- 7 Sumpah -
Kau taklukkan matahari
Kau buat hitam warna pelangi
Kau basahi embun pagi
Merataplah diri
Aku lemah aku rapuh
Tak berdaya menghadapimu
Maafkanlah bila aku roboh kan rasamu
( Kangen band -- Hitam )
---------------------------------------------------------
Kebersamaan, kisah asmara, kepahitan dan manisnya cinta dialaminya dulu bersama dengan orang terkasih. Masa di mana Airin menjadi sosok yang berharga selalu di lindungi, di perhatikan dan diayomi.
Ingatan demi ingatan , kejadian demi kejadian selalu menemani hari-hari Airin saat ini. Membuat Airin benar-benar tak bisa melupakan kenangan itu. Tapi kenapa yang menghantui dan yang di ingatnya hanya saat di mana ia mendengar kata-kata yang tak mungkin terjadi padanya.
Kata-kata yang mustahil di lakukan oleh seorang manusia biasa. Karena yang bisa mengambil nyawa hanyalah sang pencipta.
----------------------
Sang Surya telah siap menduduki kembali tahtanya. Dengan sinar yang memberi sejuta manfaat untuk umat di bumi.
Airin telah tiba di kediaman Bos Model yang saat ini sedang naik daun dan merembet ke dunia entertainment. Hari ini Airin tak terlambat datang juga bertekad tak akan melakukan kesalahan.
"Bos ... ada jadwal syuting setelah pemotretan hari ini, di gedung Citra Darma." jelas Airin pada Bos-nya masih menatap lekat benda persegi pipih yang berada di tangannya.
"Oke ... kau atur sebaik mungkin Rin. Aku senang hari ini kau tak telat, dan aku harap ini untuk seterusnya." terang Emery yang tak lain adalah Bos Airin.
Seorang MUA masih setia menata rambut dan riasan Emery. Memberikan sentuhan begitu glamour pada wajahnya dan gaun yang sungguh indah bergemerlapan. Beberapa batu berlian mengkilap indah menghiasi bagian bahu juga dadanya.
Tubuh dan body Emery memang sangat indah dan bahkan tak pernah ada yang tahu apa kekurangannya. Karena itu Miss Perfect adalah julukan untuknya. Kulit yang putih bersih bak artis Korea, dengan tinggi yang memenuhi syarat dan kriteria model sehingga begitu mudahnya dia mendapatkan tawaran pekerjaan.
"Airin ...." Emery memanggil Airin dengan ragu. Menatap Airin dari pantulan cermin didepannya.
"Iya Bos." Airin mendekat dan tetap dengan menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya, yang begitu dingin.
"Aku lupa memberi tahu mu. Tapi kurasa setelah aku selesai dengan riasan ini saja kita bicara." jelas Emery dan menatap Airin dengan begitu serius.
"Baik Bos." Airin kembali ke posisi sebelumnya. Ia berdiri sedikit jauh dari tempat di mana Bos-nya duduk.
Ponselnya berdering, sebelum menjawabnya. Airin menatap ke arah Bos pertanda meminta ijin untuk menerima panggilan itu. Emery tahu jika itu dilakukan maka itu di luar dari pekerjaannya.
Emery hanya mengangkat tangannya menandakan ia mengijinkan Airin menerima panggilan itu. Airin berdiri menjauh dari tempat sebelumnya dia berjalan kedepan jendela yang di sana.
"Katakan!" ucapnya tegas. Menatap lurus kedepan, memasukkan satu tangannya kedalam jaket kulit hitamnya.
"Ada yang ingin saya sampaikan Nona. Apa nanti Nona bisa datang ke toko?" Terdengar seseorang berbicara dari sambungan telfon itu.
"Tunggulah, kalau gue bisa gue akan datang, kalau tak bisa kirimkan semua sejelas-jelasnya lewat email!" jelasnya dan langsung mematikan saluran telfon itu. Ia kembali ke tempat semula, mengambil napas dalam dan menghembuskan perlahan. Ia ta ingin terlihat kacau di hadapan Emery.
