Home / Romansa / AKU BISA TANPA KAMU / KEGUNDAHAN DINDA

Share

KEGUNDAHAN DINDA

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-09-28 13:38:01
Nyatanya bukan perasaan lega yang kurasakan saat akhirnya majelis hakim memutuskan bahwa tuntutan perceraianku dikabulkan. Bukti-bukti yang memberatkan mas Bram memang sangat cukup membuat hakim sulit untuk menolak permohonanku.

Namun, ketidak-hadirannya di sidang kali ini dalam kondisi perubahan sikapnya semalam justru membuatku begitu gundah. Apa sebenarnya yang sedang terjadi dengan mas Bram?

Rifat, yang siang itu menyempatkan untuk hadir di persidangan juga nampak tak begitu berniat mendekatiku. Mungkin dia bisa melihat wajah tak cerahku sejak persidangan dimulai dan yang langsung keluar dari ruangan usai persidangan mendahului yang lain. Sementara Ema berjalan beriringan dengannya seperti sedang mengajaknya berbincang serius mengenai sesuatu. Namun jelas kulihat dari tempat dudukku jika pendangan lelaki itu sesekali menatapku penuh tanya.

"Din, pulang sekarang kan?" tanya Ema saat mereka berdua telah mencapai tempatku duduk. Aku menganggukkan kepala pelan.

"Mau kuantar?" t
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • AKU BISA TANPA KAMU   MEMBAWA LARI ICHA

    Kelelahan berlari mengejar mobil mas Bram membuatku akhirnya menyerah saat teringat keadaan ibu, mba Santi, dan anak-anaknya yang tadi kutinggalkan di rumah. Beberapa tetangga yang sempat melihatku, mulai mendekat untuk menanyai apa yang terjadi. Hingga akhirnya kuceritakan semua pada mereka. Lalu dengan bantuan para tetangga, aku pun membawa keempatnya ke klinik terdekat setelah putus asa karena tak kunjung berhasil membangunkan mereka. Dalam Kondisi panik karena Icha dibawa lari lagi oleh mas Bram dan kondisi keluargaku yang masih belum tersadar, hanya mas Hanif yang ada di dalam pikiranku untuk kuhubungi saat ini. "Ka-kamu tenang dulu ya, Din. Aku segera datang. Kamu jangan panik ya, tenang ya, tenang," ucapnya dengan sedikit terbata setelah menerima teleponku dan kuceritakan semua yang baru saja kualami. Tak berselang lama setelah kuputuskan sambungan telepon dengan mas Hanif, dokter memanggilku ke ruangannya. Melihat wajahku yang begitu kalut, dokter wanita itu memberikanku

    Last Updated : 2021-09-28
  • AKU BISA TANPA KAMU   DITANGKAPNYA BRAM

    Rifat menyambutku dan mas Hanif di lobby kantornya saat kami datang. Aku langsung celingukan berusaha menemukan dimana mas Bram dan anakku berada. "Bram masih dalam pemeriksaan," kata Rifat menyadari kebingunganku. "Icha mana, Mas?" tanyaku kemudian. "Icha ..." Rifat nampak terdiam sejenak menatapku. Dahiku mengernyit saat dia beralih menatap ke mas Hanif nampak sedikit kebingungan untuk berkata. "Tunggu di sini dulu aja, Din. Icha sebentar lagi datang kok," katanya kemudian. Bukannya tenang dan menuruti kata-katanya yang penuh tanda tanya, aku justru menjadi cemas. Kurasa ada yang sedang disembunyikan mereka berdua dariku saat ini. "Ada apa sih, Mas? Icha kenapa? Anakku kenapa?" Aku mulai mendekat padanya untuk meminta penjelasan. Ucapanku bahkan sepertinya terdengar sedikit kasar. "Din ... tenang." Mas Hanif seperti biasa berusaha membuatku tenang. "Icha nggak apa-apa. Tadi hanya terjatuh dan luka sedikit. Sekarang sedang dibawa ke klinik sama anak buahku. Sebentar lagi

