“Memperjuangkan orang yang tidak memperjuangkan kita adalah hal yang sia-sia”
Albi masih mencoba untuk bisa berada di dekat Alana dan menguatkan cewek tersebut ketika Alfa menyakitinya lagi, akan tetapi, tidak mudah untuk melakukan itu
“Alana baca sekarang suratnya. Ayolah” desak Albi
“Harus banget sekarang ya, Bi?” tanya Alana penasaran
“Tidak juga sebenarnya” jawab Albi
“Boleh aku baca di rumah saja? Aku sekarang sedang terburu-buru, ada urusan lain juga” tanya Alana
“Boleh dong, tetapi kamu benar-benar akan membacanya bukan?” tanya Albi
“Iya, memangnya kenapa kamu ingin aku membaca suratnya sekarang?” tanya Alana penasaran
“Penasaran saja” balas Albi dengan terkekeh
“Aku kira kenapa, Bi. Ya sudah kalau begitu, aku pergi dulu ya, nanti aku akan ceritakan semua isi suratnya setelah aku baca ya” terang Alana
“Oke, see you” kata Albi
“See you too” jawab Alana
“Tersenyum bukan berarti bahagia, menangis bukan berarti sedih. Namun, dengan bersama kita bisa bertukar rasa dan rindu” Hancur Patah Retak Tiga kata yang mewakili perasaan Alana setelah membaca surat dari Alfa Kepala Alana terasa penat dengan semua drama cinta dengan Alfa, ditambah pula dengan problematika memori ponsel yang penuh, seketika membuat Alana menjadi badmood “Sebenarnya selama ini aku screenshoot apa saja sampai-sampai memoriku seringkali penuh” keluh Alana dalam benaknya Alana mencoba menghapus beberapa foto di galerinya dan ternyata memang benar bahwa dia selama ini memiliki kebiasaan menscreenshoot banyak quotes yang menurutnya bagus dan sesuai dengan perasaanya saat ini, akan tetapi tidak pernah dilihat kembali dan akhirnya lama-kelamaan menumpuk “ Delete Screenshoot 1250 images” Alana memutuskan untuk menghapus semua screenshootan
“Yang istimewa akan kalah dengan yang selalu ada” Di pagi hari yang cerah, Alana membuka matanya dengan sangat manja, di raih ponselnya dengan cepat dan merasa terkejut ketika Arga telah mengiriminya pesan “Pagi singa” kata Arga menggoda Alana di pagi hari “Apaan sih kelinci?” jawab Alana yang sebenarnya tertawa kecil di dalam hati karena Arga masih mengingat sebutan itu, sebutan satu sama lain di masa SMA Singa adalah sebutan Arga untuk Alana. Mewakili sifat Alana yang pemberani, kuat, dan pantang menyerah terhadap apapun. Sedangkan, kelinci adalah sebutan Alana untuk Arga. Mencerminkan sifat Arga yang lemah lembut dan lucu. “Baru bangun singa, mana ada raja hutan bangunnya jam segini?” tebak Arga “Suka-suka dong” balas Alana “Kelinci sudah bangun dari tadi pagi” ujar Arga “Siapa yang nanya?” Alana membalikkan pertanyaan “Aku hanya memberi tahu” balas Arga singkat “Tetapi, aku tidak
“Seseorang yang siap menjadi tameng pelindung dan maju paling depan saat kita dalam bahaya atau terluka adalah orang yang istimewa bagi kita” Alka menarik jauh Alana hingga hampir sampai di kandang jerapah “Kak, jerapahnya ada di sana. Ayo” tarik Alka pada Alana “Iya, pelan-pelan Alka” jawab Alana “Wah, tinggi sekali jerapahnya, aku mau tumbuh tinggi” kata Alka pada Alana “Nanti kamu akan tumbuh tinggi, setinggi Arga” jawab Alana “Betul” jawab Arga “Ayo, kita keliling” Alka menarik tangan Alana di sebelah kiri dan Arga di sebelah kanan “Iya” jawab Alana dan Arga bersamaan Setelah melihat jerapah, Alka ingin melihat gajah, singa, beo, beruang, dan kelinci. Mereka bertiga jalan-jalan bersama dan melihat berbagai macam hewan di kebun binatang tersebut. Alka terlihat sangat bahagia. Begitu pula dengan Arga dan Alana “Mau foto bareng?” tanya Arga pada Alana “Boleh” jawab Alana “
“Beberapa cowok pandai bermain kata dan dibumbui sedikit rasa. Hati-hati saat mendengarnya. Bisa jadi cinta atau duka” “Alana, will you be my girl freind?” tanya Arga tiba-tiba pada Alana sambil menatap dan memengang tangan Alana Deg “So sweet” jawab Alka spontan “Anak kecil ikut-ikutan” ucap Arga pada Alka “Terima aja kak, Alana” ucap Alka pada Alana Alana terdiam dan tampak berpikir dalam-dalam “Haruskah aku menjawab sekarang?” tanya Alana pada Arga “Sure” jawab Arga singkat Alana menghela nafas panjang, lalu mengeluarkannya, dan kemudian menjawab pertanyaan Arga “Thank you for loving me, but I’m so sorry” ucap Alana sambil menundukkan kepala “Why?” tanya Arga penasaran “I’m don’t want in a relationship right now” balas Alana “What’s wrong?” tanya Arga “Us” jawab Alana dengan tegas