- 7 Sumpah -
Sore ini tepat pukul 16:45 Airin dan Emery telah sampai di lokasi syuting, untuk kali pertama Emery melakukan syuting, ini adalah film pertama yang di bintangi olehnya. Emery berperan sebagai pemeran antagonis kali ini. Dengan sentuhan make up yang luar bisa, seratus delapan puluh derajat dia berubah terlihat jadi lebih garang tak selembut saat dia melakukan pemotretan tadi.
Di sini dia akan menjadi pemeran utama dan seorang pelakor yang hadir menjadi orang ketiga di keluarga yang harmonis setelah bertahun-tahun lawan mainnya bina.
Di sini banyak sekali Crew yang memiliki tugas masing-masing, sutradara, assisten sutradara, cameraman beserta asistennya pula. Dan banyak lainnya.
Banyak alat-alat juga kabel yang menjalar ke sana ke mari, untuk dapat merekam suara dan gambar yang ingin di ambil. Ada seperti jalan kereta yang digunakan untuk pengambilan gambar atau video saat mereka mensimulasi mereka berjalan dan berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lain.
"Rin aku gugup sekali, ini pertama kali aku melakukan syuting. Selama ini aku hanya berpose di depan kamera dan sekarang aku harus berpura-pura menjadi wanita penggoda." ucap Emery mengeluarkan uneg-uneg didalam dirinya pada Airin. Ia memegang tangan Airin, benar saja tangan bergetar dan mengeluarkan keringat dingin.
"Saya yakin Bos bisa. Bos model multitalenta jadi tak perlu khawatir Bos." Airin menenangkannya. Airin tak bisa membuat kata-kata yang lembut, entahlah kemana kehangatan yang Airin miliki. Ia mengusap lembut punggung tangan Emery.
Waktu terus bergulir seiring usainya pengambilan potongan film yang di bintangi oleh Claudy Emery Chan telah selesai.
"Rin ... kita pulang sekarang. Aku sangat lelah dan ingin berendam." Wajah ayu Emery berubah layu. Ia menyandarkan punggungnya di kursi lipat yang selalu setia ada bersamanya. Sesaat kemudian ia bangkit dan berjalan menuju di mana mobil terparkir.
"Baik Bos." Airin mengikuti Emery di belakangnya. Sampai dimana mobil Emery terparkir.
Airin langsung duduk di belakang kemudi setelah menutup pintu Bos-nya.
Airin menginjak gas dengan begitu dalam.
Membuat kecepatan mobil itu semakin kencang. Secepat angin ia telah berada di depan rumah mewah Emery. Satpam jaga telah membuka pintu gerbang dan Airin pun masuk bersama mobil sang majikan.
"Bos saya langsung permisi pulang setelah selesai meyiapkan air hangat untuk anda." Airin bergegas masuk kedalam kamar Emery setelah sampai di rumah istana itu. Meninggalkan Emery terduduk di sofa ruang tengah.
"Tak perlu Rin. Pulanglah tak apa. Aku bisa suruh bibi nanti meyiapkan, aku lihat tadi kau cemas saat mengangkat telepon sebaiknya kau segera pergi. Apa itu masalah usaha Florikulturamu?" Emery menebak yang ada dipikiran Airin namun tebakan itu tepat seratus persen.
"Iya Bos. Terima kasih atas pengertian anda Bos." Airin belum beranjak pergi.
"Memangnya kamu kira aku itu robot yang tak punya perasaan, ada saatnya aku keras denganmu dan ada saatnya aku mengerti keadaanmu Rin, selama ini aku bersikap demikian bukan karena aku tak sayang padamu. Namun aku ingin kau bersikap profesional saat bekerja." jelasnya panjang lebar dan mendekat ke arah Airin.
"Dan, pergilah ke psikiater Rin! Aku tak mau kau stress dengan apa yang kau alami selama ini. Dan ... 3 Minggu lagi aku akan bertunangan Rin. Apa kau masih mau menjadi asisten pribadiku?" tanya Emery pada Airin yang mulai memegang pundak Airin.
