Home / Rumah Tangga / AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI / Bab 45 Kecelakaan - Kritis

Share

Bab 45 Kecelakaan - Kritis

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2022-05-16 16:31:30

Aku siap-siap mengantar Zahra ke sekolah karena hari ini dia ada tes harian. Nggak boleh telat, apalagi tes di jam pertama. Gegas kukeluarkan motor dari dalam kontrakan.

Zahra pun buru-buru mengenakan jilbab putihnya lalu keluar rumah sudah dengan seragam dan tas lengkap. Dia memang sudah cukup mandiri di usianya kini.

Jika aku masih sibuk di dapur atau packing orderan pun, anak gadisku itu ikut membantu. Beberes rumah yang dia bisa atau memintaku untuk menggunakan tenaganya.

Aku sangat bersyukur memiliki Zahra yang begitu pengertian. Tak banyak mengeluh tentang keadaan, cekatan dan dia juga bukan anak yang manja.

Apapun yang dia minta selalu berusaha kupenuhi, hanya saja jika belum mampu dia mau menahan keinginannya. Mau menabung sedikit demi sedikit sampai cukup untuk membeli barang yang diinginkannya. Dia anak yang cukup sabar dibandingkan dengan anak lain seusianya.

"Kunci sekalian, Ra," ucapku pada anak gadisku itu. Dia pun mengangguk pelan.

"Ini kuncinya, Bu. Zahra masukka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ovi Ardhani
ahhh thor lanjut donkkj
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 46 Permintaan Sulit

    Kulihat malaikat tanpa sayapku itu terbaring lemah di pembaringan. Banyak perban di sana-sini, selang infus pun tertancap di tangannya. Bapak mengedipkan matanya ke arahku. Duka itu menggantung di wajahnya yang menua. "Pak ... bagaimana keadaan bapak sekarang? Bapak harus sembuh, ya?" Aku terisak di sampingnya. Mencium punggung tangannya yang mengeriput. Kedua mata itu pun berkaca-kaca melihatku begitu berduka. Ya Allah ... aku benar-benar takut kehilangan bapak. Aku takut bapak pergi sebelum aku bisa mewujudkan semua impian-impiannya. Panjangkan lah umurnya, agar dia bisa menjadi wali dan menyaksikan hari bahagiaku nanti. Seperti yang dia inginkan selama ini. "Zahra mana?" Lirih kudengar suara bapak menanyakan cucu kesayangannya. "Di Jakarta sama Mbak Mayang, Pak. Kasihan dia kalau diajak ke sini," ucapku lirih. Kuseka bulir bening yang menetes di kedua pipinya yang mengeriput. "Rony baik-baik saja, kan? Kasihan dia," tanya bapak lagi. Aku pun kembali menyeka air mata yang meniti

    Last Updated : 2022-05-17
  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 47 Kejutan Spesial

    Hari keenam di rumah sakit, Bapak sudah mulai membaik dan diizinkan pindah ke ruang perawatan untuk pemulihan, Rony pun sudah membaik namun belum dipindah ke ruang rawat. Dia masih di ruang ICU. Kata Dokter, jika hari ini makin membaik InsyaAllah besok juga akan dipindah ke ruang rawat. Sejak keputusan Bapak untuk menikahkanku dengan Rony lima hari lalu, tak ada obrolan lagi tentang itu. Bahkan Pakde Samsul dan Budhe Nur pun belum memberikan keputusan apa pun. Mereka bilang, keputusan ada di tangan Rony. Biar dia yang menjawab, iya atau tidak. Sementara Mas Hanan masih tetap mengurus semua keperluan Bapak, tanpa pernah memaksaku menjawab apa jawaban istikharahku selama ini. Ya ... semua diam seolah tak terjadi apa-apa dan tak ada pembahasan apa-apa sebelumnya. "Bagaimana jawaban Pakde Samsul, Wit?" tanya Bapak di sela-sela sarapan paginya. Aku menyuapi Bapak dengan menu bubur ayam. "Belum ada jawaban, Pak. Pakde Samsul masih sibuk mengurus Rony, lagipula Pakde bilang semua kepu

    Last Updated : 2022-05-17
  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 48 Kok Bisa Begini?

