Share

DIA ANAKKU

Author: Alya Snitzky
last update Last Updated: 2021-11-19 13:53:02

"Kamu nggak berpikir panjang ya, Ti? Kamu itu sudah menghancurkan rumah tangga orang lain!"

Masayu menatap adik iparnya tajam. Dia melirik Iman suaminya, seolah meminta dukungan.

    Iman menghela nafas panjang.

"Apa yang mbakmu bilang itu benar. Kamu ke Bandung untuk melanjutkan kuliah. Bukan untuk menggoda suami orang. Kalo tau begitu, kemarin Mas ngga akan kasi izin untuk meneruskan kuliahmu di Bandung," kata Iman.

    Hesti hanya diam, menatap takut pada kakak dan kakak iparnya. Di dalam hati, memang dia membenarkan ucapan kakaknya. Tapi di sisi lain, dia juga sudah jatuh cinta pada Gilang. Lagi pula, kedua orang tua Gilang setuju. Bahkan Gilang dan Fahira pun sudah resmi bercerai.

   "Tapi, mereka sudah bercerai, Mbak," elak Hesti.

"Iya, karena ulahmu! Coba kalau tidak diladeni, dia pasti tidak akan mau menggodamu!Orang tuanya juga aneh, anak selingkuh kok dibiarkan."

"Ya ,lalu bagaimana sekarang Mba, posisinya mereka mau melamar. Dan lagi mereka juga sudah tau hubunganku dengan Mas Gilang."

"Ya, Mba sama mas terserah kaulah, wes! Tapi, kamu itu jangan sampai nyakitin anaknya, ya. Kau yang membuat orang tuanya berpisah," ujar Iman menambahkan.

"Satu lagi, ingat omongan Mba. Bukan mba mau nyumpahin. Kalau sekarang saja dia bisa selingkuh, bukan tidak mungkin saat nanti dia menemukan yang jauh lebih baik darimu dia akan berpaling."

"Duh, Mbak ini apa sih?Jangan nakutin, dong," protes Hesti kesal.

"Mbakmu, bicara kenyataan. Mas ini lelaki, jadi tau sifat lelaki itu seperti apa. Orang tua kita sebelum meninggal menitipkanmu pada Mas. Bagaimana nanti mas harus bertanggung jawab?"

    Akhirnya, dengan berat hati, Iman menyetujui lamaran dari keluarga Gilang. Dan 3 bulan kemudian, pernikahan dan resepsi mereka digelar.

    Yang paling berbahagia adalah Endang, ibunda Gilang. Memang hubungan Endang dengan Fahira tidak begitu baik. Endang sering sekali menyindir Fahira karna latar belakang pendidikan Fahira.

   Dan setelah resepsi Gilang dan Hesti pun memutuskan untuk bulan madu ke Bali. Karena kebetulan juga Gilang dan kawan- kawannya akan mengadakan pameran lukisan di Kuta Bali. Gilang adalah seorang pelukis, itu adalah hobbynya sejak SMA. Tetapi, pekerjaan itu ia lakukan sesekali saja. Karena Amar sudah mempercayakan bisnisnya kepada Gilang.

"Eyang, Mama ke mana sih?' tanya Kamania pada Endang.

"Mamamu ya, tante Hesti sekarang," jawab Endang pada cucunya.

"Mama ke mana?" tanya bocah kecil itu sambil menarik ujung daster yang dikenakan Endang.

"Mamamu itu udah ngga sayang. Sekarang, kan ada Mama Hesti," bujuk Endang.

"Nia nggak mau Eyang, tante Hesti bukan Mamanya Nia," kata Kamania sambil mengentakkan kaki dan mulai menangis.

"Pokoknya, mama Nia itu tante Hesti, ngerti!" bentak Endang kesal. Tentu saja hal  itu membuat bocah kecil berusia 2,5 tahun itu menjerit dan menangis.

       Mendengar suara tangis cucunya Amar segera menghampiri. Pria berusia 50-an itu menatap tajam pada istrinya, meminta penjelasan.

"Ini loh, Pak. Kamania ini, mamanya terus ditanya. Sudah empat bulan kok nggak lupa sama mamanya. Aku maunya dia lupain Fahira," ujar Endang menjelaskan.

"Ya, nggak bisa begitu juga, Bu. Namanya anak kecil jangan dipaksa. Ayo, sini Nia sama Eyang aja. Eyang uti nggak asik, ya? Kita beli coklat sama es krim kesukaan Nia,ya," bujuk Amar pada cucunya.

