"Kami membelinya saat berkunjung ke Indonesia sepuluh tahun silam. Kami sangat mencntai negara ini dan ingin memiliki beberapa mansion. Tapi ayah memprotesku karena kami selalu saja meninggalkan mansion utama. Mereka sangat kesepian semenjak Luna dan Mia berpetualangan," jawab Chelsea. "Jadi kami memutuskan membeli mansion di Bandung." Dave paham dengan keadanan kedua orang tua Lance. Mereka berdua kesepian jika Lance bersama Chelsea mengurus perusahaan. Apalagi perusahaan yang dikelolanya sangat besar. "Ayo, sekalian reuni," ajak Dave tersenyum. Dave belum mengetahui tentang kegiatan Lance. Lance meminta Chelsea agar tidak mengatakan rencana sebenarnya. Lance tahu kalau Dave memang sangat melindungi Burhan. Tapi Dave tidak tahu kalau Burhan sering menusuknya dari belakang. Mobil yang ditumpangi oleh Cathy sudah sampai ke mansion mewah milik Lance. Hilda langsung mengajak Burhan masuk ke dalam. Saat keluar dari mobil, Burhan sangat takjub melihatnya. "Apakah ini mansion kalian?"
"Ayah ikut saja. Ada kejutan buat ayah," jawab Davey merayu Dave.. "Kalau enggak penting-penting amat, kalian enggak usah mengajak ayah. Ayah akan memberikan uang untuk kaian bersenang-senang," ucap Dave. "Kami enggak butuh uang ayah. Yang kami butuhkan adalah ayah harus percaya dengan kami. Nanti ayah akan mendapatkan reward liburan ke Madives bersama ibu selama sebulan." Luna mulai melancarkan aksi rayuannya. Dave memijat kepalanya melihat Lance. Bagaimana bisa Luna merayu dirinya mengiming-imingi liburan gratis ke Maldives selama sebulan? Baginya ini sangat membingungkan. "Simpan uang kamu. Jangan kamu menghambur-hamburkan buat ayah. Nanti uang itu sangat berguna buat kalian!" titah Dave. Lance memukul lengan Dave. Ia akhirnya mengajak Dave pergi ke ruangan bawah tanah. Dave akhirnya luluh juga. Mia bersama Chelsea juga mengajak Alina. Sedangkan Luna menatap Davey. Luna tahu kalau Davey menahan amarahnya. Ia ingin mencurahkan amarahnya itu ke Burhan. "Sabar... nanti di akhir
Baru kali ini Davey melihat sang ibundanya kesetanan menghajar orang. Ia malah bergidik ngeri ketika sang ibu marah besar. Tak pernah terbayangkan jika seorang wanita benar-benar mengeluarkan jurus pamungkasnya. Matanya beralih dan menatap Luna. "Bagaimana ini?" tanya Davey. "Biarkan saja. Biarkan ibu menghajar Burhan habis-habisan. Kita hanya melihat saja." Dave tersenyum lucu. Kai ini Burhan tidak berani melawan. Ia teringat sebuah pesan dari kedua orang tuanya sebelum meninggal. Memang kedua orang tuanya memberikan pesan kepada Alina. Pesan itu berisi tentang, "Jika Burhan berbuat tidak baik atau melakukan kesalahan besar, maka kamu wajib memberikan pelajaran buatnya. Ibu tidak akan tenang nantinya jika anak nakal itu melakukan kejahatan di muka bumi ini." Setelah puas memukuli Burhan, Alina memberikan Burhan kepada Davey. Ia merasa kalau Davey harus memiliki kekuasaan. Alina mendekati Davey lalu berkata, "Sekarang giliran kamu!" "Baik bu," ucap Davey sengaja maju ke depan. D
