Share

[S2] 70. SHOPPING

Penulis: mayuunice
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Shei, dokumen sudah saya tandatangani semua.”

Darell sedang melakukan panggilan dengan telepon kantornya. Dia memberi tahu pada sang sekretaris, kalau dokumen yang tadi pagi menumpuk di mejanya, sudah dipelajari dan dia tandatangani.

“Oh, baik. Saya ke ruangan bapak,” balas Sheila, lalu panggilan itu dimatikan.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu. “Masuk,” ucap Darell.

Sheila datang dan berjalan menuju meja Darell. Perempuan itu mengambil dokumen yang baru saja ditandatangani Darell. Lalu dia membungkuk sebelum akhirnya berbalik badan.

“Shei,” panggil Darell. Sheila langsung kembali menoleh dan membalikkan badannya, ketika atasannya itu memanggilnya.

“Iya. Ada y

mayuunice

Halo, kak~ Terima kasih karena selalu setia menunggu udpdate-an ini. Mohon maaf akhir-akhir ini cuman bisa up satu bab. Karena ada kesibukan di tempat kerja. Semoga kedepannya aku bisa update dua bab lagi, ya. Terima kasih juga atas gem-nya, kak. Semoga kita sehat selalu, Aamiin.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 71. TERIMA KASIH ATAS KERJA KERASNYA

    Elaine merentangkan kedua tangan ke atas, menggeliat, mencoba merelakskan otot tubuhnya yang terasa tegang. Kemudian dia melirik ke arah jam yang terpasang di dinding ruang kerjanya. Gadis itu menghela napas.“Ah, sudah jam setengah sembilan,” gumam Elaine. Di depannya masih ada Fathan yang sama-sama sedang lembur. Elaine mencoba mengintip pada kubikel rekan kerjanya itu. “Mas, udah selesai?” tanya Elaine.“Hah?” Fathan menyahut tapi tanpa melihat ke arah Elaine. Pandangannya masih fokus pada layar komputernya. “Sedikit lagi. Kamu sudah selesai?” tanya Fathan.“Sudah. Aku kirim file ke Mas Fathan, ya. Biar diperiksa dulu,” usul Elaine.“Iya, kirim aja,” timpal Fathan.Elaine kembali mendaratkan bokongnya yang tadi setengah terangkat dari kursi. Dia menarik napas dalam, kemudian langsung mengirimkan file pada e-mail Fathan. Melihat Fathan bekerja sangat keras, membuat Elaine jug

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 72. BUMANTARA FAMILY

    Klek.Darell menoleh ketika mendengar suara dari arah pintu kamarnya. Matanya perlahan membulat, saat melihat sosok perempuan keluar dari kamar tersebut. Berbalut dress berwarna biru, sepatu dan tas berwarna putih, juga rambut yang dikuncir kuda setengah dengan gaya pelintiran. Menambahkan kesan anggun pada perempuan itu.Mata Darell benar-benar tak berkedip, saat mendapati kekasihnya sedang berdiri dengan sedikit canggung. Darell beranjak, kemudian mendekat ke arahnya. Gadis itu terlihat sangat gugup. Mendudukkan kepalanya, sambil menyibak helaian rambutnya ke belakang telinga.“You’re so beautiful,” puji Darell. Maniknya itu tak lepas menatap Elaine. Dia sangat suka ketika melihat kekasihnya mengenakan dress selutut dan mengenakan riasan yang natural. Auranya benar-benar terpancar.

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 73. CALON ISTRI

    “Mba, itu pesanannya sudah ada.”Seseorang dengan suara bassnya menepuk pundak Elaine, sontak membuat gadis itu terperanjat, tersadar dari lamunannya. Dengan canggung dia tersenyum ke arah kasir yang tadi melayaninya.Elaine mengambil nampan yang berisi makanan cepat sajinya. Saat dia berbalik, dia terkejut dengan sosok yang ada di belakangnya. Ternyata laki-laki itu tadi yang menegur dan menepuk pundaknya.“Loh, Kale?”“Elaine? Oh, jadi yang tadi bengong aja elo,” timpal Kale yang ternyata sama-sama tak mengetahui keberadaan masing-masing.“Ah, i-iya. Sorry, ya. Kalau gitu gue ke sana dulu, ya.” Elaine menunjuk ke salah satu bangku yang kosong. Lalu dibalas dengan sebuah anggukan oleh Kale.“Ah.” Elaine mendesah saat dia sampai di tempat duduknya. Bisa-bisanya tadi dia melamun, sampai tidak sadar dengan sekelilingnya.Tadi saat Elaine hendak keluar dari gedung tempatnya beke