     Setelah pergi berbulan madu, Hesti dan Gilang pun kembali ke rutinitas seperti biasa. Hari itu, Hesti kebetulan harus menyelesaikan beberapa surat di kampus untuk keperluan wisudanya.   

"Kau mau ke mana, Ti?" tanya Endang yang sedang menyuapi Kamania makan.

"Ke kampus, Bu. minggu depan aku, kan, wisuda. Ada apa memangnya Bu?

"Gilang tau kamu mau pergi?"

"Iya Bu, tadi pagi sebelum Mas berangkat kerja, saya sudah pamit."

"Jangan lama, begitu urusanmu selesai, segera pulang."

     Hesti hanya mengangguk, tanpa mengucap salam lagi. Dia tidak peduli apa lagi pamit pada Kamania. 

"Eh, mantu kurang ajar!Baru jadi menantu, sudah nggak sopan. Ini juga, anaknya bukan diurusin, sibuk sama urusan dia aja," gerutu Endang.

"Eyang kenapa?"

"Anak kecil nggak usah kepo," jawab Endang ketus.

"Ada apa sih, Bu?" tanya Ammar yang baru saja pulang dan mendapati istrinya cemberut.

"Itu, si Hesti. Semenjak pulang dari bulan madu, kerjanya cuma enak-enakan. Mentang- mentang di rumah ini ada pembantu. Nggak pernah bantu ibu di dapur, padahal dia kan tau, kalo pembantu kita nggak pernah ibu suruh masak. Nia juga tidak pernah dia urus dengan baik. Padahal ibu maunya dia urusin Nia, supaya nggak tanya Fahira terus."

"Loh, kemaren yang mau punya menantu terpelajar Ibu sendiri, kan?" ujar Ammar sambil duduk dan mulai menyalakan televisi.

"Bapak ini ... kalo ibu ngeluh nggak pernah didengar."

"Loh, yang nggak denger siapa?Ibu inget nggak waktu Fahira mengadu kalo si Gilang selingkuh sama si Hesti, ibu yang malah duluan setuju. Ibu bilang, bagus kalo Gilang sama Hesti."

"Lah, tadinya ibu pikir-"

"Ibu pikir apa?"

"Ya, ibu pikir Fahira itu pendidikannya nggak tinggi pak. Kita ini keluarga pengusaha, malu sama relasi bisnis."

      Amar hanya menggelengkan kepala mendenger ocehan sang istri. Amar memang tipe suami yang terserah apa kata istri. Karena dia paling malas berdebat. Meskipun memberi saran istrinya akan mengambil keputusan sesuai dengan apa yang ia mau.

"Eyang, kok mama Nia nggak pulang juga sih? Emang mama ke mana?"

"Nia sayang, mamanya Nia itu lagi kerja. Nanti kalo Nia udah sekolah, udah pintar, mama pasti pulang. Jadi, sekarang Nia harus nurut sama eyang kung sama eyang uti,ya," jawab Amar.

    Seketika wajah gadis kecil itu mendung. Ada riak air mata yang ditahannya. Ada seribu pertanyaan tentang sang ibu yang berbulan- bulan tidak ia temui.

     Seperti biasa, Gilang pulang di sore hari. Setelah mandi dia menyempatkan untuk ke kamar Kamania putrinya. Saat Gilang masuk, Kamania sedang bermain boneka sendirian.

"Nia kok sendiri?" tanya Gilang. 

"Semua sibuk, Nia nggak ada yang perhatiin. Maunya sama mama, tapi mama nggak pulang-pulang," jawab gadis kecil itu.

Gilang hanya diam, sampai hari ini ia masih bingung bagaimana menjelaskan pada Kamania mengenai Fahira.

"Ya sudah. Nia main dulu ya, sebentar lagi makan malam kita makan sama- sama."

    Gilang pun beranjak mencari Endang ibunya. Seperti biasa jika sore hari, Endang berada di dapur untuk menyiapkan makan malam bersama bi Atun, pembantu mereka yang sudah lama bekerja.

"Kamu sudah pulang?Istrimu belum juga," celetuk Endang saat melihat Gilang memasuki dapur.

"Jam berapa Hesti pergi, Bu?"

"Dari siang. Dia itu ... Ibu nggak minta dia jadi babu di rumah ini. Tapi, apa tidak bisa bangun pagi? Siapkan keperluan suami dan anak."

     Gilang menghela nafas panjang. Baru saja sebulan ia menikah, masalah sudah timbul. Hesti pulang, tepat saat mereka sedang makan malam. Melihat menantunya pulang, Endang hanya mencebik sebal.