    Last Updated : 2021-09-29
  • AKU BISA TANPA KAMU   KEJUTAN

    Satu minggu setelah permintaan maafku pada Rifat hari itu, aku pikir dia akan lebih sering menghubungiku. Tapi nyatanya dugaanku salah. Dia justru sama sekali tidak pernah muncul lagi. Bahkan dalam obrolan mas Hanif sekalipun, namanya tak pernah dia sebut. Lelaki itu seperti menghilang di telan bumi. Sementara itu, mau tak mau aku masih harus tetap mengikuti perkembangan kasus mas Bram karena bagaimanapun aku adalah salah satu yang terlibat dalam beberapa kasus yang dituntutkan kepadanya. Dua minggu berikutnya, saat aku dipanggil pihak kepolisian sebagai saksi korban kasus KDRT yang dilakukan oleh mantan suamiku itu, aku pun tetap tak melihat sosok lelaki itu di kantornya. Entahlah, namun tiba-tiba seperti ada yang hilang dari hidupku saat ini tanpa melihat kehadirannya lagi. Dan seperti siang ini, usai memenuhi panggilan guna memberikan saksi untuk kedua kalinya, aku berjalan dengan malas keluar dari lobby kantor Rifat. Meski langkahku sangat tak bersemangat, namun mataku mendad

    Last Updated : 2021-09-29
  • AKU BISA TANPA KAMU   PEKERJAAN BARU DIRA

    "Din, ayook! Kok belum siap siap sih?" Kepala mbak Santi menyembul dari balik pintu kamarku malam itu, membuatku yang sedang rebahan dengan putri semata wayangku kaget. "Siap-siap? Kemana, Mbak?" tanyaku keheranan. "Lhoh, gimana sih. Rifat emang nggak cerita?" "Mas Rifat? Cerita apa?" Aku pun segera bangkit dari posisi rebahanku mendengarnya menyebut nama lelaki itu. "Lhoh, gimana sih?" Mbak Santi mengacak rambutnya. Lalu bukannya menjawab pertanyaanku, mbak Santi malah berbalik badan memanggil-manggil suamimya "Mas! Mas Hanif! Gimana sih ...." Lalu suaranya tak terdengar lagi. Hanya samar dia seperti berbicara dengan mas Hanif di ruangan lain. Tapi entah apa. Aku dan Icha yang kebingungan, hanya saling pandang dan sama-sama mengedikkan bahu. Lalu kembali berbaring melanjutkan kesibukan kami menonton film kartun di HP yang sempat tergganggu dengan kehadiran mba Santi tadi. "Din, kok belum siap juga?" Tak berapa lama mbak Santi kembali ke kamarku lagi. Dengan malas aku pun m

    Last Updated : 2021-09-30
  • AKU BISA TANPA KAMU   GALAU

    Hari berganti dan aku jadi sulit memejamkan mata setiap malam memikirkan lamaran Rifat waktu itu. Bukan karena aku tak menyimpan perasaan apapun padanya, melainkan rasa trauma yang masih membekas tentang hubunganku dengan mas Bram. Bagaimanapun juga, masih ada sedikit rasa ketakutan yang membayang. Bagaimana jika kehidupan rumah tangga keduaku nanti berakhir sama dengan yang sebelumnya? "Belum juga bisa kamu putuskan?" Mbak Santi tiba-tiba sudah duduk di sebelahku malam itu. Sejak Icha tertidur satu jam yang lalu, aku memang menghabiskan waktu sendirian di serambi rumah memandangi bintang-bintang yang banyak bertaburan di langit malam itu. "Belum, Mbak. Aku masih bingung." "Ini sudah berminggu-minggu lho, Din. Kasihan Rifat menunggu tanpa kepastian." Mbak Santi menatapku dengan serius. "Tapi bagiku ini tidak semudah itu, Mbak. Aku seperti masih punya ketakutan kejadian yang sama akan terulang lagi." Kudengar helaan nafas cukup berat dari wanita yang duduk di sampingku itu. "

