"Day, jadi lu benaran gak ada rasa ke Dira?" tanya Daffa, kepo.
"Jadi abang dan bang Daffi juga nyangkanya gua ada rasa ke Dira?" tanya Dayyan balik sambil menepuk jidatnya.
"Ya iya, tadinya sih."
"Gua nggak loh, Day. Daffa doang ya," ucap Daffi yang tiba-tiba ada di dekat mereka.
"Fi, bukannya lu juga ngerasa gitu ya? Masa gua doang sih? Lu jangan gitu dong, awalnya kan lu juga mikir gitu," jelas Daffa panjang.
"Itu cuman terlintas doang, Fa. Ya sama aja intinya lu mikir gitu juga," tambah Daffa tak ingin disalahkan sendirian.
"Udah-udah, kenapa kalian jadi debat di kamar gua? Intinya ya kalian salah ngenilai gua," ucap Dayyan meng
"Setelah ini, boleh gua pergi?" tanya Dion pada Dira. "Apa gua terlalu melelahkan buat lu?" Dira balik bertanya. "Nggak, ini bukan lelah. Tapi gua adalah orang yang lu butuhin dan setelah gua ngelakuin tugas gua sebagai orang yang lu butuhin. Udah gak ada lagi alasan untuk tinggal," jelas Dion. "Bukan lelah? Tapi gak ada lagi alasan untuk tinggal? Apa penalaran lu tentang cinta sebatas itu saja? Saat nampak saling peduli? Apa cinta sesederhana itu?" Dion dihujani pertanyaan dari Dira. "Justru karena sesederhana itu, ini rumit. Rumit karena gua tinggal tanpa pernah tahu bagaimana hati lu," kata Dion. Dira terdiam mendengar perkataan Dion yang terakhir, ia bungkam seketika tak tah
Terkadang persahabatan menjadi tembok pemisah atas rasa yag sedang bertahta, namun seperti yang kita ketahui rasa adalah hal yang tidak hanya dikontrol oleh diri sendiri melainkan pemberi rasa itu sendiri. Kebersamaan merupakan salah satu hal yang bisa menjadi awal tumbuhnya rasa itu sendiri, mungkin saja menyadarinya terlambat karena menganggapnya hanya menyayanginya sebatas sahabat sebagai mana yang dilakukan oleh sahabat-sahabat yang lain padanya. Namun harus tetap selalu diingat bahwa persahabatan itu harus tetap berdiri kokoh meski cinta adalah taruhannya. Menemukan cinta dalam persahabatan bisa terjadi, namun menemukan persahabatan dalam cinta adalah hal yang sangat jarang terjadi. 'Tumbuh bersama menjadikan mereka tak terpisahkan satu sama lain, itu juga yang menjadikan ketergantungan antara kita. Begitulah awal dari semua kebersamaan ini, bermain bersama jatuh dan terluka
Dua hari kemudian, tepat setelah sholat subuh. Mereka menyusuri pantai bersama-sama, terlihat Dira yang asyik berlarian mengikuti pasang surutnya ombak. Ke empat laki-laki itu tengah duduk bersama-sama kecuali Dira. Ia sedang berlarian bermain dengan ombak di pinggir pantai."Subhanallah, cantik ya," puji Dion."Iya, Di. Cantik," lanjut Dimas."Laut emang selalu gitu kali, baru liat laut?" ejek David pada keduanya. Dayyan hanya tersenyum lebar di tempatnya."Sok tahu lu, Dim," ucap Dion pada Dimas."Apaan Di? Beneran cantik kok." ujar Dimas."Emang apaan?""Dira kan?" bisik Dimas.