"Baru pulang, Ti?" sapa Amar pada menantunya.

"Iya Pak, maaf pulang agak malam. Insya Allah, senin depan Hesti wisuda. Nanti ... semuanya datang, ya," jawab Hesti sambil duduk bergabung di meja makan.

"Wisuda itu apa, Mama Hesti?" tanya Kamania.

"Wisuda itu tanda kalo saya udah lulus sebagai mahasiswi," jawab Hesti yang terdengar agak ketus.

"Anak tanya jawabnya jangan ketus, Nia kan masih kecil. Tiga tahun aja belum," ujar Endang akhirnya buka suara.

     Endang memang tidak menyukai Fahira, tetapi ia sangat menyayangi Kamania. 

      "Ah, sudahlah aku udah kenyang, duluan," demi melihat ibunya yang siap berperang, Gilang memilih untuk menyudahi makan dan langsung beranjak pergi masuk ke kamarnya.

Sementara Hesti terpaksa tetap duduk dan makan bersama tanpa berani membantah. Namun, sesekali mendelik ke arah Kamania yang membuat gadis kecil itu agak takut.

   Tiba- tiba bel berbunyi, bi Atun tergopoh-gopoh berlari ke arah pintu depan untuk membuka pintu. Dan saat melihat siapa yang datang, Kamania seketika berlari menyambut.

"Mama pulaaaaaang!" jeritnya langsung menghambur ke dalam pelukan Fahira.

      Mendengar jeritan anaknya, Gilang langsung keluar dari kamar. Matanya nyalang melotot pada Fahira.

"Siapa yang mengizinkanmu ke sini?!" hardik Gilang.

Fahira yang tengah memeluk Kamania memandang Gilang kesal.

"Berbulan- bulan kau tidak pernah mengizinkan untuk bertemu anakku sendiri, Mas. Bukankah pengadilan juga memutuskan kalo aku boleh menemui anakku kapan pun. Tapi, kalian semua tidak pernah mengizinkan aku untuk bertemu Nia," jawab Fahira geram.

     Melihat Papanya memarahi sang Ibu, sontak Kamania memeluk sang ibu lebih erat.

"Mama ke mana aja? Mama jangan pergi lagi. Nia mau ikut Mama!" pekik Kamania.

"Dengar sendiri, kan?" ujar Fahira kesal.

     Tiba- tiba saja, Endang dengan kasar merebut Kamania dari pelukan Fahira yang membuat gadis kecil itu meronta-ronta. Endang langsung memberikan Kamania pada Hesti untuk digendong.

"Bawa dia masuk ke kamarnya, jangan sampai keluar!" perintah Endang tegas. Perintahnya yang langsung dilakukan Hesti. Hal itu tentu membuat Kamania menjerit-jerit memanggil Mamanya

      Fahira yang berusaha untuk menggapai Kamania langsung dicekal Gilang.

"Kamu jangan pernah berani untuk datang ke sini lagi!" seru Gilang.

"Kalian ini keterlaluan. Aku hanya diam ketika kamu selingkuh dengan temanku, Mas. Apa kalian tau bagaimana kecewanya aku. Aku ikhlas dan berusaha untuk menerima. Tapi, tolong jangan pisahkan aku dengan anak kandungku sendiri!"

"Dia bukan anakmu lagi!" bentak Endang.

"Bagaimana bisa ibu berkata dia bukan anakku lagi? Ibu sebagai seorang ibu juga, seharusnya bisa mengerti posisiku, Bu."

"Pokoknya aku tidak mau tau, kau tidak boleh bertemu lagi dengan Kamania!" sentak Endang lagi sambil mendorong Fahira keluar.

"Sudah! sudah!" akhirnya Amar bersuara juga setelah melihat anak dan istrinya mengusir Fahira dengan kasar.

"Fahira, pulanglah dulu. Besok pagi bapak antar Kamania ke rumahmu," ujar Amar lembut. Sontak saja Gilang dan Endang tersentak kaget mendengar ucapan Amar.

"Pak!"

"Sudahlah, Ibu diam sekarang. Kau juga, jangan kasar sama perempuan. Pulanglah dulu nak," ujar Amar lagi.

       Fahira pun mengangguk pilu, tanpa mengucapkan apa pun ia segera melangkah pergi.

"Bapak apa- apaan?!" ujar Endang kesal.

"Iya, Bapak ini kenapa? Susah payah aku memenangkan hak asuh anak ... bapak bela si Fahira itu!"