"Baik Bos, sekali lagi terima kasih, saya akan tetap siapkan air hangat terlebih dulu." Airin pergi meninggalkan Emery.
Nampak Emery menggelengkan kepala. Dia heran dengan Airin yang selalu loyal padanya. Emery begitu bersyukur bertemu dan mendapatkan asisten pribadi seperti Airin.
Airin mengisi otomatis air kedalam bathtub dengan air hangat dan di taburi dengan kelopak bunga mawar dan aroma mawar sebagai penguat.
Air mawar bisa memberikan sensasi segar dan semangat kembali pulih saat menghirupnya.
"Bos air anda sudah siap, saya akan pamit sekarang." pamit Airin dengan sopan dan masih terkesan dingin dan menghormati atasannya.
"Iya Rin terima kasih. Dan bawalah ini untuk hasil kerja kerasmu hari ini. Dan tadi kau belum menjawab pertanyaanku nona Florikurtura." Emery mengingatkan tentang ketersediaan Airin untuk tetap menjadi asistennya saat dia telah menyandang status bertunangan. Ia memberikan sebuah amplop berwarna coklat dan juga beberapa bungkus makanan ringan.
"Maaf Bos. Tentu saya bersedia sampai Bos sendiri yang meminta saya untuk berhenti mengikuti Bos." kata Airin meyakinkan.
"Bagus ... sekarang kau bisa pergi. Hati-hati dijalan Rin dan terima kasih untuk hari ini." Airin tersenyum dan pergi meninggalkan kediaman Emery.
- 7 Sumpah -
Masa lalu membunuhku
Membuat tak bisa mencintaimu
Maafkanlah bila aku abaikan rasamu
Aku tak mungkin mencintaimu
Aku tak mungkin mencintaimu
( Kangen band -- Hitam )
- 7 Sumpah -Kemarin kudengar kau ucapKata cinta, seolah dunia bagaiDi musim semiKau datang padakuMembawa luka lamaKu tak ingin salah semua seperti dulu( Taxi -- Hujan kemarin )---------------------------------Semilir angin membawa udara yang dingin di tengah malam yang indah, bertabur bintang dan rembulan yang menyinari bumi kala gelap telah datang.Airin mengendarai motor besarnya ketempat usaha bunganya, ada sedikit masalah yang melibatkan pegawai serta tanamannya disana.Meski telah malam namun Airin menepati janjinya untuk datang pada pegawainya, meski terkesan dingin namun Airin tetaplah Airin yang baik hati dan tak mudah menyinggung siapun lawan bicaranya. Namun jika sekali saja dengan sengaja orang itu berbuat salah padanya maka pembalasan Airin akan lebih kejam di banding dengan apa yang mereka lakukan.Headset bluetooth setia menemani telinganya sepanjang
- 7 Sumpah -Aku yang selama ini berharapKau untuk cepat kembaliTemani aku tuk pulangDimana aku tenggelam hilang( New eta -- 7 Sumpah )-----------------------------Airin kembali membelah jalanan yang terasa miliknya sendiri kali ini. bak Danni Pedrosa dia meliuk-liuk di tiap tikungan. Sembari melepaskan senyumnya kepada angin dan udara yang melewatinya.Waktu lewat tengah malam dia telah sampai di tempat tinggalnya. Dengan wajah yang kaku terkena angin malam diluar. Senyum masih mengembang di wajahnya."Geng's ... gue balik." teriaknya saat memasuki pintu rumahnya dan melangkah kedalam ruang tengah. Dengan kedua tangan yang penuh dengan barang belanjaan, juga oleh-oleh dari Emery."Rin ... kenapa malam banget sih?" sambut Olin. Ia begitu khawatir pada sahabatnya itu."Maaf geng's gue ada something trouble. Gue pengen minta bantuan lu-lu pada ya." ujarnya sembari
