Share

HOME SWEET HOME

Penulis: Citra Rahayu Bening
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Saya minta izin liat mess Pak Nadio, ya?”

“Silakan,” jawab sekuriti yang langsung mengikuti langkah kaki Lisa. Bu Kos pun ikut mengiringi keduanya. Vivian yang telah menunggu di teras, akhirnya berjalan menghampiri karena khawatir Lisa membuat ulah.

“Sepi, Pak. Ngapain Karmila ikut Pak Nadio? Di luar jam kerja, kan?” tanya Lisa menatap ke arah sekuriti setelah puas mengamati bagian dalam dari jendela.

Vivian menyalami Bu Kos yang berdiri terpaku di gerbang mess. Kemudian wanita tomboi ini mendekat ke arah Lisa.

“Karmila habis meeting bareng Pak Nadio, badannya meriang. Saya yang minta maaf. Lupa kasih kunci ke anak Bu Kos tadi. Ini kuncinya, Bu,” ucap Vivian sembari mengulurkan benda tersebut.

“Okey, tak mengapa. Kebetulan saya sedang ke rumah sodara. Saya hanya ingin tau, kenapa Nona Mila pindah kos. Padahal udah dibayar lunas setaon. Ini baru jalan 3 bulan. Saya yang gak enak hati,” jelas Bu Kos. Sementara Vivian berbincang dengan Bu Kos, Lisa berjalan cepat menghampiri arah sampin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • AFTER ONE NIGHT STAND   DIA, AYAH!

    “Pak, ada Karmila di dalam?” Lisa berteriak dari teras. Wanita hitam manis tersebut mengintip ke jendela kaca.Sementara sejoli yang sedang dimabuk asmara tak mendengarnya. Keduanya menikmati luapan rasa cinta dengan napas memburu. Tubuh Karmila dibopong Nadio ke kamar dan kelebat bayang mereka terlihat oleh Lisa yang sedang mengintip.Tak lama kemudian, terdengar telepon paralel di meja kerja berdering. Nadio dengan kesal menghentikan aktivitasnya. Karmila hanya tersenyum menggoda.“Honey, mungkin ada urgent. Nanti dilanjut,” ucap Karmila sambil menepuk pipi sang pria lembut.Nadio masih menyempatkan mengecup bibir Karmila sekilas sebelum beranjak keluar kamar. Saat Nadio menuju meja kerja, tampak olehnya Lisa yang sedang mengintip dari jendela. Kebetulan, lampu ruang tamu telah dimatikan. Namun, Nadio tak menghiraukan. Dia langsung menghampiri meja kerja. Pos jaga yang sedang menghubunginya.“Selamat malam,”jawab Nadio sesaat setelah angkat ganggang telepon.“Selamat malam, Pak. Maa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • AFTER ONE NIGHT STAND   RAHASIA KITA

    “Gua beri madunya sekarang, Sayang. Bersiap-siap,” bisik Nadio di telinga Karmila.“Ih, jangan!” larang Karmila sambil menutup atasan piyama yang masih terbuka dari semalam. Karmila mengecup bibir Nadio sekilas lalu berbisik,”Kak Vivian udah di teras. Honey, bisa pindah kamar?”Nadio segera tersadar dan mengangguk. “Okey. Gua boyongan sekarang. Tunggu bentar. Jangan buru-buru buka pintu,” ucap Nadio.Pria berparas oriental tersebut segera membawa barang-barangnya. Kemudian, dia sebelum beranjak ke luar masih sempat berbicara lirih,”I love you, Sayang.”“Me too,”jawab Karmila lalu bersiap keluar, setelah Nadio masuk kamar sebelah. Kursi roda berjalan pelan menuju ke arah pintu depan. Sementara Vivian masih mengetuk pintu, meski pelan. Karmila perlahan memutar anak kunci. Begitu pintu terbuka, Vivian gegas memeluk anak buahnya tersebut.“Karmila, lu gak kenapa-napa, kan? Semalam gua kaga bisa tidur. Mana ponsel mati. Di mana Bos?” tanya Vivian beruntun seraya mata menatap dalam ruangan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • AFTER ONE NIGHT STAND   SIAPA PRIA ITU?

