“Pokoknya kamu harus pilih.” Davey membungkukkan badannya sambil tersenyum iblis.“Apa itu?” tanya Chiko. “Sebentar kenapa. Jangan buru-buru seperti itu,” jawab Davey. “Sekarang aku tanya sama kamu. Kalau kamu berhasil membunuh ayah ibuku, kamu dapat apa?” Chiko menelan salivanya dengan susah payah. Ia tidak bisa menyebutkan nominalnya berapa? Chiko dijanjikan sejumlah uang cukup banyak. Yang jadi pertanyaan kali ini, apakah Wiryo akan menepati janjinya?Cheng yang sedari tadi diam saja akhirnya membuka suara. Ia mulai berkomunikasi kepada Davey dengan hati. Cheng menceritakan kalau Wiryo tidak akan memberikan apapun kepada Chiko. Setelah mendengar pernyataan dari Cheng, hati Davey miris.“Berapa nominal yang kamu dapatkan?” tanya Davey. “Sekitar sepuluh miliar,” jawab Chiko. Luna terkejut dengan nominal yang disebutkan itu. Luna mencebik karena tidak percaya dengan nominal yang disebutkan itu. Ia menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Mana mungkin kamu akan mendapatkan uang seb
"Ya... kamu boleh ikut. Asal jangan gegabah. Kita akan memakai otak tuan muda," jawab Luna. "Oh... calon istriku, sepertinya kamu adalah wanitaku," celetuk Davey sengaja tidak menyaring pembicaraannya. "Llau bagaimana dengan Mia?" tanya Luna. 'Dia juga calon istriku," jawab Davey. Lance melongo mendengar perkataan dari Davey. Bisa-bisanya Davey mencintai kedua putrinya sekaligus. Ia ingin marah namun niat itu diurungkan begitu saja. Kemudian Lance mengusir mereka melakukan misi penangkapan Unang. "Pergilah kalian. Jangan sampai terlambat. Jika saja terlambat maka kalian akan rugi!" Lance mengusir mereka dengan nada tegasnya. Mereka kocar-kacir pergi meninggalkan kamar Luna. Saat keluar kelima pengawal milik Lance mengikutinya dari berlakang. Luna pun berhenti dan memandang mereka. Ia bingung harus diapakan mereka? Sebenarnya misi penangkapan ini berempat saja sudah cukup. "Bisakah kalian kembali?" tanya Luna. "Kami tidak bisa kembali nona, sebelum kalian juga kembali," jawab s
Mereka tertunduk lesu mengingat janji manis Unang. Selama tiga bulan belakangan terakhir ini mereka belum mendapatkan bayaran. Mereka takut berkata jujur di hadapan Unang. Unang pun menatap mereka tajam seperti pisau yang akan menghujam ke jantung masing-masing. Davey menoleh sambil menatap Unang kembali. Davey tidak habis pikir dengan Unang. Bukankah uang yang diberikan oleh Wiryo itu untuk membayar semua anak buahnya sudah bekerja keras? "Katakan dengan jujur. Atau kalian akan mati di tangan kedua calon istriku," desak Davey. Salah satu dari mereka akhirnya maju. Ia adalah pria yang bernasib sial. Yang lebih parahnya lagi ia belum mendapatkan bayaran sama sekali selama menjadi anak buah Unang. "Kami memang belum dibayar sama sekali Tuan Davey," ucap pria itu. "Ricky! Apa yang kamu katakan! Apakah kamu mau menusukku dari belakang?" tanya Unang yang meledakkan emosinya. Luna tertawa mendengar Unang marah. Baginya Davey sudah menang menghadapi kasus ini. Ia yakin setiap masalah t
