“Anda masih berada di mansion Nyonya,” jawab Dimas. “Berarti aku masih hidup?” tanya Sani. “Ya... masih.” Dimas bingung dengan pertanyaan Sani. Bisa-bisanya Sani bertanya seperti itu. Apakah Sani tidak sadar kalau dirinya masih sadar. Tiba-tiba saja Sani menangis. Ia melihat serpihan demi serpihan guci itu. Ia seakan tidak rela kehilangan guci indahnya itu. Dimas hanya menghela nafasnya dengan kasar. Hanya guci saja Sani menangisinya. “Nyonya diamlah. Ini hanya guci nyonya malah menangis,” celetuk Dimas. Sani marah dengan ucapan Dimas. Sani sangat tersinggung sekali. Ia mulai membentak Dimas karena tidak tahu apa-apa. “Kamu diamlah! Kamu itu bukan pecinta barang-barang kuno! Kalau aku melelangnya harganya sangat tinggi!” Sani bersungut karena Dimas. “Maaf nyonya, saya memang tidak pandai menilai barang kuno. Karena saya bukan kolektor barang kuno.” Dimas mencoba menetralisir keadaan. “Makanya kalau ngomong jangan macam-macam. Guci yang aku peroleh bukanlah guci sembarangan. A
“Kami tidak merasakan rugi. Sebab kami sudah memperhitungkan nilai jual harga barang tersebut. Biasanya kami jika berada di alam manusia, maka kami menggunakan uang manusia. Kami bisa merubah diri menjadi manusia selama sehari penuh,” jelas Cheng. “Bagaimana caranya kita membuat harga saham anjlok hingga ke bawah?” tanya Mia. “Apakah kita harus menghack sistem bursa efek?” tanya Davey balik. Luna terdiam sejenak dan memikirkan sesuatu. Ia tersenyum dan menatap mereka dengan serius. Namun Luna menyunggingkan senyumnya. Hal ini membuat mereka bertanya-tanya. “Sebenarnya akak ini memiliki rencana apa?” tanya Mia. “Apakah kamu menyuruh para pemegang saham melemparkan sahamnya ke kita?” tanya Davey semakin penasaran. Luna menggelengkan kepalanya. Ia sengaja membuat teka-teki supaya mereka bingung. Lalu Cheng tersenyum melihat wajah Luna yang sangat lucu. Entah kenapa dirinya merasakan jantungnya berdetak kencang? Seakan seperti irama musik disko jaman dulu. “Akak, ceritakanlah renca
Mia sengaja menarik Luna keluar dari kamar. Disana sudah ada Davey yang akan masuk ke dalam. Namun saat keluar mereka menabrak Davey. Merasa tertabrak Davey malah tersenyum bahagia. “Apakah kamu Davey apa sang raja naga?” tanya Mia memutar bola matanya malas. “Davey. Cheng sedang bahagia meliuk-liukkan tubuhnya di awan. Seluruh penghuni malam termasuk makhluk tak kasat mata melihatnya. Mereka langsung kabur karena Cheng menyemburkan apinya,” jelas Davey. “Mumpung kamu disini, lebih baik kita temui ayah,” ajak Mia. Mia mengajak mereka ke ruangan kerja Dave. Davey merasakan kalau sang ayah terkena amnesia. Diam-diam Davey merasa kasihan sama sang ayah. Davey seakan ingin memberitahu kalau semuanya akan baik-baik saja. Saat mereka masuk terdengar jelas lagu-lagu klasik rock. Mereka tidak sengaja menangkap keberadaan Dave seperti orang frustasi. Sebagai seorang anak tentunya akan khawatir. Ia sengaja mendekati Dave lalu memeluknya. Melihat pelukan mesra antara ayah dan anak, Luna da
