Aku Bukan Menantu Impian part 57. Andi yang rinduDi pabrik, sedang banyak kerjaan. Andi harus lembur sampai jam delapan malam. Tak mungkin Andi pulang pergi ke desa Pandan Wangi setiap hari. Tenaganya akan terkuras habis. Karena itu, Fara mengusulkan agar Andi tidur di rumahnya saja yang dekat dengan pabrik. Nanti saja ketika Sabtu dan Minggu Andi boleh menjenguk dan menginap. Dengan berat hati, karena harus berpisah dari istri dan anak, Andi pun setuju.Hari pertama tidur di rumah sendiri, waktu berlalu begitu lama. Tadi setelah pulang jam delapan Andi segera makan dan bersiap untuk istirahat. Sambil merebahkan diri di kasur ia malah teringat istri dan anaknya. Andi tambah merindu. Di cobanya untuk tidur, supaya pagi bisa bangun dengan bugar seperti usul Fara. Tapi baru tidur sejam, sudah terbangun lagi. Di cobanya untuk tidur lagi, tapi tak juga bisa lelap. Akhirnya, ia mencari nomor kontak istrinya yang di beri nama kontak 'sayang' dengan tiga emoticon love berderet warna mera
Aku Bukan Menantu Impian.part 58. Bu Manda marah"Silakan duduk, Bu Manda," mama Yani masih berbasa basi walau geregetan dengan tingkah besannya itu. Di Salami enggak di balas, masuk rumah orang tanpa salam. Tak punya sopan santun sama sekali."Kamu, itu ya Fara. Kalo sudah punya suami itu ya punya tanggung jawab sedikit. Masa suami di rumah sendiri, sarapan sendiri, padahal juga mau kerja nyari duit buat kamu. Baru juga punya anak satu sudah nggak karuan sikapnya. Banyak tingkah. Orang punya anak, tapi nggak kayak kamu. Sikap kamu tuh kelewat manja sama orang tua kamu. Kalau masih ingin manja sama orangtua ya nggak perlu punya suami. Ini malah enak enakan sarapan begini banyaknya," cerocos Bu Manda sambil memperhatikan makanan di depan Fara."Maksud saya,,," Fara sampai tak bisa berkata-kata."Kamu jangan banyak alasan!""Bu, ibu ingin menengok cucu ibu. Dia masih tidur. Saya antar ke kamar..." potong Fara mengumpulkan keberanian."Tidak perlu, saya hanya ingin peringatkan kamu un
Aku Bukan Menantu Impian menantupart 59. Menghitung hari.Mama Yani sudah menyiapkan masakannya. Sambal goreng kentang ati ampela. Di tambah sup iga bawaan Andi. Keempat orang itu makan begitu nikmat. Mama Yani dan ayah Ridwan hanya ambil sup nya sedikit saja. Supaya Fara nanti bisa mengulang makannya. Maklum, yang sedang menyusui pasti butuh banyak makan. Untuk asupan gizinya sang anak."Kok, mama sama ayah, dikit amat makan supnya. Tidak suka ya?" tanya Fara."Suka kok, cuma kasihan masakan mama kamu sudah masak kalau nggak di makan. Nanti nggak mau masak lagi," kelit ayah Ridwan."Iya. masakan mama banyak kalau tak di makan nanti habisnya lama," tambah mama Yani."Yah, mama," ucap Andi di sela makannya. Andi ingin bicara sekarang soal ibunya. "Maafkan, ibu saya ya Ma, Ayah. Atas sikap ibu saya yang datang tadi pagi,""Ibu kamu datang?" tanya ayah Ridwan," ayah malah nggak tau,""Iya yah." jawab mama Yani. "Tadi pagi. marah-marah sama Fara, entah apa maksudnya,""Sudah, nggak pap