    Pagi yang cerah. Mentari pagi menyinari bumi. Hangat. Kuhembuskan napas lega setelah melewati perjalanan panjang yang menengangkan. Sejak kemarin sore, Mas Hanan menginap di rumah pakde Samsul. Mereka ingin menjamu dengan makanan 'ndeso' katanya. Betapa bahagianya aku melihat keikhlasan dua lelaki itu. Mereka tak ada yang memaksakan kehendak. Menerima segala keputusan yang ada dengan lapang dada, saling merangkul dan melayangkan doa untuk kebaikan bersama.Indahnya dunia seandainya masing-masing orang memiliki keikhlasan dan tak bersikap memaksa seperti mereka. "Assalamu'alaikum." Terdengar salam dari luar. Ibu yang masih sibuk di dapur gegas menjawab salam dan keluar menuju pintu. "Wa'alaikumsalam. MasyaAllah Zahra ikut ke rumah Mbah Putri?" Ibu terdengar begitu girang. Ibuku yang menua dengan daster dan hijab simpelnya. Hijab yang warnanya sudah memudar, tapi masih terus dipakainya. Kadang ada luka yang menganga di dalam sana, betapa selama ini aku kurang memperhatikan ibuku.

    Last Updated : 2022-05-19
  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 49 Ternyata...

    "Gimana kabarnya, Ul?" tanya Rony dengan senyum lebarnya. "Baik, Ron. Kamu sendiri apa kabar? Sudah lama nggak ketemu, ya," ucap Mbak Ulya kemudian. Mereka saling melempar senyum."Iya sudah enam tahunan, kan? Sejak aku pergi ke Korea lost contact kita," ucap Rony lagi. Rony memang kerja di Korea sekitar lima tahunan, kontrak pertama tiga tahun lantas ada perpanjangan kurang lebih dua tahun. Baru pulang sampai sekarang. Bapak bilang mulai membuka usaha kuliner dan bengkel. Tapi aku masih heran dan bingung, kenapa mereka bisa saling kenal? Dimana bertemunya dan kapan? Apa sebelum Rony pergi ke Korea? Iya, saat dia kerja di Jakarta untuk modal kerja di Korea itu? "Bener banget kurang lebih enam tahunan. Ohya kamu nggak tahu kan kalau bos kita dulu itu papanya Pak Hanan?" Rony tampak kaget mendengar cerita dari Mbak Ulya. Dua insan beda kelamin itu pun menoleh ke arah Mas Hanan yang sudah duduk santai di sofa. "Benarkah? Wah, ternyata dunia itu berasa sempit, ya?" Mbak Ulya mengang

    Last Updated : 2022-05-19
  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 50 Depresi

    Pagi-pagi kuantar Zahra ke sekolah. Hari ini minggu terakhir masuk sekolah karena besok libur. Rencananya bakda maghrib nanti, Mas Hanan akan menjemputku dan Zahra. Dia ingin memperkenalkan kami dengan papa da adiknya, untuk mempererat hubungan keluarga, katanya. Setelah sampai halaman sekolah, kuantar Zahra masuk kelas. Gegas kulangkahkan kaki menuju ruang guru untuk bertemu dengan wali kelasnya, sekadar menanyakan perkembangan Zahra di sekolah. Apalagi kemarin aku tinggal seminggu lebih di kampung halaman. "Zahra Alhamdulillah perkembangan belajar dan nilai-nilainya bagus, Bu Wita. Dia juga sekarang jauh lebih ceria dan bersemangat di setiap pelajaran. Waktu istirahat juga digunakan untuk bermain dengan teman-temannya. Tapi-- "Tapi kenapa, Bu? Ada yang salah dengan Zahra?" tanyaku penasaran. "Soal Annisa, Bu. Sekarang dia justru lebih sering murung di kelas. Nilai-nilainya juga turun drastis, sering nggak masuk juga dengan alasan sakit. Saya sudah berusaha menghubungi orang tu

