"Nah itu dia. Tuan Dave stres menghadapi kasus ini. Makanya beliau sedang liburan," jawab Rio paham dengan beban hidup Dave. Mereka terdiam tanpa berbicara. Mereka juga tidak bisa melakukan apa-apa. Mereka sudah tahu kekejaman Sani. "Lebih baik kita diam. Kita enggak bisa melakukan apa-apa. Semakin hari Sani tidak bisa dikendalikan," jelas Gandi. Di dalam pesawat, Luna membuka laptopnya. Ia mulai mengecek email masuk. Luna sangat teliti membuka pesan itu satu persatu dan membalasnya. Luna terkejut dengan lima email yang berisikan keluhan. Ia membaca satu persatu dan tangan mungilnya mengepal. Tak sengaja Davey menangkap Luna sedang marah. "Ada apa?" tanya Davey. "Belum selesai dengan kasus surat pailit. Ditambah lagi dengan Sani menjadi CEO Torres Group," jawab Luna. "Aku mendapatkan berita ini dari beberapa divisi. Mereka mengeluhkan kebijakan yang sudah dibuat oleh Kakek Mark." Mendengar akan hal itu Davey terkejut. Bagaimana bisa Sani menjadi seorang CEO? Meski lulusan SMP,
"Apanya yang tidak bisa?" tanya Cheng. "Luna tidak boleh menjadi ratumu," kesal Davey. "Semuanya bisa. Di darahnya itu sebagian ada darahku. Sebelum Luna maupun Mia lahir aku sengaja mengalirkan tujuh tetes darah ke kandungan ibunya. Darah itu masuk ke dalam tubuh mereka dengan sempurna. Maka dari itu mereka yang bisa mengendalikan aku," jelas Cheng. Kedua gadis itu baru menyadari kalau tubuhnya tidak normal. Maksudnya tidak normal bukan berarti cacat. Melainkan tubuh mereka seakan memiliki kekuatan. Yang dimana kekuatan itu sering dipakai ketika bertarung. Awalnya mereka tidak mengetahui akan hal itu. Dengan kejujiuran Cheng, mereka merasakan tubuhnya terkadang tidak bisa dikendalikan jika sedang bertarung. Luna menatap Cheng sambil berkata, "Pantas saja... tubuhku ini tidak bisa dikendalikan jika sedang bertarung." "Apalagi aku. Kak Panos maupun Kak Rio menyebutku kesurupan jika sudah melawan kroni-kroninya Sani," jelas Mia. "Karena kalian adalah kaki tanganku untuk melindung
Salah satu pengawal yang sedang berkumpul berdiri. Ia menuju ke depan untuk melihat kedatangan ambulance. Sesampainya disana pengawal itu bingung. Namun saat petugas ambulance menurunkan peti jenazah datanglah mobil Sani. Sang pengawal itu mendekat lalu mengamankan mobil Sani. Ia membuka pintu mobil itu lalu menyambut kedatangan wanita tua itu. Dengan penuh hormat ia memberikan jalan kepada Sani yang akan masuk ke dalam. Tak lama ada petugas ambulance menanyakan keberadaan Wiryo. Sang pengawal itu menyuruhnya menunggu. Ia lekas memanggil Wiryo datang ke depan. Wiryo pun menuruti keinginan pengawal itu. "Ada apa kok rame-rame begini?" tanya Wiryo. Wiryo segera mendekati petugas ambulance itu. Sang petugas tersebut memberitahukan kalau karyawan Wiryo meninggal di Australia. Setelah mendapat penjelasan seperti itu Wiryo paham. Ia menyuruh petugas itu pulang setelah mengeluarkan peti jenazah tersebut. Malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih. Ungkapan itu yang pantas ditujuka
Lance terkekeh melihat Davey sangat cemburu. Ia tahu perasaan Davey sangat marah. Pria mana jika gadisnya menyamar untuk kepentingan pekerjaan merayu pria hidung belang? Semua pria akan marah. Lance menilai kalau Davey sangat mirip dengan Dave. Dimana Dave memiliki tipe pencemburu yang akut. "Bagaimana dengan aku?" tanya Mia mulai beradegan menjadi gadis nakal. "Ini lagi! Pokoknya enggak boleh! Kalian berdua enggak boleh melakukannya," ucap Davey menunduk sambil mengeluarkan hawa dinginnya. Pagi menjelang siang cuacanya mulai terik. Namun kedua gadis itu merasakan tubuhnya menggigil kedinginan. Hal ini disebabkan Davey maupun Cheng sangat marah. Kedua pria berbeda alam itu tidak akan membiarkan mereka merayu Burhan. "Jika kalian melakukannya, maka aku orang yang pertama mengurung kalian di sangkar emas!" Cheng sengaja mengambil alih tubuh Davey. "Akak, bagaimana ini?" tanya Mia. Lance menghubungi seseorang segera menyiapkan kedua gadis yang sangat cantik. Mereka hanya bisa menun
