Share

Bab 29C

Hana tak tahu harus berbuat apa. Cuma, ia pun tak merasa nyaman dengan situasi seperti itu. Namun, ia memilih diam lantaran tidak ingin ikut mencampuri perkara mereka. Mesin pendingin di ruangan yang semestinya menyejukkan malah terasa panas seperti disengat kobaran api menerobos ke pembuluh darah. Mendadak kepala Hana pening. Entah karena daya tahan tubuh yang melemah atau panasnya darah yang dihantar sampai ke otak.

Elena terpaksa menghentikan kalimat ketika Mahendra mengangkat kepala dan sorot mata yang diberikan mengandung arti berbeda. Ia menggigit bibir, menahan gejolak di hati yang tiba-tiba menderanya. Ia tak suka penolakan dari pria itu. Selama ini, ia sudah berusaha sekuat tenaga mencoba mencuri perhatian Mahendra, tetapi pria itu seolah menghempaskan usahanya.

"Kalau gitu, aku pamit. Jangan lupa kue dan kopinya dimakan dan diminum."

Melangkah keluar selepas melambaikan tangan kepada Hana, Elena pulang membawa kekalahan. Kalah menahan gerimis yang terpaksa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Herlina Teddy
jika ingin memberi masukan yang membangun, silakan komen di ulasan. lantaran saya jarang cek komentar teman2 di dalam cerita. saya tunggu ulasan yang membangun ya. thanks.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status