Hari semakin malam dan rumah Satria masih terlihat damai dan sunyi.
Di salah satu kamar terlihat ada satu sosok yang mulai mengerjapkan matanya dengan perlahan. Dia mengubah posisi tidurnya menjadi duduk sambil mencoba membuka matanya yang masih terasa berat.
Saat nyawanya sudah terkumpul semuanya dengan raut wajah heran dia menatap ke sekelilingnya.
“Gue di mana?” gumang Keyra sambil menatap ke seluruh ruangan dengan tatapan heran. Sedetik kemudian dia sadar akan kejadian yang menimpanya dan Arka beberapa menit yang lalu.
“Jam berapa sekarang?” gumangnya sambil menatap ke arah jam yang ada di ruangan itu.
“Jam 9?” katanya dengan heran. Dia heran maksud dari jam 9 itu pagi atau siang.
Dengan gerakan lesu dia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu kamar. Sosoknya berhenti di ambang pintu saat melihat sepinya rumah ini.
Saat akan berjalan, tanpa sadar dia mendengar suara erangan seseorang ya
Jam menunjukan pukul 07.00 pagi dan Keyra baru saja keluar dari kamarnya. Dengan raut wajah heran Keyra menatap ke sekelilingnya. Dia sedang mencari sosok Satria untuk berpamitan pulang. Dengan langkah pelan Keyra berjalan ke arah kamar Arka.‘Siapa tahu dia ada di dalam’ batin Keyra sambil berjalan ke arah kamar Arka.“Bang Sat” panggil Keyra sambil membuka pintu kamar.“Panggil siapa lu?” tanya Arka dengan datar. Dia kira Keyra sedang memanggilnya.“Bang Satria” kata Keyra membalas pertanyaan Arka.“Satria?” tanya Arka memastikan atas perkataan Keyra tadi.“Hm” balas Keyra dengan tenang.“Dia gak ada di sini” kata Arka dengan malas.“Kalau gitu gue pergi dulu” kata Keyra dan berjalan keluar dari kamar Arka.“Gue belum selesai ngomong” kata Arka sambil menatap pintu kamar yang kembali tertutup dengan rapat.
Sesampainya di kamar Arka, dia menendang pintu kamar yang tertutup dengan pelan. Memberi isyarat untuk membukakan pintunya. Tak lama kemudian Satria membukakan pintu untuk Keyra.“Masak apa?” tanya Satria sambil mengikuti langkah kaki Keyra.“Bubur orang sakit” balas Keyra dengan nada suara malas.“Lah? Gak ada yang lain?” tanya Arka dengan raut wajah datar.“Kalau lu gak mau jangan di makan, gitu aja susah. Salahin tuh temen lu, dapurnya aja besar tapi bahan makanan gak ada” kata Keyra dengan sewot dan raut wajah kesal.“Mana gue tau gak ada bahan makanan, gue gak pernah ngurus masalah dapur” kata Satria dengan santai dan mengambil salah satu mangkuk yang ada di nampan.“Makan gak lu?” tanya Keyra dengan raut wajah kesal.“Hm, mau gimana lagi” kata Arka dengan raut wajah datar dan itu berhasil membuat Keyra kesal.“Masih bisa
Jam menunjukan pukul 09.00 pagi, Keyra sudah bersantai di kamar Arka bersama Satria. Mereka sedang sibuk dengan dunianya masing-masing, yaitu ponsel di tangannya.“Enggak kerja lu?” tanya Satria sambil menatap ke arah Keyra sekilas.“Enggak” balas Keyra yang masih fokus ke ponselnya.“Niatnya kemarin mau ajak lu jalan-jalan” kata Keyra dengan raut wajah sedikit kesal.“Mau jalan-jalan ke mana emang?” tanya Satria dengan heran.“Muter-muter kompleks” jawab Keyra dengan malas. Satria yang mendapat jawaban seperti itu hanya menatap ke arah Keyra dengan tatapan geram.Setelah itu tak ada percakapan di antara mereka. Di keheningan tiba-tiba bel rumah berbunyi, menandakan ada tamu datang.“Ada tamu tuh” kata Keyra sambil memberi kode kepada Satria untuk membukakan pintu.“Lu nyuruh gue?” kata Satria dengan tatapan tak terima.“Lu tuan rum