"Kalau satu sisik emas naga harganya dua pulau pribadi berarti bisa membuat perusahaan berskala internasional." Davey memperhitungkan beberapa yang harus dikeluarkan untuk membangun perusahaan. "Tapi pulau yang aku maksud adalah pulau Macapule di Meksiko. Yang harganya $ 95 juta atau 1.37 triliun rupiah. Bisa jadi kamu menjual satu sisikku lalu mendapatkan harga $ 190 juta," jelas Cheng. "Kenapa kamu memberikan aku sisik emas kamu sebanyak 10? Lalu uangnya buat apa?" tanya Davey. "Buat mendirikan lima puluh cabang di seluruh dunia. Semakin banyak cabang yang kamu dirikan dan semakin besar perusahaan itu. Cepat atau lambat nama perusahaan kamu layak diperhitungkan. Kemudian kalian bisa merebut Torres Group dari tangan Sani," jelas Cheng. "Oh, berarti tujuannya itu?" tanya Davey. "Ya... itu benar. Kamu harus memiliki sifat licik dan jahat dalam dunia bisnis. Ayahmu itu sebenarnya adalah orang baik. Saking baiknya dia selalu diinjak sama Sani," sambung Cheng. Mereka paham apa yang
"Ya... aku ingin menemui kakek dan meminta maaf karena tidak bisa mempertahankan perusahaan," jawab Davey. "Ajaklah mereka berdua. Aku tahu kamu lemah menghadapi semua ini. Aku enggak bisa memelukmu jika sedang menangis," celetuk Cheng. "Apa-apaan ini? Kamu sangka aku guy?" kesal Davey. "Kamu tahu, aku ini seorang pria. Seorang pria yang pandai menyembunyikan perasaan jika ada masalah," ungkap Cheng sengaja membuka rahasianya. Davey menganggukkan kepalanya. Ada benarnya apa yang dikatakan Cheng. Para pria beda dengan wanita. Mereka tidak mengedepankan perasaan namun logika. Maka dari itu para pria sangat membutuhkan pundak wanita untuk bersandar. Davey pergi ke kamar Luna. Ia segera masuk dan melihat kondisi kedua gadisnya. Davey melihat wajah lelah mereka. Davey membelai kedua gadisnya itu. "Betapa cantiknya mereka. Aku tidak menyadari kecantikan mereka. Baru beberapa hari ini aku mengetahui diri kalian sebenarnya. Kalian tidak paantas menjadi pengasuhku. Aku mencintai kalian.
Tse datang dengan senyum merekah. Hal ini dikarenakan raga Dave sudah menyatu dengan dirinya. Tse menatap Cheng sambil mengucapkan terima kasih. Sebab Tse sudah diizinkan memakai raga Dave. "Sepertinya Tuan Tse sedang bahagia?" tanya Luna. "Dia sudah menyinkronkan jiwanya dengan raga ayahmu. Dan di bulan purnama yang bersinar ini Dave harus menerima Tse. Meski dengan wajah muramnya," tunjuk Cheng ke arah Dave. Mereka menahan tawanya karena ulah Tse. Cheng sengaja mendekati Dave dan memperingatkan sesuatu. Sesuatu itu adalah takdir harus dijalankan. "Ayah, inilah takdir yang harus dijalankan. Tidak semua orang mendapatkan perlakuan istimewa dari Tuan Naga. Ayah akan mendapatkan reward dari Tuan naga yaitu umur panjang dan awet muda," jelas Luna. "Terserah dech, apa mau kalian. Ayah akan menerima semua ini dengan pasrah," ucap Dave yang benar-benar pasrah dengan keadaan. "Berapa lama kita kesana?" "Kurang lebih satu bulan. Dikarenakan dunia nyata menuju ke alam tunggu roh-roh yang
"Sesungguhnya itu ide yang sangat bagus sekali. Tapi sejujurnya aku nggak mau terbang kesana. Mereka akan marah kepadaku dan memberikan hadiah petir," jawab Cheng.Mereka menganggukan kepalanya. Tak lama Luna mendapatkan sebuah ide. Luna tersenyum melihat Cheng. Cheng tidak sengaja menangkap senyum Luna yang mengandung arti. Ia dapat menebak apa yang ada isi dalam kepala otaknya. Lalu Cheng berkata, "Senyum kamu mengandung arti." "Ya... pasti kamu bisa menebaknya," celetuk Luna. Cheng memusatkan pikiranya sambil menunduk. Ia mulai menstransfer isi kepala Luna. Cheng mengangkat wajahnya sambil bertanya, "Rupanya kamu ingin pergi ke jaman saat kakek menjadi CEO Torres Group?""Nah itu dia. Aku memiliki ide itu. Kita enggak mungkin kesana. Kalau kesana juga kita menghabiskan waktu. Belum lagi mendapatkan persetujuan dari sang raja langit," jawab Luna. Mata Davey menatap Luna dengan penuh kebahagiaan. Tak pernah terbayangkan Luna memiliki ide cemerlang. Namun Davey bingung, jika saja