"Kalian boleh saja bercerai, tapi tidak ada yang namanya bekas anak atau bekas Ibu. Dengar itu! Selama ini aku diam, bukan berarti aku setuju dengan apa yang kalian lakukan pada Fahira. "

"Tapi pak-"

"Tidak ada tapi - tapian lagi! Sudahlah, jangan lagi kalian menghalagi si Fahira kalo mau bertemu anaknya. Apa kalian tidak lihat tadi, Kamania sampai menjerit begitu!"

        Amar pun melangkah pergi menuju kamar cucunya. Saat membuka pintu, tampak Kamania sedang menangis di lantai, sementara Hesti hanya duduk tanpa melakukan apa pun untuk menenangkan gadis kecil itu. Amar hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan menantunya itu.

"Nia, jangan nangis lagi, ya. Besok kita ketemu sama Mama, ya," bujuk Amar sambil membawa Kamania dalam gendongannya.

Melihat Amar sudah menggendong Kamania, Hesti pun segera beranjak keluar kamar.

"Eyang uti sama papa jahat," isak Kamania.

"Iya, tadi eyang sudah marahi kok. Besok kita ke rumah Mama. Sekarang jangan nangis lagi."

Kamania pun mengangguk sambil memeluk eyangnya kuat- kuat. Amar mengusap kepala gadis kecil itu penuh rasa sayang, sampai akhirnya Kamania pun tertidur dalam gendongannya.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Tempe
nak hak jagaan anak, tp tak jaga anak pun. nak bapaknya, tp anaknya ko tak suka.
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Dasar Gilang dan ibunya jahat tega memisahkan anak dari ibunya
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Bknnya laporin polisi aj kayak gitu udah melanggar aturan hukum itu lho apalg putusan pengadilan. Mkn tuh ce berpendidikan tinggi ndak punya akhlak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • AKIBAT ORANG KETIGA    HESTI HAMIL

    Pagi itu, Amar menepati janjinya untuk membawa Kamania bertemu Fahira. Saat Amar sampai di rumah kontrakan Fahira, ternyata Fahira sudah berangkat kerja, dan Amar menyusul ke sana. Saat melihat Kamania, Fahira girang luar biasa. Bos Fahira pun tidak melarang ketika Fahira meminta izin untuk pulang. Inayah, pemilik konveksi tempat Fahira bekerja memang baik. Ia tau betul kejadian yang menimpa Fahira.“Maaf, Ceu Inay. Kamania datang sama kakeknya, saya mau boleh pulang, kan?” pamit Fahira. Inayah mengangguk dan tersenyum, “Pergilah, Fa. Jangan pikirkan pekerjaan, kasian Kamania jauh-jauh datang. Bawalah pergi main ke tempat bermain atau pergi makan.”“Duh, terima kasih banyak, Ceu. Saya janji besok saya akan selesaikan semua rajutan saya.” Fahira pun segera meraih Kamania dalam gendongannya dan membawanya pulang ke r

    Last Updated : 2021-11-19
  • AKIBAT ORANG KETIGA    KAMANIA KECELAKAAN

    Atun tampak resah, ia baru saja akan menjemput Kamania di sekolah saat Endang dan Hesti pulang. "Kau belanja ke pasar sekalian jemput Kamania. Beli sayuran dan juga buah-buahan untuk Non Hesti," kata Endang. "Bu, saya jemput neng Nia dulu, ya," kata Atun. "Aduuuh, saya kan nggak lama nulis catatan belanja, Tun. Kamu sekalian jalan juga ke pasar. Nia juga kan dijaga gurunya, kalau kerja sekalian dong!" bentak Endang dengan kesal. Atun pun hanya bisa mengangguk pasrah. Ia tidak berani melawan majikannya itu. Hanya saja dalam hati ia merasa sangat cemas karena sudah terlambat menjemput Kamania. Sekolah Kamania sebenarnya tidak terlalu jauh dari komplek rumah mereka. Hanya saja harus menyeberang jalan raya. Jadi, tidak mungkin jika Kamania berjalan pulang seorang diri. Sementara itu, di sekolah Kamania sedang duduk menunggu di gerbang, gurunya sudah kembali mengajar anak yang