    Last Updated : 2021-09-30
  • AKU BISA TANPA KAMU   KELUARGA BARU

    Usai melangsungkan pernikahan kami tiga bulan setelah aku menerima lamaran lelaki itu, Rifat langsung memboyongku dan Icha ke rumahnya. Sebuah rumah pribadi yang tidak besar namun terkesan sangat bersih dan terawat. Sebelum akhirnya kami menikah, aku dan Icha memang telah beberapa kali diajak ke rumahnya ini. Namun tetap saja, tinggal bersamanya tentu sangat berbeda. Tiga bulan saling mendalami sifat masing-masing rasanya juga belum cukup untuk mengenal semua kebiasaan-kebiasaan suami keduaku ini. "Aku bahagia akhirnya bisa membawamu ke sini, Dinda," ucapnya malam itu setelah aku selesai menemani Icha tidur di kamar barunya. "Aku juga," jawabku malu-malu. "Tapi, Mas, kenapa sepertinya ada yang aneh ya dengan rumah ini?" Mataku bergerak ke sekeliling mencoba mencari tahu apa yang sejak tadi kurasakan tidak biasa di rumah suamiku ini. "Oya? Apa itu?" Rifat justru merasa penasaran dengan pernyataanku. Dia sedang mengamatiku dengan serius saat akhirnya aku berhasil menemukan apa y

    Last Updated : 2021-09-30
  • AKU BISA TANPA KAMU   MASALAH DALAM HIDUP

    Lima tahun kemudian ...Hari itu di rumah keluarga Hanif, suasana nampak sangat meriah. Sudah lima tahun sejak diangkatnya Hanif menjadi kepala cabang perusahaan cargo milik Pak Arno, rumah bu Ranti yang dulunya sangat sederhana, kini telah berubah menjadi lebih mewah. Hanif sebenarnya bukan orang yang suka menghamburkan harta untuk sesuatu yang tidak terlalu penting. Namun demi kebahagiaan istri serta ibu mertuanya, Hanif berusaha memberikan hunian yang lebih nyaman untuk keluarganya itu. Selain merenovasi rumah, Hanif pun kini telah memiliki sebuah mobil pribadi dan seorang asisten rumah tangga yang bertugas membantu Santi untuk menjaga ketiga buah hati mereka, Rani, Rino, dan si kecil Afika.Bu Ranti, semakin hari justru terlihat semakin segar. Raut tua dan lelahnya kini tak begitu nampak lagi. Santi bahagia melihat ibunya lebih bahagia di masa tuanya. Di halaman rumah yang kini terlihat asri oleh taman dan arena bermain itu sejak siang telah dihiasi dengan balon-balon dan perna

    Last Updated : 2022-08-30
  • AKU BISA TANPA KAMU   SAKITNYA PAK ARNO

    "Jadi kamu berpikir Dinda dan Rifat sedang ada masalah?"Hanif sepertinya tak percaya saat istrinya membicarakan tentang Dinda malam harinya. Namun anggukan Santi tak ayal membuat Hanif menautkan kedua alisnya juga."Tapi apa?" tanya Hanif tak mengerti. Sejak Dinda resign dari kantor tempat mereka bekerja, Hanif memang sudah jarang berkomunikasi dengan adik iparnya lagi. Walau sesekali dia masih bertemu dengan Rifat untuk sekedar menikmati secangkir kopi di kafe. "Rifat kelihatannya baik-baik saja selama ini lho, Dek," lanjutnya kemudian."Ya kan itu Rifat, Mas. Dinda kan belum tentu.""Lha trus apa? Dinda cerita apa sama kamu?""Dinda sih

    Last Updated : 2022-08-31

Latest chapter

  • AKU BISA TANPA KAMU   RENCANA LAIN PAK ARNO

    Usai ditemui bu Intan, beberapa myhari berikutnya Hanif menjadi lebih waspada. Percakapan w******p Delisha dengan seorang yang disebutnya notaris yang menyuruh Delisha mengambil berkas-berkas penting di kantornya untuk dipindahtangankan secara paksa itu membuatnya harus ekstra hati-hati. Meskipun kenyataannya, Hanif harus mentertawakan kebodohan orang-orang yang menyangka bahwa perusahaan sebonafid milik pak Arno itu dipikir akan menyimpan berkas-berkas aset penting di kantor. 'Penjahat yang sangat bodoh rupanya,' kata Hanif dalam hati. Pak Arno bukan orang amatir dalam dunia bisnis. Perusahaan yang dirintisnya bertahun-tahun dari nol itu tak mungkin mengamankan berkas-berkas aset berharganya sembarangan. Orangtua itu jelaslah sudah menyimpannya di tempat yang sangat aman. Namun kenyataannya, Delisha memang membabi buta dalam bertindak. Mengincar harta ayah angkatnya dengan caara yang kotor namun tanpa perhitungan. Hingga kemudian hari yang ditunggu Hanif pun tiba. Saat pagi itu di