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 74. CHELSEA ADMAR

    Elaine memoles bibirnya dengan lipstik warna nude. Kemudian merekatkan bibir atas dan bawahnya, agar terlihat merata. Dia merapikan pita yang menempel di kerah bajunya. Menatap ke arah cermin, memastikan kembali bahwa penampilannya sudah sempurna.“Itu kemeja yang beli beberapa bulan lalu, kan?” tanya Darell yang baru saja masuk ke dalam kamar. Laki-laki itu baru saja mandi, rambutnya basah, dan hanya mengenakan handuk sebagai penutup bagian bawah tubuhnya.“Iya. Maaf, ya, baru sempet aku pakai,” timpal Elaine.Kemeja berwarna soft lavender yang sedang dikenakan oleh Elaine adalah pemberian dari Darell. Padahal mereka membeli kemeja ini sudah dari beberapa bulan yang lalu. Namun, Elaine baru mengenakannya hari ini.“Darell, aku udah masakin nasi goreng seafood. Aku berangkat duluan, ya. Soalnya bakal ada briefing.”Elaine beranjak dari kursi rias. Lalu mengecup pipi Darell sebelum akhirnya dia melesat, meninggalk

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 75. ASAL BUKAN CHELSEA

    Darell seolah terpaku di tempat. Dia tidak berkutik sedikit pun, saat melihat sosok perempuan itu di depannya. Jantungnya kini berdegup kencang, lututnya pun melemas, sampai dia tak sanggup untuk berdiri dari tempatnya.“Boleh aku duduk?” tanya perempuan itu.“Hum?” Darell seketika tersentak. “Si-silakan,” katanya.Ah, sial! Kenapa Darell jadi gugup saat melihat sosok perempuan itu? Dia mencoba menarik napas dalam. Mengontrol emosinya yang mendadak tak karuhan.Perempuan itu mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan. Kemudian dia menatap ke arah Darell yang masih duduk di kursinya.“Kamu masih ingat aku, kan?” tanya perempuan itu memastikan.Darell hanya mengangguk sambil. Menarik sudut bibirnya. “Ada apa kamu ke sini? Dan... maksudnya apa kamu bilang pada sekretarisku, kalau kamu pacarku?” dengus Darell. Dia mencoba melakukan pertahanan pada dirinya.Jujur, saat melihat pere

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 76. ANCAMAN PANDU

    Darell memutuskan untuk mengunjungi rumah orang tuanya. Tadi dia sempat berkunjung ke perusahaan ayahnya. Tapi menurut sekretarisnya, ayahnya sedang tidak masuk kerja. Dia ingin meminta penjelasan ayahnya yang tiba-tiba mengajukan Chelsea sebagai brand ambassador produk miliknya.Sesampainya di rumah besar itu, Darell langsung melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa. Dia langsung membuka pintu rumah itu dengan tak sabar.“Mas, ada apa?” tanya Bi Tuti yang terkejut dengan kedatangan Darell.“Papa mana?” tanya Darell dengan nada kesal.“Tuan ada di belakang, Mas. Ada apa ya, Mas?” Bi Tuti kembali bertanya. Dia harus memastikan tujuan kedatangan Darell.Namun sayang, Darell tak menggubris pertanyaan Bi Tuti. Laki-laki itu langsung berjalan menuju belakang rumahnya. Dia tahu pasti ayahnya sedang bersantai di sana.“Papa, maksud Papa a—”Ucapan Darell terhenti, ketika melihat Pandu sed