- 7 Sumpah -Bintang terlihat terangSaat dirimu datangCinta yang dulu hilangKini kembali pulang( Kangen_band -- Kembali pulang )--------------------------Pekatnya malam telah merajam sinar sang Surya yang menemani sepanjang hari. Airin kembali ke rumahnya. Sahabatnya masih setia menemani Airin."Ah ... Hari ini penuh dengan kejutan. Kesel gue." keluh Airin begitu tiba di rumahnya dan duduk di sofa ruang tengah."Ono opo to Rin?" sambut Sastra dan duduk didekat Airin. (Ada apa Rin)"Eh iya Sas ... Mana yang kemarin gue minta udah kelar belum?" tanya Airin yang langsung menoleh kearah lawan bicaranya."Lhah ... Dadi urung mok delok dek ingi?" jawab Sastra. (Kemarin belum kamu lihat)"Wingi wes tak seleh Nang mejo. Cidek bingkisanmu iku." lanjut Sastra kemudian. (Kemarin sudah kutaruh dimeja dekat bingkisanmu)"Ah ... Ya aku lupa, bingkisan. Bahkan aku juga lupa d
- 7 Sumpah -Terlalu lama kau jauhHingga waktu pasti kan berlaluKini kau pergi tinggalkankuDi saat aku terbenam sepiKau telah pergiTinggalkan akuDalam perih mimpi mimpiYang tak mungkin kembaliSaat kau dan akuSaling memiliki( Rasa ini -- the Titans )-----------------------------------Nuansa ala-ala Korea adalah tujuan Airin and the geng's saat ini. Lampu-lampu berpendar dengan sedikit redup. Kali ini bukan sebuah restoran bintang 5 atau sebuah cafe ternama namun lebih ke semacam warung tenda yang membentang luas dengan terpal plastik sebagai dindingnya yang menyajikan makanan khas Korea, namun tempat ini tak membolehkan pelanggan merokok didalamnya selain akan mengganggu tamu yang lain juga sangat berbahaya.Menu yang di sa
Penyelidikan- 7 Sumpah -Waktu berdetik takmungkin bisa ku hentikanMaumu jadi maukuPahitpun itu ku tersenyumKamu tak tahu rasanya hatikuSaat berhadapan kamu( Kotak -- Masih Cinta )-------------------------------------Saat mentari telah menampakkan dirinya, Airin bergegas mempersiapkan diri untuk memulai kembali aktifitas dengan Bos kesayangannya. Memakai kaos putih dan celana jeans ketat, kemudian jaket kulit hitam serta sepatu sneakers. Dia mengendarai motor miliknya, yang dia dapatkan dari hasil jerih payahnya selama ini. Di tinggal oleh orang tua dan semua kerabatnya membuat dia harus benar-benar hidup secara mandiri. Selama ini dia hanya bertukar kabar dengan mereka melalu telepon genggam miliknya.Saat melintasi rambu lalu lintas, sekelebat dia melihat sosok yang pernah dia kenal dulu. Tapi Airin segera menepis bayang-bayang itu. Dia tetap melajukan motornya dengan cepat hingga sampai di tempat tujuannya
Putus- 7 Sumpah -kemarin 'ku melihatmuKau bertemu dengannyaKurasa sekarang kau masih memikirkan tentang diaApa kurangnya aku di dalam hidupmu?Hingga kau curangi aku( Armada -- Asal kau bahagia )--------------------------------Adzan berkumandang menyerukan seruan paling indah, memanggil para insan yang harus menunaikan kewajiban. Menandakan Subuh telah datang. Ponsel Airin pun ikut bergetar di atas nakas tempat tidurnya. Dengan mata yang masih terpejam, ia meraba-raba di mana letak sumber getaran yang amat berisik itu.Masih dengan mata terpejam, Airin mengira-ngira letak icon hijau untuk di geser dan langsung menempelkan benda pipih itu ke telinganya.Suara malas keluar dari mulutnya. "Emh?" sapanya pada saluran telepon itu."Tak perlu datang pagi nanti Rin." Ternyata Si Bos lah yang menghubungi Airin pagi-pagi buta.Sesegera mungkin Airin bangkit dan mengumpulkan
