Home / Romansa / AKU BUKAN PEWARIS TAHTA? / Misteri Kebijaksanaan

Share

Misteri Kebijaksanaan

Author: Arsyiza
last update Last Updated: 2022-04-22 21:10:23

Anna dengan leluasa memandang pria di hadapannya dengan penuh kekaguman. Ia seakan disuguhkan pemandangan indah yang gratis untuk dinikmati oleh siapapun.

"Jangan memandangku seperti itu, ehm." Suara Aslan membuyarkan lamunan Anna. Ia dengan cepat menghapus senyum yang selama ini tersimpul dari bibirnya.

"Salah sendiri pakai tertawa. Kau tahu, senyumanmu bisa memikat gadis manapun." Anna berbisik di samping Aslan. Ia dengan leluasa bisa melakukannya karena mereka sedang di dalam lift. Anna semakin tidak canggung saat berkomunikasi dengan Aslan. Pria itu selalu menggodanya karena sengaja untuk meluruhkan perasaan canggung mengingat ia adalah atasan Anna.

"Oh, rupanya kau terpikat denganku?" Aslan menghadap gadis di sampingnya dengan kedua tangan di pundak gadis itu.

Melihat tingkah Aslan, jantung Anna berdetak kencang. Ia berusaha terlihat netral saat Aslan semakin menatapnya dalam.

Anna melirik tangan Aslan yang masih terpaku di pundaknya. Ia mencari alasan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Kejutan Fana

    Lepas dari perdebatan di gudang, Aslan pergi meninggalkan ruangan. Dengan jas di tangan kanan dan kemeja putih yang berubah jadi soft mocca akibat debu saat membuka jendela gudang.Aslan berjalan tenang dengan tatapan datar menuju ruang dapur perusahaan. Ia mencari Bu Vivin yang sedang fokus merekap bahan dapur perusahaan yang harus distok ulang."Bu Vivin, ada yang ingin saya bicarakan dengan anda." Suara berat baritone Aslan terdengar dingin Bu Vivin yang tak mengerti akan masalah yang menantinya berjalan patuh mengikuti Aslan hingga ke ruangan Direktur Utama. Bu Vivin setengah heran dengan apa yang telah terjadi pada atasannya itu. Melihat kemejanya yang kotor dan lecek serta jas yang menyangkut di genggaman tangan menambah besar pertanyaan dalam benak Vivin.Wanita berusia 40 tahun itu duduk di seberang menghadap Aslan yang berniat mengintrogasinya."Apa yang dilakukan ketiga anak buah anda di gudang tua lantai dua?" Aslan langsung menuju inti pembicara

    Last Updated : 2022-04-24
  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Tawa lepas

    Jarak kafe Coffee Break dengan perusahaan sekitar setengah jam. Dalam perjalanan yang lumayan lama, mereka hanya terdiam menikmati jalanan kota yang ramai. Tak ada percakapan satu pun yang menghiasi keduanya. Hanya suara deru mobil dan motor, serta klakson yang sengaja dibunyikan oleh pengemudi ugal-ugalan demi menyalip apapun yang ada di hadapannya.Aslan tampak fokus menyetir, Ia sangat menikmatinya karena sudah lama ia tak mengendarai motor dengan suasana seperti ini. Karena Aslan hanya memakai motor dalam waktu tertentu saja. Misalnya saat telat berangkat ke kantor. Itupun ia pacu motor gedenya dengan kecepatan maksimal. Tanpa menoleh pemandangan sekitar apalagi menikmati.Berbeda dengan Anna. Ia merasa perjalanannya kali ini sangat membosankan. Tidak biasa ia termenung di atas motor saat sedang berboncengan. Bersama Vania, ia biasanya membahas segala hal di atas motor. Dari mulai aktivitasnya hingga kesialan mereka. Bahkan suatu saat mereka pernah ditimpuk botol ol

    Last Updated : 2022-04-24
  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Temu Kangen

    Suasana di kafe Coffee Break sedang ramai pengunjung. Para karyawan sibuk melayani pelanggan yang rata-rata team kerja atau anak kuliahan yang sedang nongkrong. Kafe ini selalu ramai karena harga nya yang terjangkau bagi kalangan atas mauoun kantong pelajar sekalipun. Ruangan kafe ini luas, bernuansa klasik yang penuh hiasan antik tahun 90-an. Membuat mereka betah berlama-lama disini walau sekedar untuk bernostalgia.Anna mencari tempat duduk di meja nomor 17. Mereka masih belum memesan apapun karena menunggu meja pesanan sepi. Aslan sibuk memainkan ponselnya. Anna yang duduk di seberang Aslan sedang beradu dengan pikirannya mengenai kotak yang tadi ia bawa dari gudang.Ia mengeluarkan kotak merah sebesar buku tulis itu. Ia letakkan di meja. Kotak yang terlihat lusuh dan sudah berumur ia pandangi memutar. Dalam pikirannya yakin bahwa ini adalah kotak berlian warisan keluarga Suryadinata. 'Aku yakin ini adalah kotak berlian itu. Tapi isinya dimana? atau isinya

