Saat tangan Keyra ingin membuka pintu, pergerakannya terhenti oleh pintu yang sudah di buka dari luar. Dengan malas Satria menatap ke arah pintu. Sedangkan Keyra memasang raut wajah terkejut dan sedikit tak percaya.
“Loh? Kamu?” ucap seorang wanita cantik yang ada di depannya. Dengan senyum canggung Keyra membalas rasa terkejut Mama Satria.
“Loh, kamu ada di sini? Kenal anak tante?” tanya Mia dengan raut wajah heran.
“Iya tan, bang Satria senior aku di kampus” jawab Keyra dengan senyum canggung. Keyra masih berdiri di tempatnya dengan sorot mata yang tak bisa fokus. Bagaimana tidak? Di depannya ada orang tua Satria dan Mama Bara serta Natasya.
‘Gue salah waktu, atau jangan-jangan dia jebak gue?’ batin Keyra sambil menatap ke arah Satria dengan sinis. Satria yang menangkap tatapan sinis dari Keyra hanya tersenyum kemenangan.
“Oh, juniornya Satria? Om kira pacarnya” tanya Papa Satria dengan
Di tempat yang sama tapi suasana yang cukup berbeda, saat ini keadaan cukup hangat karena kehadiran Mamanya Satria.“Kamu ambil jurusan apa Key?” tanya Mama Satria dengan lembut.“Psikologi tan” balas Keyra dengan senyum mengembang indah.“Beda Fakultas sama Satria berarti” kata Mia dengan anggukan kepala kecil.“Iya tan” balas Keyra dengan senyum manisnya. Setelah itu tak ada percakapan di antara mereka hingga suara Papanya Satria memecahkan kesunyian.“Minggu depan di keluarga Aditama ada acara dan mengundang kita semua untuk hadir” kata Papa Satria sambil menatap ke arah wajah keluarga.“Ada acara apa?” tanya Mama Bara mengangkat suara.“Di undangannya tertulis pengenalan anggota baru” balas Papa Satria dengan raut wajah tenang.“Sudah ketemu?” tanya Mama Satria sambil menatap ke arah suaminya dengan bingung.“Iya mun
Jam menunjukkan pukul 8 malam dan Keyra masih berada di rumah Satria hingga pintu rumah terbuka dan menampilkan sosok Bima.“Loh? Kamu kenapa di sini?” tanya Papa Satria dengan raut wajah heran.“Abang?” gumam Keyra tanpa suara.“Selamat malam om, maaf mengganggu waktunya. Kehadiran saya di sini ingin menjemput adik saya untuk pulang ke rumah” ucap Bima dengan wajah lempeng.“Adik?” gumam Papa Satria dengan raut wajah tak paham.“Iya om, adik saya Keyra yang duduk di samping anak om” ucap Bima dengan sorot mata tajam.“Keyra adikmu?” tanyanya masih tak percaya.“Iya om, lebih tepatnya adik kandung saya” ucap Bima dengan tak sabaran.“Jadi dia yang akan di perkenalkan minggu depan?” kata Papa Satria dengan senyum mengembang.“Kurang lebih seperti itu, jadi bolehkah saya membawa adik saya sekarang?” tanya Bima dengan
Pagi harinya Keyra sudah duduk di kantin Fakultas bersama beberapa berkas yang akan dia bahas dengan Dika. Dengan raut wajah serius dia membaca sekali lagi beberapa berkas yang akan dia bahas dengan Dika.“Key?” panggil Dika sambil duduk di sampingnya.“Udah lama?” lanjutnya sambil menatap ke arah Keyra lamat-lamat.“Enggak, baru beberapa menit yang lalu” balas Keyra dengan senyum manisnya.“Mulai sekarang?” tanya Dika sambil menatap ke arah Keyra dengan sorot mata lembut.“Iya, ini beberapa menu yang udah gue pikir matang-matang. Sesuailah sama lidah anak jaman sekarang dan yang penting harganya cocok sama dana” ucap Keyra sambil menyerahkan berkas yang ada di tangannya dan di terima oleh Dika dengan raut wajah serius.“Ini lu cari sendiri?” tanya Dika sambil menatap ke arah kertas yang ada di tangannya.“Iya, soalnya harga yang di sarani dari pihak organis
