Higiri lalu membungkuk hingga kepalanya menyentuh lantai. Ia memberi hormat terakhir kepada kedua orangtuanya. Di dalam kamarnya, Kenta yang terbaring lemah, sedang terlihat ditemani oleh keempat pamannya yang sedang duduk-duduk sambil berbincang satu sama lain. Setelah menghela nafas panjang, Kenta berujar, "Paman X sepertinya sangat marah kepadaku, aku rasa ia tidak akan mau kembali bersamaku."Nozomi tertawa kecil mendengarnya, lalu membalas, "Tidak mungkin. X sangat menyayangimu. Ia hanya sedih sekali dan tidak kuat melihatmu menanggung beban yang kelewat besar ini." Ahr juga berucap, "Ya, seharusnya kita berempat, bisa terbangun terlebih dahulu sebelum kekacauan tersebut terjadi, sehingga tidak perlu ada drama seperti ini."Kenta hanya tertawa kecil mendengar keduanya yang berusaha menghiburnya. Higiri tiba-tiba masuk ke dalam kamar, lalu menghampiri mereka semua, dan duduk di atas ranjang, di samping Kenta, sambil berucap, "Ardee sudah memintaku melaksanakan penobatan raja dan
Nozomi yang dari tadi melihat Kenta tiba-tiba berubah tatapan matanya, berpikir bahwa Kenta hanya memusatkan energinya, justru mulai khawatir ketika Kenta terlihat sangat fokus serta semakin agresif serangannya, lalu ia menyadari bahwa rambut Kenta sudah berubah warna, serta seluruh serangan yang dilancarkan Kenta kepada Higiri, semuanya adalah serangan mematikan, terlebih lagi, Kenta tiba-tiba terlihat terlalu mahir mengendalikan senjatanya. Kali ini Nozomi langsung berdiri dari duduknya, dan langsung berusaha melerai mereka berdua sambil berteriak, "Kenta, Kenta! Sadar!!! Kenta! Itu suamimu, Kenta, hei!!!"Kenta lalu menatap Nozomi dengan tatapan tajam, kali ini, Nozomi sendiri yang justru sekarang menjadi targetnya. Kenta mulai berlari, dan melancarkan serangannya ke arah Nozomi, kali ini, tentu Nozomi harus mengeluarkan senjatanya, seruling panjang berwarna abu-abu. Higiri yang melihatnya, juga berteriak, "Kenta! Sadarlah! Kenta! Kita sedang tidak dalam perang, ini sebuah latiha
Setelah beberapa saat, ia akhirnya menjawab, “Kau benar, kekuatan darah campuran pada dirinya, justru akan berubah menjadi sangat berbahaya, karena semua serangan yang akan ia gunakan, adalah serangan untuk membunuh, serangan mematikan. Dan jika ia berhasil membuat luka fatal pada dirimu kau tidak akan punya waktu berbicara sama sekali. Senjata apapun yang ia gunakan dalam kondisi itu, akan memiliki kekuatan yang berlipat ganda. Berbeda seperti senjata yang kita gunakan yang mungkin hanya mampu melukai lawan saja, dan, berbeda dengan kematian yang selama itu kita saksikan. Kau, dalam akan sekejap akan langsung menghilang tertiup angin, menjadi debu cahaya, tanpa ada waktu untuk bisa berkata-kata. Dalam sekejap!"Nozomi sangat terkejut mendengarnya, lalu berkata, "Aku tidak menyangka, kita sudah membesarkan sesuatu yang berbahaya! X, aku tidak yakin Kenta bisa mengontrol energi sebanyak itu dalam dirinya, ia bisa saja dijadikan alat pembunuh massal jika suku Bass menangkapnya, ya ampun!