"Menurut kamu, apakah aku adalah perencana hebat? Aku ini hanya raja naga!" Cheng kesal dengan Davey. "Maksud aku bukan itu," ucap Davey. "Lalu?" tanya Cheng. "Apa sebaiknya kita tidak usah menyusun rencana? Kita lihat bagaimana dengan keadaan di kantor?" tanya Luna sengaja menengahi masalah kedua orang itu. Davey dan Cheng mengangguk paham. Mereka memilih diam memandang wajah Luna. Sedangkan Mia mendekati Luna lalu berkata. "Kalian ini kalau bertemu selalu saja berantem! Bisa enggak sih kalau bertemu enggak usah berantem?" "Kami tidak berantem," jawab mereka serempak. "Lalu kenapa kalian berdebat?" tanya Mia. Mereka diam lagi karena tidak memiliki alasan tepat. Mia memandang wajah Luna sambil meminta penjelasan. Luna berjalan menuju ke ranjang dan menghempaskan tubuh mungilnya."Lha, kakak malah tidur," celetuk Mia. "Kemarilah adikku Mia. Biarkan saja mereka berantem. Aku sangat mengantuk sekali," ucap Luna yang memejamkan matanya. Mia tersenyum lucu melihat sang kakak sudah
"Keadaan semakin rumit. Aku menyerah dengan keadaan ini. Semakin lama Sani semakin berulah," jawab Dave. "Berikan anakmu kesempatan. Aku tahu Davey memiliki potensi menyelesaikan semua masalah." Lance menyuruh Dave melepaskan perusahaanya ke tangan Davey. "Bagaimana aku bisa melepaska putraku sendiri? Putraku hanya lulusan SMP,." Dave membuka rahasia pendidikan Davey. "Apakah kamu serius? Sedangkan kedua putriku sudah sarjana," ungkap Lance jujur. Dave tekejut dengan pernyataan Lance. Bagaimana bisa Mia dan Luna adalah lulusan sarjana? Selama ini mereka selalu mendampingi Davey menghilang dari hadapannya. Ia hanya menyekolahkan hingga SMA. "Kamu bercanda ya? Aku yang menyekolahkan mereka hingga SMA. Bahkan mereka lulus bersama." Dave mengakuinya. "Aku yang mendaftarkan mereka melalui kuliah online. Aku sengaja mereka membiarkan mereka berpetualang. Disisi lain aku masih memperhatikan mereka dari jauh dan menyuruhnya kuliah," jelas Lance. "Kamu tenang saja. Soal pendidikan Davey
Selesai mengerjai Andika, mereka pergi meninggalkan mansion Bruno. Tak pernah terbayangkan Zhang bisa sejahii itu mengerjai Andika. Lebih parahnya lagi ia bisa membuat orang itu menjadi gila selama seminggu. Dira yang sudah panik memanggil beberapa anak buahnya untuk mengangkat tubuh Andika. Ia menghubungi dokter demi memastikan keadaan Andika baik-baik saja. Setelah menghubungi dokter, Dira melihat Andika berteriak histeris. Andika menyuruh Dira pergi karena mirip dengan vas bunga yang tadi hancur. Tak menunggu watu lama dokter keluarga Sani datang. Ia memeriksa keadaan Andika yang berteriak-teriak seperti orang gila. Sang dokter itu menyuruh Dira memanggil psikiater agar menangani Andika. ''Maaf Nyonya Dira, lebih baik anda panggil psikiater. Saya bisa memastikan kalau Tuan Andika sedang mengalami gangguan jiwa," ucap Reno nama dokter itu. "Apa?" pekik Dira. "Ini enggak mungkin kan dok?" "Bisa saja. Saya memang bukan psikiater. Tapi saya bisa menyimpulkan kalau Tuan Andika seda
"Nah itu dia. Tuan Dave stres menghadapi kasus ini. Makanya beliau sedang liburan," jawab Rio paham dengan beban hidup Dave. Mereka terdiam tanpa berbicara. Mereka juga tidak bisa melakukan apa-apa. Mereka sudah tahu kekejaman Sani. "Lebih baik kita diam. Kita enggak bisa melakukan apa-apa. Semakin hari Sani tidak bisa dikendalikan," jelas Gandi. Di dalam pesawat, Luna membuka laptopnya. Ia mulai mengecek email masuk. Luna sangat teliti membuka pesan itu satu persatu dan membalasnya. Luna terkejut dengan lima email yang berisikan keluhan. Ia membaca satu persatu dan tangan mungilnya mengepal. Tak sengaja Davey menangkap Luna sedang marah. "Ada apa?" tanya Davey. "Belum selesai dengan kasus surat pailit. Ditambah lagi dengan Sani menjadi CEO Torres Group," jawab Luna. "Aku mendapatkan berita ini dari beberapa divisi. Mereka mengeluhkan kebijakan yang sudah dibuat oleh Kakek Mark." Mendengar akan hal itu Davey terkejut. Bagaimana bisa Sani menjadi seorang CEO? Meski lulusan SMP,