    “Cukup jadi rahasia kita. Nanti kalian juga tahu. Saya harap Miss. Vivian bisa jaga rahasia, demi keselamatan Karmila,” jelas Nadio. “Baik, Pak. Maaf, udah mulai akrab, nih? Udah berani panggil nama doang,” ucap Vivian yang membuat pasangan di dekatnya tertawa. Akhirnya, sejoli ini jadi pergi dengan membawa serta semua barang-barang Karmila. Vivian tampak manyun karena belum dapat informasi tentang alamat indekos Karmila. “Gua kaga tau, Kak. Yang cariin kos Bos. Kita lagi ngobrol, tau-tau Bos bilang ngajak pindah. Entar, begitu sampe gua kasih alamatnya,” jawab Karmila saat Vivian meneleponnya. “Beneran. Gua tunggu kabar dari lu. Begitu dapat, gua ke sana bantuin,” balas Vivian sambil tertawa renyah.“Okey. Kak, terima kasih telah perhatian pada gua.” “It’s never mind. Fokus ke kaki kamu, ya. Gua berdoa agar kalian berjodoh.” “Apaan, sih. Papay.” Karmila pun mengakhiri hubungan telepon.Secara kebetulan tiba di apartemen bebarengan dengan pick up yang membawa barang-barang. Akhir

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • AFTER ONE NIGHT STAND   RESAH BIKIN BAHAGIA

    Bang Beni pulang ke rumah besar. Dia mau mengambil mobil untuk menjemput Kak Rega—istrinya, sekaligus kakak kandung Nadio. Sepulang Bang Beni, Nadio dan Karmila makan bersama. Ayam goreng khas menu siap saji plus nasi putih. Mereka melahapnya dengan nikmat. Perut telat diisi karena keasikan bercengkerama dengan sang abang barusan.Berdua mencuci tempat makan. Sesekali tangan Nadio jahil, menggoda sang kekasih. Karmila hanya tersenyum manja sebagai balasan keusilan Nadio. Karmila merasa bersyukur bertemu dengan Nadio, seorang pria yang bertanggung jawab.Wanita berambut ikal tersebut mengingat awal pertemuan mereka. Dia sempat terkejut saat mengetahui bahwa Ario adalah atasan serta owner perusahaan dan mereka telah bersama selama semalam. Tak sengaja bibir Tania tersenyum bahagia. “Kok tersenyum sendiri? Sayang ... pasti mau dimesrain lagi ‘kan!?” bisik Nadio di telinga Karmila. Kedua lengannya sudah melingkar erat dari belakang tubuh Karmila. Tingkah Nadio ini, tentu saja membuat Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • AFTER ONE NIGHT STAND   KEBAHAGIAAN DIBAYANGI KEKACAUAN

    Malam itu, akhirnya jadi ajang kerja bakti gara-gara pipa ledeng yang tersumbat. Nadio sibuk mempersiapkan stok air bersih, selama petugas memperbaiki pipa. Mereka berempat begadang dan akhirnya tertidur pulas karena kelelahan.▪▪▪¤▪°▪¤▪▪▪Esok harinya Karmila bangun dengan kaki yang mulai ringan untuk melangkah.Saat dia keluar dari kamar, hanya ditemui Nadio yang tertidur pulas di sofa ruang tengah. Kamar yang ditempati Bang Beni dan Kak Rega sudah kosong.Ke mana mereka, ya? Jam berapa mereka keluar? Batin Karmila.Dia segera ke kamar mandi membersihkan badan. Selesai mandi, Karmila menuju dapur. Wanita berambut ikal mempersiapkan menu sarapan untuk berdua.Alangkah kaget Karmila, ketika membuka kulkas sudah penuh aneka bahan makanan. Perasaan dia kemarin hanya sempat berbelanja ala kadarnya, beberapa ikat sayur, ikan sarden dan mie instan. Beberapa saat kemudian, dua buah piring mie goreng spesial sudah siap terhidang. Karmila menghampiri Nadio.“Honey, bangun dong!” Tangan Karm

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • AFTER ONE NIGHT STAND   DIA PELACUR!