  • AKU BISA TANPA KAMU   KETAHUAN

    Hanif baru akan menyalakan mesin mobilnya di parkiran sebuah kafe usai bertemu dengan seorang klien malam itu, saat sebuah suara menghentikannya."Pak Hanif, tunggu!" teriakan seorang wanita. Saat Hanif menoleh, ternyata bu Intan sudah ada di samping pintu mobilnya yang kacanya belum sepenuhnya tertutup."Bu Intan? Ngapain di sini?" tanya Hanif keheranan."Pak, saya ingin bicara sebentar. Ini penting, Pak. Menyangkut bu Delisha," ucap wanita itu sedikit terbata. Hanif sontak mengernyitkan dahi. Haruskan dia percaya pada wanita yang ternyata sudah berkhianat pada kepercayaan yang diberikan selama bertahun-tahun oleh pakdhenya itu? Hanif ragu.Melihat ketidakpercayaan dalam sorot mata mantan atasanny

  • AKU BISA TANPA KAMU   KEMBALINYA ICHA

    "Baju-baju Icha mau diapakan, Yah?" Icha sedikit kaget melihat Bram sedang duduk di lantai rumah dan memasukkan baju dan barang-barang Icha ke dalam tas besar."Ke sinilah, Cha. Duduk dekat ayah," ucap Bram.Icha melangkah pelan mendekati ayahnya. Lalu duduk bersila sembari memperhatikan Bram yang hampir selesai memasukkan semua barang ke dalam tasnya."Ayah tau beberapa hari ini kamu sedang mikirin ibu. Kamu pasti kangen kan sama ibu?""Enggak kok, Yah," sahut anak itu."Dengarkan ayah dulu. Ayah ini sudah mengenalmu sejak kamu bayi, Cha. Ayah juga bisa merasakan apa yang kamu rasakan. Sama kayak ibu. Hari ini tadi ayah ketemu sama

  • AKU BISA TANPA KAMU   PENGAKUAN BU INTAN

    Kekacauan di rumah Hanif karena marahnya Santi dan bu Ranti rupanya terbawa oleh Hanif sampai di kantor. Penampilan sang direktur hari itu sangat kusut membuat beberapa staf berbisik-bisik usai menyambutnya."Tolong kumpulkan seluruh staf. Ada hal penting yang ingin saya bicarakan," kata Hanif cepat pada salah satu karyawan sebelum dirinya masuk ke ruang kerjanya.Delisha yang rupanya telah berada di ruangannya itu sedikit kaget melihat kekacauan di wajah Hanif."Ada apa? Kenapa kacau begitu, Hanif?" tanyanya basa-basi. Padahal wanita itu sudah bisa menduga pasti telah ada sesuatu yang terjadi di rumah Hanif hingga lelaki itu nampak sangat kacau pagi itu."Bukan urusanmu!" gertak Hanif. Dia b

  • AKU BISA TANPA KAMU   TERJEBAK

    Kian hari Delisha makin gencar mendekati Hanif. Sementara bu Intan berada pada dilemanya dari hari ke hari. Meski pada awalnya dia tergoda dengan tawaran sang anak angkat pemilik perusahaan untuk merebut kepemimpinan dengan iming-iming sebuah mobil mewah, namun rupanya semakin ke sini hatinya tak tega juga menyaksikan niat jahat Delisha pada Hanif."Tolong hentikan, Bu. Pak Hanif itu orang baik. Ibu jangan libatkan pak Hanif dalam rencana ibu," pintanya siang itu pada Delisha saat wanita itu datang berkunjung ke ruang kerjanya."Siapa sih memangnya yang melibatkan Hanif? Aku hanya memperalatnya saja, bu Intan. Itu beda.""Itu malah lebih menyedihkan, Bu. Saya mohon hentikan saja ini. Pak Hanif itu sangat dekat dengan Pak Arno. Saya yakin jika Anda bisa baik dengannya,