    Last Updated : 2022-04-26
  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Paksaan Indah

    Suasana kembali sepi setelah kepergian Dandi melanjutkan tugasnya mengontrol kafe. Keheningan kembali mewarnai pertemuan mereka. Hanya Anna yang sesekali menatap Aslan dengan pandangan heran mengingat sejak tadi ia hanya fokus ke layar ponselnya."Apakah kita kesini hanya untuk mengamati orang-orang menikmati minumannya?" Anna memecah keheningan dengan menyuarakan isi hatinya yang sejak tadi sudah sesak. Aslan mengangkat kepala memandang sekitar."Pesan saja sesuatu?" jawabnya singkat."Kamu mau minum apa?" "Terserah." Jawab Aslan tetap singkat. Anna menghela napas dalam. Ia mencoba menahan sabar menghadapi pria di hadapannya.Anna beranjak ke coffee stand yang sudah tampak kosong. Ia bertemu dengan teman lamanya dan berbincang sebentar sembari menunggu pesanannya selesai. Lalu ia tampak berbalik ke arah Aslan dengan membawa nampan berisi minuman.Anna meletakkan nampan di atas meja. Ia ambil coffee latte pesanannya dan meninggalkan satunya untuk A

    Last Updated : 2022-04-27
  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Pelunasan Hutang

    Sosok pria tinggi besar menunggu di depan rumah Anna. Ia sedang duduk dengan kepala menumpu di sebelah tangan kiri. Dengan matanya terpejam, tampak rasa capek yang menumpuk di raut mukanya yang sedang pulas sekali.Anna sudah mengira jika itu adalah sang debt kolektor yang sedang menunggunya pulang karena hari ini tanggal jatuh tempo terakhir. Ia turun dari motor dengan langkah lebar diikuti Aslan yang berjalan mengikutinya dengan segudang pertanyaan mengenai pria itu."Siapa dia?" Pertanyaan Aslan yang hanya mendapat jawaban sunyi dari Anna. Ia tak menghiraukan pertanyaan sepupunya karena tak mau Aslan ikut campur dalam masalahnya."Tuan Dito, tuan, bangun !" Anna mengeraskan suaranya mengharap pria kekar di hadapannya membuka mata. Namun harapannya hanya sia-sia. "Siapa dia? Apakah dia juga orang suruhan kakek sepertiku dulu?" Pertanyaan terlontar kembali dari mulut Aslan yang masih diliputi rasa penasaran melihat pria yang tak kunjung bangun tersebut.

    Last Updated : 2022-04-27
  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Persiapan

    Aslan berhenti tepat di balik gerbang rumahnya. Suasana rumah tidak seperti biasa, ada jajaran mobil terparkir di halaman rumah yang luas dan hijau penuh bunga-bunga. Mobil-mobil yang jelas bukan milik salah satu dari anggota keluarganya.Melihat Aslan yang masih termenung di atas motor scoopy putih, satpam menghampirinya. Ia seakan mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh tuan mudanya."Tuan, di dalam sedang ada pertemuan keluarga. Mereka berkumpul untuk membicarakan acara esok hari." Jelas satpam dengan sopan."Memangnya ada acara apa besok?" Aslan bertanya sedikit antusias."Acara pertemuan keluarga. Kata nyonya syukuran mengingat kesehatan Tuan Hadi yang sudah membaik." Satpam menjelaskan sesuai dengan apa yang ia ketahui.Aslan terdiam sejenak sebelum akhirnya memarkir motor Anna di dekat pos satpam mengingat tidak ada celah untuk menuju garasi.Ia berjalan tenang ke dalam rumah yang disambut para sepupu wanita dan bibinya."Eh Mister tampan,

    Last Updated : 2022-04-29
  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Kejutan Mencengangkan