    Last Updated : 2021-11-19
  • AKIBAT ORANG KETIGA    JANGAN PISAHKAN AKU

    "Heh! Buat apa kamu datang ke sini?!” bentak Gilang saat melihat mantan istrinya. Gilang hampir saja mendorong Fahira,tapi Amar dengan sigap menangkap pergelangan tangan anaknya itu.“Bapak yang menjemputnya tadi. Kamu dan Fahira memang sudah bercerai, tapi Fahira tetap ibu kandung Kamania. Dia berhak mengetahui bagaimana keadaan anaknya!” tegas Amar. Suasana begitu tegang. Tidak ada seorang pun yang berani bicara lagi. Gilang dan Hesti pun menjauh dan duduk di sudut ruangan. Sementara Fahira ditemani oleh Ammar dan bik Atun duduk tak jauh dari pintu ruang operasi.Sementara Endang mondar mandir dengan gelisah."Ngapain bolak balik begitu, Bu? Bapak pusing lihat Ibu mondar mandir," tegur Amar."Dokter kenapa lama sekali mengoperasi Kamania?” "Sabar! Kalau sudah selesai juga keluar," ujar Ammar tampak kesal. Hesti memang tampak lelah, dan itu tak luput dari

    Last Updated : 2021-11-19
  • AKIBAT ORANG KETIGA    ANAK YANG TERBUANG

    Fahira membawa Kamania pulang bersamanya. Dokter sudah mengizinkan Kamania untuk pulang. Saat tiba di rumah kontrakannya, Fahira melihat beberapa tas dan dus . Ia tau bahwa itu pasti adalah barang- barang milik Kamania. Dalam hati Fahira menjerit. Sungguh tidak mempunyai perasaan mantan suami dan mantan ibu mertuanya itu. Tega- teganya membuang Kamania saat gadis kecil ini sedang membutuhkan kasih sayang dan perhatian. Apa karena Hesti akan segera melahirkan sehingga Kamania tidak ada gunanya lagi seperti barang bekas. "Nia, kita sudah sampai. Sekarang Kamania tinggal sama Mama, ya. Rumah Mama memang tidak sebesar rumah eyangmu. Tapi, mama janji akan menjaga Kamania dengan baik," Kata Fahira. Ia berusaha keras menahan air matanya agar jangan jatuh. Ia tau, Kamania tidak bisa melihat air matanya, tapi dia bisa mendengar isaknya."Ma ... Papa, eyang uti dan bunda Hesti sudah membuang Kamania, ya? Apa karena Nia buta?"&n

    Last Updated : 2021-11-24
  • AKIBAT ORANG KETIGA    BABAK BARU

    "Berapa lama kamu sudah mengenalku?" kata Inayah sambil tersenyum. Wanita itu menepuk bahu Fahira perlahan."Ceuceu sudah mempertimbangkan semuanya, Fa. Besok, Ujang akan mengantarkan mesin rajut ke rumah kontrakanmu. Kamu bisa bekerja dari rumah saja. Setiap hari tiga hari sekali, Ujang akan mengantarkan benang dan juga memberi intruksi baju apa yang harus kamu buat." Fahira menatap Inayah tak percaya, "Maksud Ceu Inay?""Maksudku ya kamu kerja di rumah. Ujang yang nanti bolak balik ke rumahmu," jawab Inayah. Air mata Fahira menetes saat itu juga. Ia langsung memeluk Inayah, "Alhamdullilah, Ceu. Terima kasih banyak, Ceu.""Kamu sudah kuanggap adik sendiri, jadi jangan pernah sungkan. *** Fahira mulai bekerja di rumah. Ujang- salah satu anak buah Inayah setiap beberapa hari akan mengantarkan benang dan mengambil has

    Last Updated : 2021-11-24
  • AKIBAT ORANG KETIGA    RUMAH YANG BARU

    Sudah 3 hari ini Fahira tinggal di rumah barunya. Rupanya Ammar sudah mengisi rumah itu lengkap dengan perabotan. Fahira tidak membawa apa pun selain pakaian dan buku- buku milik Nastiti serta mesin yang dipinjamkan Inayah. Rumah baru yang dibelikan Ammar tidak jauh dari rumah kontrakan Fahira sebelumnya. Seperti biasa, pagi hari setelah Fahira membersihkan rumah dan memasak, ia akan mengajak Nastiti ke rumah Inayah untuk menyetorkan pekerjaannya ."Aduh, pagi sekali Fahira, kamu rajin. Padahal, Ujang kan bisa ambil pekerjaanmu. Kenapa repot mengantar ke sini? " kata Inayah dengan gembira. Ia selalu puas dengan hasil rajutan Fahira yang selalu rapi. Terlebih jika Fahira membuat cardigan tidak ada yang bisa mengalahkan kerapian Fahira. Juga untuk model- model baru, Fahira cepat tanggap dan ia juga bisa mengajarkan pekerja yang lain yang belum mengerti atau masih baru."Rumah kita kan sekarang lebih dekat, Ceu. Oya, apa