"Apanya yang tidak bisa?" tanya Cheng. "Luna tidak boleh menjadi ratumu," kesal Davey. "Semuanya bisa. Di darahnya itu sebagian ada darahku. Sebelum Luna maupun Mia lahir aku sengaja mengalirkan tujuh tetes darah ke kandungan ibunya. Darah itu masuk ke dalam tubuh mereka dengan sempurna. Maka dari itu mereka yang bisa mengendalikan aku," jelas Cheng. Kedua gadis itu baru menyadari kalau tubuhnya tidak normal. Maksudnya tidak normal bukan berarti cacat. Melainkan tubuh mereka seakan memiliki kekuatan. Yang dimana kekuatan itu sering dipakai ketika bertarung. Awalnya mereka tidak mengetahui akan hal itu. Dengan kejujiuran Cheng, mereka merasakan tubuhnya terkadang tidak bisa dikendalikan jika sedang bertarung. Luna menatap Cheng sambil berkata, "Pantas saja... tubuhku ini tidak bisa dikendalikan jika sedang bertarung." "Apalagi aku. Kak Panos maupun Kak Rio menyebutku kesurupan jika sudah melawan kroni-kroninya Sani," jelas Mia. "Karena kalian adalah kaki tanganku untuk melindung
Secara brutal mereka menyerang Cheng. Kali ini Cheng tidak melawan terlebih dahulu. Ia mengeluarkan kekuatan bertahan dalam serangan brutal itu. Bahkan dirinya tidak akan berubah menjadi seekor naga."Untung saja aku mempelajari ilmu ini sedari kecil. Serang saja sesuka hati kalian. Jika kalian sering-sering menyerangku akan ada level tertinggi yang aku dapatkan. Kekuatanku semakin meningkat. Akan membuka segel kekuatan abadiku." Cheng mengejek mereka satu persatu.Tanpa mereka sadari semakin lama kekuatan Cheng semakin bertambah. Tubuh Cheng merasakan ada sesuatu yang tidak pernah dirasakannya. Aliran darahnya semakin deras seperti sungai yang mengalir. Bahkan Cheng mulai tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya."Argh... Sial! Ternyata pelepasan segel tidak seindah yang aku bayangkan!" geram Cheng.Luke dan pria itu bingung dengan Davey. Karena para pengawalnya masih saja berusaha merobohkan Cheng. Mau tidak mau Luke melihat pria itu. "Yamato sebaiknya kamu saja yang merobohkan anak si
"Kalian tidak akan pernah tahu dengan jawaban sesungguhnya. Soalnya kalian akan pergi ke neraka malam ini juga. Ingatlah sifat kesombongan kalian akan hancur! Dan kekuasaan kalian akan berakhir malam ini!" Cheng berkata dalam hati. Di tempat sepi itu sudah ada banyak para pengawal Cheng. Mereka memang tidak menampakkan diri terlebih dahulu sebelum perintah dari sang raja naga. Mereka berkumpul seakan-akan kehilangan arah. Bahkan mereka lupa atas perintah pria tersebut.Luke dan pria itu telah tiba di tempat lokasi. Mereka menyuruh para pengawalnya mencari keberadaan Luna maupun Mia. Namun pengawalnya itu tidak menurut. Bisa dikatakan pengawal itu menjadi linglung seperti orang gila. Dengan cepat pria itu menyadarkan mereka. Alhasil mereka sadar dan melihat di keadaan sekitarnya. Semuanya itu memang ada campur tangannya Cheng. Saat bertapa Cheng sengaja merencanakan sesuatu. Dan kali ini ia tidak pernah mengatakan kepada Luna maupun Mia. "Maafkan aku ratuku dan selirku. Aku hanya bi
