Share

Part 31

Penulis: Jaeho Love
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-17 14:48:07

“Ketika aku memutuskan untuk berjalan jauh, kau ternyata mencoba kembali menarik simpatiku.”

    Jeanattan, pagi ini mungkin menjadi salah satu pria di dunia yang paling sering mengumpat hari ini. Lelaki itu berdecak tak suka pada apa yang kini menimpanya. Ini seperti sebuah makna, “Sudah jatuh, terimpa tangga pula.” Yah, begitulah. 

    Pagi ini ia telah dikejutkan dengan tingkah sang nenek yang tiba-tiba saja mengajaknya dan juga Odelia pergi ke sebuah salon kecantikan. Grace memaksanya untuk membuka matanya lebih pagi dari pada yang pernah ia lakukan. Sepanjang jalan, ia tak hentinya menggerutu. Baginya wanita berusia 70 tahun itu telah mengganggu tidur nyamanya memeluk tempat hanga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • A Broken Marriage   Part 32

    “Aku menyadari bukan disini tempatku. Aku salah menginjak sesuatu yang bukan seharusnya menjadi milikku.”Seorang wanita dengan gaun pesta berwarna pink, dengan renda merah yang menghiasi disekelilingnya, menjadi salah satu wanita yang paling diperhatikan pada pesta ini. Wanita itu tersenyum dengan semangat yang menggebu-gebu saat melihat beberapa wajah yang ia harapkan hadir disana. hatinya berbunga memperhatikan setiap tamu yang turut hadir di pesta perayaan hari kelahirannya ini. Namun senyum itu lebih lebar lagi saat melihat dua orang wanita yang baru saja tiba disana. Wanita yang sangat dinantikannya, dan wanita yang tak disangkanya akan datang hari ini.Grace. Sang nenek yang sudah

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • A Broken Marriage   Part 33

    “Aku bisa membuatmu, jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta.”Seorang wanita kini tengah duduk diatas kursi yang memang disediakan untuk seorang pemain yang akan memainkan tuts-tuts bernada indah diatas piano mewah berukuran besar itu. Ditengah pada undangan yang hadir, hanya si pemain yang menjadi daya tarik dari pesta ini. Apalagi ketika mereka yang datang mengetahui bahwa yang duduk disana adalah menantu sulung dari keluarga yang menyelenggarakan acara. Tak pelak kegiatan bisik-membisik pun menghiasi persiapan penampilan itu.Odelia tak tahu mengapa ia menemukan dirinya sendiri duduk diatas kursi piano ini. Ditengah banyak mata yang memandang kearahnya, ia mulai merasa risih. Tak ada

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • A Broken Marriage   Part 34

    “Keinginan terbesarku adalah melihat kematianmu, kehancuranmu, keterpurukanmu. Namun ketika aku melihatnya langsung, hal yang paling aku inginkan adalah menahanmu disisiku lebih lama. ”Odelia Karina.Jean tak tahu mengapa ia melakukan hal ini untuk wanita itu. Ia tak mengerti mengapa tubuhnya bergerak tanpa perintah dari otaknya. Ia pun juga tak mengerti mengapa dunianya serasa seperti berhenti berputar karena melihat wanita itu yang memilih menenggelamkan dirinya sendiri dari pada bertahan lebih lama dengan pria sepertinya.Jean takkan pernah mengerti dan mau mengerti.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • A Broken Marriage   Part 35

    "Aku memilih untuk melupakanmu. Melupakan semua kenangan buruk tentang kita. Aku akan pergi, takkan kembali untukmu lagi. "Aku ingin melupakannya.Aku tak ingin berada disini.Aku ingin segera menghilang dari tempat ini.Lelah.Aku sudah lelah.Aku ingin tidur.Aku ingin beristirahat.Aku berharap Tuhan segera mencabut nyawaku.Dengan begitu rasa nyeri ini takkan lagi menghantui hidupku.Sungguh, aku b

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • A Broken Marriage   Part 36

