Share

New Member

Penulis: syelvalerie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

***

Hari baru, masalah baru. Daver telat keluar istirahat karena dipanggil Bu Erna ke ruang guru. Apa lagi kalau bukan karena tingkahnya yang selalu disesal guru itu?

"Kenapa, Dav?" tanya Anara setibanya Daver di meja kantin dengan wajah suntuk.

Ander cekikikan. "Hohoho, kena apa lagi dia nih?"

"Sialan banget itu guru. Udah gila kayaknya!" Daver menarik dasi yang terikat rapi di lehernya, lalu ia letakkan di atas meja.

"Gede banget lo ngomong. Ada anak cepu mampus lo," ucap Fara mengingatkan.

"Masa ya, Ra, cuma gegara gak sengaja lempar sepatu ke atap kelas, aku langsung dipanggil ke ruang guru. Ya ampun, Buuu.. Bu."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • 8 Tahun Mencintainya   Berkumpul

    "The longer you stay, the stronger you are."-Daver Negarald***Drrrrttt!"Handphonelo, Ra." Letta menunjuk ponsel Anara yang bergetar di meja dengan dagu. Ia membaca nama yang tertera. "Daver tuh.""Kok bunyi telepon kita sama Ra," gumam Elena bingung.Anara mengangkat alisnya. Ia mengangkat panggilan masuk tersebut."Halo, Dav? ...""Starbucks ...""Ooh, oke .."

  • 8 Tahun Mencintainya   Hibur

    ***"Van, kunci motor gue, setan!" maki Rino saat Evan mengambil kunci motornya.Tadi, Evan menelepon Rino untuk minta ditemani pergi ke Nikestoreyang baru buka tidak jauh dari area tempat tinggal mereka. Jadi di sini lah mereka berdua sekarang."Gak mau! Lo ambil sepatu inceran gue!" Evan dongkol. "Gue yang mau ke sini, malah lo yang belanja. Agakanjirlo ya!"Rino mendengus. "Heh! Kan gue duluan yang ketemu sepatunya. Kenapa lo ngomel?""Tetep aja. Gak ada lagi yang bagus selain itu.""Sini balikin kunci gue." Rino mengambil saat Evan mengulurkan tangan. "Makanya liat-liat yang bener. Kayak cewek aja lo. Butuhnya apa, nyarinya apa."

  • 8 Tahun Mencintainya   Bad Mood

    "So, I think things get better so they can get worse easily."-Anara Emiley***Sore ini sepulang sekolah, Daver mengajak Anara untuk pergi ke salah satu cabang kafe milik Natasya. Sekalian untuk memenuhi permintaan ibunya itu yang ingin menemui Anara.Anara tidak berhenti bergumam kagum dari tadi. Kafe milik Natasya benar-benaraesthetic dan sesuai kriteria anak zaman sekarang. Ditambah lagi lagu-lagu Lauv yang diputar di kafe ini membuat Anara semakin suka dengan suasana hangat bercampur santai."Ra, ada yang nge-chataku, adik kelas," ucap Daver memberi tahu. Sembari menunggu kedatangan Natasya, ia tentu main pon

  • 8 Tahun Mencintainya   Evan Bau!

    ***"Gak usah dateng,coy. Lanjutin ajadate-nya," sindir Rino saat Daver dan Anara baru tiba, sedangkan yang diomongi hanya cengar-cengir."Lupa temen gini lah rupanya." Fara cekikikan menatap Anara."Kan gue ke Starbucks dulu!" Daver mendesis. Ia meletakkan kantung besar berisi sejumlah minuman. "Nih!"Letta melihat jam tangannya. "Tapi ngaretnya hampir dua jam. Gak bisa dimaafin.""Macet macet." Daver menggigit lidahnya saat beralasan."Pengen gue timpuk mukanya," canda Evan sebal.Anara memicingkan mata ke Evan. "Ah, ba

  • 8 Tahun Mencintainya   Lagi

    ***Tidak terasa, sebentar lagi UNBK akan datang. Sebentar lagi angkatan Anara akan lulus dan meninggalkan lapak SMA Ravalis.Perasaan bosan dan rindu terasa campur aduk saat menginjak sekolah ini. Banyak kenangan yang menyenangkan, menyedihkan, dan memalukan yang terjadi di sana."Eh, Anara!"Anara menengok ketika ada suara laki-laki yang memanggilnya. Ia mengeluh dalam hati. Ternyata ada tiga adik kelas yang mengintilnya dari tadi."Gak sopan lo gak manggil Kakak," tegur si teman yang memanggil tadi."Udah sih beda setahun doang!""Kenapa?" tanya Anara tidak mau lama-lama karena hendak kembali ke kelas PM.

