"Bukannya menjawab dengan baik malah ketus. Apakah kalian tidak pernah diajari menjamu tamu dengan baik?" tanya Luna menyindir Imah. Sindiran Luna mampu membuat Imah dan Ina mundur. Memang tidak seharusnya kedua pelayan itu menyerang orang bertamu. Namun Agam sengaja membuat para pelayannya menjadi ketus. Karena Agam memang berpesan kepada mereka agar tidak memperbolehkan Davey dan keluarganya masuk ke dalam mansionnya."Dimana Paman Agam?" tanya Davey yang berpura-pura sopan. Namun dirinya sangat geram. "Kenapa kamu mencariku?" Agam melihat Davey dengan penuh kebencian dari lantai atas. Davey tidak nyaman jika berbicara mendongak. Sedari dulu Davey diajarkan tata cara berbicara bersama orang lain dengan baik. Bahkan dirinya selalu mengingat ajaran yang sudah tertanam di dalam otaknya."Lebih baik kamu turun saja dari atas." Cheng berteriak supaya Agam turun. "Kenapa kamu menyuruhku turun ke bawah? Bukankah kita tidak pernah berbicara sepatah kata pun kalau sedang berjumpa?" ledek
"Darius sedang tidur di apartemennya. Semalam dia menjadi hacker dadakan untuk mencari barang bukti." Rio menyalakan mobilnya."Barang bukti apa? Apa maksudmu?" Davey bingung dengan Rio."Apakah dia sedang mencari uang lima juta dolar?" tanya Mia."Ada seseorang yang ingin membunuh Nyonya Alina. Pelaku utamanya sudah ketemu. Dia sudah mendekam dalam penjara. Tinggal cari barang buktinya melalui internet. Soalnya sang pelaku utama adalah pembunuh bayaran yang disuruh menghabisi nyawa Nyonya Alina dalam waktu sekejap." Rio menjalankan mobilnya sambil tengok kanan tengok kiri. Mereka terkejut dengan laporan Rio. Selama ini mereka tidak mengetahui kalau Alina sedang dalam bahaya. Padahal hampir setiap hari mereka saling memantau satu sama lain dan bertukar pikiran. "Pasti yang nyuruh orang terdekat," celetuk Cheng. "Dia nggak mau mengakui. Kalaupun mengaku dia akan mati," sahut Rio."Mengakui atau tidak mengakui sama saja. Rata-rata para penghuni Torres memiliki sifat serakah melebihi
"Terpaksa aku membangunnya lagi. Aku tidak menjadi masalah kalau organisasi itu terbentuk lagi. Yang menjadi masalah adalah ahli waris selanjutnya. Kamu tahu sendiri, kalau yang menusuk kita itu adalah orang terdekat. Mereka sangat kuat dan ingin menggulingkan aku." Dave mendekati Alina."Apakah kamu mengajak mereka semua?" Alina memegang dada Dave. "Mau bagaimana lagi. Jika tidak membangun organisasi itu, mereka tidak akan kuat menjadi pengurus perusahaan. Kamu tenang saja. Malam ini aku akan berkoordinasi dengan semuanya," jawab Dave. Mendengar hal itu Alina menjadi sedih. Semua keputusan ada di tangan sang suami. Ia tidak boleh egois menuruti keinginannya. Mau tidak mau Dave membangun organisasi bawah tanahnya kembali. Sebagai seorang ibu, Alina sangat khawatir. Ia tidak akan bisa melihat anak-anaknya menderita seperti itu. Bahkan nyawa mereka menjadi taruhannya. Andai saja jika keluarga Torres Group rukun, Alina tidak akan bersedih seperti ini."Kamu tenang saja. Kita akan memb