    "Aku akan mengabulkan semua permintaanmu. Apapun, asalkan mengabulkan permintaanmu yang meminta hatiku. ""Jadi, kau sama sekali tidak mengingatku?"Wanita bermata hitam besar itu hanya menggeleng lemah. Didepannya ada seorang wanita lainnya yang memiliki warna mata yang unik. Hijau. Warna yang tak biasa untuk orang asia. Entah mengapa di rumah ini Odelia seperti dipaksa mengingat masing-masing orang melalui warna mata mereka.Ada Clara, si bungsu keluarga ini. Wanita yang lebih muda beberapa tahun darinya itu menjadi yang paling banyak bicara disini. Odelia dengan mudah dapat mengenali wanita muda itu dari warna matanya yang mencolok. Dan lagi, kemana pun wanita itu pergi pasti ada sesosok lelaki, Marko yang selalu mengikuti dari belakang.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • A Broken Marriage   Part 37

    "Apakah kau percaya bahwa kita akan kembali menikah. Kita akan kembali menjadi sepasang suami istri seperti dulu. ""Aku akan pergi meninggalkanmu."Jean tak bisa memosisikan tidurnya dengan benar. Ia gelisah. Sepanjang malam, ia menghabiskan waktunya mendengarkan dengugan suara semu yang entah datang dari mana. Suara itu terus menggaung seolah tak mengijinkannya untuk tidur malam ini. Ia seperti disiksa terus-menerus oleh suara asing yang bahkan ia tahu pemiliknya saat ini telah jatuh ke alam mimpinya.Disana, Odelia bergelung nyaman didalam selimu tebal yang membungkusnya. Wanita itu telah tertidur sejak beberapa jam yang lalu tanpa beban. Odelia terpejam setelah berhasil memporak-porandakan hati lelaki yang kini menjadi gelisah. Wanita itu meminta sebuah pe

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • A Broken Marriage   Part 38

    "Kau percaya takdir? Aku akan tunjukkan bagaimana takdir itu berjalan untukmu.""Selamat pagi!"Jean pagi itu nampak menunjukkan senyum seribu wattnya pada semua orang. Lelaki itu tak segan memamerkan deretan gigi putihnya kepada semua orang yang harus ini duduk memenuhi kursi meja makan. Disana ada Grace, Yonash dan juga Clara. Mereka semua nampak takjub melihat perubahan sikap Jean.Lain Jean, lain pula sosok wanita yang berjalan disampingnya. Wanita itu terlihat tidak nyaman dengan posisinya. Pasalnya sejak mereka berjalan keluar dari kamar yang semalam mereka tempati, Jean tanpa ragu melingkarkan tangannya disekeliling pinggang Odelia. Pria itu dengan sangat berhati-hati membimbingnya menuruni tangga.Perlakuan it

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • A Broken Marriage   Part 39

    "Kau tahu, sebelum dan sesudah ini aku hanya akan mengatakannya sekali. Kau harus mendengarnya baik-baik. aku adalah manusia yang paling benci menunggu. Aku tak suka menunggu, karena aku tahu menunggu hanyalah akan berakhir dengan kesia-siaan.""Apa kau sungguh melupakanku?" Tanya Jean. Ia ingin tahu dari mulut wanita iu sendiri, benarkah Odelia sama sekali tak mengingatnya. Barang sedikit pun apakah kenangan mereka sama sekali tak membekas dalam ingatan wanita itu. Meski menyakitkan, Jean tahu Odelia takkan pernah melupakannya. Wanita yang dikenalnya itu, sangat memujanya. Keyakinan itu yang membuatnya ragu akan kondisi Odelia saat ini."Apa?" Hari ini mungkin menjadi hari dimana Odelia selalu tak mengerti apa yang disampaikan pria itu kepadanya. Ia tertegun. Dalam kediamannya ia berusaha memproses dalam otakn

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17

Bab terbaru

  • A Broken Marriage   FlashBack 4

    Sepasang intan hitam milik seorang wanita nampak memandangi pantulan bayangan yang ada dicermin. Matanya penuh binar kebahagiaan saat memperhatikan betapa indahnya bayangan yang ada disana. Ia nyaris tak mempercayai bahwa sosok itu adalah dirinya sendiri. Rambutnya yang memiliki panjang hampir menutupi punggungnya sengaja digerai dan membentuk sebuah ikal yang semakin mempermanis penampilannya. Diatas kepalanya terdapat rangkaian bunga bermacam warna yang melingkarinya. Riasan wajahnya hari ini pun tak terlalu mencolok. Wanita itu memang sengaja meminta pada penata riasnya untuk tidak terlalu menor mendandaninya. Ia tidak ingin terlihat seperti badut pesta nanti.Dalam balutan gaun pengantin panjang tanpa lengan, wanita itu memperlihatkan pundaknya yang jenjang. Hal yang selalu ditutupinya itu kini dipamerkan karena permintaan seseorang yang melarangnya keras untuk menutupinya.Odelia memiliki aset yang menganggumkan, begitu kata Clara. Wanita itu, sebentar lagi dalam