Sani semakin panik. Ia bingung tidak ada yang mendampingi dirinya ketika menghadapi Dave. Selama kepanikannya itu Sani teringat akan satu hal. Yaitu surat wasiat palsu. Ya.. Sani memang memiliki surat wasiat palsu. Yang dimana Sani sudah membuatnya ketika sepuluh tahun lalu. Sani bisa memakai itu dan memperkuat semua bukti kalau dirinya adalah pemilik sah. "Dimas," panggil Sani. "Iya nyonya," sahut Dimas penuh hormat. "Lebih baik kamu kembali. Mintalah ke Pak Wartoyo mengambilkan map berwarna kuning!" titah Sani. "Baik nyonya." Dimas menganggukkan kepalanya. Dimas akhirnya pergi meninggalkan Sani. Pria berkaca mata itu langsung menuju ke mansion. Dimas hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar. "Selalu saja ketinggalan," keluh Dimas. Dimas tidak habis pikir dengan Sani. Setiap berangkat kantor selalu saja ketinggalan berkas. Dimas sering frustasi karena terlambat dan menunda pertemuan penting. Sani melenggangkan kakinya tanpa bersalah. Ia tersenyum penuh dengan percaya diri.
Secara brutal mereka menyerang Cheng. Kali ini Cheng tidak melawan terlebih dahulu. Ia mengeluarkan kekuatan bertahan dalam serangan brutal itu. Bahkan dirinya tidak akan berubah menjadi seekor naga."Untung saja aku mempelajari ilmu ini sedari kecil. Serang saja sesuka hati kalian. Jika kalian sering-sering menyerangku akan ada level tertinggi yang aku dapatkan. Kekuatanku semakin meningkat. Akan membuka segel kekuatan abadiku." Cheng mengejek mereka satu persatu.Tanpa mereka sadari semakin lama kekuatan Cheng semakin bertambah. Tubuh Cheng merasakan ada sesuatu yang tidak pernah dirasakannya. Aliran darahnya semakin deras seperti sungai yang mengalir. Bahkan Cheng mulai tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya."Argh... Sial! Ternyata pelepasan segel tidak seindah yang aku bayangkan!" geram Cheng.Luke dan pria itu bingung dengan Davey. Karena para pengawalnya masih saja berusaha merobohkan Cheng. Mau tidak mau Luke melihat pria itu. "Yamato sebaiknya kamu saja yang merobohkan anak si
"Kalian tidak akan pernah tahu dengan jawaban sesungguhnya. Soalnya kalian akan pergi ke neraka malam ini juga. Ingatlah sifat kesombongan kalian akan hancur! Dan kekuasaan kalian akan berakhir malam ini!" Cheng berkata dalam hati. Di tempat sepi itu sudah ada banyak para pengawal Cheng. Mereka memang tidak menampakkan diri terlebih dahulu sebelum perintah dari sang raja naga. Mereka berkumpul seakan-akan kehilangan arah. Bahkan mereka lupa atas perintah pria tersebut.Luke dan pria itu telah tiba di tempat lokasi. Mereka menyuruh para pengawalnya mencari keberadaan Luna maupun Mia. Namun pengawalnya itu tidak menurut. Bisa dikatakan pengawal itu menjadi linglung seperti orang gila. Dengan cepat pria itu menyadarkan mereka. Alhasil mereka sadar dan melihat di keadaan sekitarnya. Semuanya itu memang ada campur tangannya Cheng. Saat bertapa Cheng sengaja merencanakan sesuatu. Dan kali ini ia tidak pernah mengatakan kepada Luna maupun Mia. "Maafkan aku ratuku dan selirku. Aku hanya bi