Seperti mendapatkan angin segar, Davey memiliki siasat licik. Ia ingin melamar Luna dan Mia di hadapan temannya Dave. Lantas, Dave mengetahui siasat licik sang anak. Ia hanya menggelengkan kepalanya sambil menunduk.“Kamu belum tahu saja, siapa ayah mereka sebenarnya? Jika saja kamu mengetahui, maka habislah. Ayah tidak akan membantu kamu dalam masalah ini,” ucap Dave.“Kenapa ayah tidak membantu aku? Bukankah aku ini anak ayah?” Davey menatap Dave supaya bisa membantunya.“Anak ayah sih... anak ayah. Tapi kamu harus menghadapi calon ayah mertuamu yang aneh itu,” jawab Dave.Luna bersama Mia menganggukkan kepalanya. Ia juga bingung dengan apa yang terjadi dengan sang ayah? Setiap calon suami untuk mereka harus memiliki kriteria tertentu. Luna tidak ingin menjawabnya. Biarkan Davey bertemu langsung dengan sang ayah.“Aku ingin kalian menolongku membangun perusahaan,” pinta Dave.“Ayah, bagaimana dengan keluarga Torres? Mereka akan menyerang kita,” tanya Luna.“Atas dasar apa mereka men
Odette lekas mendekat sambil menatap Gee dengan serius. Ia tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh Gee. Lalu Odette memandang wajah Lance dengan bingung. Merasa ditatap Lance jadi bingung. Pasalnya ia jarang sekali berduaan sama Gee. Lance sangat sibuk sekali dengan urusan kantor. “Aku sendiri tidak tahu dengan ayah,” ucap lance. “Beberapa malam aku bermimpi. Mimpi itu memberikan sebuah tanda. Jika sang raja naga sudah menguasai bumi ini,” ucap Gee. “Itu tandanya?” Odette menatap curiga. “Sebentar lagi akan ada pertumpahan darah. Seluruh keturunan dari Dinasty Ming akan meninggal dengan sadis.” Gee merasa merinding. Lance bingung dengan pernyataan dari sang ayah. Selama ini yang ia tahu cerita naga berasal dari Tiongkok. Namun kenapa sang ayah bisa merasakan sang raja naga itu? Tentunya ini sangat aneh sekali. “Ayah, bukankah kita asli orang Yunani?” tanya Lance. “Memang kita lahir disini. Dan kamu harus tahu, kalau kamu bersama Chelsea memiliki darah dari sang raja naga,”
“Menurut kamu!” Sani tersenyum mengejek. Cheng menatap wajah Luna sambil memberikan kode. Luna menganggukkan kepalanya dan melangkahkan kakinya. Ia berhadapan langsung dengan Sani. “Nyonya Sani, selama ini aku tidak pernah membuat keributan di keluarga ini. Aku sendiri adalah baby sitter. Yang dimana aku diberikan amanah untuk merawat Tuan Muda penerus Torres Group. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan nasehat seperti nenek-nenek agar tuan muda menjadi sopan dan bertutur lembut dengan siapapun. Tapi maaf, kalau tuan muda tidak bisa bertutur lembut dengan anda maupun lainnya. Ada faktor membuatnya asal ngomong. Karena rasa sakitnya mengalahkan segalanya. Anak-anak anda telah menindas tuan muda. Bahkan mereka sudah menorehkan rasa sakit hati yang sangat parah. Jadi jika tuan muda melakukan itu, saya bersama Mia sebagai pengasuh tidak bisa berbuat apa-apa,” jelas Luna tegas. Dave terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Luna. Selama ini ia tidak mengetahui apa-apa dengan ke
"Ayolah Dave, tanda tangani berkas itu. Kamu tanda tangan juga tidak merugikan siapapun. Lagi pula aku membutuhkan tanda tanganmu. Karena besok aku harus membangun perusahaan," jawab Sani."Perusahaan apa? Kenapa Ibu ingin membangun perusahaan? Apakah kurang uang yang diberikan oleh ayah sebelum meninggal?" Dave mengetahui kalau sang ayah sebelum pergi memberikan uang kepada Sani cukup banyak."Itu kan dulu. Sekarang adalah sekarang. Tahun berganti bahan pokok makanan semakin naik. Uang ibu habis dikarenakan untuk membiayai keempat saudaramu itu," jawab Sani berkilah. Cheng tersenyum mengejek sambil menatap Sani. Cheng tahu kalau keempat saudara Dave sudah mendapatkan bagiannya masing-masing. Cheng segera mendekati Dave sambil berbisik, "Ayah jangan mau tanda tangan. Kalau Ayah tanda tangan, perusahaan pusat akan menjadi milik wanita sihir itu. Di berkas itu isinya pengalihan perusahaan atas nama Sani."Dave terkejut mendengarnya. Bagaimana bisa sang ibu menjebaknya? Lalu, buat apa I