    Pintu diketuk pelan dan berkali-kali saat Anna sedang dalam perjalanan ke ambang pintu. Anna yang sudah bersiap sejak pagi membuka pintu dengan antusias. Bukan Aslan yang bertamu ke rumahnya, melainkan pria muda yang putih dan tampan, dengan kaos hitam dan celana jeans, tidak seperti supir, pikir Anna. Ia mengamati pria di hadapannya lama dan sedikit kecewa mendapati ia ternyata bukan pria yang diharapkan."Selamat pagi nona Anna. Saya ditugaskan untuk menjemput anda sekarang." Sapaan sopan pria itu sedikit melunturkan rasa kecewa yang sempat menyerang Anna."Anda ditugaskan Mr Aslan? Dan anda tidak bawa motor?" Anna mencerca pria itu dengan pertanyaan sembari kepalanya menoleh ke segala arah berharap pria itu membawa motor kesayangannya."Saya utusan Mr Aslan. Dan mengenai motor anda, maaf nona saya hanya membawa mobil. Motor anda masih tersimpan rapi di garasi." Mendengar jawaban pria itu, raut kecewa tampak kembali dari muka cantik gadis itu."Lantas aku harus mengambilnya kesana?

    Last Updated : 2022-04-30
  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Tatapan Kebencian

    Semua mata tertuju pada gadis yang masih terpaku di ambang pintu. pandangan semua orang dengan senyum yang hangat sekaligus dingin menyelimuti Anna. Ia yang masih tercekat tidak percaya dengan kondisi di hadapannya membuat keringatnya semakin deras. karena Anna sedang gugup dan mematung, sebagai respon spontan tubuh saat mengalami kejutan mendadak. Hadi Suryadinata yang sejak tadi duduk memimpin acara kini berdiri dengan tatapan teduh dan penuh haru. Sangat berbeda dengan awal Anna mengenalnya lewat tragedi troli di ruang dapur perusahaan kala itu."Kemarilah nak, duduklah di samping kakek." suara serak Hadi Suryadinata membuat Anna terkesiap dari kondisinya barusan.Ia mulai menyadari bahwa ia sengaja dibawa kemari untuk menghadiri pertemuan ini. Anna mulai mengulas senyum yang sangat ia paksakan ke semua orang. Terutama ke arah Aslan, pria yang sejak tadi berdiri dengan memasang senyum terindah dengan kedua tangan di saku celana. Berpose cool sekali.Anna masih mematung di tempat y

    Last Updated : 2022-05-05

Latest chapter

  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Bab 40

    Pertemuan Gina dan Aslan tidak begitu lama. Aslan akhirnya memaksa Gina untuk segera kembali ke rumah setelah melihat pemandangan yang sama sekali tidak ia harapkan. "Ada apa sih Bi, kau menyuruhku cepat pulang?" Gina bertanya dengan polos saat mereka sudah berada di depan restoran. Tentu saja Gina tidak mengetahui keberadaan Anna yang datang bersama Galih. Jika Gina mengetahuinya, pastilah akan beda lagi ceritanya."Aku akan menyuruh Pak Budi mengantarmu pulang. Kau pulanglah duluan! Aku masih ada urusan penting." Ucap Aslan datar sembari memainkan ponsel menghubungi seseorang."Kau tidak mau mengantarku?" Gina seolah tidak percaya dengan ucapan Aslan.Namun Aslan tetap fokus pada ponselnya. Ia seakan tidak peduli dengan ekspresi Gina."Aslan! Aku sedang bertanya padamu!" Gina menaikkan nada suaranya saat mendapati Aslan sama sekali tidak menghiraukan dirinya."Apa kau tidak mendengar ucapan ku tadi?" Aslan kembali bertanya dengan lebih lembut. Membuat Gina yang sedang tersulut menj

  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Bab 39

    Wanita itu, wanita yang kini sedang duduk di hadapan Aslan tidak lain adalah Gina, kekasihnya. Bukankah itu hal yang wajar jika Aslan mengajak Gina ke tempat yang elit seperti ini? Namun tidak untuk hati Anna. Ia merasa tindakan Aslan kali ini sangat tidak bisa dimengerti.Mendengar pernyataan cintanya seminggu yang lalu, ia bahkan sudah berjanji untuk melepas Gina. Dan apa yang ada di hadapan Anna sekarang berbeda dengan ucapan pria yang sangat dipercaya oleh Anna itu.'Tidak, pasti Aslan mengajak Gina kesini untuk mengakhiri segalanya.' Hati dan pikiran Anna seolah memberontak hebat melawan pandangannya saat ini.Anna bahkan tidak sudi memutar kepala menghadap mereka berdua. Dalam hati kecilnya sungguh ia tidak sanggup menghadapi kenyataan yang mulai mengusik hati dan pikirannya kini. Anna semakin terdiam. Ingin rasanya ia beranjak dari tempat ini agar pikiran buruk yang menghantuinya sirna begitu saja.Galih yang mengamati perubahan sikapnya secara diam-diam mulai mengalihkan pembi