    Last Updated : 2022-05-19
  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 51 Akhir Sebuah Pertemuan

    Bakda maghrib, Mas Hanan menjemput ke kontrakan. Aku dan Zahra pun segera menaiki mobilnya karena waktu sudah hampir setengah tujuh malam. Zahra duduk santai sembari menikmati pemandangan dari jok belakang, sementara aku duduk di depan samping Mas Hanan. "Suka nggak gamisnya?" tanya Mas Hanan. Dia menatapku beberapa detik lalu kembali fokus ke stirnya. Gamis yang aku dan Zahra pakai malam ini memang pemberian Mas Hanan. Ulya yang menyerahkannya kemarin. Meski berulang kali kutolak, nyatanya dia tetap meletakkan gamis couple ini di atas etalase. Gamis berwarna hijau tosca yang cantik. "Gamis segini cantiknya masak nggak suka? Jelas suka, cuma lain kali nggak usah ya, Mas. Lagipula, ini kelihatan mahalnya," ucapku lagi. Mas Hanan hanya tersenyum tipis."Buat kamu dan Zahra nggak ada kata mahal." Aku pun menoleh. "Pinter banget jawabnya," balasku kemudian. Lagi-lagi dia kembali terkekeh. Setelah sampai halaman rumah Mas Hanan, aku meminta Zahra untuk turun dari mobil perlahan. Rumah

    Last Updated : 2022-05-23
  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 52 Balasan Telak

    Pov : Yuli Mataku terasa begitu berat. Menangis pun rasanya percuma. Keadaan tetap tak bisa kembali seperti semula. Rumah, harta satu-satunya yang kumiliki sudah terjual beberapa hari yang lalu. Ah sudahlah. Daripada aku pinjam sana-sini yang ada hanya dapat makian, lebih baik jual yang ada. Toh masih ada rumah peninggalan bapak dan ibu. Begitulah, kini aku tinggal bersama Aris di rumah peninggalan orang tua. Aku sudah membicarakan hal ini jauh-jauh hari dengannya. Mungkin karena itu pula dia akhirnya memilih kredit rumah daripada harus kumpul denganku. Dia bilang, nggak enak kalau nanti punya istri lagi harus kumpul satu atap denganku. Yasudah, terserah. Rumah minimalis itu laku tak terlalu banyak, hanya sembilan puluh juta karena memang aku jual cepat. Kasihan Denis, uang sekolahnya belum terbayar. Berulang kali diminta guru untuk memberitahuku soal itu. Uang gedung, uang bulanan dan uang pembelian buku, semua sudah kulunasi. Biaya sekolah Annisa pun sudah lunas. Aku juga sudah

    Last Updated : 2022-05-24
  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 53 Tak Berkutik

    Ponsel berdering beberapa kali. Aku yakin telepon dari Mbak Ulya. Dia bilang akan menjemputku ke kantor karena Mas Hanan masih ada urusan jadi tak bisa menjemput. Rencananya, hari ini akan ke butik untuk fitting baju pengantin. Butik milik mama memang dikelola Syifa, namun Mas Hanan malas minta tolong adik semata wayangnya itu untuk membuatkan baju. Dia memutuskan untuk mengambil dari butik sahabat almarhum mama saja daripada harus meminta Syifa untuk membuatkannya.Mas Hanan nggak ingin acaranya berantakan jika hari H Syifa justru sengaja merusak baju yang sudah dipesannya. Dia nggak mau mengambil resiko terburuk. Meski papa meminta Mas Hanan untuk minta tolong Syifa saja, namun Mas Hanan tetap menolak. Bersikukuh dengan keputusannya sendiri. "Hallo, Mbak Wita. Sudah siap belum? Aku jemput sekarang, ya?" tanya Mbak Ulya dari seberang. Sepertinya dia masih di kantor karena suara cukup berisik."Iya, Mbak. Tapi jemput Zahra dulu, ya?" balasku kemudian. "Sekalian aku jemput saja, Mba