    “Kok bisa? Bukannya Lisa udah dimutasi ke luar kota?” tanya Karmila dengan hati berdebar-debar.Dia paham, Lisa tak akan cepat menyerah setelah pertengkaran kemarin. Apalagi kini, dia dibeking oleh Tuan Ongki. Bisa dipastikan sahabat karibnya yang sudah mata gelap karena ambisi kaya akan menghalalkan segala cara. Karmila sudah tak mengenali Lisa lagi. Teman karibnya itu telah berubah sejak sering menyambangi night club. Pergaulannya semakin liar. Lisa sudah berubah menjadi wanita metropolis yang ambisius dan culas.“Gua kaga jadi temuin lu. Gua mau pura-pura cari obat di apotek. Lisa ada dalam mobil dekat gerbang rumah sakit. Lu kirim surat dokter via email. Gua tunggu,” ucap Vivian dari seberang telepon.Pembicaraan pun berakhir, saat dr. Angga sudah memasuki ruang perawatan. Mulai hari ini, kaki Karmila terbebas dari gips. Namun, sementara waktu belum boleh beraktivitas berat untuk kaki. Oleh karena telepon dari Vivian, akhirnya Karmila tak jadi beristirahat di rumah sakit.°°°°°*

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • AFTER ONE NIGHT STAND   SERUMIT INI?

    Mobil telah sampai di tempat parkir apartemen. Nadio keluar segera dari kendaraan roda empat tersebut. Dia melihat sosok Karmila di pintu keluar lobi. Nadio segera berlari mengejar langkah si kekasih yang akan menghampiri sebuah taksi. Dia berlari ke arah Karmila dan segera mendekap erat kekasihnya. Dalam dekapan Nadio, rembesan air mata Karmila membasahi kemeja sang pria.“Sayang, please ... jangan pergi! Kita tetap nikah, ada mau pun tak ada persetujuan dari Papa,” ucap Nadio lirih di sela-sela pangkal rambut Karmila.Diusapnya lembut punggung wanita berambut ikal itu. Betapa lega rasa hati, Karmila belum sempat pergi. Nadio tahu benar, Karmila tak ada tempat tinggal saat ini sejak keluar dari indekos.“Honey, aku malu banget, papa kamu bilang aku pelacur,” ucap Karmila sembari sesegukan. Air mata mengalir dari kedua pipinya, tak henti-henti bagai mata air. “Kita masuk dulu, malu dilihat orang, kita obrolin semuanya, Sayang,” bujuk Nadio.Tangan Nadio mengusap lembut cairan bening

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • AFTER ONE NIGHT STAND   BAPAK DAN ANAK BISA BERBAGI

    Nadio menggandeng Karmila menuju pintu. Dia segera mengubah password pintu. Setelah cek dan ricek CCTV yang terpasang di depan pintu serta depan pintu lift, akhirnya Nadio pamit pergi ke rumah besar.Nadio tak lupa memberi pelukan dan ciuman mesra kepada Karmila. Semua adegan tersebut tak luput dari sepasang mata yang mengintai dari kejauhan.‘Ting!’ Karmila gegas menuju meja untuk melihat pesan yang masuk. Tampak di layar kaca sebuah nomor kontak tak dikenal.Apa mungkin Lisa punya nomor lain? Tanya Karmila dalam hati.Dengan hati-hati, pesan itu pun dibuka lalu dibaca.[Aku tahu kamu ada dalam apartemen. Kamu bisa lihat foto-foto koleksiku ini? Mau foto-foto viral atau temui aku di N-Mart sekarang? Kita perlu bicara! *Ongki Wijaya*]Kedua mata Karmila terbelalak saat melihat foto-foto yang terkirim. Dari foto dirinya masuk tempat pesta jebakan, saat minum dan mabuk serta foto barusan, dia dan Nadio berciuman depan pintu.Karmila seketika panik. Dari kedua sudut mata mengalir bulira