Di sepanjang koridor Keyra berjalan dengan langkah pelan. Saat ini tujuannya ke arah perpustakaan. Dia membutuhkan waktu untuk menyendiri setelah beberapa tugas yang dia hendel. Apalagi hari minggu nanti, keluarganya ada acara. Bulan ini benar-benar cukup membuatnya pusing.Sesampainya di perpustakaan Keyra langsung berjalan ke arah rak-rak buku dan mengambil salah satu buku. Dengan langkah lesu Keyra berjalan ke arah bangku.“Novel memang obat yang terbaik” gumam Keyra sambil membuka novel yang tadi dia ambil. Keyra sangat fokus kenovelnya hingga tak menyadari kehadiran seseorang di seberangnya. Orang itu menatap ke arah Keyra tanpa mengalihkan pandangannya.“Cantik” gumamnya sambil menatap ke arah Keyra dengan senyum kecil.Setiap gerakan Keyra tak luput dari pandangannya. Dia benar-benar memperhatikan setiap pergerakan Keyra.Keyra sebenarnya tahu jika dirinya di amati oleh seseorang tapi dia tak peduli, tapi lama-k
Tak terasa hari sudah berganti dan hari yang di benci oleh Keyra pun datang. Hari di mana dirinya di umumkan menjadi salah satu anggota Aditama dan pertunangannya dengan Arka di umumkan di depan publik.Dengan malas Keyra bangkit dari kasurnya, dia harus bangkit jika tidak dia akan di omeli oleh Mamanya. Pagi-pagi dia harus ke salon untuk perawatan tubuhnya. Dengan lesu Keyra berjalan ke arah kamar mandi dan membersihkan dirinya dengan cepat.“Toh, di sana gue juga perawatan ‘kan? Jadi gak usah bersih-bersih entar juga wangi sendiri” ucap Keyra dengan raut wajah tak peduli. Saat ini dia hanya memakai kaos berwarna hitam yang di padukan dengan celana trainer.“Keyra ayo cepat turun!” teriak Mamanya yang menggelegar di penjuru rumah.“Iya mah” balas Keyra dengan kaki menuruni anak tangga.“Ayo cepat sebelum siang” ucap Mamanya dengan tak sabaran.“Acaranya masih entar malem Mah, Mama
Arka masih berdiam diri di tempat dengan perasaan bimbang dan pikiran entah ke mana hingga panggilan telepon membuyarkan pikirannya.“Halo?” ucap Arka dengan datar.‘Ar tolong ‘in kita, kita di serang’ ucap Didi dengan cepat.“Di mana?” ucap Arka dengan dingin.‘Jalan cempaka no.3’ balas Didi dengan nada suara panik.“Gue OTW” kata Arka sambil melihat ke arah jamnya. Setelah itu dia mematikan panggilannya tanpa menunggu balasan dari Didi setelahnya. Dengan langkah tergesa Arka berjalan ke arah pintu.“Mah, Arka pergi keluar sebentar” ucap Arka dengan buru-buru.“Mau ke mana? Nanti malam acara tuanganmu Arka!” ucap Mamanya dengan nada suara cukup keras.“Sebentar Mah, Arka gak akan telat. Mama tenang aja” ucap Arka sebelum tubuhnya hilang di balik pintu.“Arka!” panggil Mamanya dengan nada suara menggelegar di