    Last Updated : 2022-05-24

Latest chapter

  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 103B Takdir Yang Indah [End]

    Wita benar-benar tak menyangka jika ibu dan keluarga Ulya datang dalam acara ini karena pagi tadi saat dia menelepon, mereka sama-sama bilang sibuk. Ibunya bilang ada acara penting jadi tak bisa mengobrol terlalu lama dengannya via telepon, sementara Ulya bilang mau ke luar kota. Dia tak menyangka jika alasan itu sengaja mereka pakai untuk memuluskan rencana. Iya, ibu dan Ulya memang sibuk ke luar kota, tapi Wita tak mengira jika mereka sama-sama dalam perjalanan ke Jakarta dan sengaja ingin memberikan kejutan spesial untuknya dan keluarga kecilnya. Syifa menyambut mereka dengan senyum lebar dan pelukan hangat. Pura-pura tak peduli dengan kekagetan kakak iparnya, Syifa segera mengajak para tamunya untuk masuk ke rumah dan duduk bersama tamu-tamu lainnya. Kedua mata Syifa dan Wita bertemu. Mereka pun tersenyum lalu terkekeh dengan mata yang sama-sama berkaca. Wita benar-benar tak menyangka jika Syifa akan memberikan kejutan spesial seperti ini untuknya. Ucapan terima kasih pun terden

  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 103A Takdir Yang Indah

    Dua wajah cantik terlihat di depan mata. Syifa dengan senyumnya yang memikat dan putri sulungnya masih masih terlelap. Wita sangat bersyukur melihat keadaan adik iparnya itu membaik pasca pendarahan kemarin. Syifa berulang kali memeluk kakak iparnya dan mengucapkan terima kasih karena sudah mengajarinya banyak hal tentang sabar dan ikhlas. Kini, kesabarannya menanti buah hati sekian tahun telah terobati dengan hadirnya si kecil dalam hidupnya. "Sehat-sehat ya, Syif. Selamat menikmati masa-masa mendebarkan ini. Begadang, mengasihi, bau ompol dan banyak hal yang kelak akan menjadi kenangan tersendiri buatmu bahkan tak jarang akan menjadi kenangan yang amat dirindukan tiap ibu," ucap Wita saat melihat iparnya duduk di sofa ruang tengah sembari menggendong malaikat kecilnya. Syifa menatap Wita lagi dan lagi lalu tersenyum lebar. Semenjak kepergian papanya, Wita sering kali menjadi tempatnya mencurahkan segala resah di saat suaminya sibuk bekerja. Wita tahu banyak hal tentang kegundahan S

  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 102 Kabar Yang Berbeda

    "Apa ini, Sayang?" tanya Hanan saat melihat sebuah undangan di meja kerja Wita. Kebetulan sore ini Hanan menjemput istri dan anak-anaknya di butik tempat Wita menghabiskan sebagian waktunya di sana beberapa hari belakangan. PuZa Butik itu cukup terkenal dan banyak konsumen yang datang membeli beragam aksesoris hijab dan gamis-gamisnya. Meskipun usaha offline dan online gamis beserta hijabnya sudah melejit, tapi Wita masih mempertahankan usaha handmadenya. Beragam kerajinan masih diproduksi oleh beberapa karyawannya yang setia menemaninya sejak tinggal di kontrakan sampai sekarang memiliki ruko sendiri. Beragam aksesoris hijab mulai dari bros, head piece, kalung, anting dan lain-lain. Berbahan flanel pun ada mulai dari gantungan kunci, jam dinding dengan beragam bentuk, sepatu buat bayi, bunga hias, kotak tissu hias dan lainnya. Aksesoris handmade itu dipajang tersendiri di bagian depan ruko sebelah kiri, sementara bagian kanan ada beberapa set gamis dengan hijabnya dan lantai ata