Davey melangkahkan kakinya keluar dari kamar Luna. Saat menuju kamarnya, ia melihat sang ayah sedang berdiri. Davey mendekatinya lalu bertanya, "Kenapa ayah malam-malam begini belum tidur?" "Ada yang harus kita bicarakan. Tapi kita nggak bicara disini," jawab Dave. Davey menganggukkan kepalanya tanda paham. Dave mengajaknya turun ke bawah dan menuju ke halaman belakang. Disana ayah dan anak sedang memandang bintang. Hatinya berdenyut hebat merasakan kejadian tadi. Sebagai seorang pria mereka tidak boleh menangis. Mereka memilih menyembunyikan kesedihannya dari Alina. Namun mereka sengaja membiarkan Luna dan Mia tahu. Mereka berharap kedua putrinya tidak mengatakannya kepada Alina."Cepat atau lambat ayah akan memindahkan perusahaan pusat. Ayah sudah tidak ada waktu lagi tinggal disini. Kamu tahu, kakekmu berasal dari Spanyol. Beliau menikah dengan seorang wanita yang bernama Anita. Dia adalah nenekmu sekaligus ibuku, ibu kandungku sendiri. Sebelum kakekmu menghembuskan nafas terakh
Secara brutal mereka menyerang Cheng. Kali ini Cheng tidak melawan terlebih dahulu. Ia mengeluarkan kekuatan bertahan dalam serangan brutal itu. Bahkan dirinya tidak akan berubah menjadi seekor naga."Untung saja aku mempelajari ilmu ini sedari kecil. Serang saja sesuka hati kalian. Jika kalian sering-sering menyerangku akan ada level tertinggi yang aku dapatkan. Kekuatanku semakin meningkat. Akan membuka segel kekuatan abadiku." Cheng mengejek mereka satu persatu.Tanpa mereka sadari semakin lama kekuatan Cheng semakin bertambah. Tubuh Cheng merasakan ada sesuatu yang tidak pernah dirasakannya. Aliran darahnya semakin deras seperti sungai yang mengalir. Bahkan Cheng mulai tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya."Argh... Sial! Ternyata pelepasan segel tidak seindah yang aku bayangkan!" geram Cheng.Luke dan pria itu bingung dengan Davey. Karena para pengawalnya masih saja berusaha merobohkan Cheng. Mau tidak mau Luke melihat pria itu. "Yamato sebaiknya kamu saja yang merobohkan anak si
"Kalian tidak akan pernah tahu dengan jawaban sesungguhnya. Soalnya kalian akan pergi ke neraka malam ini juga. Ingatlah sifat kesombongan kalian akan hancur! Dan kekuasaan kalian akan berakhir malam ini!" Cheng berkata dalam hati. Di tempat sepi itu sudah ada banyak para pengawal Cheng. Mereka memang tidak menampakkan diri terlebih dahulu sebelum perintah dari sang raja naga. Mereka berkumpul seakan-akan kehilangan arah. Bahkan mereka lupa atas perintah pria tersebut.Luke dan pria itu telah tiba di tempat lokasi. Mereka menyuruh para pengawalnya mencari keberadaan Luna maupun Mia. Namun pengawalnya itu tidak menurut. Bisa dikatakan pengawal itu menjadi linglung seperti orang gila. Dengan cepat pria itu menyadarkan mereka. Alhasil mereka sadar dan melihat di keadaan sekitarnya. Semuanya itu memang ada campur tangannya Cheng. Saat bertapa Cheng sengaja merencanakan sesuatu. Dan kali ini ia tidak pernah mengatakan kepada Luna maupun Mia. "Maafkan aku ratuku dan selirku. Aku hanya bi