“Mampus” ucap Rendy sambil menyekat darah yang keluar dari sudut bibirnya. Dia sudah lama tak melihat pemandangan ini. Jujur saja Rendy sangat senang saat kedua temannya dalam mode iblis, menurutnya mereka sangat keren jika sadis.Dengan gerakan tenang Rangga berjalan ke arah orang tadi dan Arka yang secara brutal memukul lawannya, dia tak mengizinkan lawannya mendapatkan kesempatan untuk melawan. Arka memukul seperti orang kesetanan, lawanya di babat habis olehnya. Bukan hanya satu atau dua orang tapi sudah lima orang yang tumbang atas pukulannya. Masih ada 10 orang lagi yang siap untuk Arka dan teman-temannya lawan.Sedangkan Rangga sudah di depan sang lawan dengan senyum manis tapi sangat berbahaya. Sang lawan menatap takut ke arah Rangga dan mulai berjalan mundur hingga membuatnya jatuh karena terhalang oleh batu.“Kenapa hm?” tanya Rangga dengan suara serak, menambah kesan menakutkan di mata lawan. Sang lawan hanya bisa diam membisu
Hari semakin sore dan Arka masih di markas. Bahkan dia masih dengan posisi tidurnya tadi seperti tak ada niatan untuk bangun dan lupa akan hari pentingnya ini.“Ric banguni gih si bos” ucap Rendy sambil menyenggol tubuh Rico.“Hm” balas Rico dengan malas dan mulai berjalan ke arah tempat Arka tidur.“Bangun” ucap Rico dengan santai sambil menendang kaki Arka pelan. Tapi tak ada tanda-tanda dari Arka akan bangun dari mimpinya.“Buset, kagak ada halus-halusnya lu Ric” ucap Rendy dengan raut wajah tak percaya.“Terus gue harus gimana? Elus pipinya?” kata Rico sambil menatap ke arah Rendy dengan raut wajah malas.“Ya gak gitu juga” ucap Rendy dengan raut wajah bingung dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.“Bangun lu, sebelum Mama lu dateng” ucap Rangga dengan malas sambil melempari Arka dengan kulit kacang.“Ckckck, gak ada kalem-kalemnya&rd
Beberapa hari setelah hari di mana Keyra pergi ke makan Arka. Belakangan hari ini kondisinya mulai membaik walau perlahan. Tapi itu semua sudah membuat keluarganya bahagia, Bima juga sering menjenguk Keyra walau di sela-sela kesibukannya dengan perusahaan. Saat ini Keyra sedang sendirian di dalam ruang inapnya. Tadi ada Satria bersama Rangga tapi mereka izin pulang saat Satria menerima telepon. Dengan senyum manis Keyra menyuruh mereka pulang. Mereka punya kesibukan masing-masing dan Keyra tak bisa menahan mereka di sini, Keyra tahu itu. Keyra berbaring di atas berangka dengan mata yang mencoba memejamkan matanya. Di saat dia ingin berselancar ke alak mimpinya saat itu pula suara pintu terbuka membuatnya kembali ke dunia nyata. “Lu tidur kak?” tanya orang itu sambil menatap ke sosok Keyra yang menutup matanya. “Enggak gue cuma tutup mata” ucap Keyra berbohong dan dengan pelan dia membuka matanya. “Gue kira kehadiran gue nganggu elu kak” ucapny
Ami hanya diam membisu, bingung ingin membalas seperti apa. Dia merasa kasihan kepada sosok Keyra di depannya.“Mi gue mau ke Arka” ucap Keyra dengan raut wajah tak berdaya.“Gue-“ ucap Ami terpotong oleh suara pintu terbuka.“Mau ke Arka? Mau gue anter?” tanya seseorang yang berada di abang pintu.“Boleh?” tanya Keyra dengan senyum bahagia.“Hm” balasnya dengan senyum kecil. Hatinya terasa teriris melihat kondisi Keyra saat ini.“Tapi Kak” ucap Ami dengan raut wajah tak terima.“Keyra jadi tanggung jawab gue. Kalian pernah mikir gak? Kalau sikap kalian kayak gini bukannya buat Keyra sembuh malah buat Keyra tambah sakit. Lu gak lihat kondisi Keyra yang semakin buruk dari waktu ke waktu?” kata Dika dengan raut wajah datar.“Oke, tapi gue ikut” ujar Ami dengan raut wajah datar.“Hm” balas Dika dan berjalan ke arah Ke