- 7 Sumpah -Flasback--------------------Kini tinggallah ku sendiriHanya berteman dengan sepiMenanti dirimu kembaliDisini kuterus menantiAkan kucoba untuk menanti dirimuKekasih.( Thomas -- Bunga )------------------------------( Flashback nya banyak geng's semoga nggak bingung ya 🥰 )"Semuanya sudah beres Nona. Tugas Nona hanya tinggal menyelesaikan 1 pose lagi dan kita bisa istirahat. Apa Nona mau saya belikan sesuatu?" ucap Della pada atasannya yang tak lain adalah Emery."Kau benar Dell. Aku sudah sangat lelah kita bisa belanja nanti setelah ini." ujar Emery menatap Della.( Kejadian di mana Emery pertama kali menjadi model )Pekerjaan menjadi model adalah suatu kebanggaan tersendiri untuk Emery dia bisa melakukan traveling kebanyak tempat tanpa harus menguras lebih dalam kantongnya.Dia bisa mendapat honor dengan jerih payahnya. Dia sudah tidak lagi m
Vincent Miller - 7 Sumpah -Kau hadir dengan sejuta keindahanKau tarik ku dengan pesonamuMembawa diriku ke alam cinta.Bicaramu membuat tubuh ini bergetarMatamu pancarkan kesetiaanMembuat diriku semakin cinta.Salju -- Kasih---------------------------------------Hujan membuncah kan airnya dari angkasa, awan gelap masih menyelimuti langit, membuat matahari bersembunyi dibalik Cakrawala di pagi ini. Zen tetap bersemangat untuk memulai kembali aktifitasnya, ada seorang clien adari negara sakura yang ingin berkerja sama dengannya. Memusatkan para touris dan warga lokal untuk memilih hunian atau penginapan di hotel dimana tuan sakura itu adalah pemiliknya, Zen berkerja sebagai penarik para pecinta traveling. Dia membuat dan mendesain tata letak di hotel itu. Tentu saja dia akan melibatkan Airin dalam hal ini, dia membutuhkan tanaman hias yang ada di toko Airin untuk mempercantik bagian lobi dan juga s
Flashback 6th #13 - 7 Sumpah - --------------Sudah tiga hari lamanya Haidar terbaring di rumah sakit. Kini beberapa lukanya cukup membaik, dan beberapa perban juga telah lepas, gips yang terpasang di lehernya pun telah tiada. Esok ia akan diijinkan untuk pulang.Sampai saat ini Airin masih setia menemani kekasihnya itu.Sebentar lagi juga adalah hari wisuda bagi Haidar, tentu dia menantikan waktu itu tiba.Setelah ini dia bisa mencapai mimpinya, sedikit lagi, tinggal sedikit lagi."Apa kau bosan?" tanya Airin pada Haidar."Bukan aku yang bosan tapi kau Ai, ayo kita keluar dari kamar ini, ini memang memuakkan." jelasnya."Baiklah, aku akan ambilkan kursi roda untukmu Rey, aku akan membawamu berkeliling." Dengan senyum yang terukir, Airin melenggang pergi dari ruangan itu.Ia kembali dengan sebuah kursi roda. Airin membantu Haidar untuk duduk di atas kursi roda itu, dengan hati-hati dan sangat telate