Aku Bukan Menantu Impian ku part 60. ujian rumah tangga.Sabtu pagi, Andi mengantarkan Fara untuk imunisasi sekaligus mengantar berkas untuk membuat akte kelahiran di rumah sakit tempat Fara melahirkan.Bayi kecil itu menjerit saat mendapatkan imunisasi pertama. Tapi hanya sebentar. Kemudian ia terdiam lagi. Sungguh menggemaskan."Bu Fara tidak sekalian pasang KB?" tanya dokter wanita yang terlihat cantik itu.Mendengar itu, Fara malah tersipu. Dia sangat malu mendengar pertanyaan itu. Juga bingung karena belum menentukan jenis KB yang ingin di ikuti. Ia menatap suaminya."Gimana kak?" tanya Fara pada suaminya.Andi ikut bingung sebentar. Tapi kemudian ia membuat jawaban sendiri. "Maaf, Dok. Kami belum menentukan jenis KB yang ingin di ikuti istri saya. Nanti kami pikirkan dulu di rumah," jawab Andi."Oh, baiklah. Tapi sebaiknya segera tentukan jenis KBnya. Ini sudah hampir empat puluh hari. Jangan sampai keduluan sama bapaknya ya, Bu. Masalahnya ibu masih harus menyusui selama dua
Aku Bukan Menantu Impian part 61. gara gara pil KB.Galih Cipta Anggara putra mereka tumbuh dengan ceria. Badannya gemuk pipinya gembul. Tentu saja cowok kecil itu menjadi kebanggaan kedua orang tuanya. Juga menjadi kesayangan mama Yani dan ayah Ridwan. Apalagi mereka tidak punya anak lelaki. Pak Angga juga begitu menyayangi cucu pertamanya ini. Tapi tidak untuk Bu Manda. Bahkan untuk menyentuhnya pun sangat jarang. Fara sempat heran, kenapa seorang nenek tidak tersentuh hatinya melihat cucu nya yang ganteng dan gemoy ini. Tapi Fara tak perduli. Dulupun dia begitu membenci neneknya yg dia pikir kurang sayang padanya. Tapi hidupnya normal aja kok. Emang kenapa kalo nggak di sayang sama neneknya? dunia tetap berjalan kok.Sudah banyak yang sayang pada galih. Tak perlu mengemis perhatian pada satu orang.**Setahun kemudian, tepat di hari ulang tahun galih yang pertama. Fara tak membuat acara apapun untuk putranya. Ia tak ingin membiasakan hal itu. Tapi hari itu ia mengucapkan selam
Aku Bukan Menantu Impian part 62. menantu dan mertua.Sepertinya, Fara belum bisa menerima keadaan ini.Selesai makan, segera di hampiri Fara yang masih bergelung di dalam kamar."Mau mandi, dek? Sini biar Galih sama kakak."Tanpa bicara, Fara pun meninggalkan suami dan anaknya kekamar mandi. Lalu membersihkan diri. Usai mandi ia masuk kekamar lagi untuk berganti pakaian."Dandan yang cantik. kita mau pergi,"Fara menoleh pada suaminya."Kemana?""Katanya ke bidan Diana, mau periksa. Mau nggak ke mall?""Nggak."Wajah Fara di tekuk lagi. Ia sungguh tak ada mood untuk membicarakan kehamilan saat ini. Tapi dia juga harus periksa untuk kebaikannya dan juga calon bayinya.Mengenakan dres di bawah lutut celana panjang dan pasmina hitam. Fara sudah siap.Sepanjang jalan Fara cukup bahagia. Moodnya membaik. Duduk di belakang di bonceng motor bersama anaknya, berceloteh ria. Kadang juga tertawa.Udara pagi, sinar matahari pun belum tinggi. Suasana cukup hangat. Mereka berputar putar mengeli
Aku Bukan Menantu Impian part 63. Lukanya Fara.Perih, itu yang di rasakan Fara. Kenapa wanita itu selalu memojokkan dan menyalahkan. Siapa yang ingin buru buru hamil. Tak ada juga yang mau.Fara hanya menghapus airmatanya. Andi pun hanya bisa terdiam."Maaf," hanya itu kata kata yang ia ucapkan. Sudah terlalu sering. Ia takut Fara bosan dengan itu semua. Ibunya tak pernah berubah. Selalu membuat suasana menjadi runyam.Bagi Fara, lukanya sudah membekas begitu dalam. Bahkan sudah meninggalkan trauma. Sedangkan Andi juga sebanarnya sudah tak kuat dan ingin melawan tapi tetap takut di sebut anak durhaka."Sudah kak. Nggak papa kok," bahkan Fara yang sudah terluka, yang kini menghiburnya."Iya dek. Makasih,"Galih sudah terdiam tak lagi menangis sejak neneknya keluar rumah. Harusnya seorang nenek itu menyayangi cucunya. Bukan menakuti. Apa mungkin galih akan menganggapnya seorang nenek? Mungkin saat ini anggapan itu tak penting. Tapi manusia ada masanya. Masa di mana seseorang akan me
