Share

10 . Clue

Penulis: j-Taesyaa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-11 19:06:42

Hantu...?

Yang benar saja! Setelah Airélle mengatakan hal itu dan terus menarik Aaric agar pergi dari tanah lapang belakang akademi, mereka berdua akhirnya berteleport ke unit kesehatan.

“Kau beralasan agar tidak latihan lagi?” desis Aaric.

Airélle terkejut karena suara Aaric yang tiba-tiba memecah hening di antara keduanya. Sejurus kemudian, ia mendengus.

“Aku tidak.” sanggahnya.

“Hantu apanya? Kau tahu, delapan belas tahun aku hidup, tidak ada yang namanya hantu.” Aaric jengkel.

“Bukan tidak ada, kau saja yang belum pernah melihatnya.” balas Airélle.

“Hantu apa yang kau maksud?” tanya Aaric, masih jengkel.

Airélle tergagu. Tidak langsung menjawab, jujur saja dia masih merinding.

Mengingat latar belakangnya, jangan lupa bahwa kedua orangtuanya telah tiada. Tapi, tidak dipungkiri Airélle masih mengingat jelas sosok kedua orangt

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   11 . Gettin' Cold

    Dunia penuh kegelapan. Tidak pernah ada cahaya matahari di wilayah Hellger. Iblis-iblis jaya di bawah kegelapan. Penuh nafsu dan ambisi. “Ada apa?” suara berat dan menyeramkan itu menyapa. Seorang iblis perempuan terkekeh. “Kau tidak pandai berbasa-basi, Paman.” “Kau membunyikan alarm rapat darurat. Jadi ada apa?” iblis tua itu tidak mengindahkan kritikan sang keponakan. “Segel di perbatasan kian hari semakin melemah. Menurut ramalan, ini dikarenakan anak hasil hubungan Devilos dan Eliza telah kembali ke tanah kelahirannya.” Qyne, sepupu Raja Hellger yang memiliki ambisi besar itu memulai. Qyne melanjutkan, “Bukan sebagai Putri, kedudukan anak itu adalah Dewi Kehidupan dan Kematian. Sebagaimana orangtuanya. Darahnya bisa membangkitkan Devilos yang tersegel kekuatan Dewa-Dewi.” “Jadi, kita culik dia untuk mengambil darahnya dan membangkitkan Devilos?” sang adik, Qyre, terlihat menyeringai senang. Qyne memandang adiknya s

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   12 . Nightfall

    Berjalan berjam-jam mengelilingi akademi yang maha-luas beehasil membuat kaki Airélle terasa ingin patah sekarang. Maka, Airélle memutuskan untuk duduk beristirahat di air mancur yang ada di halaman sisi barat akademi. Dari keadaan langitnya, Airélle tahu hari sudah beranjak senja. Embusan angin menerbangkan anak rambut Airélle lembut. Senja, ya? Airélle bukan seorang gadis senja. Yang selalu mengagumi goresan oranye yang membentang luas di cakrawala. Sambil mengenang rindu atau kenangan. Bukan Airélle sekali. Tapi, ada satu momen yang membuatnta mengenang masa lalu. Tentang hari itu, saat senja. Ulang tahunnya yang ke delapan belas. Dirayakan saat senja menyapa, bersama kedua orang tuanya. Ayahnya mengajaknya berdansa, dan sang Ibu bernyanyi dengan suaranya yang merdu. Hari itu, Airélle berhasil merasakan bagaimana menjadi seorang yang bahagia. Sangat bahagia. Lantas, kenapa kebahagiaan itu tidak berlan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-14
  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   13 . The Bad Plan Has Failed