"Mereka berada disini. Mereka akan menjemput kematiannya masing-masing. Nyonya tenang saja mayat mereka akan kami kirimkan ke mansion Dave," jawab Luke. "Laukanlah segera. Aku tidak mau kamu gagal!" perintah Sani. Sani memutuskan sambungan teleponnya. Ia tersenyum smirk uuseakan mendapatkan angin segar. Sani benar-benar ingin menghabisi mereka satu persatu. Tokyo, Jepang. Malam yang cerah di Tokyo. Cheng mengambil tabnya dan melakukan sebuah transaksi. Davey yang penasaran langsung mendekat. Ia melihat Cheng serius ahli memakai tab tersebut. "Hmmp, sepertinya kamu sudah ahli memakai tab ya?" ledek Davey. "Aku berupaya mencuri uang Luke," jawab Cheng. Mata Davey membulat sempurna. Bagaimana bisa Cheng mencuri uang Luke? Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Ah, ada-ada saja kamu ini. Apakah bisa seiorang raja naga mencuri uang manusia?" tanya Davey. "Jawabannya bisa," jawab Cheng sambil tersenyum karena berhasil mengambil uang itu. "Cek di rekeningmu!' Luna dan Mia ma
Mata Davey membulat sempurna. Ia tidak bisa membayangkan satu company itu berapa? Ia mulai menghitung berapa orang yang ikut dalam penyerangan. "Kurang lebih lima ratus orang." Mia menebak berapa orang yang ikut dalam penyerangan itu. "Itu benar. Kita nggak akan bisa mengalahkan mereka. Bayangkan lima banding lima ratus orang. Yang pastinya kita kalah jumlah," jelas Panos. Mereka sangat khawatir terhadap penyerangan itu. Mereka bingung harus membuat strategi apa. Sebab orang yang dihadapi bukanlah orang kaleng-kaleng. Luna membaca lagi profil tentang mereka. Luna menarik rambutnya karena frustrasi. "Apakah kita nggak bisa melaporkan ke aparat setempat?" Darius memberikan sebuah ide. "Nggak ada yang bisa melakukannya. Pihak aparat disini sangat takut jika melawan mereka. Mereka adalah ninja assassin. Tanpa sepengetahuan korbannya mereka menyerang peran namun mematikan. Banyak kejadian yang membuat pihak aparat mundur ketika melawan mereka." Luna menjelaskan secara detail tentang k
Mata Luna juga terkejut ketika mengetahui orang itu sebenarnya. Luna memberikan ponselnya Mia sambil menarik nafasnya dalam-dalam. "Kamu kenapa? Sepertinya kamu memiliki beban hidup yang sangat berat." Darius berkata asal. "Beban hidupku nggak seberat kamu. Dia adalah ketua Yakuza klan Tetsuya. Dia memang adalah pria misterius. Sangking misteriusnya identitas sebenarnya tidak bisa dilacak oleh siapapun. Untung saja ada website tersembunyi. Kita bisa mengakses itu dengan mudah," jelas Luna. "Jadi?" Beberapa saat kemudian Davey keluar. Ia membawa ponsel dan mengarahkan ke mereka semua. Mereka dapat melihat jelas Alina dan Dave sedang mengajak video call. Mereka terdiam dan tidak berani membahas masalah ini. "Apakah kalian sudah sampai ke apartemen?" tanya Dave."Kami sudah sampai beberapa jam yang lalu. Apartemennya cukup nyaman ayah," jawab Luna asal. Alina dapat melihat jelas kalau mereka tidak baik-baik saja. Seakan-akan wajah mereka seperti ketakutan. Alina merasakan ada sesua
Mia sangat bersemangat ingin melakukan penyelidikan. Mia menarik tangan Luna lalu menghilang. Menatap kedua gadis yang telah pergi Davey kebingungan. Ia segera berlari tergesa-gesa demi mengikuti Luna.Sang raja naga telah masuk ke dalam tubuh Davey. Cheng memanggil mereka agar berhenti. Luna maupun Mia menoleh ke belakang. Mereka tersenyum sambil menggandeng Davey. "Kenapa kamu nggak di kamar saja?" tanya Mia. "Aku bukan Tuan mudamu," jawab Cheng. Terpaksa Mia mengajak Davey mengejar Luke. Diam-diam Cheng melacak keberadaannya. Cheng memberitahukan dimana Luke berada. Cheng menyuruh mereka pergi ke restoran itu sebagai petunjuk pertama. Kedua gadis itu menurut dan langsung menuju ke restoran itu. Saat masuk mata tajam Luna seakan memberikan isyarat. Matanya menyapu seluruh ruangan tersebut. Hingga Luna menemukan Luke bersama pria berbaju hitam itu."Kalian disini saja. Aku saranin kalian pesan minuman saja terlebih dahulu. Jangan mendekat ke area sana. Kamu tahu pria berbaju hitam