  • AKU BISA TANPA KAMU   KEGELISAHAN ICHA

    Malam itu pukul 12 malam, warung kopi Bram sudah tampak sepi. Lelaki yang sudah mulai sedikit tumbuh jenggot di dagunya itu terlihat sedang membersihkan peralatan kotor sambil sesekali melirik ke anaknya yang duduk termenung di sebuah bangku pelanggan yang kosong.Malam minggu, Bram biasanya membiarkan Icha untuk menemaninya hingga larut. Walau biasanya Icha akan sudah mengantuk saat jarrum jam menunjuk angka 9. Kali ini sedikit berbeda. Anak gadis kecilnya itu berulang kali mengatakan bahwa dirinya belum mengantuk kala Bram menanyainya. Hingga kemudian saat jam menunjuk angka 12, Icha pun masih terjaga menemani sang ayah berjualan.Selesai dengan pekerjaannya, Bram pun melangkah pelan menghampiri Icha dengan dua gelas teh panas di tangannya."Belum ngantuk juga,

  • AKU BISA TANPA KAMU   NEKAT

    Tiga minggu setelah kehadiran Delisha di kantor cabang itu, para karyawan akhirnya sudah menjadi semakin terbiasa dengan kehadirannya. Wanita yang sering berkeliling dan menegur para karyawan yang sedang ngobrol atau bersantai sejenak di sela-sela aktifitas pekerjaan mereka itu bagai momok yang selalu dihindari setiap karyawan di perusahaan cargo milik pak Arno. Meski begitu, tetap saja, ada beberapa orang yang senang sekali mencari muka pada atasan baru yang terkenal sangat sadis dan sok disiplin itu.Hanif sendiri semakin ke sini semakin merasa tak nyaman. Bukan hanya karena kepemimpinannya yang seolah jadi bercabang dengan adanya wanita itu. Namun juga karena sikap Delisha yang terkadang sangat menganggu privasinya.Sebagai lelaki normal, Hanif merasa tak akan sanggup jika terus-terusan mendapat godaan dari putri angka

  • AKU BISA TANPA KAMU   RUMOR

    Meski telah berusaha menjelaskan pada Bram tentang kondisi rumah tangganya dengan sang suami yang telah membaik, nyatanya malam itu Dinda tetap gagal membawa Icha pulang.Padahal sesuai janjinya, Rifat telah mencarikan seorang asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaan sang istri. Dinda juga telah berjanji untuk menjadi ibu yang lebih baik lagi. Namun rupanya Icha telah terlanjur nyaman dengan kehidupan barunya bersama sang ayah.Tangis kesedihan tak terbendung lagi saat perjalanan mereka pulang ke rumah. Rifat yang bisa merasakan kesedihan Dinda pun hanya bisa membiarkan wanitanya itu larut dalam tangisan. Tak sedikit pun lelaki itu berniat untuk menghentikan tangisan Dinda. Hanya sebelah tangannya yang sesekali mengusap punggung untuk sekedar menenangkan hati istrinya.

  • AKU BISA TANPA KAMU   BRAM DAN WARUNG KOPI

    Siang itu Bram sudah bersiap untuk menjemput Icha di sekolah saat bu Lis menghadang di depan motornya."Ada apa, Bu?""Kamu mau kemana, Bram.""Jemput Icha lah. Kemana lagi?"Nampak orangtua itu menghembuskan nafas berat."Kenapa sih, Bu?""Ibu kok kangen ya Bram sama Dira. Bisa nggak habis ini kamu anterin ibu ke rumah Dira?""Ke Surabaya? Ya nggak bisa lah, Bu. Ibu kan tahu sekarang aku ada tanggungan ngurus Icha. Ibu pergi sendiri aja deh naik bis. Nanti Bram antar ibu ke terminal atau agen bisn

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status