    Aaric memutuskan untuk benar - benar pergi dari sekitar air mancur halaman sisi barat akademi ketika melihat Airélle beranjak dari duduknya. Gadis light blonde itu menepuk-nepuk bagian belakangnya yang ia pikir kotor. Aaric membalik badannya, berniat berjalan dengan arah yang berlawanan dengan Airélle. Memberikan waktu sendiri bagi gadis itu. Tentunya, sebelum insting istimewanya menyala. Aaric kembali berbalik, dan melihat Airélle tengah kewalahan menjaga keseimbangannya. Gadis itu tumbang. Hampir jatuh dan merasakan sakit di badannya apabila Aaric tidak segera menangkap tubuhnya. “Airélle? Kau mendengarku? Hey, bangun.” Aaric menepuk - tepuk pelan pipi itu, tetapi Airélle hanya diam menutup mata rapat. Dia pingsan. Dengan segera Aaric mengangkat tubuh Airélle di gendongannya. Membawa Airélle sesegera mungkin ke unit kesehatan. Koridor - koridor akademi nampak sepi. Dan tiba - tiba suara gadis menyerukan namanya. Aaric melihat di depa

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-27
  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   14 . Healings

    Azrival akhirnya izin pamit undur diri, dia beralasan akan menemui Panglima Fantasia, meskipun niat sebenarnya adalah memberikan waktu berdua kepada dua orang yang paling dihormati di Fantasi, Raja dan Ratu.Sepeninggal Azrival, Raja Galant berjalan lebih mendekat lagi pada Ratu Eliza. Di jarak dekat, beliau bisa melihat wajah khawatir istrinya yang belum pernah Eliza tunjukkan padanya lagi selama belasan tahun.Raja Galant menyampirkan lengannya pada pundak Ratu Eliza. Mengusapnya, menghantarkan ketenangan di sana.“Kau akan menemuinya?” tanya Raja Galant, pelan dan dalam.Ratu Eliza menggeleng sekali lagi. “Tidak, suamiku. Aku belum siap.”“Berikan dia pengertian perlahan. Kau harus menemuinya, Eliza.” Raja Galant memberitahu.“Aku hanya takut, dia tidak bisa menerimaku sebagai ibunya. Dia sangat menyayangi Giovany dan Federick, dia pasti sulit menerima kenyataan ini.” ungkap Ratu Eliza.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   15 . The Necklace

    “AIRÉLLE!!”Kedua gadis itu, Kareen dan Amatera, berseru bersamaan ketika melihat satu bagian dari mereka menunjukan pergerakan pasti.Kelompak mata itu perlahan terbuka. Maniknya yang segelap malam justru seakan berkilauan diterpa sinar mentari.Airélle kembali mengerjapkan matanya.“Oh Gods! Airélle, akhirnya kau sadar!” Kareen langsung berhambur memeluknya.Amatera dengan sigap menarik Kareen agar melepaskan pelukannya pada Airélle.“Jangan membuatnya sesak napas, Reen.” katanya, sukses mengundang kekehan dari Airélle.“Kau sudah tidak apa-apa?” Amatera bertanya, mengabaikan gerutuan Kareen yang merajuk padanya.“Badanku... terasa lemas.” jawab Airélle pelan.“Serius, Airélle!” Kareen menatap lekat-lekat pada Airélle, memberitahu ia tak ingin dibantah. “Jangan tinggalkan sarapanmu, maka

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   16 . Aaric’s Room

    Gadis itu melangkah dengan tergesa - gesa menyusuri rak demi rak buku menjulang yang memadati perpustakaan.Karena ia tidak bisa berteleportasi seperti penduduk Fantasia lainnya, dengan bermodalkan ilmu komunikasinya yang menanyai setiap orang yang ia temui di koridor mengenai keberadaan Pangeran Orion akhirnya membuahkan hasil.Langkah itu semakin cepat ketika melihat punggung familiar di depan sana tengah membolak - balikkan lembar tiap lembar buku usang.“Aaric!” Airélle berseru.Laki-laki itu menoleh. “Ada apa?”Airélle mencebik. “Kau bilang untuk menemuimu—”“—jika kau sadar ada sesuatu yang kau butuhkan. Jadi, apa yang hilang dan kau butuhkan?” sela Aaric dengan wajah tanpa dosanya.Airélle menggeram kecil. “Kalungku hilang! Kalung yang kutunjukkan padamu hari itu. Aku butuh... siapa tahu kalung itu bisa membawaku kembali lagi ke Chicago!&rdqu