  • A Broken Marriage   FlachBack 3

    ODELIAPria itu duduk tenang di depannya sambil menyantap makanan yang baru saja dipesannya. Ada rasa keengganan ketika aku menatap ke dalam isi piringku. Makanan ini aneh. Aku tak terbiasa dengan makanan kelas atas. Hanya sayur dan tempe saja sebenarnya sudah membuatku kenyang dari pada sebuah makana dengan irisan daging yang hanya memiliki porsi setengah dari porsiku. Sebenarnya, melihatnya saja aku sudah tak lagi selera. Bukan hanya karena makanannya, melainkan karena pria yang menatapku lebih sering dari pada makanannya itu.Jean sengaja menyeretku masuk ke dalam restoran mewah yang entah berada dimana. Restoran yang memiliki kata yang aneh itu memang terlihat tak begitu ramah, namun memiliki suasana mewah untuk kumasuki. Hanya bermodalkan kaos dan celana jeans berlutut robek, serta sepatu kets usang yang selalu menjadi seragam wajib, kini aku terlihat seperti badut. Semua yang ada disana dan menikmati hidangan sorenya berpakaian formal. E

  • A Broken Marriage   FlashBack 2

    JEAN“Jadi, Ayahku sekarang berada di flat kecil yang kau sebutkan tadi?”Aku tak bisa menahan amarahku saat kudengar ayahku, Yonash memilih untuk melarikan diri dari rumah kami dan tinggal di rumah kecil di pinggiran kota itu. Bahkan, aku tak bisa mengira bagaimana pria tua itu hidup melarat seperti itu. Entah apa yang dipikirkannya saat merencanakan usaha pelariannya itu disaat kami semua sedang tertidur. Andai saja Grace, nenek kami masih di Indonesia mungkin Ayah kami tak berani untuk melakukannya.“Jadi, bagaimana kak?” Tanya seorang wanita bermata hijau dibelakangku. Ai terus berdiri ditempatnya semula meski aku sudah memunggunginya cukup lama. Clara, adik bungsuku tak biasanya betah berlama-lama berada di ruangan kerjaku. Wanita itu selalu bilang bahwa tempat ini bagaikan sampah dengan kertas-kertas menumpuk yang tak sedang dipandang. Namun kali ini wanita itu mampu bertahan lebih dari setengah jam b

  • A Broken Marriage   FlashBack 1

    ODELIAKupandangi sepasang sepatu kusam kets-ku ini. Langkahku membawa sejuta harapan bahwa hari ini aku masih bisa bernapas dengan tenang di ibukota ini. Langkah yang beriringan denganku terasa seperti sebuah iklan yang melintas begitu saja di halte bus bersamaku pagi ini.Senin pagi. Semua orang setidaknya memiliki satu hingga dua keinginan untuk memulai pertama disetiap minggunya. Hari yang paling sering kuamati begitu pada dengan mobil dan motor yang berlalu lalang di jalanan. Tanpa henti membuat suara bising yang mampu memekakkan telinga.Aku mendaratkan bokongku tepat disalah besi yang berbentuk persegi panjang. Besi berkarat yang memiliki bau agak amis. Entah apa fungsi dari besi tersebut. Seharusnya lebih baik menggunakan bangku atau apapun itu bila berniat untuk dijadikan sebuah tempat duduk. Namun sebagian dari mereka yang bernasib sama sepertiku terpaksa menggunakannya untuk mendudukkan diri.Sembari menunggu bus yang