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • AFTER ONE NIGHT STAND   HUKUM TABUR TUAI

    Dalam ruangan hanya terdengar tarikan napas para penghuninya. Tak ada yang mau bersuara. Masing-masing meresapi peristiwa haru yang terjadi di hadapan mereka. Karmila tampak paling bahagia karenanya.Ia merasa rencana membuat rumah makan bersama Bude Darmo dan Rasti akan berjalan tanpa hambatan, bahkan bisa lebih mudah terwujud. Ia optimis, Pendi yang telah berubah akan ikut andil membantunya."Alhamdulillah, bisa bertemu orang-orang baik seperti kalian," ucap Pendi lalu tersenyum tipis."Alhamdulillah, saya ikut senang, meski tak tahu soal mafia. Dengan itikad baik Mas Pendi dalam menangkap pelaku pengerusakan, saya sebagai pimpinan di sini mengucapkan terima kasih. Tindakan heroik Mas Pendi membuat kredibilitas kafe terjaga. Jika masa bersyarat sudah berakhir dan Mas ingin bergabung di kafe. Saya bisa merekomendasikan Mas untuk menjadi karyawan tanpa interview," ucap manager dengan wajah sumringah.Tawaran kerja barusan ditanggapi Pendi dengan wajah berseri-seri. Pria bertato terseb

  • AFTER ONE NIGHT STAND   BAPAK KANDUNG PENDI

    "Ada laporan masuk. Pelaku pengerusakan telah ditangkap polisi, Pak," jawab sekuriti yang berdiri."Syukurlah!" seru Karmila dengan perasaan lega."Maaf, yang buat laporan siapa, Pak?" tanya Nadio yang penasaran."Seorang pria yang sekarang sedang berada di pos penjagaan. Katanya mengenal baik Bapak dan Ibu," jawab sekuriti sambil melihat ke arah Nadio dan Karmila. "Apa benar namanya Pendi?" tanya Nadio segera."Benar, Pak. Berarti orang itu benar-benar mengenal Bapak dan Ibu?" tanya balik sekuriti."Gimana gak kenal? Dia itu anak dari bude saya, Pak," sahut Karmila sambil tertawa kecil. Demikian pula Nadio."Wah, kebetulan sekali. Pak, tolong ajak orang tersebut kemari. Kita ajak berdiskusi," ucap manager sambil menatap sekuriti."Baik, Pak!" seru sekuriti dengan tangan memberi hormat. Pria tersebut segera balik badan dan berlalu.Setelah kepergiaannya, kini tinggal seorang sekuriti dan tukang parkir yang berpandangan dengan raut wajah bahagia. Mereka merasa lega karena tak harus me

  • AFTER ONE NIGHT STAND   ORANG GILA

    Nadio segera mengambil foto dengan ponsel lalu mengirimkan kepada Mr. Bram dan polisi yang sedang menyelidiki kasus mereka.Saat tukang parkir datang dengan maksud akan membantu arah kendaraan saat keluar dari parkir, tak kalah kaget. Pria berseragam hijau tersebut tak enak hati kepada Nadio dan Karmila."Saya minta maaf, Bapak dan Ibu. Silakan tunggu sebentar. Saya akan lapor ke sekuriti soal ini," ucap pria tersebut dengan sorot mata penyesalan."Ok. Silakan. Bagaimana bisa terjadi seperti ini?" protes Nadio kesal.Karmila hanya menatap keduanya dengan pikiran tak menentu. Wanita ini merasa ngeri juga dengan kejadian barusan. Kehidupan rumah tangganya diselimuti berbagai masalah yang beruntun. Baru saja merasa lega dengan penjelasan Mr. Bram yang telah mulai menguak kasus sedikit demi sedikit. Namun, dengan insiden yang terjadi ini, membuat Karmila teringat traumanya kembali. "Honey, apa yang salah dengan kita?" tanya Karmila dengan wajah memelas.Nadio yang mendengarnya, langsung

  • AFTER ONE NIGHT STAND   SIAPA DIA?