"Mereka berada disini. Mereka akan menjemput kematiannya masing-masing. Nyonya tenang saja mayat mereka akan kami kirimkan ke mansion Dave," jawab Luke. "Laukanlah segera. Aku tidak mau kamu gagal!" perintah Sani. Sani memutuskan sambungan teleponnya. Ia tersenyum smirk uuseakan mendapatkan angin segar. Sani benar-benar ingin menghabisi mereka satu persatu. Tokyo, Jepang. Malam yang cerah di Tokyo. Cheng mengambil tabnya dan melakukan sebuah transaksi. Davey yang penasaran langsung mendekat. Ia melihat Cheng serius ahli memakai tab tersebut. "Hmmp, sepertinya kamu sudah ahli memakai tab ya?" ledek Davey. "Aku berupaya mencuri uang Luke," jawab Cheng. Mata Davey membulat sempurna. Bagaimana bisa Cheng mencuri uang Luke? Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Ah, ada-ada saja kamu ini. Apakah bisa seiorang raja naga mencuri uang manusia?" tanya Davey. "Jawabannya bisa," jawab Cheng sambil tersenyum karena berhasil mengambil uang itu. "Cek di rekeningmu!' Luna dan Mia ma
Mata Davey membulat sempurna. Ia tidak bisa membayangkan satu company itu berapa? Ia mulai menghitung berapa orang yang ikut dalam penyerangan. "Kurang lebih lima ratus orang." Mia menebak berapa orang yang ikut dalam penyerangan itu. "Itu benar. Kita nggak akan bisa mengalahkan mereka. Bayangkan lima banding lima ratus orang. Yang pastinya kita kalah jumlah," jelas Panos. Mereka sangat khawatir terhadap penyerangan itu. Mereka bingung harus membuat strategi apa. Sebab orang yang dihadapi bukanlah orang kaleng-kaleng. Luna membaca lagi profil tentang mereka. Luna menarik rambutnya karena frustrasi. "Apakah kita nggak bisa melaporkan ke aparat setempat?" Darius memberikan sebuah ide. "Nggak ada yang bisa melakukannya. Pihak aparat disini sangat takut jika melawan mereka. Mereka adalah ninja assassin. Tanpa sepengetahuan korbannya mereka menyerang peran namun mematikan. Banyak kejadian yang membuat pihak aparat mundur ketika melawan mereka." Luna menjelaskan secara detail tentang k
Mata Luna juga terkejut ketika mengetahui orang itu sebenarnya. Luna memberikan ponselnya Mia sambil menarik nafasnya dalam-dalam. "Kamu kenapa? Sepertinya kamu memiliki beban hidup yang sangat berat." Darius berkata asal. "Beban hidupku nggak seberat kamu. Dia adalah ketua Yakuza klan Tetsuya. Dia memang adalah pria misterius. Sangking misteriusnya identitas sebenarnya tidak bisa dilacak oleh siapapun. Untung saja ada website tersembunyi. Kita bisa mengakses itu dengan mudah," jelas Luna. "Jadi?" Beberapa saat kemudian Davey keluar. Ia membawa ponsel dan mengarahkan ke mereka semua. Mereka dapat melihat jelas Alina dan Dave sedang mengajak video call. Mereka terdiam dan tidak berani membahas masalah ini. "Apakah kalian sudah sampai ke apartemen?" tanya Dave."Kami sudah sampai beberapa jam yang lalu. Apartemennya cukup nyaman ayah," jawab Luna asal. Alina dapat melihat jelas kalau mereka tidak baik-baik saja. Seakan-akan wajah mereka seperti ketakutan. Alina merasakan ada sesua
Mia sangat bersemangat ingin melakukan penyelidikan. Mia menarik tangan Luna lalu menghilang. Menatap kedua gadis yang telah pergi Davey kebingungan. Ia segera berlari tergesa-gesa demi mengikuti Luna.Sang raja naga telah masuk ke dalam tubuh Davey. Cheng memanggil mereka agar berhenti. Luna maupun Mia menoleh ke belakang. Mereka tersenyum sambil menggandeng Davey. "Kenapa kamu nggak di kamar saja?" tanya Mia. "Aku bukan Tuan mudamu," jawab Cheng. Terpaksa Mia mengajak Davey mengejar Luke. Diam-diam Cheng melacak keberadaannya. Cheng memberitahukan dimana Luke berada. Cheng menyuruh mereka pergi ke restoran itu sebagai petunjuk pertama. Kedua gadis itu menurut dan langsung menuju ke restoran itu. Saat masuk mata tajam Luna seakan memberikan isyarat. Matanya menyapu seluruh ruangan tersebut. Hingga Luna menemukan Luke bersama pria berbaju hitam itu."Kalian disini saja. Aku saranin kalian pesan minuman saja terlebih dahulu. Jangan mendekat ke area sana. Kamu tahu pria berbaju hitam