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 77. KEPUTUSAN DARELL

    Darell merasa gusar sekarang. Apa yang harus dia lakukan? Sepertinya moto hidup adalah pilihan tidak berlaku untuk Darell saat ini. Pasalnya dia tidak memiliki pilihan yang baik sama sekali. Semuanya sama saja, membuat Elaine terluka.Ponsel Darell bergetar, matanya melirik ke atas meja. Sebuah notifikasi pesan muncul dan ternyata itu dari ayahnya. Dengan berat hati Darell meraih benda pipih itu, lalu membuka pesan tersebut.Papa: Minggu depan jangan lupa datang ke acara pernikahan kakakmu. Jangan bawa cewekmu itu, tapi datang bersama Chelsea. Kamu tahu, kan, konsekuensi kalau kamu tidak menuruti perintah Papa?Rahang Darell mengetat ketika membaca pesan itu. Hatinya terasa panas ketika membaca pesan tersebut. Ingin dia mencaci maki sang ayah, tapi dia tahu resikonya seperti apa.“Darell?” panggil Elaine. Tanpa disadari Elaine sedang duduk tepat di sampingnya. “Are you ok?” tanya Elaine.&ld

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 78. PERINTAH

    “Sedang apa kamu di sini?” tanya Martha saat mendapati Chelsea ada di ruang kerja anaknya. Jujur saja, dia merasa terkejut akan kehadiran sosok perempuan itu. Martha tidak bisa menyembunyikan raut wajah kesalnya.“Ah, saya sedang menunggu. Kebetulan saya ada rapat di sini, Tante,” jawab Chelsea sembari tersenyum tenang.“Iya, Bu. Mbak Chelsea ada meeting di sini,” kata Sheila membenarkan ucapan Chelsea. “Mari, Mbak. Sudah waktunya untuk meeting.” Sheila mengajak Chelsea untuk segera menuju pertemuannya.“Oh, baiklah. Saya permisi dulu, Tante, Darell,” pamit Chelsea.Saat Chelsea dan Sheila sudah keluar dari ruangan itu, Martha langsung menghampiri Darell yang sedang ada di meja kerjanya. Anak laki-kakinya itu terlihat nampak tenang.“Darell, kamu bisa jelaskan kenapa ada Chelsea di sini? Dan meeting apa?” tanya Martha.Mendapatkan pertanyaan seperti itu, tentu saja membu

Bab terbaru

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 99. THE ENDING

    Elaine paham betul dengan maksud dari ucapan Darell. Makanya dia langsung menoleh dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Hahaha. Kenapa, Sayang?” Darell terkekeh sampe bahunya bergetar. “Nggak papa,” jawab Elaine sekenanya. Merapatkan bibirnya dan masih enggan untuk menatap Darell. Jujur saja, Elaine merasa malu saat Darell berkata demikian. Dia mengingat kejadian bertahun-tahun silam, ketika dirinya pertama kali bertemu dengan Darell. Elaine memang gila saat itu. “Kamu nyesel nggak, Len?” tanya Darell. “Nyesel apa?” sahut Elaine sambil menoleh. Darell terlihat tersenyum senang, ternyata umpannya ditangkap dengan baik oleh Elaine. Dia sengaja bertanya seperti itu agar bisa melihat wajah istrinya yang sedang memerah karena malu. “Nyesel ngajak aku tidur dan kasih aku sesuatu yang berharga dihidup kamu. Padahal dulu kamu nggak kenal aku sama sekali,” kata Darell. Elaine memejamkan matanya dan langsung mengigit bibir bawahnya

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 98. BAHAYA KALAU SAMPAI MABUK

    Elaine tersentak, matanya tiba-tiba membulat maksimal, saat dia melihat sosok laki-laki yang sudah lama tak ia lihat. Kenapa dia bisa ada di sini? Mau apa dia ke sini? Pertanyaan itu berkecamuk dalam benak Elaine.“Tenang, di sini gue bukan mau ngacauin acara spesial lo, kok,” ucap laki-laki itu, seolah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Elaine. Dia adalah Tirta, yang tiba-tiba muncul setelah sekian lama menghilang.Berbeda dengan Elaine yang terkejut. Darell hanya menatap sinis laki-laki itu. Sampai Tirta berani mengacau di hari bahagianya, dia tak akan segan membunuh laki-laki itu di sini, sekarang juga.“Gue ke sini cuman mau ngucapin selamat doang. Ya, walau gue sadar diri gue nggak lo undang, Len. Tapi nggak salah, kan, kalau gue datang ke sini dan kasih selamat sama lo,” ungkapnya.“Padahal lo nggak usah repot-repot ke sini,” sambar Elsa. Dia juga sama terkejutnya dengan Elaine. Khawatir laki-laki itu akan berla