Chapter 27Ke esokkan harinya Keyra sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Dia berharap pagi ini tak ada masalah yang menghampirinya. Keyra masih ke pikiran tentang kejadian kemarin, dia takut atas kejadian itu akan membawa dampak negatif dalam hidupnya.Dengan langkah mantap dia berjalan menuju kampusnya. Baru saja dia keluar dari gerbang asrama tangannya sudah di tarik oleh seseorang dengan paksa. Dengan langkah teranting-anting Keyra mengikuti langkah mereka.Perasaannya mulai merasa tak nyaman dan cemas. Rasanya ingin memberontak tapi cengkeraman di tangannya sangat erat hingga dia bisa merasakan kuku tangan yang menembus dagingnya.Langkah mereka terhenti di bawah pohon yang rindang dan terlihat sudah berumur. Dengan kasar tubuh Keyra di dorong ke arah pohon tadi hingga membuat lengannya lecet.“Lu cewek ganjen!” kata Amerta sambil menatap sengit ke arah Keyra.Keyra yang mendengar itu hanya diam di t
Sesampainya di kelas Keyra duduk dengan nyaman, kelas masih sepi. Untuk mengisi waktu dia menyempatkan untuk membaca beberapa materi. Keyra mulai terhanyut dalam dunianya sendiri hingga tak sadar kelas mulai terisi oleh beberapa Mahasiswa. Tak berselang lama dosen datang dengan langkah tegas. Menyadari atas kedatangannya sang dosen para Mahasiswa/i mulai menghentikan aktivitasnya dan kelas mulai sunyi seperti tak ada aktivitas yang terjadi.Waktu terus berlalu, di dalam kelas Keyra waktu seperti berjalan dengan lambat. Ada beberapa Mahasiswa yang mulai merasakan kantuk tapi tak berani untuk meletakkan kepalannya. Sebagian Mahasiswa mulai merasa bosan karena penjelasan materi yang cukup kaku dan tegang.Jam menunjukan pukul 10.00 pagi, waktu yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Saat sang dosen keluar dari kelas ada beberapa Mahasiswa yang menghela nafas lega. Setelah itu mereka mulai beranjak keluar dari kelas dengan senyum bahagia.Keyra masih duduk di ban
Melihat respons dari Keyra, amarah Arka semakin menjadi. Dengan kesal dia merebut ponsel Keyra dan menaruhnya di saku celana.“Woy! Miskin lu? Seenaknya ambil ponsel orang lain” kata Keyra dengan raut wajah kesal.“Bisu lu? Di ajak bicara gak nyaut?” ucap Arka membalas perkataan Keyra tadi.“Perkataan lu gak bermutu, buang-buang waktu gue” kata Keyra dengan raut wajah kesal.“Ponsel lu juga jelek tapi masih aja di pakek” kata Arka dengan raut wajah tenang.“...” tak ada sahutan dari Keyra, Keyra hanya membalas dengan sorot mata kesal dengan raut wajah datar.Dengan kesal Keyra bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh dari sana. Sepeninggallah Keyra ada seseorang yang mengikuti langkahnya. Tanpa dia sadar ternyata ada seseorang yang memerhatikan interaksi antara dirinya dan Arka dengan raut wajah marah.Dengan langkah santai Keyra berjalan menyusuri koridor dengan tenang. Hi