Flashback 6th #12 - 7 Sumpah --------------Hari ini adalah hari awal liburan dimulai, seharusnya Airin tengah meminta ijin pada sang ayah untuk pergi liburan kemana ia ingin pergi, namun rencananya batal. Ya ... memang manusia bebas merencanakan apapun namun Tuhan lah sang penentu. Rencana itu batal karena insiden yang menimpa Haidar, luka yang di dapat cukup menyakitkan sehingga ia tak bisa beranjak barang hanya ke kamar mandi.Pagi ini Airin sudah terburu-buru menyiapkan segala sesuatu yang ia perlukan untuk beberapa hari di rumah sakit. Tentu saja, kali ini bukan ijin berlibur, melainkan dia meminta ijin untuk menjaga Haidar di rumah sakit. Meskipun sekuat tenaga Haidar melarangnya, Airin tetaplah Airin yang keras kepala untuk masalah ini.Kasih sayang Airin sangat tulus dan besar, mendapat curahan cinta dari Haidar adalah hak yang paling membahagiakan sepanjang hidup Airin.Tas ransel berukuran b
Flashback 6th #11 - 7 Sumpah -"Dia sudah melewati masa kritis, kita hanya menunggu dia sadar saja Nona." jelas Jay. Antony dengan wajah bantalnya hanya memperhatikan Airin. Begitu juga dengan Rama, ia heran seorang gadis SMA yang menjadi kekasih temannya itu.Airin menoleh saat mendengar suara bariton itu, wajahnya tak menyiratkan apa-apa yang bisa di baca oleh Jay, yang Jay tahu gadis di hadapannya hanya sedang bersedih. Mungkin dengan memberinya sedikit informasi yang di dapat dari Dokter ia akan tenang. Biar bagaimanapun ia yang menyebabkan ini terjadi, dan dia tak ingin sampai gadis ini semakin sedih karena perbuatannya itu.Airin menghampiri Jay, dengan wajah berubah merah padam dan juga penuh kebencian, tangannya mengepal di bawah. Dengan secepat kilat ia melayangkan bogem pada perut Jay. Jay Chou yang tak tahu bahwa dirinya akan dipukul sontak kaget dan sedikit mundur kebel
Flashback #10 - 7 Sumpah -Teruntuk kamu, hidup dan matikuAku tak tahu lagi harus dengan kata apa aku menuliskannyaAtau dengan kalimat apa aku mengungkapkannyaKarena untuk keberkian kalinyaKau buat aku kembali percaya akan kata cintaDan benar, bahwa cinta masih berkuasa di atas segalanyaKetika hati yang mudah rapuh iniDiuji oleh duniawi, diuji oleh materi untuk kesekian kaliLagi, lagi, dan lagiKutuliskan kenangan tentangCaraku menemukan dirimuTentang apa yang membuatku mudahBerikan hatiku padamu( Virgoun -- Surat cinta U/Starla )-------------------Suara roda brankar rumah sakit yang beradu dengan garis-garis lantai keramik, dan keadaan yang begitu mencemaskan. Beberapa perawat serta 3 orang sahabat Haidar mendorong ranjang itu menuju ke ruangan Unit Gawat Darurat. Pasca kejadian malam tadi Haidar terpaksa harus dilarikan
Flashback 6th #9Rumah pohon - 7 Sumpah - --------------Kau mau apa pasti 'kan ku beriKau minta apa akan aku turutiWalau harus aku terlelah dan letihIni demi kamu, sayangAku tak akan berhenti menemani dan menyayangimuHingga matahari tak terbit lagiBahkan bila aku mati, ku 'kan berdoa pada Ilahi'Tuk satukan kami di Surga nantiTahukah kamu apa yang ku pintaDi setiap doa sepanjang hariku?Tuhan, tolong aku, tolong jaga diaTuhan, aku sayang diaWali -- Doaku untukmu-----------------"Hai, Ai, ayo! Naiklah dan tutup matamu dengan kain ini." ucap Haidar.Airin menurut ia mengambil kain hitam panjang itu dari tangan Haidar, lalu memakainya untuk menutupi mata. Dalam perjalanan yang singkat. Jantung Airin bergemuruh bak ingin mencuat keluar. Airin memegang erat perut Haidar."Oke, kita sampai Ai, t