X membelai lagi kepala Kenta dengan lembut, lalu berbisik, "Tidak, tidak, kau jangan takut akan kekuatanmu, kau harus percaya dan jangan takut. Kami percaya kepadamu, sangat percaya, bahwa kau bisa menyelamatkan Dunia Musik ini dari perang akibat keserakahan suku Bass! Namun, tetap kau harus ingat, kekuatan dalam dirimu akan memberikan energi ganda yang terfokus, pada senjata apapun yang kau gunakan. Aku hanya berharap kau bisa mengendalikannya, tanpa harus takut kekuatan mematikan itu muncul kembali."Kenta lalu terdiam mendengar kata-kata X, lalu berucap, "Paman, terima kasih, kalian semua sudah percaya kepadaku. Aku akan berusaha menggunakan kekuatan ini sebaik-baiknya demi Dunia Musik."Mendengar itu, X tersenyum, lalu ia berdiri, dan mengucap pamit, "Kalau begitu, aku akan kembali, Kenta, jaga dirimu."Lalu ia beranjak pergi meninggalkan Kenta. Setelah kepergian X, Kenta yang sudah sendirian, lalu memulai lagi latihannya. Nampak suasana istana suku Harmoni mulai sepi, satu per sa
Kaito lalu mengangguk dan membalas, "Ah begitu. Aku lihat kau cepat sekali sudah menikah, kapan? Lihat, bahkan aku saja semakin hitam karena matahari di sini dan cuaca yang panas, mana ada gadis yang mau denganku, haha! Ah, iya, lalu, bagaimana dengan Ichigo? Bukankah kalian waktu itu pacaran?”Kali ini, Higiri mengubah wajahnya menjadi serius, lalu membalas Kaito, "Aku tidak ingin membicarakannya."Kaito sadar bahwa ucapannya kurang enak di dengar, karena Kenta berada di sebelah Higiri, ia lalu berucap, "Ah iya maaf, maaf, kalau begitu aku akan kembali ke depan, di sana. Panggil saja kalau kau butuh! Dah!"Kaito lalu berdiri, namun, Higiri tidak sengaja melihat lengan Kaito, ada sebuah luka bekas sayatan benda tajam yang agak panjang. Ia lalu teringat pria misterius yang menyerangnya di pantai waktu itu, yang berhasil ia lukai di bagian lengannya, terlihat sama persis seperti luka yang terdapat di lengan Kaito.Lalu tiba-tiba Higiri mendekati Kaito dan bertanya, "Kaito, dari mana kau
Higiri langsung berlutut dan memegang tubuh Kenta, dan berteriak, "Kenta! Apa yang terjadi, Kenta! Sadarlah!"Higiri lalu berusaha menyadarkan Kenta dengan cara menggoyang-goyangkan tubuhnya. Tiba-tiba, Kenta tersadar, ia membuka matanya perlahan, lalu mulai memuntahkan banyak air. Higiri membantunya untuk duduk, sementara Kaito menepuk punggung Kenta dengan keras, sambil berseru, "Keluarkan semuanya!”Setelah Kenta mengeluarkan semuanya, Kaito meminta Higiri membawanya untuk menjauh dari kolam dalam tersebut. Higiri langsung menggendong Kenta dan mereka berjalan menuju sebuah tempat duduk yang ada di pojokan kolam pemandian air panas itu. Higiri lalu membantu Kenta duduk di sebuah bangku yang ada di sana, lalu bertanya, "Kenta, tidak, Kaito, apa yang terjadi?”Kaito tidak ikut duduk, namun ia justru menatap Higiri dengan tatapan kesal sambil menjawab, "Lain kali jangan tertidur di dalam kolam, kecuali ada orang lain yang bisa menjaga istrimu! Aku memperhatikannya sedang memanjakan k
Di sisi lain, di sebuah ruangan gelap yang minim cahaya, seorang pria bertopeng hitam dan berpakaian serba hitam, terlihat duduk di sebuah kursi hitam besar, lalu, nampak seorang wanita yang juga berpakaian hitam, masuk kedalam ruangan itu, menutup pintunya, lalu berdiri tegak menghadap pria tersebut, sambil menatap ke arahnya. Wanita tersebut lalu memulai pembicaraan, "Kau yakin kau bisa membuat Kenta, tanpa paksaan, patuh kepadamu?"Pria itu hanya tertawa kecil, lalu menjawab, "Aku sedang melakukannya. Ia tidak akan sadar aku sedang melakukannya. Lagi pula hatinya sekarang sedang goyah, antara suaminya sendiri, atau diriku. Bukan masalah waktu sampai ia jatuh ke pelukanku. Akan kubuat dia patuh pada diriku!"Wanita tersebut justru tertawa mendengar jawaban pria tersebut, lalu berkata, "Hmm, aku pikir kau sudah kalah dari Higiri. Kau sudah memperhatikan Kenta sudah sejak lama, bahkan sejak pertama kali ia masuk sekolah. Namun mengapa kau tidak pernah mendekatinya? Selangkah lebih mun
Kenta menggelengkan kepala mendengar jawaban Higiri tersebut, dan berucap, "Lalu, lalu kalian, apa yang barusan kalian lakukan? Oh, kau tidak pernah menyentuhnya. Kau hanya mencium bibirnya!"Higiri lalu berseru, "Kenta, astaga, kau salah paham! Dengarkan aku dulu!"Namun, Kenta langsung berbalik badan dan mulai berlari tanpa tujuan. "Kenta!! Tunggu! Berhenti!!" teriak Higiri yang langsung mengikutinya, sambil berlari juga.Kenta berlari tanpa arah sama sekali, sambil menangis. Hatinya hancur. Higiri sendiri, berteriak sambil mengejar Kenta dari belakang, "Kenta, tunggu! Berhenti! Kau dalam bahaya! Kenta!!"Namun, Kenta justru semakin mempercepat larinya. Kali ini Higiri justru kehilangan Kenta di antara pepohonan. Higiri lalu menggaruk kepalanya sambil melihat sekelilingnya dan bergumam, "Ke arah mana dia tadi, aduh, aku harus menjelaskannya!"Di sisi lain, di balik sebuah pohon besar, Kenta menangis sambil menahan suaranya, menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Tiba-ti