Jam pelajaran Keyra sudah berakhir, saat ini dia sedang dalam perjalanan menuju ke Cafe. Dia sedang menunggu di pemberhentian bus, karena merasa capek dia memutuskan untuk menaiki bus menuju ke Cafe. Tak berselang lama bus yang di tunggu oleh Keyra datang, dengan langkah sedikit terburu-buru Keyra memasuki bus.Beberapa menit kemudian bus berhenti di halte dekat Cafe. Dengan langkah tenang Keyra berjalan ke arah lokasi Cafe. Tak butuh waktu lama Keyra sampai di depan Cafe, saat ingin masuk tanpa sadar tatapannya tertuju ke arah seseorang yang sedang duduk di salah satu meja Cafe.Awalnya Keyra hanya menatapnya sekilas dan berniat untuk berjalan menuju ke belakang tapi tak berselang lama dia menyadari sesuatu. Orang yang tadi dia lihat sedang duduk, sepertinya dia pernah melihatnya dan saat ini dia sadar bahwa orang tadi adalah teman Amerta. Belum selesai dia untuk berpikir, saat itu Viki menghampirinya.“Ada yang nyariin lu tuh” kata Viki dengan raut
Sepeninggalnya Sia dengan raut wajah datar Keyra berjalan menuju ke arah dapur Cafe. Cafe saat ini lumayan ramai, tapi masih bisa di tangani oleh Bara dan Viki.“Tadi siapa?” tanya Bara saat Keyra baru saja memasuki dapur.“Senior di kampus” balas Keyra dengan raut wajah tak berminat.“Ada urusan apa?” tanya Bara sambil mengelap tangannya.“Cuma mau lihat-lihat tempat kerja gak lebih” ucap Keyra berbohong.“Sedekat itu?” tanya Bara dengan raut wajah heran.“Udah jangan bahas itu lagi, kerjaan masih banyakkan?” tanya Keyra sambil meletakkan tas punggungnya.“Hm, tuh ada pelanggan. Ambil pesanannya dan kasih ke koki” kata Bara dengan tenang dan berjalan menjauh dari tempatnya berdiri tadi.Mendengar perkataan Bara barusan dengan langkah tenang Keyra berjalan ke arah meja pelanggan tadi. Dengan ramah Keyra mengambil pesanan mereka dan berjala
Beberapa hari setelah hari di mana Keyra pergi ke makan Arka. Belakangan hari ini kondisinya mulai membaik walau perlahan. Tapi itu semua sudah membuat keluarganya bahagia, Bima juga sering menjenguk Keyra walau di sela-sela kesibukannya dengan perusahaan. Saat ini Keyra sedang sendirian di dalam ruang inapnya. Tadi ada Satria bersama Rangga tapi mereka izin pulang saat Satria menerima telepon. Dengan senyum manis Keyra menyuruh mereka pulang. Mereka punya kesibukan masing-masing dan Keyra tak bisa menahan mereka di sini, Keyra tahu itu. Keyra berbaring di atas berangka dengan mata yang mencoba memejamkan matanya. Di saat dia ingin berselancar ke alak mimpinya saat itu pula suara pintu terbuka membuatnya kembali ke dunia nyata. “Lu tidur kak?” tanya orang itu sambil menatap ke sosok Keyra yang menutup matanya. “Enggak gue cuma tutup mata” ucap Keyra berbohong dan dengan pelan dia membuka matanya. “Gue kira kehadiran gue nganggu elu kak” ucapny
Ami hanya diam membisu, bingung ingin membalas seperti apa. Dia merasa kasihan kepada sosok Keyra di depannya.“Mi gue mau ke Arka” ucap Keyra dengan raut wajah tak berdaya.“Gue-“ ucap Ami terpotong oleh suara pintu terbuka.“Mau ke Arka? Mau gue anter?” tanya seseorang yang berada di abang pintu.“Boleh?” tanya Keyra dengan senyum bahagia.“Hm” balasnya dengan senyum kecil. Hatinya terasa teriris melihat kondisi Keyra saat ini.“Tapi Kak” ucap Ami dengan raut wajah tak terima.“Keyra jadi tanggung jawab gue. Kalian pernah mikir gak? Kalau sikap kalian kayak gini bukannya buat Keyra sembuh malah buat Keyra tambah sakit. Lu gak lihat kondisi Keyra yang semakin buruk dari waktu ke waktu?” kata Dika dengan raut wajah datar.“Oke, tapi gue ikut” ujar Ami dengan raut wajah datar.“Hm” balas Dika dan berjalan ke arah Ke