“Apakah ini ada hubungannya dengan guci tersebut?” tanya Zhang. “Ya... sebelum terjadi penyerangan, Raja Ming bersumpah kepada keturunannya, jika keturunan dari Cheng lahir ke dunia, maka dia harus mati di tangan keturunan Ming,” jelas Cheng. “Lalu?” Tan mengerutkan keningnya. “Hubungannya dengan guci sangatlah besar. Entah itu permaisuri, ratu atau selirnya yang kuat memegang beberapa guci yang ada di kerajaan, maka guci itu akan turun di tangan mereka. Mereka sudah dipilih oleh Raja Ming untuk memegang guci itu dan merawatnya. Dan kamu kalian tahu, Sani berhak memegang dan merawat guci itu. Bisa dipastikan Sani dan anak-anaknya akan bersatu menghancurkan Dave dan Davey.” Cheng menjelaskan sambil mengingat kejadian di masa lampau. Mereka menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Tak pernah terbayang oleh mereka, kenapa titah sang Raja Ming akan menjadi nyata? Hal ini membuat mereka sangat khawatir. “Apakah Raja Ming lahir ke dunia ini?” tanya Tan. “Ya... d
“Sebar anak buahmu yang berada di Singapura!” Bruno memberikan titah. “Temukan Dira dalam seminggu!” “Baik Tuan,” sahut pria itu. “Lalu bagaimana dengan Tuan Andika?”“Bawa Andika ke rumah sakit jiwa! Aku ingin dia sembuh!” Bruno meninggalkan Andika bersama pria itu.Kali ini Bruno sangat marah. Pulang dari penjara dirinya tidak disambut malah ditinggal kabur. Bruno mulai curiga dengan sikap Dira akhir-akhir ini. Pasalnya sebelum keluar dari penjara Dira sudah tidak mau menjenguknya lagi. Luna terbangun dari tidurnya. Ia melihat Davey dan Mia yang asal tidur. Luna sengaja meninggalkan mereka dan menuju ke balkon.Terlihat jelas pemandangan kota Jakarta di sore hari. Ia merentangkan kedua tangannya sambil memberikan semangat kepada dirinya. “Beban hidup kita semakin berat. Kita harus bersatu berpegangan tangan agar bisa menyelesaikan masalah ini,” ucap Davey sengaja mengikuti Luna bangun. “Aku enggak takut menghadapi Sani. Dengan kekuatan ayahku, aku bisa melumpuhkannya dalam sekej
“Aku akan bersiap bertemu dengan ayah,’ jawab Luna. “Ayah Lance?” pekik Mia. “Iya. Pergilah ke kamar Davey. Suruh dia bersiap. Jangan sampai ketiduran.” Luna mendorong tubuh Mia ke luar. Terpaksa Mia pergi ke kamar Davey. Disana Mia mengetuk pintu dan menunggu Davey keluar. Sementara Davey bersama Cheng sedang menyikronkan dirinya. Cheng memang sengaja melakukannya sekarang demi mencapai kesempurnaan. Awalnya Davey tidak mau. Tapi Cheng tetap saja memaksa. Hingga akhirnya tubuh Davey seperti meledak di dalam dan merasakan kepalanya pusing. “Cheng.” Davey jatuh dan merasakan kepalanya pusing setengah mati. “Bertahanlah! Kamu akan baik-baik saja. Tubuhmu terlalu lemah dan tidak bertenaga. Bagaimana nanti kamu bercinta sama kedua gadismu jika lemah seperti ini,” ledek Cheng. “Sialan lo! Kenapa lo membicarakan bersifat pribadi sih! bentak Davey. Hanya beberapa saat Cheng keluar dari tubuh Davey. Ia menggelengkan kepalanya karena melihat keadaan Davey sangat mengenaskan. Cheng agak
Semua orang yang berada disana tidak percaya. Bahwa yang namanya poci itu tidak ada. Mereka memutuskan pergi dari sana. Cheng segera berjalan menuju ke Zhang. Ia berjalan santai lalu melihat sang perempuan sudah pingsan. Lalu Cheng mendekati Zhang yang ternyata menampakkan dirinya. Alangkah terkejutnya Wiryo. Ia berteriak sekali lagi namun tida ada lagi yang mendengarnya, Hingga akhirnya dada Wiryo sesak. Lalu Wiryo jatuh tersungkur ke lantai dan tidak sadarkan dir. "Macam-macam saja kau! Pacaran ekstrim di tempa tebuka," celetuk Cheng. Kedua naga itu menoleh dan saling memandang. Mereka merubah dirinya menjadi manusia. Mereka tersenyum dan menghilang dari tempat itu. Luna dan Mia sudah menyelesaikan makan malamnya. Mereka menggelayut manja di lengan kekar Lance. Betapa bahagianya mereka seakan wmendapatkan reward. Mereka juga menculik Lance dari Chelsea. "Kalian kesini samap siapa?" tanya Lance. "Berdua," jawab Luna. "Apakah kalian bersama pengawal?' tanya Lance. "Tidak. Kam
