tika dan Cika. Setelah selesai, aku pun segera memberikan obat ruti

DMCA.com Protection Status