''Dia adalah rival dari Mark Torres. Ia memang sengaja bekerjasama semenjak Torres Group sukses," jelas Tan. "Berarti?" tanya Tse. "Di belakang Sutiyono masih ada lagi. Bisa dikatakan mereka adalah partner yang bisa menjegal perusahaan yang sedang berkembang. Kamu tahu apa maksud aku," jelas Tan. Perhitungan Tse ternyata salah. Ia sudah bekerja sama dengan Zhang untuk membuat Sani masuk ke dalam penjara. Namun semuanya itu hanya sia-sia. "Lalu bagaimana dengan Sani?' tanya Tse. "Kamu bisa meminta Helena membuat berita besar dan menyebarkan ke seluruh awak media dan media sosial. Nanti makhluk hidup yang berada di bumi ini mengetahui kebusukan Sani," jelas Tan. Tse baru sadar akan rencana Tan. Bagaimanan bisa ia melupakan rencana sebesar itu? Lalu Tse tersenyum konyol dan berteriak kegirangan. Beberapa mobil pihak aparat sudah mendekat. Mereka melihat mansion Sani yang tampak mewah. Namun matanya tertuju ke beberapa mayat yang berada di tanah. Mereka terkejut dan langsung melihat
''Kita pernah bertemu saat kalian melakukan perjalanan ke masa lalu," jawab Helena. Alina ingat akan pertemuan pertama kalinya dengan Helena. Wanita paruh baya itu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. Berkat Helena dirinya tidak menjadi korban pembantaian. "Terima kasih," ucap Alina. "Tidak menjadi masalah. Maaf aku masuk ke dalam ragamu karena perintah Tuan Tse." Helena tidak ingin melihat Alina marah. Alina tidak merasa marah. Berkat kedatangan helena dan Tse mereka masih hidup. Helena mengajak Alina duduk. Disana mereka bercerita apapun itu. Sedangkan Tse sudah keluar dari tubuh Davey. Ia langsung memandang wajah Dave dengan lega. Tse sangat bersyukur bisa menyelamatkan Dave dengan cepat. "Maafkan aku karena datang terlambat," ucap Tse. "Enggak jadi masalah buat aku. Kalau tidak ada kamu kemungkinan aku sudah menjadi mayat," ujar Dave memaafkan Tse. Kali ini Dave terbantu dengan kehadiran Tse. Andai saja ia tidak datang, kemungkinan dirinya sudah tidak bernyawa. Tse
Dave terkejut dan menatap Alina. Alina membuka laci meja lalu mengambil air softgun. Alina melemparkan ke arah Dave. Dengan cepat Dave mengambilnya. Dave meminta Alina berada di belakang. Dave mulai mengendap-endap bak pencuri. Mereka perlahan keluar dari kamar. Tiba-tiba saja seluruh lampu mansion gelap. Alina sangat ketakutan. Alina tahu kalau mansion ini terkena serangan mendadak. "Cari Dave!" teriak suara pria lantang. "Kalau bisa bunuh di tempat!" titah pria itu. Orang-orang yang tidak kelihatan langsung menyebar mencari keberadaan Dave. Mereka mengobrak-abrik tempat itu. Satu persatu ruangan dibuka demi menemukan Dave. Dave berusaha tetap tenang. Ia tidak ingin panik untuk membuat Alina ketakutan. Tak lama Tse bersama Helena datang. Mereka mengangguk dan masuk ke dalam tubuh sepasang suami istri itu. Alina yang tidak pernah kemasukan roh apapun seakan tubuhnya melemah. Helena segera mengontrol tubuh Alina supaya tidak jatuh. Hanya membutuhkan beberapa detik Helena bersama