Aku Bukan Menantu Impian part 63. Lukanya Fara.Perih, itu yang di rasakan Fara. Kenapa wanita itu selalu memojokkan dan menyalahkan. Siapa yang ingin buru buru hamil. Tak ada juga yang mau.Fara hanya menghapus airmatanya. Andi pun hanya bisa terdiam."Maaf," hanya itu kata kata yang ia ucapkan. Sudah terlalu sering. Ia takut Fara bosan dengan itu semua. Ibunya tak pernah berubah. Selalu membuat suasana menjadi runyam.Bagi Fara, lukanya sudah membekas begitu dalam. Bahkan sudah meninggalkan trauma. Sedangkan Andi juga sebanarnya sudah tak kuat dan ingin melawan tapi tetap takut di sebut anak durhaka."Sudah kak. Nggak papa kok," bahkan Fara yang sudah terluka, yang kini menghiburnya."Iya dek. Makasih,"Galih sudah terdiam tak lagi menangis sejak neneknya keluar rumah. Harusnya seorang nenek itu menyayangi cucunya. Bukan menakuti. Apa mungkin galih akan menganggapnya seorang nenek? Mungkin saat ini anggapan itu tak penting. Tapi manusia ada masanya. Masa di mana seseorang akan me
Aku Bukan Menantu Impian part71. Anton pulang kampung.Mama Yani dan ayah Ridwan juga Fara menyambut kedatangan sang tamu.Tpi mereka sempat heran. Bawaan keluarga ini banyak sekali."Begini, Ridwan dan Yani, sebelumnya saya minta maaf," ucap Anton ketika mereka sudah duduk di ruang tamu. "Sebenarnya saya akan pindah kekampung ini lagi. Sejak saya kena PHK, saya sudah tidak bekerja lagi. Rumah saya sudah di jual. Jadi saya membawa keluarga saya untuk tinggal di sini."Mereka semua terkejut dengan keputusan Anton. Mereka dulu yang ngotot menjual rumah dan sawah milik orangtuanya untuk biaya kuliah anaknya dan untuk membeli mobil. Sekarang mereka sudah tak punya apa-apa lagi di kampung. Tapi malah mau tinggal di kampung. Mobil mereka juga sudah terjual."Ya, sudah. Enggak papa. Untuk sementara waktu, kalian tinggal di sini," ucap ayah Ridwan."Tapi, gimana ya. Kita nggak ada kamar lagi," tutur mama Yani ragu.Meskipun kamar Fara dan Novi akan sering kosong karena kemungkinan juga merek
Aku Bukan Menantu Impian part 70, Novi menikah.Menyadari perubahan sifat mertuanya, hati Fara makin berbunga. Wanita itu kini memang berubah lebih perhatian pada Fara dan kedua anaknya. Seminggu sekali Bu Manda pasti datang dengan berbagai alasan. Membawa segala macam makanan untuk Galih dan Gania. Fara juga dapat jatah. Bu Manda sering membawakan Fara berbagai macam olahan ikan gurame. Kadang di asama manis, kadang di goreng, kadang juga di bakar. Bahkan sekarang, pak Angga sudah membuat kolam ikan di belakang rumah. Supaya tidak perlu membeli jika ingin masak ikan.Walau begitu memang perhatian Bu Manda lebih cenderung ke Gania. Maklumlah, Bu Manda tak punya anak perempuan. Jadi kasih sayangnya di tumpahkan untuk cucu perempuan nya. Setiap datang selalu saja membawa baju yang cantik buat Gania. Katanya modelnya lucu lucu. Sedang untuk galih, hanya sesekali Bu Manda memberikannya. Kata Bu Manda modelnya bikin bosan. Itu itu saja. Ya, memang itu adanya. Tapi sudahlah. Tak apa. Ba