"Masih belum ada rencana. Aku akan meminta ayah menetapkan harga saham anjlok sampai mereka mau melepaskannya. Aku tahu mereka tidak mendapatkan apa-apa," jelas Luna. "Terserah apa kata kalian." Dave menghela nafasnya dengan kasar. Dave menyerah dengan keadaan. Dave sengaja mengangkat tangannya tanda ingin melepaskan Torres Group. Tak lama Tse dan Cheng datang. Mereka meliukkan tubuhnya menjadi manusia. Kedua naga itu merasakan kesedihan terhadap Dave yang amat mendalam. "Serahkan semuanya ke tangan Davey. Biarkan semuanya berjalan apa adanya." Cheng meminta Dave melepaskan semuanya. "Bukannya begitu. Perusahaan itu adalah miliki ayahku. Ayahku memang sengaja memberikan perusahaan itu demi mengurangi pengangguran yang bertambah setiap tahunnya." Dave menghela nafasnya dengan kasar. "Sani itu adalah wanita yang sangat licik sekali. Dia memiliki banyak akal demi mendapatkan keinginannya," jelas Cheng. "Hmmp... Tuan naga," panggil Luna dengan lembut. "Iya, ada apa ratuku?" tanya Ch
Secara brutal mereka menyerang Cheng. Kali ini Cheng tidak melawan terlebih dahulu. Ia mengeluarkan kekuatan bertahan dalam serangan brutal itu. Bahkan dirinya tidak akan berubah menjadi seekor naga."Untung saja aku mempelajari ilmu ini sedari kecil. Serang saja sesuka hati kalian. Jika kalian sering-sering menyerangku akan ada level tertinggi yang aku dapatkan. Kekuatanku semakin meningkat. Akan membuka segel kekuatan abadiku." Cheng mengejek mereka satu persatu.Tanpa mereka sadari semakin lama kekuatan Cheng semakin bertambah. Tubuh Cheng merasakan ada sesuatu yang tidak pernah dirasakannya. Aliran darahnya semakin deras seperti sungai yang mengalir. Bahkan Cheng mulai tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya."Argh... Sial! Ternyata pelepasan segel tidak seindah yang aku bayangkan!" geram Cheng.Luke dan pria itu bingung dengan Davey. Karena para pengawalnya masih saja berusaha merobohkan Cheng. Mau tidak mau Luke melihat pria itu. "Yamato sebaiknya kamu saja yang merobohkan anak si
"Kalian tidak akan pernah tahu dengan jawaban sesungguhnya. Soalnya kalian akan pergi ke neraka malam ini juga. Ingatlah sifat kesombongan kalian akan hancur! Dan kekuasaan kalian akan berakhir malam ini!" Cheng berkata dalam hati. Di tempat sepi itu sudah ada banyak para pengawal Cheng. Mereka memang tidak menampakkan diri terlebih dahulu sebelum perintah dari sang raja naga. Mereka berkumpul seakan-akan kehilangan arah. Bahkan mereka lupa atas perintah pria tersebut.Luke dan pria itu telah tiba di tempat lokasi. Mereka menyuruh para pengawalnya mencari keberadaan Luna maupun Mia. Namun pengawalnya itu tidak menurut. Bisa dikatakan pengawal itu menjadi linglung seperti orang gila. Dengan cepat pria itu menyadarkan mereka. Alhasil mereka sadar dan melihat di keadaan sekitarnya. Semuanya itu memang ada campur tangannya Cheng. Saat bertapa Cheng sengaja merencanakan sesuatu. Dan kali ini ia tidak pernah mengatakan kepada Luna maupun Mia. "Maafkan aku ratuku dan selirku. Aku hanya bi