  • A Broken Marriage   Part 85

    Jika akhirnya kehidupanku nkembali berputar seperti roda, aku akan membuat persiapan ketika harusnya aku berada di bawah. Hatiku akan siap ketika suatu saat kehilangan segalanya.Seorang wanita berpakaian hitam tampak berjalan di sekitaran kompleks pemakaman. Langkahnya penuh kehati-hatian kala melintasi beberapa susun gundukkan tanah yang ada disana. Cuaca yang tak begitu terik menjadi keputusanya untuk berpakaian gelap dann juga mengenakann sebuah topi yang hampir menutupinya dari sinar matahari siang. Ditangannya sebuah bunga telah siap untuk disembahkan kepada yang tercinta, yang kini telah menyatu dengan tanah. Sejujurnya langkah pelannya bukan karena dirinya takut sepatu mahal yang dikenakannya terkena kotoran, namun dadanya berdentum seperti ingin meledakkan dirinya. Hatinya nyeri kala ia melihat sosok tercinta itu menyatu dengan tanah, dan takkan bisa be

  • A Broken Marriage   Part 84

    Tak ada apapun yang bisa menghalangiku untuk memilikimu seutuhnya. Ingatlah bahwa kau milikku dan aku milikmu.Malam itu suasana benar-benar mencekam. Kabut dingin yang menyelimuti jalan ditengah hutan yang lebat menjadi sangat menyeramkan. Membuat dentuman aneh didalam dada kala sengatan hawa dingin yang sangat kerasa malam itu. Tengah malam yang semakin meredupkan sinar membutakan siapa saja yang berani menembus jalan gelap itu. hanya sebuah mobil yang melintas dengan kecepatan seadanya, membelah jalan yang penuh kabut itu. lampu sorot mobil menjadi satu tumpuan mereka untuk sampai ke tempat yang akan mereka singgahi.Bukan hanya singgah, mereka akan sedikit lama berada disana, karena suatu hal."Apakah wanita itu bisa dipercaya?"

  • A Broken Marriage   Part 83

    Aku akan mengambil apa yang sebelumnya telah kukatakan bahwa itu semua adalah milikku. Kalian yang berani mencegahnya takkan pernah kubiarkan untuk keluar dari lingkaran yang telahkubuat."Kau benar-benar keterlaluan. Mau sampai kapan kau melakukan ini semua?"Riska, wanita yang kini tengah memegang pisau lipat yang telah ternodai oleh darah itu tak menghiraukan makian yang sejak beberapa hari lalu dikeluarkan oleh kakaknya, Reanna. Dalam kondisi terikat, Rea terus melakukan perlawanan terhadap adiknya itu. tak disangkanya jika Riska bisa berbuat sejauh ini. Tak pernah ada bayangan menyeramkan yang seperti sekarang didalam kepalanya.Entah telah hilang kemana sosok adik kecilnya yang manis dan tak

  • A Broken Marriage   Part 82

    Merasakan pengalaman pertama yang tak terduga. Hatiku membuncah. Genggaman manis dari jari mungilnya berhasil menggetarkan sesuatu didalam dadaku. Rasanya sesak, seperti sebuah kebahagiaan yang akan meledak.Attar syah Rahardi.Aleana Salma Rahardi.Bayi gempal yang kini menggeliat diatas tempat tidur mungil berbentuk kotak itu menjadi salah satu objek yang menarik perhatian kedua orang yang berdiri dari balik kaca jendela ruangan tersebut. Kedua bayi berwajah merah itu sesekali bersuara khas bayi yang menggemaskan. Keduanya sama sekali tak bisa mengalihkan pandangan mereka dari bayi-bayi mungil yang berwajah hampir serupa itu.Tak ada yang lebih menggetarkan dari apapun selain melihat kedua wajah itu,

  • A Broken Marriage   Part 81

    Lahirkanmereka. Aku akan berjuang untukmelindungimudan anak-anak kita. Jangan takut, aku takkan pernah meninggalkanmu lagi."Lia, aku mohon buka pintu sialan ini! biarkan aku bicara padamu." Tak lama terdengar suara Jean yang berteriak menggedor pintu kamarnya. Mungkin pria itu sedikit terkejut dengan tindakannya yang tiba-tiba saja mengunci kamarnya, karena tak biasanya ia mengunci kamarnya."Aku manusia, Jean. Aku bisa saja sakit hati." Lirihnya pelan. Sepertinya hanya dua kalimat itu yang mampu mewakili semua perasaannya.Tak lama, Odelia merasakan ada rasa nyeri yang melanda perutnya. Tanpa bersuara, ia terus mengelus perutnya. Ia tak tahu mengapa, sejak beberap

DMCA.com Protection Status