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   17 . Fight Class

    Airélle menghadap cermin, menguncir rambutnya dengan sedikit tricky sehingga hasilnya terlihat lebih cantik.“Wow, bagaimana kau menguncirnya seperti itu, Airélle? Lebih tinggi dan cantik.” Kareen berkomentar.“Mau kulakukan juga ke rambutmu?” tawar Airélle. Maka, Kareen tidak akan menyia-nyiakan dengan menolaknya.Airélle meminta Kareen duduk menghadap cermin rias, lalu ia akan mengambil alih rambut coklat dengan sedikit helai berwarna hijau bergelombang itu.Amatera baru selesai dengan seragamnya. Ia mengamati Airélle yang menguncir rambut Kareen. Sedikit lebih menyusahkan dilihat dari caranya, tapi hasil tidak mengkhianati usaha.“Kalian berdua tampak lebih segar dengan bentuk kuncir itu.” Amatera berkomentar tepat setelah Kareen memekik senang atas hasil rambutnya.“Ame!” Kareen berseru, masih senang. “Kau juga harus mencoba ini. Ayolah, kita bertiga

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   18 . The Lios is Nice

    “Aku tidak jadi izin ke Mr. Grevin.” putus Airélle.Sontak saja dua sahabatnya itu menoleh padanya.“Kau serius?” Amatera memastikan, dan dijawab dengan anggukan kepala Airélle.“Tidak takut jadi santapan singa itu?” tanya Kareen, sedikit menggoda Airélle. Setidaknya ia harap bisa menggoyahkan Airélle, karena bagaimana pun, dia juga cemas akan keselamatan sahabatnya itu.Menanggapi pertanyaan Kareen, Airélle bergidik. Semoga saja dia tidak benar dijadikan santapan sarapan singa itu.“Itu sihir, ya? Singanya tidak habis-habis.” celetuk Airélle.Kareen di sebelahnya terkekeh. “Iya, itu ilusi mata.”“Menyenangkan....” gumam Airélle.“Bagaimana kau akan membunuh singa itu nantinya?” Amatera bertanya lagi.Airélle mengendikkan bahunya. “Aku tidak berpikir akan membunuhnya.”

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10

Bab terbaru

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   18 . The Lios is Nice

    “Aku tidak jadi izin ke Mr. Grevin.” putus Airélle.Sontak saja dua sahabatnya itu menoleh padanya.“Kau serius?” Amatera memastikan, dan dijawab dengan anggukan kepala Airélle.“Tidak takut jadi santapan singa itu?” tanya Kareen, sedikit menggoda Airélle. Setidaknya ia harap bisa menggoyahkan Airélle, karena bagaimana pun, dia juga cemas akan keselamatan sahabatnya itu.Menanggapi pertanyaan Kareen, Airélle bergidik. Semoga saja dia tidak benar dijadikan santapan sarapan singa itu.“Itu sihir, ya? Singanya tidak habis-habis.” celetuk Airélle.Kareen di sebelahnya terkekeh. “Iya, itu ilusi mata.”“Menyenangkan....” gumam Airélle.“Bagaimana kau akan membunuh singa itu nantinya?” Amatera bertanya lagi.Airélle mengendikkan bahunya. “Aku tidak berpikir akan membunuhnya.”

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   17 . Fight Class

    Airélle menghadap cermin, menguncir rambutnya dengan sedikit tricky sehingga hasilnya terlihat lebih cantik.“Wow, bagaimana kau menguncirnya seperti itu, Airélle? Lebih tinggi dan cantik.” Kareen berkomentar.“Mau kulakukan juga ke rambutmu?” tawar Airélle. Maka, Kareen tidak akan menyia-nyiakan dengan menolaknya.Airélle meminta Kareen duduk menghadap cermin rias, lalu ia akan mengambil alih rambut coklat dengan sedikit helai berwarna hijau bergelombang itu.Amatera baru selesai dengan seragamnya. Ia mengamati Airélle yang menguncir rambut Kareen. Sedikit lebih menyusahkan dilihat dari caranya, tapi hasil tidak mengkhianati usaha.“Kalian berdua tampak lebih segar dengan bentuk kuncir itu.” Amatera berkomentar tepat setelah Kareen memekik senang atas hasil rambutnya.“Ame!” Kareen berseru, masih senang. “Kau juga harus mencoba ini. Ayolah, kita bertiga