    Last Updated : 2021-11-26
  • AKIBAT ORANG KETIGA    PELAKOR MENYEBALKAN

    “Dari mana saja, kamu?!” bentak Hesti saat melihat Fahira datang bersama Kamania."Kamu nggak pernah belajar sopan santun? Katanya kuliah ... sarjana. Tapi bisa-bisanya memaki orang di rumahnya. Kamu masih waras?" balas Fahira kesal ."Heh! Kamu itu yang ngga tau sopan santun! Kamu pasti yang meminta bapak untuk membayar biaya operasi Kamania, ayo mengaku?!"Fahira mengerutkan dahinya.' Dari mana Hesti tau soal ini ' pikir Fahira."Kamu kaget? Aku tau semua karena aku tidak sengaja mendengar percakapan bapak dengan dokter kemarin!"“Ooooh, jadi kamu nguping?!" Hesti mendecih kesal."Uang itu harusnya buat keperluan anakku! Enak bener sih kamu ... aku pastikan anak kamu ini ngga akan bisa ngeliat seumur hidup!" teriak Hesti. Fahira benar- benar kehabisan kesabaran. Dengan mata melotot Fahira mendorong bahu Hesti. Tidak masalah jika Hesti menghinanya, tapi tidak dengan Kamania.

    Last Updated : 2021-11-27
  • AKIBAT ORANG KETIGA    PERMINTAAN ISTRI

    Hesti pun segera masuk kamar dengan kesal. Ia menghentakkan kakinya ke lantai."Wanita nggak berpendidikan kayak dia ... berani nyicil rumah. Gaji dia berapa sih? Pasti dia sebenarnya jadi perempuan simpanan orang. Emang aku nggak tau apa, kalau gaji dia itu kecil. Seminggu paling hanya tiga ratus ribu. Masah ... bapak mertuaku itu juga! Ngapain sih, pake bayarin biaya operasi si Kamania itu! Biarin aja dia buta!" Hesti yang sedang kesal mulai bicara sendiri. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Gilang masuk dengan wajah lesu."Eh, Mas udah pulang," Sapa Hesti manja."Capek Mas, tolong buatkan minuman! " Gilang menepis tangan Hesti yang hendak menggelayut manja. Membuat Hesti kembali cemberut kesal."Ih, kan ada bi Atun," tolak Hesti sambil mengempaskan tubuhnya ke atas kasur."Dulu, Fahira selalu membuatkan mas minuman, meski ada bik Atun. Apa salahnya sih!" gerutu Gilang."Eh, Mas jangan s

    Last Updated : 2021-11-27

Latest chapter

  • AKIBAT ORANG KETIGA    EKSTRA PART

    EKSTRA PART : AKHIR YANG BAHAGIA Siang itu rumah Kamania di penuhi banyak orang. Semua keluarganya berkumpul, tak ketinggalan juga Arini dan Barata. Tentu saja, mereka berkumpul untuk menghadiri acara akikah putra dan putri Kamania dan Ivan. Ya, mereka mendapatkan anak kembar. Tidak lama setelah menikah. Kamania langsung hamil karena memang mereka tidak menunda untuk memiliki keturunan. Ivan memberi nama Vania Larasati dan Kendra Sadewa. Semua menyambut gembira lahirnya bayi kembar itu. Fahira berulangkali meneteskan air matanya bahagia."Jadinya nggak berebut ya kalau langsung dua begini,"kata Arini sambil menggendong Vania. Fahira yang sedang menggendong Kendra hanya tertawa kecil. "Kita sudah tua ya, Mbak. Sudah punya cucu," sahut Fahira yang disambut dengan tawa semuanya. "Oya, aku ada kabar gembira, Fahira," kata Hesti."Apa? Kabar apa ni? Si kembar?"tanya Fah