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 97. THE WEDDING

    “Kenapa, Len? Kok diem?” tanya Grace. “Jangan kaget tapi,” kata Elaine. Shani dan Grace langsung saling melempar pandang. “Dua minggu lagi,” ucapnya kemudian. “Hah?” Benar saja Grace dan Shani kompak memekik. “Wait, Len. Itu … maksudnya Darell baru ngelamar lo di acara perusahaannya minggu lalu, loh. Kok udah dua minggu lagi?” tanya Grace. “Iya, sorry memang dadakan. Tante Martha pengin cepet. Dia tahu gimana perjuangan gue sama Darell, dan dia nggak mau ada yang ganggu hubungan kita lagi. Makanya minta buat cepet.” Elaine menghela napas. “Bonyok gue juga kaget pas Tante Martha minta percepet. Awalnya Papa minta buat sekitar dua bulan lagi, karena kita belum ada persiapan apa pun. Tapi Tante Martha kekeuh pengin cepet. Sorry, ya,” ucap Elaine. “Parah. Kok ngeduluin Grace, sih? Padahal dia yang dilamar duluan, tapi lo yang nikah duluan,” kata Shani terkekeh. Grace hanya mendelik kesal. Sungguh Elaine adalah perempuan yan

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 96. MAAFKAN MAMA

    Mata Elaine membulat, saat Darell memanggil namanya dan melontarkan pertanyaan yang membuatnya mematung seketika. Mimpi apa Elaine semalam? Kenapa Darell melamarnya secara tiba-tiba dan di tempat umum seperti ini? Sungguh, tidak ada tanda-tanda bahwa Darell akan melamarnya. Elaine tersentak saat merasakan ada tangan yang merangkulnya. Dia langsung menoleh dan mendapati Martha yang sedang menyadarkan Elaine dari keterkejutannya. Jantung Elaine kini berdetak dengan cepat, semburat merah pun muncul di pipinya. Apalagi saat dia melihat ke arah sekeliling dan mendapati beberapa pasang mata memperhatikan dirinya. Bagaimana ini? Apa yang harus Elaine katakan? Sungguh, ini adalah hal yang tak pernah terbayangkan oleh Elaine. Walau sebelumnya, memang Darell pernah melamarnya. “Elaine, jangan membuat Darell menunggu,” bisik Martha, saat seorang crew datang sembari membawa microphone untuk Elaine. “Ta-tapi, Tante aku—” “Jawab saja,” selanya sambil

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 95. PROPOSE

    “Ngapain ke sini?” tanya Elaine, saat dirinya dan Darell sampai di sebuah butik mewah.“Beli soto. Ya, beli baju, lah. Kenapa masih nanya, sih?” timpal Darell yang langsung menggenggam tangan Elaine dan menariknya ke dalam.Tak bertanya lagi, Elaine hanya mengikuti Darell. Walau dia masih penasaran, kenapa juga Darell membawanya ke butik mewah? Tak banyak pergerakan yang dilakukan Elaine sampai akhirnya Darell langsung menegurnya.“Kenapa diem aja? Pilih bajunya, dong,” kata Darell.Elaine menoleh dengan mata membulat. “Buat apa? Aku harus tahu dulu alasan kamu bawa aku ke sini. Baru aku bisa pilih baju,” balas Elaine.Ya … bagaimana Elaine akan memilih baju, jika dia saja tidak tahu harus menghadiri acara apa? Pasalnya butik tersebut menjual baju formal untuk perempuan; gaun, blazzer dan lain-lain, tentu saja dengan desain dan harga yang wah. Mungkin butuh beberapa bulan bagi Elaine untuk seke