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   16 . Aaric’s Room

    Gadis itu melangkah dengan tergesa - gesa menyusuri rak demi rak buku menjulang yang memadati perpustakaan.Karena ia tidak bisa berteleportasi seperti penduduk Fantasia lainnya, dengan bermodalkan ilmu komunikasinya yang menanyai setiap orang yang ia temui di koridor mengenai keberadaan Pangeran Orion akhirnya membuahkan hasil.Langkah itu semakin cepat ketika melihat punggung familiar di depan sana tengah membolak - balikkan lembar tiap lembar buku usang.“Aaric!” Airélle berseru.Laki-laki itu menoleh. “Ada apa?”Airélle mencebik. “Kau bilang untuk menemuimu—”“—jika kau sadar ada sesuatu yang kau butuhkan. Jadi, apa yang hilang dan kau butuhkan?” sela Aaric dengan wajah tanpa dosanya.Airélle menggeram kecil. “Kalungku hilang! Kalung yang kutunjukkan padamu hari itu. Aku butuh... siapa tahu kalung itu bisa membawaku kembali lagi ke Chicago!&rdqu

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   15 . The Necklace

    “AIRÉLLE!!”Kedua gadis itu, Kareen dan Amatera, berseru bersamaan ketika melihat satu bagian dari mereka menunjukan pergerakan pasti.Kelompak mata itu perlahan terbuka. Maniknya yang segelap malam justru seakan berkilauan diterpa sinar mentari.Airélle kembali mengerjapkan matanya.“Oh Gods! Airélle, akhirnya kau sadar!” Kareen langsung berhambur memeluknya.Amatera dengan sigap menarik Kareen agar melepaskan pelukannya pada Airélle.“Jangan membuatnya sesak napas, Reen.” katanya, sukses mengundang kekehan dari Airélle.“Kau sudah tidak apa-apa?” Amatera bertanya, mengabaikan gerutuan Kareen yang merajuk padanya.“Badanku... terasa lemas.” jawab Airélle pelan.“Serius, Airélle!” Kareen menatap lekat-lekat pada Airélle, memberitahu ia tak ingin dibantah. “Jangan tinggalkan sarapanmu, maka

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   14 . Healings

    Azrival akhirnya izin pamit undur diri, dia beralasan akan menemui Panglima Fantasia, meskipun niat sebenarnya adalah memberikan waktu berdua kepada dua orang yang paling dihormati di Fantasi, Raja dan Ratu.Sepeninggal Azrival, Raja Galant berjalan lebih mendekat lagi pada Ratu Eliza. Di jarak dekat, beliau bisa melihat wajah khawatir istrinya yang belum pernah Eliza tunjukkan padanya lagi selama belasan tahun.Raja Galant menyampirkan lengannya pada pundak Ratu Eliza. Mengusapnya, menghantarkan ketenangan di sana.“Kau akan menemuinya?” tanya Raja Galant, pelan dan dalam.Ratu Eliza menggeleng sekali lagi. “Tidak, suamiku. Aku belum siap.”“Berikan dia pengertian perlahan. Kau harus menemuinya, Eliza.” Raja Galant memberitahu.“Aku hanya takut, dia tidak bisa menerimaku sebagai ibunya. Dia sangat menyayangi Giovany dan Federick, dia pasti sulit menerima kenyataan ini.” ungkap Ratu Eliza.