    "Maaf, boleh saya tahu? Siapakah yang telah menyerahkan map ini ke waiter?" tanya Nadio sambil menduga-duga sosok pemberi barang bukti tersebut. Seketika, Mr. Bram tersenyum tipis sambil berkata,"Orang terdekat Bapak dan Ibu." Pasutri muda ini pun seketika terkejut lalu saling berpandangan. Mr. Bram memahami kebingungan keduanya. Pria berpenampilan layaknya aktor laga tersebut mengambil ponsel dari dalam saku jaket. Tampak dirinya menghubungi seseorang. Mr. Bram sesaat berbicara lalu mengaktifkan speaker. "Silakan berbicara langsung dengan Bapak Nadio dan istri," ucap Mr. Bram dengan senyum yang membuat pasutri di hadapannya semakin penasaran. "Assalammu'alaikum." "Wa'alaikumussalam. Bapak!" teriak Karmila dan Nadio berbarengan. Mereka tak bisa mempercayai dengan suara yang terdengar. "Ya, ini Bapak, Nak. Maafkan, telah membuat kalian kaget," balas Pak Rahmat dari ujung telepon. Ucapan pria separuh baya tersebut seketika membuat wajah pasangan muda berseri-seri. Mereka tak menyan

  • AFTER ONE NIGHT STAND   SOSOK PEMBERI BARANG BUKTI

    "Salam kenal, Bu. Saya Mr. Bram Akira yang akan menangani kasus. Semoga berkenan," balas pria tersebut seraya membungkukkan badan. "Salam kenal kembali, Mr. Bram. Kami berharap bisa tuntas secepatnya," balas Karmila lalu membungkukkan badan pula. "Silakan duduk Mr. Bram!" pinta Nadio. Ketiganya kemudian duduk berhadapan. Secera kebetulan seorang waiter sedang lewat di depan mereka. Nadio seketika memanggilnya. Saat pria tersebut datang menghampiri, Nadio meminta untuk menghidangkan tiga minuman. "Baik, Pak. Saya akan segera membawakan pesanan. Mohon ditunggu. Permisi," ucap waiter tersebut lalu membungkuk. "Silakan," balas Nadio segera. Waiter segera berlalu meninggalkan tempat. Kini ketiganya kembali mengadakan pembicaraan. Di saat asik mengobrol datang seorang waiter lain dengan membawa sebuah map. Pria muda berambut cepak style tentara tersebut mengucapkan salam. Namun, tiba-tiba tubuhnya sempoyongan seperti orang mabuk. "Kenapa itu?" tanya Karmila kaget. Nadio dan Mr. Bram

  • AFTER ONE NIGHT STAND   RENDEZVOUS

    Tentu saja, penjelasan Nadio semakin membuat Karmila keheranan. Wanita berambut ikal tersebut memang orang yang lugu. "Hal biasa semacam itu di luar negeri. Pasangan tanpa komitmen resmi dan tetap bertanggung jawab kepada anak biologis. Mungkin saja, Tuan Ongki sudah melalaikan tanggung jawab." "Akhirnya ada rasa dendam karenanya," ucap Karmila mencoba menduga-duga. "Ya, begitulah." Pembicaraan terhenti, pada saat mobil mereka tak bisa bergerak karena tepat di depan mata ada kerumunan warga. Sesaat kemudian datanglah mobil patroli polisi dan ambulans. "Honey, kecelakaan?" tanya Karmila sembari mengawasi gerak-gerik para petugas yang sedang mengeksekusi korban. "Sepertinya pembunuhan," jawab Nadio segera. Rupanya mereka tak perlu menunggu lama untuk mengetahui dengan yang terjadi. Dari pembicaraan warga yang sedang berkerumun, mengarah pada kasus mutilasi. Karmila bergidik seketika mendengarnya. Korban adalah seorang dokter. Tiba-tiba terdengar ponsel Karmila berbunyi dan terter