"Ikut saja paman," rayu Mia. Burhan mengetahui kalau Mia sedang merayunya. Ia tidak sengaja menatap wajah cantik Mia. Tanpa disadari olehnya, Burhan menjadi terpesona. Burhan baru menyadari Mia sang pengasuh anak manja itu sangat cantik. Andai saja ia tidak terpengaruh Sani, kemungkinan besar Burhan akan mengejar Mia. Lain halnya dengan Mia. Mia sangat tidak tertarik kepada Burhan. Ia melihat Burhan memiliki sifat playboy. Meski usia sudah tua, Burhan masih menyukai gadis-gadis yang memiliki dandanan menggoda. Mia mengantarkan Burhan ke ruangan VVIP. Ia mendorong Burhan masuk. Burhan pun bingung dengan perlakuan Mia. Namun hidung Burhan mencium aroma parfum wanita yang sangat lembut. Tadinya ingin marah, Burhan malah kegiragan. "Mia," panggil Burhan. "Iya, ada apa paman?" tanya Mia. "Kamu tahu saja kalau paman sedang kesepian," celetuk Burhan tidak sengaja melihat Cathy dan Hilda. "Kesepian dari mana? Istri sudah tiga masih bilang kesepian," kesal Mia dalam hati. Tanpa ba bi b
"Kami membelinya saat berkunjung ke Indonesia sepuluh tahun silam. Kami sangat mencntai negara ini dan ingin memiliki beberapa mansion. Tapi ayah memprotesku karena kami selalu saja meninggalkan mansion utama. Mereka sangat kesepian semenjak Luna dan Mia berpetualangan," jawab Chelsea. "Jadi kami memutuskan membeli mansion di Bandung." Dave paham dengan keadanan kedua orang tua Lance. Mereka berdua kesepian jika Lance bersama Chelsea mengurus perusahaan. Apalagi perusahaan yang dikelolanya sangat besar. "Ayo, sekalian reuni," ajak Dave tersenyum. Dave belum mengetahui tentang kegiatan Lance. Lance meminta Chelsea agar tidak mengatakan rencana sebenarnya. Lance tahu kalau Dave memang sangat melindungi Burhan. Tapi Dave tidak tahu kalau Burhan sering menusuknya dari belakang. Mobil yang ditumpangi oleh Cathy sudah sampai ke mansion mewah milik Lance. Hilda langsung mengajak Burhan masuk ke dalam. Saat keluar dari mobil, Burhan sangat takjub melihatnya. "Apakah ini mansion kalian?"
"Ayah ikut saja. Ada kejutan buat ayah," jawab Davey merayu Dave.. "Kalau enggak penting-penting amat, kalian enggak usah mengajak ayah. Ayah akan memberikan uang untuk kaian bersenang-senang," ucap Dave. "Kami enggak butuh uang ayah. Yang kami butuhkan adalah ayah harus percaya dengan kami. Nanti ayah akan mendapatkan reward liburan ke Madives bersama ibu selama sebulan." Luna mulai melancarkan aksi rayuannya. Dave memijat kepalanya melihat Lance. Bagaimana bisa Luna merayu dirinya mengiming-imingi liburan gratis ke Maldives selama sebulan? Baginya ini sangat membingungkan. "Simpan uang kamu. Jangan kamu menghambur-hamburkan buat ayah. Nanti uang itu sangat berguna buat kalian!" titah Dave. Lance memukul lengan Dave. Ia akhirnya mengajak Dave pergi ke ruangan bawah tanah. Dave akhirnya luluh juga. Mia bersama Chelsea juga mengajak Alina. Sedangkan Luna menatap Davey. Luna tahu kalau Davey menahan amarahnya. Ia ingin mencurahkan amarahnya itu ke Burhan. "Sabar... nanti di akhir
Baru kali ini Davey melihat sang ibundanya kesetanan menghajar orang. Ia malah bergidik ngeri ketika sang ibu marah besar. Tak pernah terbayangkan jika seorang wanita benar-benar mengeluarkan jurus pamungkasnya. Matanya beralih dan menatap Luna. "Bagaimana ini?" tanya Davey. "Biarkan saja. Biarkan ibu menghajar Burhan habis-habisan. Kita hanya melihat saja." Dave tersenyum lucu. Kai ini Burhan tidak berani melawan. Ia teringat sebuah pesan dari kedua orang tuanya sebelum meninggal. Memang kedua orang tuanya memberikan pesan kepada Alina. Pesan itu berisi tentang, "Jika Burhan berbuat tidak baik atau melakukan kesalahan besar, maka kamu wajib memberikan pelajaran buatnya. Ibu tidak akan tenang nantinya jika anak nakal itu melakukan kejahatan di muka bumi ini." Setelah puas memukuli Burhan, Alina memberikan Burhan kepada Davey. Ia merasa kalau Davey harus memiliki kekuasaan. Alina mendekati Davey lalu berkata, "Sekarang giliran kamu!" "Baik bu," ucap Davey sengaja maju ke depan. D