  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 101 Hukuman

    Seminggu dirawat di rumah sakit, akhirnya Zikri diperbolehkan pulang. Laki-laki itu benar-benar tak mengingat siapapun kecuali istrinya. Naomi kini sudah menjalani pemeriksaan dan ditahan di kantor polisi. Sementara Zikri pulang ke rumahnya didampingi Bi Sumi sebagai asisten rumah tangganya. Anjas dan Hanan masih memiliki hati, membiarkan Zikri pulih lebih dulu baru mengurus penangkapannya. Kasusnya ditangguhkan beberapa saat sampai Zikri bisa diajak kompromi. Semua bukti sudah ada dan kini diurus oleh pengacara Hanan. Hanan dan Syifa cukup lega setelah berhasil mengetahui siapa pengirim surat ancaman di hari kepergian papa mereka itu. Laki-laki yang juga menjadi dalang teror keluarganya beberapa hari belakangan. Zikri merencanakan banyak hal untuk menghancurkan bisnis dan keluarga Hanan. Kebenciannya terlalu dalam pada Hanan dan keluarganya sejak dia di penjara dia tahun silam. Tak hanya sekali Zikri dan Naomi merecoki kehidupan Hanan dan Wita, tapi berulang kali. Mereka seolah

  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 100 Amnesia

    Semalaman Naomi tak bisa tidur. Dia hanya guling-guling di kasur sembari sesekali membayangkan kehadiran kedua orang tuanya kembali. Papa dan mamanya telah tiada. Seharusnya dia bahagia karena masih memiliki kerabat dekat yaitu sang paman, adik kandung papanya sendiri. Namun, kerabat dekatnya justru membuat hidupnya di ambang kehancuran. Mereka yang awalnya terlihat baik, mendukung dan merangkul Naomi yang kesepian, justru bersekongkol merebut apa yang papanya wariskan. Terlebih saat Naomi masuk penjara. Rumah dengan segala fasilitasnya habis tak bersisa. Semua sudah berganti nama sang paman, lengkap dengan tandatangannya sendiri. Naomi tak sadar kapan dia menandatangani surat itu. Yang dia tahu, sang paman sering datang menjenguknya di awal-awal Naomi masuk penjara. Meminta perempuan itu menandatangani ini itu dengan alasan syarat untuk banding, minta keringanan, pembebasan bersyarat dan alasan lainnya. Kenyataannya, Naomi tetap menjalani masa tahanan normal seperti pada umumnya

  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 99 Pesan Istimewa

    Mobil yang dikendarai Hanan berhenti di garasi. Suasana sudah cukup malam, nyaris jam sebelas mereka sampai di rumah. Pak Sasro turun dari mobil diikuti Ahmad dan Naomi. Perempuan itu terdiam sejenak di samping mobil sebelum akhirnya mantap melangkahkan kaki menuju teras. Gerbang ditutup dan dikunci oleh Pak Sasro, sementara Hanan membuka pintu utama. Terdengar jawaban dari Wita dan Syifa dari ruang makan saat Hanan mengucap salam. Kedua perempuan itu melangkah beriringan menuju ruang tengah. Keduanya shock saat melihat Naomi berdiri di antara Pak Sasro dan seorang laki-laki yang belum mereka kenali. "Naomi?" Syifa pun ternganga melihat perempuan itu bergeming tak jauh darinya. "Zikri yang meminta Ahmad melakukan semua itu, Sayang." Hanan menjatuhkan bobotnya ke sofa lalu Wita dan Syifa pun duduk di sebelahnya. "Mas Anjas mana, Kak?" Syifa terlihat cemas saat suaminya tak ikut dengan mereka. Dia takut jika Anjas kenapa-kenapa, apalagi saat ini posisinya sedang hamil muda. "An