Aku Bukan Menantu Impian part 69. Dua hari di rumah mertua.Besok hari Minggu. Jadi hari ini mereka akan menginap. Dari pagi hingga siang hari rumah pak Angga memang ramai. Dua orang cucunya sudah membuat kedua kakek nenek itu heboh.Galih begitu senang bisa berlarian dengan riang. Sedang Gania lebih banyak tidur. Bik Sumi uplek saja di dapur. Banyak sekali yg akan di masaknya hari ini. Gurame asam manis, goreng ayam. Soto juga sudah di siapkan bumbunya untuk besok. Semua adalah masakan kesukaan Andi dan Fara. Hari ini mereka di jadikan tamu istimewa atas perintah Bu Manda. Bu Manda juga tak pernah jauh dari Gania. Di dekapnya sepanjang hari. Hanya akan di serahkan pada Fara jika sedang ingin menyusu saja.Fara juga tidak boleh mengerjakan apapun. Setelah menoyusui Gania ia hanya boleh menonton tv dan tiduran. Kalau terlihat membantu bik Sumi, maka Bu Manda akan ngomelin bik Sumi. Pokoknya kontras dengan sikap Bu Manda beberapa waktu yang lalu.Sedang pak Angga juga sibuk dengan Gali
Aku Bukan Menantu Impian part 68. Bersatunya menantu dan mertua.Silih berganti hari hari datang dan pergi. Kehidupan Fara berlalu dan mengalir begitu saja. Dua bulan kini usia Gania.Dua bulan juga lamanya Bu Manda tak menampakkan diri di hadapan Fara. Sedangkan mama Yani, ayah Ridwan juga Novi hampir setiap minggu mereka menjenguk Galih dan Gania. Keduanya tumbuh dengan lucu.Suatu pagi, di mana Andi sedang menikmati hari bersama istri dan kedua anaknya.Ponsel Andi berbunyi nyaring."Asalamualaikum ayah," sapa Andi melihat nama ayah nya di layar handphone."Waalaikum salam. Andi, bisakah kamu datang dengan istri dan anak anakmu, ibumu sedang sakit. Tapi nggak mau di bawa kerumah sakit. Dia hanya ingin di tengok kamu,""Yah, maaf ya. Ibu hanya menginginkan Andi. Sementara Andi sekarang sudah beristri dan punya anak. Kalo ibu tak menginginkan keluarga Andi, berarti ibu tak perlu berharap kedatangan Andi. Andi nggak bisa ninggalin mereka, Yah. Mereka tanggung jawab Andi,""Makanya
Aku Bukan Menantu Impian part 67. Gania Putri Anggara Beberapa menit yang lalu, ponsel Andi yang di silent itu bergetar. Tapi saat itu masih jam kerja. Andi mengacuhkannya.Sekarang sudah jam istirahat. Andi sudah duduk di kantin untuk makan siang. Ia juga sudah pesan makanan yang di inginkan. Hari ini hari pertama masuk kerja sejak pulang dari rumah sakit. Kondisinya juga sudah cukup baik. Biaya rumah sakit kemarin menguras seluruh uangnya. Untung ayah Ridwan dan ayahnya ikut membantu. Kalau tidak, mungkin uangnya sendiri tidak akan cukup untuk membiayai biaya mereka berdua. Untuk saat ini, Andi memang belum mau menggunakan uang istrinya. Walau ia tau tabungan Fara juga cukup lumayan karena usahanya maju akhir akhir ini.Mengingat sekarang sudah tambah anak berarti tambah pula biaya hidupnya. Semangat kerja Andi pulih berkali lipat. Walau baru kemarin pulang dari rumah sakit ia juga tak mau berlama-lama libur.Andi mengambil ponselnya dan membukanya. Sebuah pesan wa masuk dari
Aku Bukan Menantu Impian part 66. Pulang.Novi mengambil Galih dari gendongan Andi."Kak Fara sudah siuman ya?" tanya Novi."Iya. Sudah. Tau dari mana?""Ayah yang telpon,""Apa nggak papa Galih kita bawa masuk keruang ibunya?""Nggak papa kak. Sebentar saja. Kasian dia kangen ayah ibunya. Galih nanyain kalian terus. Tapi untung dia nggak rewel, pintar lho dia. Sepertinya ngerti ayah ibunya dalam kesusahan,""Oh iya. Kamu pintar ya nak? pinter lah. Kan sudah punya adik. Itu adik nak,"Andi menunjukkan pada Galih kalau di dalam sana ada adiknya. Lucunya anak itu malah tak merespon, membuat Andi gemas sendiri. Di ciumnya kembali anak sulungnya itu. Tak percaya sudah punya anak dua. Sepasang lagi. Siapa yang tak bahagia cobak?"Kita jenguk kak Fara," usul Novi."Ayok,"Di depan ruang rawat Fara mama Yani, ayah Ridwan dan pak Angga sudah ada di sana. Sepertinya mereka baru keluar dari ruangan rawat Fara."Sudah tengok kak Fara?" tanya Novi."Sudah, tapi tak boleh lama lama. Waktunya di