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   13 . The Bad Plan Has Failed

    Aaric memutuskan untuk benar - benar pergi dari sekitar air mancur halaman sisi barat akademi ketika melihat Airélle beranjak dari duduknya. Gadis light blonde itu menepuk-nepuk bagian belakangnya yang ia pikir kotor. Aaric membalik badannya, berniat berjalan dengan arah yang berlawanan dengan Airélle. Memberikan waktu sendiri bagi gadis itu. Tentunya, sebelum insting istimewanya menyala. Aaric kembali berbalik, dan melihat Airélle tengah kewalahan menjaga keseimbangannya. Gadis itu tumbang. Hampir jatuh dan merasakan sakit di badannya apabila Aaric tidak segera menangkap tubuhnya. “Airélle? Kau mendengarku? Hey, bangun.” Aaric menepuk - tepuk pelan pipi itu, tetapi Airélle hanya diam menutup mata rapat. Dia pingsan. Dengan segera Aaric mengangkat tubuh Airélle di gendongannya. Membawa Airélle sesegera mungkin ke unit kesehatan. Koridor - koridor akademi nampak sepi. Dan tiba - tiba suara gadis menyerukan namanya. Aaric melihat di depa

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   12 . Nightfall

    Berjalan berjam-jam mengelilingi akademi yang maha-luas beehasil membuat kaki Airélle terasa ingin patah sekarang. Maka, Airélle memutuskan untuk duduk beristirahat di air mancur yang ada di halaman sisi barat akademi. Dari keadaan langitnya, Airélle tahu hari sudah beranjak senja. Embusan angin menerbangkan anak rambut Airélle lembut. Senja, ya? Airélle bukan seorang gadis senja. Yang selalu mengagumi goresan oranye yang membentang luas di cakrawala. Sambil mengenang rindu atau kenangan. Bukan Airélle sekali. Tapi, ada satu momen yang membuatnta mengenang masa lalu. Tentang hari itu, saat senja. Ulang tahunnya yang ke delapan belas. Dirayakan saat senja menyapa, bersama kedua orang tuanya. Ayahnya mengajaknya berdansa, dan sang Ibu bernyanyi dengan suaranya yang merdu. Hari itu, Airélle berhasil merasakan bagaimana menjadi seorang yang bahagia. Sangat bahagia. Lantas, kenapa kebahagiaan itu tidak berlan

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   11 . Gettin' Cold

    Dunia penuh kegelapan. Tidak pernah ada cahaya matahari di wilayah Hellger. Iblis-iblis jaya di bawah kegelapan. Penuh nafsu dan ambisi. “Ada apa?” suara berat dan menyeramkan itu menyapa. Seorang iblis perempuan terkekeh. “Kau tidak pandai berbasa-basi, Paman.” “Kau membunyikan alarm rapat darurat. Jadi ada apa?” iblis tua itu tidak mengindahkan kritikan sang keponakan. “Segel di perbatasan kian hari semakin melemah. Menurut ramalan, ini dikarenakan anak hasil hubungan Devilos dan Eliza telah kembali ke tanah kelahirannya.” Qyne, sepupu Raja Hellger yang memiliki ambisi besar itu memulai. Qyne melanjutkan, “Bukan sebagai Putri, kedudukan anak itu adalah Dewi Kehidupan dan Kematian. Sebagaimana orangtuanya. Darahnya bisa membangkitkan Devilos yang tersegel kekuatan Dewa-Dewi.” “Jadi, kita culik dia untuk mengambil darahnya dan membangkitkan Devilos?” sang adik, Qyre, terlihat menyeringai senang. Qyne memandang adiknya s

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   10 . Clue

    Hantu...?Yang benar saja! Setelah Airélle mengatakan hal itu dan terus menarik Aaric agar pergi dari tanah lapang belakang akademi, mereka berdua akhirnya berteleport ke unit kesehatan.“Kau beralasan agar tidak latihan lagi?” desis Aaric.Airélle terkejut karena suara Aaric yang tiba-tiba memecah hening di antara keduanya. Sejurus kemudian, ia mendengus.“Aku tidak.” sanggahnya.“Hantu apanya? Kau tahu, delapan belas tahun aku hidup, tidak ada yang namanya hantu.” Aaric jengkel.“Bukan tidak ada, kau saja yang belum pernah melihatnya.” balas Airélle.“Hantu apa yang kau maksud?” tanya Aaric, masih jengkel.Airélle tergagu. Tidak langsung menjawab, jujur saja dia masih merinding.Mengingat latar belakangnya, jangan lupa bahwa kedua orangtuanya telah tiada. Tapi, tidak dipungkiri Airélle masih mengingat jelas sosok kedua orangt

DMCA.com Protection Status