Sudah hampir dua minggu Keyra di rawat dan sudah beberapa kali dia menanyakan keadaan Arka dan kondisinya. Kebanyakan orang langsung bungkam dan memasang raut wajah yang cukup mencurigakan.Dia mencoba menepis semua prasangka-prasangka buruk yang mungkin terjadi kepada Arka. Keyra selalu menanamkan kalimat ‘Dia pasti baik dan sedang dalam masa pemulihan’ dalam benaknya saat mengingat sosok Arka.Saat ini Keyra sedang sendirian, dia berniat jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang yang dia kenal.“Gimana sekarang?”“Kita jujur aja, kasihan gue lihatnya”“Tapi gimana kalau kondisi Keyra memburuk setelah denger keadaan Arka sekarang?”“Itu udah konsekuensinya, kalau kita nutupin ini lebih lama. Gue gak yakin kalau Keyra bakal sehat-sehat aja. Lu lihat sendiri ‘kan? Gimana dia tiap harinya? Setiap hari dia ngelamun mikirin Arka&rdqu
Sudah 4 hari setelah hari pemakaman Arka dan kondisi Keyra semakin hari semakin baik. Bahkan ada saatnya Keyra merespons jika ada seseorang mengajaknya berbicara terutama Mama dan abangnya.Hari ini cuaca cukup mendung, membuat seorang yang tidur di sofa semakin nyaman melanjutkan tidurnya. Bima masih terlelap di atas sofa dengan nyamannya.Di atas berangka ada sosok yang cantik sedang terlelap dengan tenang. Mata yang tadinya tertutup mulai terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.Beberapa kali Keyra mengerjapkan matanya dan penciuman pertamanya menangkap bau obat-obatan.Dengan perlahan Keyra menatap ke sekelilingnya dan mendapati sosok Bima yang sedang tertidur di atas sofa. Beberapa saat dia menatap sosok Bima hingga tangannya memegang tenggorokan karena merasa kering.Dengan perlahan Keyra mengambil gelas di sampingnya dan menghabiskannya tanpa sisa.Setelah minum Keyra menerawang kejadian yang menimpanya b
“Arka!!” teriak sang istri menyebut nama anak pertamanya, anak laki-lakinya dan penerus perusahaannya.Di tempat yang tak jauh dari mereka terlihat keluarga Keyra yang berdiri mematung dan menatap ke arah berangka tadi dengan sorot mata kosong. Pikiran mereka tiba-tiba ngeblang seperti tanah yang tandus.“Mas” panggil Mama Keyra sambil menatap ke arah jasad Arka dengan tubuh sedikit bergetar.“Tenang sayang” ucap sang suami sambil membawa sosok istrinya ke dalam dekapannya.“Dia meninggal Mas” ucap sang istri dengan nada suara bergetar.Sang suami hanya diam sambil mengusap lembut sosok istrinya yang rapuh.“Bima, kamu jaga adikmu di dalam” ucap Papanya dengan nada suara tak terbantah.“Baik Pah” balas Bima dan mulai berjalan ke dalam ruang inap adiknya.Saat dia berada di pintu dapat dia lihat sosok rapuh adiknya berada di atas berangka. Dengan perla