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 94. KERINDUAN

    “A-anu, apa kamu sedang sibuk?”Darell mematung beberapa detik, ketika melihat Elaine ada di hadapannya. Kemudian dia menggeleng dengan cepat. “Oh, nggak. Kenapa?” tanya Darell.“Boleh kita bicara sebentar?” tanya Elaine dengan sedikit canggung.“Boleh, kok. Masuk aja,” ajak Darell. Dia mempersilakan Elaine untuk memasuki kamarnya. Di sana mereka berdua duduk bersebelahan di sebuah sofa kecil. Darell melihat gadis itu sedang meremas jarinya, sepertinya dia sedang merasa gugup.“Ada apa?” tanya Darell dengan nada yang sangat lembut. Mencoba memberikan kenyamanan pada Elaine. Walau sebenarnya jantungnya ini sedari tadi berdegup dengan kencang.Jujur saja, Darell ingin memeluk gadis itu sekarang juga, mencurahkan segala kerinduan dan rasa kekhawatirnya selama ini. Namun, melihat kondisi Elaine yang seperti itu, dia mengurungkan niatnya.“Mmm … anu itu ….” Ada

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 93. TERBONGKAR

    Semua terasa cepat, sampai-sampai Darell masih belum begitu paham dengan situasi yang sedang berkecamuk di ruang keluarga kediaman Bumantara.‘Kenapa Elaine ada di sini? Kenapa Mama terlihat sangat marah? Dan kenapa ada Varell di sini? Apa semua ini rencanyanya?’ Semua pertanyaan itu terus berputar di kepala Darell.Mata Darell melihat ke arah amplop cokelat yang baru saja ditaruh oleh Varell tepat di depan Tio Admar. Merasa penasaran dengan isi amplop itu. Apalagi saat dia melihat ekspresi Tio yang terkejut saat membuka amplop tersebut. Tak hanya Tio, tapi Chelsea dan Clarisa pun merasa terkejut dengan apa yang dilihatnya. Bahkan Chelsea menangis saat melihat isi dari amplop tersebut.Merasa penasaran, Darell langsung menghampiri Tio dan menyambar beberapa lembar kertas yang sedang dipegang oleh laki-laki itu. Tak ada perlawanan dari Tio, mungkin karena saking terkejutnya dia.Darell langsung membaca, membuka lembar demi lembar dokumen yang s

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 92. SIAPA YANG DIUNTUNGKAN

    Bagai disambar petir, Pandu benar-benar terkejut dengan kedatangan sosok Elaine di rumahnya. Sontak laki-laki itu berdiri dari sofa yang sedang didudukinya. Matanya membelalak dan mulutnya sedikit menganga, saking terkejutnya. ‘Kenapa gadis itu ada di sini?’ batin Pandu. Melihat Elaine muncul dengan tiba-tiba di kediaman Bumantara, membuat Darell langsung berlari ke arahnya. Ia langsung mengecek kondisi Elaine. “Kamu baik-baik saja?” tanya Darell dengan nada khawatir. Belum juga Elaine menjawab pertanyaan Darell, Martha sudah langsung memberang. “Maksudmu gadis ini, kan?” tanyanya. Keluarga Admar hanya diam saja, mereka menoton pertengkaran antara Martha dan Pandu. Namun, bukan berarti mereka senang dan menikmatinya. Melainkan Tio dan Chelsea terlihat sangat gusar. “Ke-kenapa dia ada di sini?” tanya Pandu dengan terbata-bata. “Seenaknya kamu mengancam anakmu sendiri dengan melibatkan orang lain, yang tidak bersalah sama sekali!

  • AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia)   [S2] 91. MALAM PERJODOHAN

    Tidak. Tidak bisa! Elaine tidak ingin sampai Darell menuruti permintaan ayahnya dan menikah dengan Chelsea. Bagaimanapun rasa sayang dan cintanya pada Darell sangat besar. Apalagi saat mengetahui perjuangan Darell untuk mempertahankannya.“Gue nggak bisa diem aja,” gumam Elaine. Dia mencoba memikirkan cara bagaimana dia bisa keluar dari sini, menemui Pandu dan menenatng usahanya.Elaine tidak bisa membiarkan Darell berjuang sendirian. Dia rasa, dirinya juga harus berusaha mempertahankan hubungan mereka berdua. Tapi bagaimana? Elaine medesah saat otaknya terasa tumpul, tak bisa memikirkan apa pun.***Keesokan harinya.Darell terlihat sangat kacau sekali. Kemarin, dia seharian mencari keberadaan Elaine tapi ia tak kunjung menemukannya. Perasaan khawatir semakin mencuat dari dalam diri Darell, ketika dia mengingat bahwa hari ini adalah tenggat waktu untuknya.Tok. Tok. Tok.Darell langsung menoleh

DMCA.com Protection Status