“Seseorang dapat berlaku tidak adil karena dua hal, terlalu cinta dan terlalu benci” Beberapa orang berlalu lalang di sekitar alun-alun kota. Begitu ramai suasana senja di kota bunga itu Alana yang dari tadi tidak tahan untuk hanya berdiam diri di tempat menunggu Arga, akhirnya melihat Arga datang dengan gesit “Ayo” ajak Alana yang langsung berlari mendahului Arga “Tunggu, Alana. Jangan berpencar” pinta Arga yang masih memarkir sepeda motornya Akan tetapi, Alana semakin panik, bahkan lebih panik daripada Arga, karena naluri seorang cewek selalu leih tajam dari cowok “Kamu mau kehilangan keponakanmu itu?” tanya Alana dan langsung berlari kembali Arga dan Alana berpencar, Alana ke arah kiri, dan Arga ke arah kanan. Alana yakin bahwa Alka sedang ada di sekitar alun-alun kota. Karena hanya itu lokasi yang paling dekat dengan kebun binatang tadi, bahkan Alka sendiri tidak tahu rumah Alana, dan jauh jika harus pulang s
“Seseorang bisa berubah karena mereka terluka cukup parah” Arga yang mengetahui ada barang yang terjatuh dari tas sling bag Alana langsung mengambilnya, akan tetapi dalam hati kecilnya dia sangat penasaran tentang isi barang tersebut. Sebuah kertas berwarna vintage dengan lipatan tertentu seperti bukan kertas sembarangan. Arga memilih untuk menyembunyikannya dahulu di genggaman tangan arga di balik punggungnya “Alana, aku mau ke toilet, tolong jaga Alka sebentar ya” pinta Arga pada Alana “Oke” jawab Arga Arga melangkah pergi dan bersembunyi di balik semak-semak “Aku ingin mengetahui apa isinya” bisik Arga dalam benaknya Arga mulai membuka perlahan dari lipatan surat Alana dan membacanya dengan mata tajam SURAT CINTA UNTUK ALANA Alana, Perempuan datang atas nama Alana Menebar tawa, menghapus duka Memberi warna pada gelapnya dunia Dia pe
“Dunia tidak boleh tahu kamu sedang babak belur. Dunia hanya boleh tahu kamu masih tegak dan tidak hancur” “Kenapa tiba-tiba perasaanku jadi tidak enak? Pertanda apa ini?” tanya Alana dalam hati dengan nada gelisah “Aku harus telepon Arga sekarang” kata Alana Alana berjalan meraih ponselnya dengan jari telunjuk yang masih berdarah dan belum diobati. Alana lebih mengkhawatirkan Arga dan Alka, daripada jarinya sendiri Kring...[Satu telepon dari Alana tidak terjawab] Kring...[Dua telepon dari Alana tidak terjawab] Kring... [Ponsel Arga berdering] “Arga please, angkat teleponnya” ujar Alana sambil berjalan mondar-mandir di kamarnya Lalu, Arga menjawab telepon Alana, akan tetapi bukan suara yang dikenal Alana selama ini “Halo Arga, kamu dimana?” tanya Alana “Halo, ini siapa?” orang yang sedang menjawab telepon Alana kembali bertanya “Saya Alana, temannya Arga” jawab Alana
“Orang terakhir yang ada di pikiranmu sebelum tidur adalah orang yang menjadi alasan kamu bahagia atau justru alasan kamu terluka” “Sudah selesai” kata Alana sambil membereskan peralatan P3K “Eh, tunggu sebentar” ucap Arga tiba-tiba “Kenapa?” tanya Alana dengan menaikkan sebelah alisnya mengisyaratkan kebingungan “Tanganmu juga terluka, sini aku lihat” ujar Arga sambil menarik tangan Alana untuk dilihatnya lebih dekat “Ini hanya luka kecil, Ga” Alana mengelak “Luka kecil kalau tidak diobati akan jadi besar” ucap Arga “Nanti saja aku obati sendiri di rumah” balas Alana “Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti?” tanya Arga kembali Alana terdiam. Tidak ada kata yang terucap dari mulut Alana lagi “Sini cerita, kenapa?” ajak Arga pada Alana untuk mendekat dan bercerita padanya “Luka karena pecahan kaca” jawab Alana pelan “Kok bisa?” tanya Arga merasa heran “Aku nggak mau