  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Bab 38

    Anna celingukan mencari seseorang di dalam restoran ternama ini. Ia nampak canggung saat memasuki restoran Tivolly, karena ini baru pertama kalinya ia menginjakkan kaki di restoran ternama ini. Restoran ini merupakan tempat makan elit yang biasa dikunjungi oleh orang-orang berkelas menengah ke atas. Tentu saja bagi Anna memasuki restoran Tivolly adalah hal yang tidak wajar. Mengingat ia tidak biasa dan bahkan tidak begitu mengerti pergaulan para orang kaya. Ia lihat para wanita dengan tas bermerek ratusan juta rupiah, sesuatu yang jelas mendominasi ruangan ini. Membuatnya harus menyembunyikan rapat-rapat tas selempang hitam di balik tangannya.Mata hazelnya berbinar saat menangkap sosok pria yang sejak tadi ia cari. Galih sudah duduk di meja nomor dua belas sedang melambai ke arahnya. Anna lalu berjalan ke arahnya dengan menundukkan kepalanya. "Kau baru sampai?" Tanya galih saat Anna sudah berada di depan mejanya."Lumayan sih. Aku cukup lama berdiri mencari keberadaanmu." Anna menj

  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Bab 37

    Aslan berdiri hampir saja ia bergerak memutari meja. Saat Anna dengan sigap melirik setiap gerak gerik pria itu. Anna harus berjaga-jaga saat mereka sedang berduaan di dalam ruangan seperti saat ini. Tepatnya sedang dalam posisi yang memaksanya berdua saja dengan Aslan. Anna tidak mau emosinya tidak terkontrol ketika berhadapan dengan Aslan seperti di kediamannya kemarin.Aslan tersenyum menggoda saat mengetahui gerak refleks Anna untuk menjauh ketika dirinya mulai mendekati gadis itu. " Ada apa?"Anna menggeleng cepat. "Tidak ada. Hanya berjaga-jaga."Aslan mengangkat sebelah alisnya sambil memiringkan kepala mengamati ekspresi Anna."Ada apa?" Anna ganti menanyakan tatapan Aslan yang mengintimidasi dirinya."Kau gadis yang sangat naif," Gumam Aslan."Terima kasih." "Jangan bersikap seperti itu di hadapanku!" Aslan mendengus kesal. "Karena akan membuatku semakin mencintaimu." "Semakin kesini, aku semakin tidak percaya dengan pernyataan cintamu. Karena kau bahkan masih menjalin hubu

  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Bab 36

    "Dimana Anna?" Aslan memasuki dapur ruangan dan hanya disambut oleh Vero, salah satu rekannya."Dia sedang nganter kopi, Sir. Ada apa, Pak?" Vero balik bertanya kepada Aslan."Oh, nanti kalau dia sudah kembali suruh ke ruangan saya." Aslan memberi arahan tegas.Vero terdiam sejenak, mungkin ia sedang berpikir tentang penggilan mendadak Aslan. Lalu dengan cepat ia menganggukkan kepala mengiyakan arahan Aslan."Baik, Pak. Akan saya sampaikan."Aslan lalu meninggalkan ruangan. Ia meninggalkan Vero yang masih dilanda sebuah tanda tangan besar. Hingga akhirnya telepon di dapur ruangan berdering. "Dapur perusahaan." Sapa Vero."Tolong antarkan teh ke lantai dua ya.." Vero terlihat menghembuskan napas kasar sembari mengangguk pelan. Setelah telepon ditutup, ia menggerutu pelan sembari membuat minuman. Lalu pergi ke lantai dua dengan membawa trolly berisi minuman pesanan karyawan.****Saat jam makan siang Anna dan Rani sedang menyantap bekalnya di kantin perusahaan seperti biasa. Namun Anna

