“Saham adalah sebagai bukti kepemilikan perusahaan,” jawab Cheng sengaja membuka internet. “Oh, aku sangka makanan.” Zhang tersenyum konyol. “Kamu itu sedari tadi nanya makanan terus. Aku juga enggak tahu saham itu seperti apa? Yang pastinya Ratuku sedang membutuhkan saham yang banyak,” ucap Cheng. “Terus tugas aku apa?” tanya Zhang. “Kamu harus mencegah para pemegang saham datang ke perusahaan. Biar rapat umum pemegang saham itu batal,” jelas Cheng membuka lagi internetnya demi mencari informasi siapa saja pemegang saham di perusahaan itu. Setelah menemukan siapa saja para pemegang saham? Cheng sengaja memperlihatkan data-data itu ke Zhang. Zhang pun mengangguk paham. Ia tersenyum sambil menatap Cheng. “Sekarang kamu tugasnya adalah membatalkan keberangkatan mereka ke perusahaan ini. Kamu boleh mengeluarkan sifat jahilmu seperti tadi. Yang penting rencana ini berhasil!” perintah Cheng. Zhang akhirnya pergi meninggalkan Cheng. Ia tersenyum konyol sambil mencari orang-orang ters
“Kamu itu benalu di keluarga Torres Group! Kamu yang ingin menguasai harta milik Dave! Iya kan?” bentak Sani. “Apa tidak terbalik ya? Kalau Mia dan Luna berniat ingin menguasai aset Torres Group, maka dari dulu sudah melakukan kecurangan. Ngapain juga harus lama-lama tinggal bersama kami! Dan aku orang yang pertama akan mengetahui rencana busuknya mereka. Karena mereka adalah pengasuhku,” jelas Davey sengaja membela mereka. “Dan kamu... kamu itu benalu di keluarga kami. Kami awalnya enggak mau menerima kamu. Kamunya saja maksa seperti menginginkan sesuatu. Bukan ingin, namun ingin menguasai aset Torres. Kamu mendukung anak-anakmu demi menyakitiku dan ayahku. Itu fakta sesungguhnya. Bagaimana kalau kejahatanmu aku buka di publik ya?” “Baru sedikit yang terungkap Davey. Enggak semuanya. Aku masih penasaran rencana licik apa yang sedang ditata demi membangun beton kokoh disini. Jujur aku sengaja menunggunya. Aku ingin berperang sebagai heroes di game online memerangi kejahatan,” kata L
“Nanti kamu akan tahu sendiri,” jawab Mia. “Tahu apa?” tanya Davey tidak paham. “Cepat atau lambat dia akan melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Nanti dia membuat laporan dengan cara memutarbalikkan fakta. Dia akan menangis dan mulai memainkan banyak kata. Dan kamu yang akan masuk ke dalam penjara.” Luna berkata jujur. “Apa itu benar?” tanya Davey. “Ya... itu benar. Dia memang memiliki banyak rencana untuk menyalurkan rencana bakat terpendamnya yaitu melengserkan ayah,” jelas Luna. “Kita akan tahu siapa yang akan mendekam dalam penjara dalam beberapa tahun ke depan.” Davey menarik tangan Luna dan Mia masuk ke dalam ruangan CEO. “Kamu enggak tahu koneksinya Sani dimana saja. Apalagi di belakang Sani ada dua bos besar yang sejalan dengan pemikirannya,” lanjut Luna. “Apakah itu benar kakak?” tanya Mia mulai khawatir dengan keadaan. “Ya... tapi aku masih ragu dengan mereka.” Luna duduk di sofa singel. Lance dan Dave hanya mendengar pembicaraan mereka. Diam-diam Lance juga kh
“Aku ingin menyaksikan penderitaan nenek sihir itu,” jawab Tan. “Terlambat bagi kamu,” ucap Zhang. “Entah sampai kapan nenek sihir itu akan sembuh ya?” tanya Tan. “Entah. Aku sendiri juga malas memikirkan masalah nenek sihir itu. Mau ngasih pelajaran malah disuruh Tuan Naga tidak boleh gegabah,” keluh Zhang. “Tuan naga itu memiliki maksud tersembunyi. Beliau tidak akan melihat Sani dan kroni-kroninya meninggal dengan tenang. Melalui keturunan kita, Sani akan mendapatkan kesialan bertubi-tubi hingga ujung kematiannya,” jelas Tan. Zhang menganggukkan kepalanya sambil tersenyum konyol. Ia melihat Sani yang masih membentak para pelayannya. Zhang berpikir keras agar mereka keluar dari tempat ini. “Lama-lama aku enggak tega melihat para pelayan menangis. Aku harus melakukan sesuatu.” Zhang geram dan mulai merubah dirinya menjadi naga. “Apa yang akan kamu lakukan?” tanya Tan. Zhang menatap Tan sambil tersenyum penuh arti. Ia memiliki rencana akan mengajak Tan bekerja sama. Lalu Zhan