Sudah hampir dua minggu Keyra di rawat dan sudah beberapa kali dia menanyakan keadaan Arka dan kondisinya. Kebanyakan orang langsung bungkam dan memasang raut wajah yang cukup mencurigakan.Dia mencoba menepis semua prasangka-prasangka buruk yang mungkin terjadi kepada Arka. Keyra selalu menanamkan kalimat ‘Dia pasti baik dan sedang dalam masa pemulihan’ dalam benaknya saat mengingat sosok Arka.Saat ini Keyra sedang sendirian, dia berniat jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang yang dia kenal.“Gimana sekarang?”“Kita jujur aja, kasihan gue lihatnya”“Tapi gimana kalau kondisi Keyra memburuk setelah denger keadaan Arka sekarang?”“Itu udah konsekuensinya, kalau kita nutupin ini lebih lama. Gue gak yakin kalau Keyra bakal sehat-sehat aja. Lu lihat sendiri ‘kan? Gimana dia tiap harinya? Setiap hari dia ngelamun mikirin Arka&rdqu
Sudah 4 hari setelah hari pemakaman Arka dan kondisi Keyra semakin hari semakin baik. Bahkan ada saatnya Keyra merespons jika ada seseorang mengajaknya berbicara terutama Mama dan abangnya.Hari ini cuaca cukup mendung, membuat seorang yang tidur di sofa semakin nyaman melanjutkan tidurnya. Bima masih terlelap di atas sofa dengan nyamannya.Di atas berangka ada sosok yang cantik sedang terlelap dengan tenang. Mata yang tadinya tertutup mulai terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.Beberapa kali Keyra mengerjapkan matanya dan penciuman pertamanya menangkap bau obat-obatan.Dengan perlahan Keyra menatap ke sekelilingnya dan mendapati sosok Bima yang sedang tertidur di atas sofa. Beberapa saat dia menatap sosok Bima hingga tangannya memegang tenggorokan karena merasa kering.Dengan perlahan Keyra mengambil gelas di sampingnya dan menghabiskannya tanpa sisa.Setelah minum Keyra menerawang kejadian yang menimpanya b
“Arka!!” teriak sang istri menyebut nama anak pertamanya, anak laki-lakinya dan penerus perusahaannya.Di tempat yang tak jauh dari mereka terlihat keluarga Keyra yang berdiri mematung dan menatap ke arah berangka tadi dengan sorot mata kosong. Pikiran mereka tiba-tiba ngeblang seperti tanah yang tandus.“Mas” panggil Mama Keyra sambil menatap ke arah jasad Arka dengan tubuh sedikit bergetar.“Tenang sayang” ucap sang suami sambil membawa sosok istrinya ke dalam dekapannya.“Dia meninggal Mas” ucap sang istri dengan nada suara bergetar.Sang suami hanya diam sambil mengusap lembut sosok istrinya yang rapuh.“Bima, kamu jaga adikmu di dalam” ucap Papanya dengan nada suara tak terbantah.“Baik Pah” balas Bima dan mulai berjalan ke dalam ruang inap adiknya.Saat dia berada di pintu dapat dia lihat sosok rapuh adiknya berada di atas berangka. Dengan perla