  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 98 Kecelakaan

    "Apa yang terjadi, Njas? Zikri gimana?" Hanan kembali bertanya dengan sedikit gugup. "Zikri kecelakaan saat mau numpang di truk sayur, Mas. Dia terjatuh lalu terserempet mobil. Sekarang kami bawa ke rumah sakit Khadijah. Sebaiknya Mas Hanan langsung ke kantor polisi saja untuk mengurus masalah ini. Dengan begitu, polisi akan lebih cepat bertindak dan mengusut kejahatan Zikri dan Naomi. Barang kali ada kejahatan lain yang belum kita ketahui." "Oke, Njas. Kamu hati-hati di sana." "Siap. Nanti kalau ada sesuatu aku kabari lagi. Sekarang baru mau ke UGD, Mas. Pak Sasro kuminta balik ke rumah Zikri. Takutnya Naomi sama Ahmad kabur kalau cuma Mas Hanan yang menjaga mereka." "Oke, Njas. Kalau begitu aku tunggu Pak Sasro datang." Anjas mengiyakan lalu menutup obrolan. Di saat menunggu kedatangan Pak Sasro itu, Hanan pun mulai berpikir jika ucapan adik iparnya itu ada benarnya. 'Sebaiknya memang meminta bantuan polisi untuk mengusut tuntas soal ini. Setidaknya agar papa lebih tenang di

  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 97 Dia Dalangnya

    Rumah dua lantai itu terlihat sepi. Pagarnya pun terkunci rapat. Tak ada motor atau mobil di garasi. Sunyi dan hening. Rumput tumbuh subur di taman depan rumah, sebagian temboknya pun sudah mengelupas, pertanda rumah ini tak terurus dan tak berpenghuni lagi. "Gimana, Mad? Zikri tak tinggal di sini lagi," ujar Hanan sembari menghela napas kasar. "Kalau begitu, saya ikut rencana bapak saja. Kalau harus telepon Pak Zikri sekarang juga tak apa-apa," ujar lelaki yang masih diborgol itu. Hanan dan Anjas pun saling tatap lalu sama-sama mengangguk. "Mana handphonemu? Saya yang panggilkan Zikri. Sesuai rencana yang sudah aku susun tadi, kamu harus bertanya dengan jelas alamat rumahnya atau tempat kalian bertemu. Jangan macam-macam jika mau aman," ancam Hanan kemudian. Ahmad pun mengerti. Dia meminta Hanan untuk memanggil nama Bos Zikri di kontak handphonenya. Tak berapa lama panggilan terhubung. Hanan sengaja menyalakan loud speaker agar bisa ikut mendengarkan obrolan Ahmad dengan lawan

  • AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI   Bab 96 Kerjasama

    [By, sepertinya aku harus keluar dari kota ini untuk sementara waktu. Setidaknya sampai kondisi aman. Bos memintaku segera pergi malam ini juga. Aku akan ke terminal sekarang. Kalau ada waktu, kemarilah. Sekalian ada oleh-oleh untuk kamu dan teman yang lain. Anggap saja ini traktiran terakhirku di sini untuk kalian] Pesan dari Ahmad membuat Robby buru-buru ke kontrakannya kembali lalu mengambil jaket dan melakukan motornya menuju terminal. Dia sangat mengkhawatirkan teman kontrakannya itu. Dia berpikir ingin melihat Ahmad dalam keadaan baik-baik saja sebelum kepergiannya. Tepat di saat Robby pergi dari area kontrakan, Pak Sasro yang diminta Hanan mengawasi gerak-gerik Robby pun mengikutinya dari belakang dengan sebuah motor. Sengaja pakai motor agar lebih leluasa mengawasinya dari jarak dekat. Dengan jaket hitam, masker dan helm Pak Sasro lebih bebas mengikuti Robby tanpa dicurigai. Dia pun bisa melajukan motornya di belakang Robby lalu mengikutinya ke area terminal. [Di sampin

DMCA.com Protection Status