"Mereka berada disini. Mereka akan menjemput kematiannya masing-masing. Nyonya tenang saja mayat mereka akan kami kirimkan ke mansion Dave," jawab Luke. "Laukanlah segera. Aku tidak mau kamu gagal!" perintah Sani. Sani memutuskan sambungan teleponnya. Ia tersenyum smirk uuseakan mendapatkan angin segar. Sani benar-benar ingin menghabisi mereka satu persatu. Tokyo, Jepang. Malam yang cerah di Tokyo. Cheng mengambil tabnya dan melakukan sebuah transaksi. Davey yang penasaran langsung mendekat. Ia melihat Cheng serius ahli memakai tab tersebut. "Hmmp, sepertinya kamu sudah ahli memakai tab ya?" ledek Davey. "Aku berupaya mencuri uang Luke," jawab Cheng. Mata Davey membulat sempurna. Bagaimana bisa Cheng mencuri uang Luke? Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Ah, ada-ada saja kamu ini. Apakah bisa seiorang raja naga mencuri uang manusia?" tanya Davey. "Jawabannya bisa," jawab Cheng sambil tersenyum karena berhasil mengambil uang itu. "Cek di rekeningmu!' Luna dan Mia ma
Mata Davey membulat sempurna. Ia tidak bisa membayangkan satu company itu berapa? Ia mulai menghitung berapa orang yang ikut dalam penyerangan. "Kurang lebih lima ratus orang." Mia menebak berapa orang yang ikut dalam penyerangan itu. "Itu benar. Kita nggak akan bisa mengalahkan mereka. Bayangkan lima banding lima ratus orang. Yang pastinya kita kalah jumlah," jelas Panos. Mereka sangat khawatir terhadap penyerangan itu. Mereka bingung harus membuat strategi apa. Sebab orang yang dihadapi bukanlah orang kaleng-kaleng. Luna membaca lagi profil tentang mereka. Luna menarik rambutnya karena frustrasi. "Apakah kita nggak bisa melaporkan ke aparat setempat?" Darius memberikan sebuah ide. "Nggak ada yang bisa melakukannya. Pihak aparat disini sangat takut jika melawan mereka. Mereka adalah ninja assassin. Tanpa sepengetahuan korbannya mereka menyerang peran namun mematikan. Banyak kejadian yang membuat pihak aparat mundur ketika melawan mereka." Luna menjelaskan secara detail tentang k
Mata Luna juga terkejut ketika mengetahui orang itu sebenarnya. Luna memberikan ponselnya Mia sambil menarik nafasnya dalam-dalam. "Kamu kenapa? Sepertinya kamu memiliki beban hidup yang sangat berat." Darius berkata asal. "Beban hidupku nggak seberat kamu. Dia adalah ketua Yakuza klan Tetsuya. Dia memang adalah pria misterius. Sangking misteriusnya identitas sebenarnya tidak bisa dilacak oleh siapapun. Untung saja ada website tersembunyi. Kita bisa mengakses itu dengan mudah," jelas Luna. "Jadi?" Beberapa saat kemudian Davey keluar. Ia membawa ponsel dan mengarahkan ke mereka semua. Mereka dapat melihat jelas Alina dan Dave sedang mengajak video call. Mereka terdiam dan tidak berani membahas masalah ini. "Apakah kalian sudah sampai ke apartemen?" tanya Dave."Kami sudah sampai beberapa jam yang lalu. Apartemennya cukup nyaman ayah," jawab Luna asal. Alina dapat melihat jelas kalau mereka tidak baik-baik saja. Seakan-akan wajah mereka seperti ketakutan. Alina merasakan ada sesua
Mia sangat bersemangat ingin melakukan penyelidikan. Mia menarik tangan Luna lalu menghilang. Menatap kedua gadis yang telah pergi Davey kebingungan. Ia segera berlari tergesa-gesa demi mengikuti Luna.Sang raja naga telah masuk ke dalam tubuh Davey. Cheng memanggil mereka agar berhenti. Luna maupun Mia menoleh ke belakang. Mereka tersenyum sambil menggandeng Davey. "Kenapa kamu nggak di kamar saja?" tanya Mia. "Aku bukan Tuan mudamu," jawab Cheng. Terpaksa Mia mengajak Davey mengejar Luke. Diam-diam Cheng melacak keberadaannya. Cheng memberitahukan dimana Luke berada. Cheng menyuruh mereka pergi ke restoran itu sebagai petunjuk pertama. Kedua gadis itu menurut dan langsung menuju ke restoran itu. Saat masuk mata tajam Luna seakan memberikan isyarat. Matanya menyapu seluruh ruangan tersebut. Hingga Luna menemukan Luke bersama pria berbaju hitam itu."Kalian disini saja. Aku saranin kalian pesan minuman saja terlebih dahulu. Jangan mendekat ke area sana. Kamu tahu pria berbaju hitam