  • AKIBAT ORANG KETIGA    AKHIR KISAH

    "Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya Kamania Khairani Wijaya binti Gilang Wijaya dengan mas kawin seperangkat alat salat dan emas senilai 25 gram dan uang tunai sebesar delapan puluh juta delapan ratus delapan puluh delapan ribu rupiah di bayar tunai.""Saya terima nikah dan kawinnya ananda Kamania Khairani Wijaya dengan mas kawin tersebut di atas tunai.""Bagaimana para saksi, sah?""Saah.....!!!" Kamania tersenyum dan mencium punggung tangan Ivan sebagai tanda baktinya. Lalu Ivan memasangkan cincin di jari manis Kamania. Setelah itu mereka pun sungkem kepada kedua orang tua masing-masing. Gilang sendiri yang menikahkan Kamania sebagai ayah kandung. Tidak butuh waktu yang lama untuk mereka menikah. Sebulan setelah Kamania kembali ke Indonesia, Ivan melamarnya dengan penuh kebanggaan. Dan, Kamania pun menerima dengan restu kedua orang

  • AKIBAT ORANG KETIGA    PERJALANAN PANJANG

    _5 Tahun kemudian_ Seperti hari yang telah berlalu dan terlewatkan. Pagi ini Fahira terbangun dengan segar. Dan, seperti biasa dia menyiapkan sarapan untuk Yoga dan Arjuna. Arjuna sekarang sudah kuliah. Ia tidak mau jauh-jauh dari kedua orang tuanya. Sementara, Kamania selepas S2 nya selesai ia bekerja di St Mary's Hospital. Dan, hari ini dia akan pulang ke Indonesia. Sesuai janjinya dulu dengan membawa kebanggaan. Beberapa kali Fahira,Yoga dan Arjuna mengunjungi Kamania di London. Bahkan Gilang dan Tania serta anak-anak mereka pun sempat sekali mengunjungi Kamania di sana. Fahira bangga pada putri pertamanya itu. Dia berhasil mendidik Kamania dengan baik. Sehingga bisa seperti sekarang ini."Pesawatnya jam satu siang kan, Ma?"tanya Arjuna sambil memakan roti bakarnya."Iya, kamu mau ikut?""Iya Ma, aku nggak ada kuliah kok hari ini. Biar nanti aku yang bawa mobil. Kita berangkat jam sebelas aja,

  • AKIBAT ORANG KETIGA    BICARA

    Ivan terkejut Kamania mengajaknya bertemu dan makan malam. Padahal seminggu ini dia selalu menghindar. Ivan sendiri merasa serba salah. Ia tidak tau di mana letak kesalahannya sehingga Kamania menghindarinya selama beberapa hari terakhir. Mereka memilih untuk makan di restoran seafood favorit mereka untuk makan malam kali ini. Kamania sudah menelepon sebelumnya untuk reservasi temoat dan memesan beberapa menu makanan. Sehingga, saat mereka datang tidak akan terlalu lama menunggu. "Ada apa sih, Na? Tumben , kamu ajak dinner berdua kayak gini. Trus udah pesen makanan kesukaan aku juga loh,"kata Ivan sambil menikmati makanan yang sudah tersaji di hadapan mereka. Kamania memesan sate kerang, udang goreng tepung, khailan dan tim ikan bawal favorit Ivan. Kamania memang sengaja mengajak Ivan keluar supaya mereka bisa santai bicara berdua. Dalam suasana yang menyenangkan juga.

  • AKIBAT ORANG KETIGA    KERAGUAN

    Sudah beberapa hari ini Fahira melihat Kamania tidak bersemangat. Ia sering kedapatan sering melamun, entah sedang memikirkan apa. Setiap kali jika ia ditanya hanya geleng kepala dan mengatakan bahwa dia tidak apa-apa. Fahira memutuskan untuk mempercayakan Butik sementara kepada Nela, asisten kepercayaannya. Ia merasa harus meluangkan waktu menemani Kamania. Fahira, tau Kamania saat ini pasti sedang memikirkan sesuatu. Dan, Fahira harus mencari tau. Fahira juga sudah membicarakan perihal Kamania kepada Yoga. Termasuk permintaan Kamania untuk meneruskan S2 nya di London."Aku tidak masalah, kalau memang Kamania mau meneruskan kuliahnya di London. Kan ada mas Surya di sana. Lagi pula, universitas di sana bagus. Kau sendiri kan pernah kuliah di sana. Kamania sendiri menghabiskan beberapa tahun dengan tinggal di sana, kan. Tidak akan perlu waktu yang lama untuk dia menyesuaikan diri. Lagi pula, Kamania anak yang pintar."