  • 8 Tahun Mencintainya   Hati-hati

    "I can't resist, but i don't want to let it be. I need you to know that if you hate to be in this situation, i hate it more."-Anara Emiley***Ting!Daver NegaraldRaBsk pulang sekolah kamu ke mana?Jalan yukDaver tidak mendapatkan jawaban sampai akhirnya tiga puluh menit kemudian mendapatkan notif dari Anara.Anara Emileyaku ada tutor sama GemaDaver NegaraldYah besok2 aja lahBosen bgt ra cape blajar di sekolahButuh refreshing

  • 8 Tahun Mencintainya   Aware

    ***"Ih, anjir lah! Mie gue itu,aish!" Evan merengek ketika Rino menyeruput mie-nya tanpa dosa.Untuk membalas, Evan pun mengambil vape milik Rino yang diam-diam dibawa cowok itu."Evan!""Woi! Ada yang mau beli gak! Diskon nih cepek!" Evan melambai-lambaikan tangannya yang memegang benda milik Rino itu ke udara.Rino menarik keras tangan Evan. "Ketauan guru, anjir! Gak pake akhlak ya lo!" Ia merebut kembali vape-nya. "Cepek pula dipromosi. Gue beli satu juta gilak!""Lo yang gak ada akhlak ngerebut mie gue!" balas Evan meneriaki Rino.Letta menyeletuk, "Lagian vape lah pake acara dibawa ke sekolah."

  • 8 Tahun Mencintainya   Sesuatu

    ***Anara berjalan melewati koridor kecil sekolah. Ia hendak pergi ke ruang belajar serba guna (RBSG) SMA Ravalis karena dirinya telah menyuruh Gema langsung ke sana saat pulang sekolah. Selain bilang pada Daver semalam, Anara juga sudah memberi tahu Fara untuk tidak menunggunya pulang apalagi ikut saat dirinya mengajari Gema."Baaaa!" Daver mengagetu Anara, sehingga gadis itu sedikit terperanjat. "Ketemu juga kan! Emang susah kalo jodoh.""Kamu gak pulang?"Pertanyaan Anara membuat senyum Daver sedikit luntur."Aku gabut, mau nemenin kamu. Sekalian jagain biar kamu gak diganggu Gema." Daver kembali tersenyum cerah, bersemangat.Anara menggigit bibir. Raut wajahnya tidak baik.

Bab terbaru

  • 8 Tahun Mencintainya   Epilog

    ...Saat Daver mengatakan itu, suasana semakin haru. Ada yang menyembunyikan air mata, ada yang berusaha untuk tetap senyum, ada yang cemberut karena sedih."Oh iya, gue titip Anara ke kalian ya. Dia suka mendem sendiri kalo ada apa-apa. Jadi tolong didengerin kalo dia emang butuh temen cerita, peluk dia kalo lagi sedih, bikin dia ketawa. Pokoknya tanyain terus dia kenapa," pinta Daver pelan.Zhenix mengangguki perkataan Daver. Evan dan Rino, mereka mengacungkan jempol.Daver mundur beberapa langkah, kembali lekat dengantrolley-nya. Setelah melambaikan tangan, ia mulai membawa pergi benda yang menampung segala kebutuhannya itu.Sesekali Daver menengok ke belakang. Barangkali ia melihat seseorang berlari menghampi

  • 8 Tahun Mencintainya   Real End!

    ..."Aku salah banget ya?" tanya Daver kemudian menatap Giselle.Giselle tersenyum lembut, lalu mengacak rambut Daver selayaknya anak kecil. Ia tertawa sekejap."Kok malah diketawain sih," gerutu Daver. "Ini udah tinggal 40 menit lagi, Kak. Zhenix udah pada bilangotw, tapi mereka bilang Anara gak mau ikut.""Siapa tau Anara tiba-tiba dateng?""Dia aja gak angkat telepon atau bacachataku sama sekali. Nih, liat. Aku udah ada ratusan kali nelepon dia. Gak ada satupun yang diangkat."Giselle menatap Daver sebentar, lalu ia mengatakan sesuatu yang sedikit melegakan hati Daver. "Gini, Dav. Anggap aja untuk sekarang, Anara lagi marah sebentar. Sebe

  • 8 Tahun Mencintainya   Real End?