“Anda masih berada di mansion Nyonya,” jawab Dimas. “Berarti aku masih hidup?” tanya Sani. “Ya... masih.” Dimas bingung dengan pertanyaan Sani. Bisa-bisanya Sani bertanya seperti itu. Apakah Sani tidak sadar kalau dirinya masih sadar. Tiba-tiba saja Sani menangis. Ia melihat serpihan demi serpihan guci itu. Ia seakan tidak rela kehilangan guci indahnya itu. Dimas hanya menghela nafasnya dengan kasar. Hanya guci saja Sani menangisinya. “Nyonya diamlah. Ini hanya guci nyonya malah menangis,” celetuk Dimas. Sani marah dengan ucapan Dimas. Sani sangat tersinggung sekali. Ia mulai membentak Dimas karena tidak tahu apa-apa. “Kamu diamlah! Kamu itu bukan pecinta barang-barang kuno! Kalau aku melelangnya harganya sangat tinggi!” Sani bersungut karena Dimas. “Maaf nyonya, saya memang tidak pandai menilai barang kuno. Karena saya bukan kolektor barang kuno.” Dimas mencoba menetralisir keadaan. “Makanya kalau ngomong jangan macam-macam. Guci yang aku peroleh bukanlah guci sembarangan. A
“Kami tidak merasakan rugi. Sebab kami sudah memperhitungkan nilai jual harga barang tersebut. Biasanya kami jika berada di alam manusia, maka kami menggunakan uang manusia. Kami bisa merubah diri menjadi manusia selama sehari penuh,” jelas Cheng. “Bagaimana caranya kita membuat harga saham anjlok hingga ke bawah?” tanya Mia. “Apakah kita harus menghack sistem bursa efek?” tanya Davey balik. Luna terdiam sejenak dan memikirkan sesuatu. Ia tersenyum dan menatap mereka dengan serius. Namun Luna menyunggingkan senyumnya. Hal ini membuat mereka bertanya-tanya. “Sebenarnya akak ini memiliki rencana apa?” tanya Mia. “Apakah kamu menyuruh para pemegang saham melemparkan sahamnya ke kita?” tanya Davey semakin penasaran. Luna menggelengkan kepalanya. Ia sengaja membuat teka-teki supaya mereka bingung. Lalu Cheng tersenyum melihat wajah Luna yang sangat lucu. Entah kenapa dirinya merasakan jantungnya berdetak kencang? Seakan seperti irama musik disko jaman dulu. “Akak, ceritakanlah renca
Mia sengaja menarik Luna keluar dari kamar. Disana sudah ada Davey yang akan masuk ke dalam. Namun saat keluar mereka menabrak Davey. Merasa tertabrak Davey malah tersenyum bahagia. “Apakah kamu Davey apa sang raja naga?” tanya Mia memutar bola matanya malas. “Davey. Cheng sedang bahagia meliuk-liukkan tubuhnya di awan. Seluruh penghuni malam termasuk makhluk tak kasat mata melihatnya. Mereka langsung kabur karena Cheng menyemburkan apinya,” jelas Davey. “Mumpung kamu disini, lebih baik kita temui ayah,” ajak Mia. Mia mengajak mereka ke ruangan kerja Dave. Davey merasakan kalau sang ayah terkena amnesia. Diam-diam Davey merasa kasihan sama sang ayah. Davey seakan ingin memberitahu kalau semuanya akan baik-baik saja. Saat mereka masuk terdengar jelas lagu-lagu klasik rock. Mereka tidak sengaja menangkap keberadaan Dave seperti orang frustasi. Sebagai seorang anak tentunya akan khawatir. Ia sengaja mendekati Dave lalu memeluknya. Melihat pelukan mesra antara ayah dan anak, Luna da
“Apakah ini ada hubungannya dengan guci tersebut?” tanya Zhang. “Ya... sebelum terjadi penyerangan, Raja Ming bersumpah kepada keturunannya, jika keturunan dari Cheng lahir ke dunia, maka dia harus mati di tangan keturunan Ming,” jelas Cheng. “Lalu?” Tan mengerutkan keningnya. “Hubungannya dengan guci sangatlah besar. Entah itu permaisuri, ratu atau selirnya yang kuat memegang beberapa guci yang ada di kerajaan, maka guci itu akan turun di tangan mereka. Mereka sudah dipilih oleh Raja Ming untuk memegang guci itu dan merawatnya. Dan kamu kalian tahu, Sani berhak memegang dan merawat guci itu. Bisa dipastikan Sani dan anak-anaknya akan bersatu menghancurkan Dave dan Davey.” Cheng menjelaskan sambil mengingat kejadian di masa lampau. Mereka menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Tak pernah terbayang oleh mereka, kenapa titah sang Raja Ming akan menjadi nyata? Hal ini membuat mereka sangat khawatir. “Apakah Raja Ming lahir ke dunia ini?” tanya Tan. “Ya... d