Di kantin rumah sakit.“Pah, perasaan Mama gak enak” ucap Mama Arka dengan raut wajah khawatir.“Kenapa Mah?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas saat melihat sang istri memegang dadanya dengan raut wajah khawatir.“Mama keinget Arka Pah” ucap sang istri sambil menatap ke arah suaminya dengan raut wajah khawatir dan tanpa sadar air matanya mulai menetes.“Loh? Kok nangis?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas.“Mama mau ke Arka Pah” ucap Mama Arka dan mulai bangkit dari duduknya berlari keluar dari kantin.“Mama” panggil Papa Arka sambil menatap sosok istrinya dan tak lama dia mulai bangkit mengejar langkah kaki sang istri.“Ayo Mah” ucap Papa Keyra sambil memegang tangan istrinya. Dengan perlahan dia menuntun tubuh ringkih sang istri. Semenjak kecelakaan Mama Keyra kondisinya semakin menurun jika ingat kondisi putrinya saat ini.Mama A
Arka dan Keyra masih dalam pengawasan para dokter, untuk saat ini kondisi mereka sudah cukup membaik. Walau kadang kondisi Arka tiba-tiba memburuk. Arka dan Keyra di tempatkan dalam satu ruangan atas permintaan dua keluarga.Amerta di nyatakan meninggal saat baru sampai di rumah sakit. Luka yang di alami Amerta sangat parah membuat kondisi tubuhnya semakin memburuk saat dalam perjalanan ke rumah sakit.Mereka membuat perhitungan dengan menghancurkan perusahaan Papa Amerta. Papa Amerta hanya bisa diam, karena ada dua perusahaan besar yang menginginkan kehancurannya. Dia cukup menyesal mengiyakan permintaan Amerta waktu itu. Ingin rasanya dia memutar waktu untuk menyelamatkan putri dan perusahaannya.Sudah terhitung 3 hari semenjak kecelakaan itu tapi belum ada tanda-tanda mereka akan sadar.“Lu berdua reuni di sana atau gimana? Betah amat tidurnya” kata Satria sambil menatap dua sosok yang terbaring lemah di atas berangka.Satria menatap
Mobil yang membawa sosok Keyra dan Arka sudah sampai di rumah sakit.“Suster di sini ada korban kecelakaan!” teriak sang pemilik mobil dengan urat leher terlihat jelas.Mendengar teriakan itu beberapa suster mulai berlari ke arah mereka dengan berangka.Sosok Keyra di bawa dan di taruh di atas berangka dan mulai di giring ke unit gawat darurat. Di belakang berangka Keyra ada berangka Arka.Keyra dan Arka langsung di tangani, luka mereka sudah di bersihkan dan beberapa alat sudah di pasang di tubuh mereka. Antara Arka dan Keyra yang paling banyak luka adalah tubuh Arka. Mungkin karena Arka melindungi sosok keyra dalam dekapannya.Keluarga pasien sudah di beri kabar dan dalam perjalanan. Keyra dan Arka masih di ruang UGD keadaan mereka masih dalam pantauan dokter.Saat dokter yang menangani mereka keluar dari ruangan, sang dokter sudah di sambut beberapa pertanyaan dari keluarga Arka.“Bagaimana kondisi putra saya dok?
Sebagian pengunjung yang melihat kecelakaan beruntuh tadi cukup syok dan menatap ke kecelakaan tadi dengan tubuh menegang.Tubuh Arka dan Keyra sudah di penuhi darah. Dalam kesadaran yang masih ada Arka menatap wajah Keyra dan berkata..“Sehat-sehat Key, aku cinta kamu” ucap Arka dengan lirih dan senyum tipis, sangat tipis.“Sakit Ar” ucap Keyra dengan air mata yang mulai keluar.“Sayangnya Arka yang kuat” ucap Arka dengan suara yang semakin lirih dan tak lama kesadarannya mulai terenggut dan pelukannya semakin mengendur.“Cepat panggil polisi dan ambulans, mereka butuh pertolongan segera!” ujar salah satu pengunjung taman sambil berlari mendekati sosok Arka dan Keyra.“Di sini juga ada beberapa!” ucap yang lainnya dan mendekati pengujung yang lainnya.“Masukkan ke mobil saya, tidak keburu kalau menunggu ambulans!” ucap yang lainnya sambil berlari ke sebuah mobil