Aku Bukan Menantu Impian part 65. Cucu perempuan.Mendengar kabar itu, semua bisa meloloskan napas. Sedikit lega. "Alhamdulilah," ucap mereka serempak."Bagaimana dengan ibunya dokter?" tanya Andi."Maaf, untuk saat ini ibu Fara belum sadarkan diri, karena pendarahan. Bayinya bisa di jenguk di ruang inkubator, sementara Bu Fara masih di UGD,"Bagai di sambar petir rasanya. Tubuh Andi luruh, duduk lemas di kursi roda. Ia menggeleng beberapa kali. Berusaha menolak kebenaran. Tapi kejadian ini benar-benar nyata adanya. Begitu juga mama Yani yang nampak tak setegar ayah Ridwan."Tolong siapkan juga pendonor darah, karena kemungkinan persediaan darah di rumah sakit tidak cukup.""Baik, dokter," ayah Ridwan yang menjawab.Andi sudah lemah lunglai. Menangis pun ia sudah tak malu lagi. "Kamu harus sabar," pak Angga memeluk putranya mencoba memberi kekuatan.Begitu juga Bu Manda mengelus punggung Andi. Mama Yani terduduk di lantai. Seluruh persendiannya rasa lepas. Airmatanya sudah tumpah
Aku Bukan Menantu Impian part 64. Melahirkan anak perempuan Tok, tok, tok.Mama Yani sambil mengucek matanya yang sangat mengantuk membuka pintu kamarnya. Ia sangat terkejut melihat Fara yang nampak kacau dengan berurai airmata."Fara, ada apa? Galih rewel?"karena memang sejak tadi Galih yang rewel, maka di pikiran mama Yani hanya Galih."Galih enggak papa, ma. Kak Andi kecelakaan,""Hah, apa?!""Kak Andi kecelakaan ma,""Kecelakaan? di mana?""Sekarang di rumah sakit sehat mulia, tolong ayah antar aku kesana ya, ma,""Iya, iya. Kamu siap siap biar di antar ayah. Biar mama yang jaga Galih,"Sementara, Fara bersiap mengambil kerudung bergo dan memakai jaket tebal, mama Yani membangunkan suami nya.Rumah sakit sehat mulia memang agak jauh. Jika di tempuh menggunakan motor dan keadaan sepi begini memakan waktu sekitar dua puluh menit.Tanpa banyak bertanya ayah Ridwan mengeluarkan motornya. Sambil memakai jaket dan mengenakan helm. Sepanjang jalan Fara menangis. Tak henti hentinya
Aku Bukan Menantu Impian part 63. Lukanya Fara.Perih, itu yang di rasakan Fara. Kenapa wanita itu selalu memojokkan dan menyalahkan. Siapa yang ingin buru buru hamil. Tak ada juga yang mau.Fara hanya menghapus airmatanya. Andi pun hanya bisa terdiam."Maaf," hanya itu kata kata yang ia ucapkan. Sudah terlalu sering. Ia takut Fara bosan dengan itu semua. Ibunya tak pernah berubah. Selalu membuat suasana menjadi runyam.Bagi Fara, lukanya sudah membekas begitu dalam. Bahkan sudah meninggalkan trauma. Sedangkan Andi juga sebanarnya sudah tak kuat dan ingin melawan tapi tetap takut di sebut anak durhaka."Sudah kak. Nggak papa kok," bahkan Fara yang sudah terluka, yang kini menghiburnya."Iya dek. Makasih,"Galih sudah terdiam tak lagi menangis sejak neneknya keluar rumah. Harusnya seorang nenek itu menyayangi cucunya. Bukan menakuti. Apa mungkin galih akan menganggapnya seorang nenek? Mungkin saat ini anggapan itu tak penting. Tapi manusia ada masanya. Masa di mana seseorang akan me