  • AKIBAT ORANG KETIGA    AULIA PUTRI RINJANI

    Akhirnya setelah melewati perjalanan panjang selama beberapa bulan, Andrea pun melahirkan seorang bayi perempuan yang lucu. Andrea menjalani proses melahirkan secara Cesar. Dan bayi yang lahir itu sangat menggemaskan. Wajahnya merupakan perpaduan dari wajah Rangga dan Andrea. Mereka sepakat memberinya nama Aulia Putri Rinjani. Entah mengapa, Andrea menyukai nama itu. Yudistira dan Aryatie yang mendengar berita kelahiran Aulia tentu saja language menyambangi ke rumah sakit. Tangis haru mereka pun pecah. Tidak perlu pembuktian melalui tes DNA melihat wajah bayi lucu itupun mereka percaya bahwa memang itu adalah darah daging Rangga. Rangga yang sedang berada di Kanada pun langsung diberi kabar, dan dia langsung menghubungi melalui panggilan video untuk melihat buah hatinya. Tangisnya pun tak terbendung saat melihat bayi lucu dalam gendongan Aryatie."Titip cium dariku,

  • AKIBAT ORANG KETIGA    MENERIMA DENGAN SYARAT

    Air mata sudah membasahi kedua netra Andrea. Ia merasa terharu dengan pernyataan Rangga. Ruangan tamu itu hening sejenak. Rangga mengeluarkan sesuatu dari sakunya. "Rea,aku membeli ini sudah lama. Sejak kejadian itu, aku tidak berhenti memikirkamu. Jika kamu mau menunggu, tolong pakai cincin ini. Tapi, jika kau tidak mau, buang saja di hadapanku sekarang." Andrea menatap Rangga, mencari kesungguhan di wajah pemuda itu. Perlahan, ia menghela napas, dan meraih cincin yang diberikan oleh Rangga."Aku akan memakai cincin ini. Aku bersedia menunggumu. Tapi, tidak lebih dari tiga tahun. Dalam tiga tahun, kau harus kembali dan membuktikan bahwa kau benar-benar mencintaiku dengan tulus dan sepenuh hatimu. Selama tiga taun, kita tidak perlu bertemu untuk menguji perasaan kita masing- masing. Jika dalam tiga tahun kau tidak kembali. Artinya kau bukan jodohku. Dan aku akan mengembalikan cincin ini kepada kedua orangtuamu sebagai tanda bahwa aku ti

  • AKIBAT ORANG KETIGA    PERMINTAAN

    Sejak kejadian mulut - mulut nyinyir ibu- ibu sosialita kompleks yang dibungkam dengan manis oleh Arini, tidak ada lagi yang berani kepo. Terlebih-lebih ibu Sinta dan bu Erpani. Mereka akan menghindar dan merasa malu sendiri jika kebetulan berpapasan dengan Arini. Dan, tak lama setelah itu bu Erpani diam- diam menikahkan anak gadisnya. Dan ternyata, gosipnya sang anak sudah berbadan dua akibat pergaulan bebas. Memang, terkadang banyak orang yang pandai sekali membicarakan keburukan orang lain. Sementara itu, mereka sendiri tidak sadar kalau mereka sama saja buruknya. Gajah di seberang sungai tampak, semut di mata sendiri tidak kelihatan. Pagi itu Kamania sudah berada di rumah Ivan. Rencananya ia akan menemani Andrea ke tempat senam. Saat ia datang, kebetulan Mae sedang menyapu halaman, Kamania pun langsung masuk dan menyapa semuanya."Pagi Om, Tante," sapanya riang."Eh, calon mantu. Selamat p

  • AKIBAT ORANG KETIGA    TETANGGA NYINYIR

    Lama kelamaan berkat dukungan dan support keluarganya. Andrea berhasil melewati masa sedihnya. Ia mulai bisa menerima kenyataan yang ada. Bahkan ia mulai membuka diri terhadap janin yang saat ini ia kandung. Ia mulai bisa kembali menata hatinya. Tentu saja melihat hal ini Arini dan Barata merasa senang. Mereka merasa lebih tenang saat meninggalkan rumah. Sesekali Kamania datang berkunjung. Ia dan Ivan yang selalu mengantarkan Andrea untuk cek up rutin ke Obgyn. Andrea pun mulai senang saat melihat pergerakan bayinya melalui layar USG. Andrea juga mulai mengikuti senam hamil. Kamanialah yang selalu menemaninya. Sementara Yudistira dan Aryatie terkadang datang menjenguk Andrea. Hanya Rangga saja yang belum bisa bertemu langsung dengan Andrea. Namun, terakhir kali Yudistira datang membawa titipan surat permohonan maaf dari Rangga. Dan, Andrea hanya tersenyum, ia memang tidak berharap terlalu ba

DMCA.com Protection Status