''Dia adalah rival dari Mark Torres. Ia memang sengaja bekerjasama semenjak Torres Group sukses," jelas Tan. "Berarti?" tanya Tse. "Di belakang Sutiyono masih ada lagi. Bisa dikatakan mereka adalah partner yang bisa menjegal perusahaan yang sedang berkembang. Kamu tahu apa maksud aku," jelas Tan. Perhitungan Tse ternyata salah. Ia sudah bekerja sama dengan Zhang untuk membuat Sani masuk ke dalam penjara. Namun semuanya itu hanya sia-sia. "Lalu bagaimana dengan Sani?' tanya Tse. "Kamu bisa meminta Helena membuat berita besar dan menyebarkan ke seluruh awak media dan media sosial. Nanti makhluk hidup yang berada di bumi ini mengetahui kebusukan Sani," jelas Tan. Tse baru sadar akan rencana Tan. Bagaimanan bisa ia melupakan rencana sebesar itu? Lalu Tse tersenyum konyol dan berteriak kegirangan. Beberapa mobil pihak aparat sudah mendekat. Mereka melihat mansion Sani yang tampak mewah. Namun matanya tertuju ke beberapa mayat yang berada di tanah. Mereka terkejut dan langsung melihat
''Kita pernah bertemu saat kalian melakukan perjalanan ke masa lalu," jawab Helena. Alina ingat akan pertemuan pertama kalinya dengan Helena. Wanita paruh baya itu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. Berkat Helena dirinya tidak menjadi korban pembantaian. "Terima kasih," ucap Alina. "Tidak menjadi masalah. Maaf aku masuk ke dalam ragamu karena perintah Tuan Tse." Helena tidak ingin melihat Alina marah. Alina tidak merasa marah. Berkat kedatangan helena dan Tse mereka masih hidup. Helena mengajak Alina duduk. Disana mereka bercerita apapun itu. Sedangkan Tse sudah keluar dari tubuh Davey. Ia langsung memandang wajah Dave dengan lega. Tse sangat bersyukur bisa menyelamatkan Dave dengan cepat. "Maafkan aku karena datang terlambat," ucap Tse. "Enggak jadi masalah buat aku. Kalau tidak ada kamu kemungkinan aku sudah menjadi mayat," ujar Dave memaafkan Tse. Kali ini Dave terbantu dengan kehadiran Tse. Andai saja ia tidak datang, kemungkinan dirinya sudah tidak bernyawa. Tse
Dave terkejut dan menatap Alina. Alina membuka laci meja lalu mengambil air softgun. Alina melemparkan ke arah Dave. Dengan cepat Dave mengambilnya. Dave meminta Alina berada di belakang. Dave mulai mengendap-endap bak pencuri. Mereka perlahan keluar dari kamar. Tiba-tiba saja seluruh lampu mansion gelap. Alina sangat ketakutan. Alina tahu kalau mansion ini terkena serangan mendadak. "Cari Dave!" teriak suara pria lantang. "Kalau bisa bunuh di tempat!" titah pria itu. Orang-orang yang tidak kelihatan langsung menyebar mencari keberadaan Dave. Mereka mengobrak-abrik tempat itu. Satu persatu ruangan dibuka demi menemukan Dave. Dave berusaha tetap tenang. Ia tidak ingin panik untuk membuat Alina ketakutan. Tak lama Tse bersama Helena datang. Mereka mengangguk dan masuk ke dalam tubuh sepasang suami istri itu. Alina yang tidak pernah kemasukan roh apapun seakan tubuhnya melemah. Helena segera mengontrol tubuh Alina supaya tidak jatuh. Hanya membutuhkan beberapa detik Helena bersama