  • AFTER ONE NIGHT STAND   BANYAK HALANGAN

    "Selamat siang, Dokter," ucap Karmila sembari mengaktifkan speaker. "Selamat siang. Saya minta maaf, terpaksa menghubungi Bu Karmila. Hanya nomor kontak ini yang tercantum pada data pasien," jelas Dokter Andrean. "Gak masalah. Dokter, mau berbicara dengan suami saya?" "Boleh saya minta minta nomor Pak Nadio? Saya harus sampaikan langsung ke beliau." "Nomor suami sedang diprivate, Dok. Akhir-akhir ada yang teror. Tinggal bilang ke saja, nanti saya sampaikan," balas Karmila sambil tersenyum ke arah suaminya. Nadio pun langsung mengacungkan jempol. "Baiklah. Bu Vivian sempat keceplosan pada saya, sempat mengambil sidik jari Pak Nadio buat akses masuk ke apartemen. Maka dari itu dia yakin bahwa anaknya adalah benih Pak Nadio. Maaf, Bu. Sebenarnya ini bisa dibuktikan dengan tes DNA." "Dokter, ini saya, Nadio. Maaf, tadi lagi nyetir. Miss. Vivian kapan masuk apartemen? Kapan dia ambil sidik jari?" tanya Nadio dengan ekspresi marah sekaligus penasaran. Karmila pun ikut kesal begitu tahu

  • AFTER ONE NIGHT STAND   POLISI MAFIA

    "Saya paham kronologinya. Kebetulan saya sempat ngobrol dengan Bu Vivian. Dari pasien ini, terungkap bahwa dia yang menularkan penyakit tersebut ke Pak Handoko lalu menular lagi ke pasangannya. Pasien tak sengaja menularkannya karena berdua dalam pengaruh narkoba saat melakukan hal tersebut," ungkap Dokter Andrean yang akhirnya, berhasil menyakinkan pasutri muda. Baik Nadio maupun Karmila tak menyangka dengan pernyataan dokter barusan. Mereka tak pernah lihat gelagat aneh dari Vivian, kalau memang wanita tomboi tersebut seorang pecandu narkoba. Namun, Karmila akhirnya punya pertanyaan yang menggelitik. "Jadi janin yang kemarin, benih siapa, Dok?" tanya Karmila sembari memandang dokter tersebut. "Kemungkinan besar anak suaminya. Itu masih dugaan saya dan perlu dibuktikan. Demi penyelidikan kasus yang terkait," jelas Dokter Andrean. Penjelasan dokter tersebut menjadikan Karmila teringat sesuatu. "Miss. Vivian pisah ranjang sampai akhirnya cerai itu sejak setahun lalu, Dok," urai Ka

  • AFTER ONE NIGHT STAND   MATA RANTAI KESEDIHAN

    Beberapa selang alat kesehatan menempel di bagian tubuh. Itu sudah mengindekasikan bahwa wanita yang terbaring ini sedang tidak baik-baik saja."Terima kasih masih mau memberi undangan kepada kami, Miss," ucap Nadio bernada canda agar pasien sedikit terhibur."Undangan yang bikin kalian bengong tentunya," balas Vivian dengan bibir bergetar.Kedua mata wanita tomboi tersebut sayu dan bisa dibilang hampir hilang cahayanya. Raut wajah yang dulu bersih segar, kini pucat pasi bagai tak dialiri darah. Pasutri muda yang sedang berdiri di depannya memandang dengan perasaan tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Bahkan air mata Karmila tak tertahan lagi, mengalir deras, membasahi kedua pipi.Nadio seketika memeluk sang istri lalu berbisik,"Tahan dulu. Biar dia gak tambah sedih."Karmila pun mengangguk dan segera mengusap buliran-buliran bening tersebut dengan tisu. Kini, hanya tersisa isakan dan bunyi napas yang sesak. Namun, Karmila menahannya agar tak terdengar oleh Vivian."Miss. Vivian haru

DMCA.com Protection Status