  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Bab 35

    Kantor masih sepi ketika Anna mengecek galon di setiap ruangan. Sesekali ia mendapat sapaan dari para karyawan yang melewatinya saat baru memasuki ruangan. Anna selalu bersikap hangat pada siapapun dan ini membuat ia dikenal ramah oleh setiap karyawan."Bukankah kamu.. Anna?" Sebuah suara membuatnya menoleh seketika saat akan mengangkat galon ke dispenser."Galih?" Anna turut heran menatap sepupunya. Sepagi ini ia sudah berdiri di sana."Kamu bekerja di sini?" Mata Galih menatap Anna dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ia seakan terkejut dengan pemandangan yang tersaji di hadapannya."He'em, seperti yang kau lihat." Anna mengangkat kedua tangannya setengah badan mengiyakan pertanyaan Galih."Why? Inikan, perusahaan..." "Suryadinata Grup?" Anna sengaja menyela ucapan Galih sembari melihat sekitar jika saja ada banyak karyawan yang melihatnya.Galih menautkan alis semakin heran saat menatap sepupunya dengan pakaian cleaning servis seperti itu. "Kau benar-benar bekerja sebagai office

  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Bab. 34

    Mereka sampai di depan rumah Anna. Ternyata benar, suara ketukan itu masih terdengar hingga teras rumah Anna. Tak ada pintu yang masih terbuka di sekitar rumah sederhana gadis itu. Karena ini sudah hampir tengah malam. Lagi pula tetangga Anna juga sedang pergi ke tanah suci melakukan ibadah umroh. Bersama rombongan pak ustadz yang menjadi takmir masjid di komplek Anna."Masuklah, aku tidak berani." Anna mengernyitkan kening. Ia memposisikan diri di belakang Aslan.Aslan menghembuskan nafas pelan. Dengan tenang ia memasuki rumah Anna yang selama ini seakan haram dimasuki olehnya. Karena Anna selalu menerima tamu laki-laki di teras rumah, kecuali jika ada sesuatu yang urgent seperti ini.Aslan melewati ruang tamu lalu melangkah ke ruang tengah yang lurus menuju dapur. Rumah itu di dalamnya ternyata luas, pikir Aslan. Karena dari arah luar jika dipandang hanya tampak seperti perumahan modern yang sederhana dengan dua kamar seperti yang marak ada dalam promo kredit rumah akhir-akhir ini.

  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Bab 33

    Anna menggeleng pelan. Hati kecilnya turut menjerit saat ia mencoba melawannya sendiri. Rasa sakit rupanya mulai menusuk jiwanya yang selama ini sudah ia paku agar tetap tegar ketika menghadapi hal buruk apapun."Maaf, aku tidak bisa sepertimu, Lan." Kalimat Anna membuat Aslan terkesiap."Why?" Lama Anna terdiam, ujung jemarinya ia gunakan untuk menyeka air mata yang masih menetes."Hubungan kekeluargaan kita, aku tidak mau menghancurkannya karena ego." Anna berbisik pelan."Tidak ada yang menghancurkannya, juga tidak ada yang akan hancur, Ann..." Senyum miris terukir dari sudut bibir Aslan. Seolah lidahnya kelu sendiri saat mengingat silsilah keluarga aslinya."Kau tahu kita terikat hubungan apa?" Anna menaikkan nada bicaranya untuk meyakinkan Aslan."Bahkan kau sendiri yang datang kemari untuk mengingatkanku jika aku adalah sepupumu?" Anna mengernyitkan kening.Aslan masih terdiam lama. Terlihat ekspresi frustasi dari raut wajahnya. Ia menghembuskan nafas pelan. Lalu menatap Anna d

  • AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?   Bab 32. Pernyataan Cinta

    Mereka sampai di depan rumah Anna. Rumah di gang sempit yang hanya cukup di lalui satu mobil. Membuat Aslan harus memarkir mobilnya di depan gang saat berkunjung ke rumah Anna.Aslan kembali menatap gadis yang masih terlelap di sebelahnya. Perasaan iba tiba-tiba menjalari pikirannya memandang gadis selugu Anna harus berjuang melawan keluarga kakeknya. Mengingat kedua orang tuanya sudah tiada dan hanya keluarga kakeknya lah yang ia punya saat ini.Perasaan Aslan kembali menyelam ke dalam lubuk hatinya. Ia yang awalnya hanya merasa iba pada gadis itu akhirnya benar-benar dibuat jatuh hati olehnya. Karena sikapnya yang mandiri dan tegas, mampu membuat Aslan berdecak kagum oleh wajah cantik yang menawan itu.Aslan menghembuskan napas pelan. Ia berusaha mengatur perasaannya lagi agar bisa terkontrol lebih baik lagi. Ia tidak ingin menghancurkan perasaan yang dengan indah ia selami hanya karena nafsu lelakinya yang sangat menyiksa baginya.Aslan memegang pundak Anna lalu mengoyaknya. Namun

DMCA.com Protection Status