Flashback 6th #8Rumah pohon - 7 Sumpah -Sudah satu Minggu sejak pembuatan rumah mini pohon itu, dan Airin menepati janjinya tidak datang ke sana semenjak hari itu. Liburan masih panjang sembilan hari lagi menuju kelas baru. Airin menantikan waktu itu, namun Airin juga tak ingin liburan ini segera berakhir, karena dia ingin menghabiskan banyak waktu dengan Haidar.Ah ... Mungkin yang sudah bucin si Airin ya geng's 🥰.Denting jam berbunyi berulang tiga kali, artinya saat ini jarum jam menunjukkan pukul tiga. Airin yang sedang asyik di teras belakang menyapu pemandangan dengan mata bulat hitamnya, serta gitar yang berada di tangannya. Bernyanyi lagu sendu yang sangat merdu dari Virgoun -- BuktiInt. G..D/F#..F..C..G D/F#meruntuhkan egoku F Cbukanlah satu hal yang mudah Am D
Flashback 6th #7Ulang tahun - 7 Sumpah - Hari ini, hari yang kau tungguBertambah satu tahun, usiamu,Bahagialah slaluYang kuberi, bukan jam dan cincinBukan seikat bunga, atau puisi,Juga kalung hatiMaaf, bukannya pelit,Atau nggak mau bermodal dikitYang ingin aku, beri padamuDo'a s'tulus hati .( Jamrud -- selamat ulang tahun ) -----------------Setelah mengetahui hasil usahanya selama seminggu senyum selalu mengembang dari bibirnya, tak pernah hilang sampai waktunya jam pulang tiba. Masih di lingkungan sekolah, satu persatu temannya datang serta menyerahkan setangkai bunga mawar putih."Rin, selamat ya," sapa Amel, dia memberikan setangkai mawar putih."Rin, congrast ya, sukses selalu untukmu." Nadia pun memberikan satu tangkai bunga mawar putih.Sampai tangan Airin penuh dengan bunga mawar merah, dan satu tan
Flashback 6th #6 - 7 Sumpah - Dengarkanlah akuCerita hatiku, cerita tentangmuAku mau ikhlas, ikhlas menyayangimu, tutuplah matamuCukup aku dan Tuhan yang tahuAku telah berjanji menyayangimu lahir dan batinkuAku telah berjanji mendampingimu lahir dan batinkuAndai engkau tahu, 'ku siap mati untukmu, jiwa dan ragakuCukup aku dan Tuhan yang tahuAku telah berjanji menyayangimu lahir dan batinkuAku telah berjanji mendampingimu lahir dan batinkuAku telah berjanji menyayangimu lahir dan batinkuAku telah berjanji mendampingimu lahir dan batinkuAndai engkau tahu, 'ku siap mati untukmu( Wali -- Sayang lahir batin ) - 7 Sumpah - - ----------------- Udara segar dipagi hari, kesiur angin yang menerpa wajah. Berhasil mendirikan bulu-bulu di lengan. Sinar mentari pagi belum sepenuhnya lolos dari balik cakrawala, masih begit
Flashback 6th #5 - 7 Sumpah - Sabtu pagi yang sangat mendukung untuk bercocok tanam, rumah Airin terdapat sepetak tanah yang lumayan cukup besar untuk menanam berbagai sayur dan bunga, dari situlah Airin mulai menyukai bunga, namun dia tak sama dengan kebanyakan wanita yang terlihat feminim dan indentik dengan warna pink yang cerah. Dia lebih menyukai warna-warna yang lembut dan memperlihatkan kepribadian seseorang Airin.Dia memberikan pupuk pada bungaDianthus Bright Eyes. Bunga ini terlihat sangat indah, dengan balutan warna putih serta corak warna merah tua di bagian tengahnya. Salah satu bunga yang mempesona memanjakan mata Airin. Ada beberapa tanan hias lainnya di sana. Sungguh taman mini yang mampu membuat hari libur Airin tak kan merasakan kebosanan.Sang ibu memanggil Airin, karena sedari tadi ponselnya tak berhenti berdering. " Rin, ponselmu tak pernah lelah berbunyi. Terimalah dulu siapa ta