"Mereka berada disini. Mereka akan menjemput kematiannya masing-masing. Nyonya tenang saja mayat mereka akan kami kirimkan ke mansion Dave," jawab Luke. "Laukanlah segera. Aku tidak mau kamu gagal!" perintah Sani. Sani memutuskan sambungan teleponnya. Ia tersenyum smirk uuseakan mendapatkan angin segar. Sani benar-benar ingin menghabisi mereka satu persatu. Tokyo, Jepang. Malam yang cerah di Tokyo. Cheng mengambil tabnya dan melakukan sebuah transaksi. Davey yang penasaran langsung mendekat. Ia melihat Cheng serius ahli memakai tab tersebut. "Hmmp, sepertinya kamu sudah ahli memakai tab ya?" ledek Davey. "Aku berupaya mencuri uang Luke," jawab Cheng. Mata Davey membulat sempurna. Bagaimana bisa Cheng mencuri uang Luke? Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Ah, ada-ada saja kamu ini. Apakah bisa seiorang raja naga mencuri uang manusia?" tanya Davey. "Jawabannya bisa," jawab Cheng sambil tersenyum karena berhasil mengambil uang itu. "Cek di rekeningmu!' Luna dan Mia ma
Mata Davey membulat sempurna. Ia tidak bisa membayangkan satu company itu berapa? Ia mulai menghitung berapa orang yang ikut dalam penyerangan. "Kurang lebih lima ratus orang." Mia menebak berapa orang yang ikut dalam penyerangan itu. "Itu benar. Kita nggak akan bisa mengalahkan mereka. Bayangkan lima banding lima ratus orang. Yang pastinya kita kalah jumlah," jelas Panos. Mereka sangat khawatir terhadap penyerangan itu. Mereka bingung harus membuat strategi apa. Sebab orang yang dihadapi bukanlah orang kaleng-kaleng. Luna membaca lagi profil tentang mereka. Luna menarik rambutnya karena frustrasi. "Apakah kita nggak bisa melaporkan ke aparat setempat?" Darius memberikan sebuah ide. "Nggak ada yang bisa melakukannya. Pihak aparat disini sangat takut jika melawan mereka. Mereka adalah ninja assassin. Tanpa sepengetahuan korbannya mereka menyerang peran namun mematikan. Banyak kejadian yang membuat pihak aparat mundur ketika melawan mereka." Luna menjelaskan secara detail tentang k
Mata Luna juga terkejut ketika mengetahui orang itu sebenarnya. Luna memberikan ponselnya Mia sambil menarik nafasnya dalam-dalam. "Kamu kenapa? Sepertinya kamu memiliki beban hidup yang sangat berat." Darius berkata asal. "Beban hidupku nggak seberat kamu. Dia adalah ketua Yakuza klan Tetsuya. Dia memang adalah pria misterius. Sangking misteriusnya identitas sebenarnya tidak bisa dilacak oleh siapapun. Untung saja ada website tersembunyi. Kita bisa mengakses itu dengan mudah," jelas Luna. "Jadi?" Beberapa saat kemudian Davey keluar. Ia membawa ponsel dan mengarahkan ke mereka semua. Mereka dapat melihat jelas Alina dan Dave sedang mengajak video call. Mereka terdiam dan tidak berani membahas masalah ini. "Apakah kalian sudah sampai ke apartemen?" tanya Dave."Kami sudah sampai beberapa jam yang lalu. Apartemennya cukup nyaman ayah," jawab Luna asal. Alina dapat melihat jelas kalau mereka tidak baik-baik saja. Seakan-akan wajah mereka seperti ketakutan. Alina merasakan ada sesua
Mia sangat bersemangat ingin melakukan penyelidikan. Mia menarik tangan Luna lalu menghilang. Menatap kedua gadis yang telah pergi Davey kebingungan. Ia segera berlari tergesa-gesa demi mengikuti Luna.Sang raja naga telah masuk ke dalam tubuh Davey. Cheng memanggil mereka agar berhenti. Luna maupun Mia menoleh ke belakang. Mereka tersenyum sambil menggandeng Davey. "Kenapa kamu nggak di kamar saja?" tanya Mia. "Aku bukan Tuan mudamu," jawab Cheng. Terpaksa Mia mengajak Davey mengejar Luke. Diam-diam Cheng melacak keberadaannya. Cheng memberitahukan dimana Luke berada. Cheng menyuruh mereka pergi ke restoran itu sebagai petunjuk pertama. Kedua gadis itu menurut dan langsung menuju ke restoran itu. Saat masuk mata tajam Luna seakan memberikan isyarat. Matanya menyapu seluruh ruangan tersebut. Hingga Luna menemukan Luke bersama pria berbaju hitam itu."Kalian disini saja. Aku saranin kalian pesan minuman saja terlebih dahulu. Jangan mendekat ke area sana. Kamu tahu pria berbaju hitam