    "We start this story by together. It must be the same way when we end this."—Daver Negarald—***"Daver, bangun! Bisa-bisanya kamu gak pasang alarm. Ayo siap-siap!" oceh Natasya, membuka gorden kamar Daver. Wanita itu sengaja menginap di apartemen Daver, sekalian membantu anaknya membereskan barang-barang.Daver memicingkan mata begitu sinar mentari menerobos kaca kamarnya. Ia terkejut dengan dirinya sendiri sampai langsung mengubah posisi menjadi duduk.Jadi tadi gue cuma mimpi?!"Kenapa?" Natasya bingung melihat gerak-gerik Daver

  • 8 Tahun Mencintainya   End to Begin

    ***17.38 WIB.Shit!Rasanya Daver mau mengumpat berkali-kali. Kenapa Anara tidak kunjung membalas pesannya? Membaca pun tidak!Apakah Daver harus pergi dengan perasaan ganjalnya ini? Juga dengan ketidakjelasan hubungannya dengan Anara?"Kamu nungguin apa sih? Dari tadi bolak-balik liat hp terus." Giselle ternyata memperhatikan kegelisahan Daver."Calm down." Gantara menepuk bahu Daver dengan gagah, lalu tersenyum. Aura keayahan laki-laki paruh baya itu sangat kental. "Calon penerus Negarald Group harusstay cool, oke?"Daver tersenyum berat, lalu menganggukkan kepalanya.

  • 8 Tahun Mencintainya   Sembunyi Sedu

    ***"Ra? Kok manyun sih? Seneng dong harusnya karena tau Mama demen sama kamu."Daver dan Anara baru saja sampai di danau yang pernah mereka kunjungi waktu lalu. Memang gelap jadinya karena ini sudah malam. Akan tetapi, ada banyak lampu yang menyala dan beberapa pedagang yang masih menggelar lapak.Anara tidak menanggapi. Pikirannya sedang tidak fokus. Ia juga tadi lagi sibuk mengetik sesuatu di ponselnya."Are you okay?""Ya?" sahut Anara asal."Kamu gak apa-apa?" ulang Daver sabar. Ia menatap Anara. "Dari kemarin, kamu agak beda. Aku mau nunggu kamu cerita sebelum aku duluan yang tanya. Eh, kamu gak cerita-cerita." Ia terkekeh bercanda.

  • 8 Tahun Mencintainya   Pulih

    "So, it does end like this, doesn't it?"-Davenara***Sesuatu yang sangatrareakan terjadi malam ini di rumah Giselle. Bayangkan saja, Gantara dan Natasya mau menghadiri makan malam bersama. Padahal sejak bertahun-tahun lalu diajak, mereka tidak pernah mau.Mungkin bisa jadi karena hari ini adalah hari ulang tahun Grace, anak Giselle. Jadi Gantara dan Natasya selaku opa-oma anak empat tahun itu mau turut serta.Tentu di kesempatan berharga ini Daver mengajak Anara. Bahkan cowok itu membelikan Anaradressformal supaya mereka semua bisa berseragam."Happy birthday to Grac

  • 8 Tahun Mencintainya   Pikiran Negatif

    ***Anara selesai dengan aktivitas bersih-bersihnya. Dari yang bau keringat karena habisworkout,kini gadis itu sudah kembali wangi semerbak.Anara menyisir rambut, setelah itu mengambil vitamin rambutnya. Namun, ketika mengambil benda tersebut, ia melihat ada ransel Daver."Dav, kok tas kamu nyasar di sini?" teriak Anara dari dalam kamar."Iya, Ra! Tadi aku minjem kamar mandi kalian buat mandi, terus sekalian aku pindahin tasnya biar gampang cari baju, parfum, dll," jawab Daver dengan suara yang besar.Anara mengangguk paham. Lalu, ia memakai vitamin rambutnya dan kembali menyisir."Itu apaan dah?" gumam Anara kecil, salah fokus ke amplop berisi surat yang

  • 8 Tahun Mencintainya   Rino Merana

    "We called it family."-ZHENIX***Sudah pukul 3 subuh, tapi Rino belum bisa tidur. Padahal yang lain udah tepar dari jam 12 malam. Karena lapar, ia pun akhirnya keluar kamar untuk mencari cemilan.Ceklek!Rino menyalakan lampu. Ia berjalan ke dapur. Agak sedikit heran karena ada suara air mendidih."Oy!" panggil Letta, ternyata lagi masak mie instan. "Ngapain lo?""Kaget, kirain siapa." Rino mengelus dada, lalu tertawa. "Bikin apaan, Ta?""Mie. Mau?"

  • 8 Tahun Mencintainya   To Lombok

    ***"Na, jadian yuk!""HA?" Elena kaget dengan ucapan Evan yang tiba-tiba. Ia mengambil es kelapa dan memberikannya. "Mabok lo!""Ih, serius, Na. Emangnya lo gak mau punya cowok cakep plus humoris kayak gue?" Evan mengedikkan alisnya sambil mengelus-elus dagu.Elena tertawa melihat kepedean yang Evan tampilkan. "Udah-udah, gak usah ngaco deh, ayo balik. Yang lain juga pada mau minum es-nya.""Lo mah gitu, Na. Digantung mulu gue." Evan ngambek."Emang lo mau nerima kekurangan gue?" tanya Elena, sebenarnya hanya bergurau.Namun, Evan menanggapinya dengan serius. "Lo pikir gue sesempurna itu untuk gak milih lo dengan alesan yang

DMCA.com Protection Status