Di kantin rumah sakit.“Pah, perasaan Mama gak enak” ucap Mama Arka dengan raut wajah khawatir.“Kenapa Mah?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas saat melihat sang istri memegang dadanya dengan raut wajah khawatir.“Mama keinget Arka Pah” ucap sang istri sambil menatap ke arah suaminya dengan raut wajah khawatir dan tanpa sadar air matanya mulai menetes.“Loh? Kok nangis?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas.“Mama mau ke Arka Pah” ucap Mama Arka dan mulai bangkit dari duduknya berlari keluar dari kantin.“Mama” panggil Papa Arka sambil menatap sosok istrinya dan tak lama dia mulai bangkit mengejar langkah kaki sang istri.“Ayo Mah” ucap Papa Keyra sambil memegang tangan istrinya. Dengan perlahan dia menuntun tubuh ringkih sang istri. Semenjak kecelakaan Mama Keyra kondisinya semakin menurun jika ingat kondisi putrinya saat ini.Mama A
Arka dan Keyra masih dalam pengawasan para dokter, untuk saat ini kondisi mereka sudah cukup membaik. Walau kadang kondisi Arka tiba-tiba memburuk. Arka dan Keyra di tempatkan dalam satu ruangan atas permintaan dua keluarga.Amerta di nyatakan meninggal saat baru sampai di rumah sakit. Luka yang di alami Amerta sangat parah membuat kondisi tubuhnya semakin memburuk saat dalam perjalanan ke rumah sakit.Mereka membuat perhitungan dengan menghancurkan perusahaan Papa Amerta. Papa Amerta hanya bisa diam, karena ada dua perusahaan besar yang menginginkan kehancurannya. Dia cukup menyesal mengiyakan permintaan Amerta waktu itu. Ingin rasanya dia memutar waktu untuk menyelamatkan putri dan perusahaannya.Sudah terhitung 3 hari semenjak kecelakaan itu tapi belum ada tanda-tanda mereka akan sadar.“Lu berdua reuni di sana atau gimana? Betah amat tidurnya” kata Satria sambil menatap dua sosok yang terbaring lemah di atas berangka.Satria menatap
Mobil yang membawa sosok Keyra dan Arka sudah sampai di rumah sakit.“Suster di sini ada korban kecelakaan!” teriak sang pemilik mobil dengan urat leher terlihat jelas.Mendengar teriakan itu beberapa suster mulai berlari ke arah mereka dengan berangka.Sosok Keyra di bawa dan di taruh di atas berangka dan mulai di giring ke unit gawat darurat. Di belakang berangka Keyra ada berangka Arka.Keyra dan Arka langsung di tangani, luka mereka sudah di bersihkan dan beberapa alat sudah di pasang di tubuh mereka. Antara Arka dan Keyra yang paling banyak luka adalah tubuh Arka. Mungkin karena Arka melindungi sosok keyra dalam dekapannya.Keluarga pasien sudah di beri kabar dan dalam perjalanan. Keyra dan Arka masih di ruang UGD keadaan mereka masih dalam pantauan dokter.Saat dokter yang menangani mereka keluar dari ruangan, sang dokter sudah di sambut beberapa pertanyaan dari keluarga Arka.“Bagaimana kondisi putra saya dok?
Sebagian pengunjung yang melihat kecelakaan beruntuh tadi cukup syok dan menatap ke kecelakaan tadi dengan tubuh menegang.Tubuh Arka dan Keyra sudah di penuhi darah. Dalam kesadaran yang masih ada Arka menatap wajah Keyra dan berkata..“Sehat-sehat Key, aku cinta kamu” ucap Arka dengan lirih dan senyum tipis, sangat tipis.“Sakit Ar” ucap Keyra dengan air mata yang mulai keluar.“Sayangnya Arka yang kuat” ucap Arka dengan suara yang semakin lirih dan tak lama kesadarannya mulai terenggut dan pelukannya semakin mengendur.“Cepat panggil polisi dan ambulans, mereka butuh pertolongan segera!” ujar salah satu pengunjung taman sambil berlari mendekati sosok Arka dan Keyra.“Di sini juga ada beberapa!” ucap yang lainnya dan mendekati pengujung yang lainnya.“Masukkan ke mobil saya, tidak keburu kalau menunggu ambulans!” ucap yang lainnya sambil berlari ke sebuah mobil