''Dia adalah rival dari Mark Torres. Ia memang sengaja bekerjasama semenjak Torres Group sukses," jelas Tan. "Berarti?" tanya Tse. "Di belakang Sutiyono masih ada lagi. Bisa dikatakan mereka adalah partner yang bisa menjegal perusahaan yang sedang berkembang. Kamu tahu apa maksud aku," jelas Tan. Perhitungan Tse ternyata salah. Ia sudah bekerja sama dengan Zhang untuk membuat Sani masuk ke dalam penjara. Namun semuanya itu hanya sia-sia. "Lalu bagaimana dengan Sani?' tanya Tse. "Kamu bisa meminta Helena membuat berita besar dan menyebarkan ke seluruh awak media dan media sosial. Nanti makhluk hidup yang berada di bumi ini mengetahui kebusukan Sani," jelas Tan. Tse baru sadar akan rencana Tan. Bagaimanan bisa ia melupakan rencana sebesar itu? Lalu Tse tersenyum konyol dan berteriak kegirangan. Beberapa mobil pihak aparat sudah mendekat. Mereka melihat mansion Sani yang tampak mewah. Namun matanya tertuju ke beberapa mayat yang berada di tanah. Mereka terkejut dan langsung melihat
''Kita pernah bertemu saat kalian melakukan perjalanan ke masa lalu," jawab Helena. Alina ingat akan pertemuan pertama kalinya dengan Helena. Wanita paruh baya itu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. Berkat Helena dirinya tidak menjadi korban pembantaian. "Terima kasih," ucap Alina. "Tidak menjadi masalah. Maaf aku masuk ke dalam ragamu karena perintah Tuan Tse." Helena tidak ingin melihat Alina marah. Alina tidak merasa marah. Berkat kedatangan helena dan Tse mereka masih hidup. Helena mengajak Alina duduk. Disana mereka bercerita apapun itu. Sedangkan Tse sudah keluar dari tubuh Davey. Ia langsung memandang wajah Dave dengan lega. Tse sangat bersyukur bisa menyelamatkan Dave dengan cepat. "Maafkan aku karena datang terlambat," ucap Tse. "Enggak jadi masalah buat aku. Kalau tidak ada kamu kemungkinan aku sudah menjadi mayat," ujar Dave memaafkan Tse. Kali ini Dave terbantu dengan kehadiran Tse. Andai saja ia tidak datang, kemungkinan dirinya sudah tidak bernyawa. Tse
Dave terkejut dan menatap Alina. Alina membuka laci meja lalu mengambil air softgun. Alina melemparkan ke arah Dave. Dengan cepat Dave mengambilnya. Dave meminta Alina berada di belakang. Dave mulai mengendap-endap bak pencuri. Mereka perlahan keluar dari kamar. Tiba-tiba saja seluruh lampu mansion gelap. Alina sangat ketakutan. Alina tahu kalau mansion ini terkena serangan mendadak. "Cari Dave!" teriak suara pria lantang. "Kalau bisa bunuh di tempat!" titah pria itu. Orang-orang yang tidak kelihatan langsung menyebar mencari keberadaan Dave. Mereka mengobrak-abrik tempat itu. Satu persatu ruangan dibuka demi menemukan Dave. Dave berusaha tetap tenang. Ia tidak ingin panik untuk membuat Alina ketakutan. Tak lama Tse bersama Helena datang. Mereka mengangguk dan masuk ke dalam tubuh sepasang suami istri itu. Alina yang tidak pernah kemasukan roh apapun seakan tubuhnya melemah. Helena segera mengontrol tubuh Alina supaya tidak jatuh. Hanya membutuhkan beberapa detik Helena bersama