''Dia adalah rival dari Mark Torres. Ia memang sengaja bekerjasama semenjak Torres Group sukses," jelas Tan. "Berarti?" tanya Tse. "Di belakang Sutiyono masih ada lagi. Bisa dikatakan mereka adalah partner yang bisa menjegal perusahaan yang sedang berkembang. Kamu tahu apa maksud aku," jelas Tan. Perhitungan Tse ternyata salah. Ia sudah bekerja sama dengan Zhang untuk membuat Sani masuk ke dalam penjara. Namun semuanya itu hanya sia-sia. "Lalu bagaimana dengan Sani?' tanya Tse. "Kamu bisa meminta Helena membuat berita besar dan menyebarkan ke seluruh awak media dan media sosial. Nanti makhluk hidup yang berada di bumi ini mengetahui kebusukan Sani," jelas Tan. Tse baru sadar akan rencana Tan. Bagaimanan bisa ia melupakan rencana sebesar itu? Lalu Tse tersenyum konyol dan berteriak kegirangan. Beberapa mobil pihak aparat sudah mendekat. Mereka melihat mansion Sani yang tampak mewah. Namun matanya tertuju ke beberapa mayat yang berada di tanah. Mereka terkejut dan langsung melihat
''Kita pernah bertemu saat kalian melakukan perjalanan ke masa lalu," jawab Helena. Alina ingat akan pertemuan pertama kalinya dengan Helena. Wanita paruh baya itu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. Berkat Helena dirinya tidak menjadi korban pembantaian. "Terima kasih," ucap Alina. "Tidak menjadi masalah. Maaf aku masuk ke dalam ragamu karena perintah Tuan Tse." Helena tidak ingin melihat Alina marah. Alina tidak merasa marah. Berkat kedatangan helena dan Tse mereka masih hidup. Helena mengajak Alina duduk. Disana mereka bercerita apapun itu. Sedangkan Tse sudah keluar dari tubuh Davey. Ia langsung memandang wajah Dave dengan lega. Tse sangat bersyukur bisa menyelamatkan Dave dengan cepat. "Maafkan aku karena datang terlambat," ucap Tse. "Enggak jadi masalah buat aku. Kalau tidak ada kamu kemungkinan aku sudah menjadi mayat," ujar Dave memaafkan Tse. Kali ini Dave terbantu dengan kehadiran Tse. Andai saja ia tidak datang, kemungkinan dirinya sudah tidak bernyawa. Tse
Dave terkejut dan menatap Alina. Alina membuka laci meja lalu mengambil air softgun. Alina melemparkan ke arah Dave. Dengan cepat Dave mengambilnya. Dave meminta Alina berada di belakang. Dave mulai mengendap-endap bak pencuri. Mereka perlahan keluar dari kamar. Tiba-tiba saja seluruh lampu mansion gelap. Alina sangat ketakutan. Alina tahu kalau mansion ini terkena serangan mendadak. "Cari Dave!" teriak suara pria lantang. "Kalau bisa bunuh di tempat!" titah pria itu. Orang-orang yang tidak kelihatan langsung menyebar mencari keberadaan Dave. Mereka mengobrak-abrik tempat itu. Satu persatu ruangan dibuka demi menemukan Dave. Dave berusaha tetap tenang. Ia tidak ingin panik untuk membuat Alina ketakutan. Tak lama Tse bersama Helena datang. Mereka mengangguk dan masuk ke dalam tubuh sepasang suami istri itu. Alina yang tidak pernah kemasukan roh apapun seakan tubuhnya melemah. Helena segera mengontrol tubuh Alina supaya tidak jatuh. Hanya membutuhkan beberapa detik Helena bersama