"Day, hari ini lu ada acara?" tanya Daffa (salah satu kakak kembarnya)."Nggak ada," jawab Dayyan singkat."Ikut abang ke acara musiknya teman ya, Daffi juga ikut," ajak Daffa."Oke, jam berapa?""Jam 8 malam kita udah di sana, sekarang mumpung masih sorean ya prepare dari sekarang. Kali aja lu pengen luluran kan?!" ejek Daffa."Okelah, otw luluran," balas Dayyan."Njirrr, sono duet ama Daffi," tambah Daffa.Dalam anggota keluarga Dayyan hanya mommy-nya yang perempuan yang menyebabkan mommy-nya selalu ingin mengajak Dira menginap. Dayyan sejak bayi tumbuh di lingkungan bersama Dira
"Mungkin baiknya lu jujur aja ke Dion tentang orang yang lu suka sebenarnya, Day. Sampe kapan Dion sensi ama kehadiran lu di sekitar Dira?" David menyarankan."Iya, Day. David bener kok, gua setuju," tambah Dimas."Gua ngerti perasaan kalian, kalian kasihan ama gua, kan? Kalo soal itu gak usah dipikirin." Dayyan mencoba tenang."Day, Day, lu kok bisa tetap tenang ya hadapin ginian. Kalo ini gua, gua udah pukul mukanya Dion biar dia buka matanya dan liat kebenaran." David agak emosi."Udah, gak apa. Lagian gua udah negasin ke Dion kok pas di toko bunga, Dav," ucap Dayyan jauh lebih tenang."Kalian tahu gak, secara tidak langsung kalo masalah ini berlarut 5D akan merenggang karena otom
"Day, jadi lu benaran gak ada rasa ke Dira?" tanya Daffa, kepo."Jadi abang dan bang Daffi juga nyangkanya gua ada rasa ke Dira?" tanya Dayyan balik sambil menepuk jidatnya."Ya iya, tadinya sih.""Gua nggak loh, Day. Daffa doang ya," ucap Daffi yang tiba-tiba ada di dekat mereka."Fi, bukannya lu juga ngerasa gitu ya? Masa gua doang sih? Lu jangan gitu dong, awalnya kan lu juga mikir gitu," jelas Daffa panjang."Itu cuman terlintas doang, Fa. Ya sama aja intinya lu mikir gitu juga," tambah Daffa tak ingin disalahkan sendirian."Udah-udah, kenapa kalian jadi debat di kamar gua? Intinya ya kalian salah ngenilai gua," ucap Dayyan meng
"Mungkin baiknya lu jujur aja ke Dion tentang orang yang lu suka sebenarnya, Day. Sampe kapan Dion sensi ama kehadiran lu di sekitar Dira?" David menyarankan."Iya, Day. David bener kok, gua setuju," tambah Dimas."Gua ngerti perasaan kalian, kalian kasihan ama gua, kan? Kalo soal itu gak usah dipikirin." Dayyan mencoba tenang."Day, Day, lu kok bisa tetap tenang ya hadapin ginian. Kalo ini gua, gua udah pukul mukanya Dion biar dia buka matanya dan liat kebenaran." David agak emosi."Udah, gak apa. Lagian gua udah negasin ke Dion kok pas di toko bunga, Dav," ucap Dayyan jauh lebih tenang."Kalian tahu gak, secara tidak langsung kalo masalah ini berlarut 5D akan merenggang karena otom
"Day, hari ini lu ada acara?" tanya Daffa (salah satu kakak kembarnya)."Nggak ada," jawab Dayyan singkat."Ikut abang ke acara musiknya teman ya, Daffi juga ikut," ajak Daffa."Oke, jam berapa?""Jam 8 malam kita udah di sana, sekarang mumpung masih sorean ya prepare dari sekarang. Kali aja lu pengen luluran kan?!" ejek Daffa."Okelah, otw luluran," balas Dayyan."Njirrr, sono duet ama Daffi," tambah Daffa.Dalam anggota keluarga Dayyan hanya mommy-nya yang perempuan yang menyebabkan mommy-nya selalu ingin mengajak Dira menginap. Dayyan sejak bayi tumbuh di lingkungan bersama Dira
Dua hari kemudian, tepat setelah sholat subuh. Mereka menyusuri pantai bersama-sama, terlihat Dira yang asyik berlarian mengikuti pasang surutnya ombak. Ke empat laki-laki itu tengah duduk bersama-sama kecuali Dira. Ia sedang berlarian bermain dengan ombak di pinggir pantai."Subhanallah, cantik ya," puji Dion."Iya, Di. Cantik," lanjut Dimas."Laut emang selalu gitu kali, baru liat laut?" ejek David pada keduanya. Dayyan hanya tersenyum lebar di tempatnya."Sok tahu lu, Dim," ucap Dion pada Dimas."Apaan Di? Beneran cantik kok." ujar Dimas."Emang apaan?""Dira kan?" bisik Dimas.
Terkadang persahabatan menjadi tembok pemisah atas rasa yag sedang bertahta, namun seperti yang kita ketahui rasa adalah hal yang tidak hanya dikontrol oleh diri sendiri melainkan pemberi rasa itu sendiri. Kebersamaan merupakan salah satu hal yang bisa menjadi awal tumbuhnya rasa itu sendiri, mungkin saja menyadarinya terlambat karena menganggapnya hanya menyayanginya sebatas sahabat sebagai mana yang dilakukan oleh sahabat-sahabat yang lain padanya. Namun harus tetap selalu diingat bahwa persahabatan itu harus tetap berdiri kokoh meski cinta adalah taruhannya. Menemukan cinta dalam persahabatan bisa terjadi, namun menemukan persahabatan dalam cinta adalah hal yang sangat jarang terjadi. 'Tumbuh bersama menjadikan mereka tak terpisahkan satu sama lain, itu juga yang menjadikan ketergantungan antara kita. Begitulah awal dari semua kebersamaan ini, bermain bersama jatuh dan terluka
"Setelah ini, boleh gua pergi?" tanya Dion pada Dira. "Apa gua terlalu melelahkan buat lu?" Dira balik bertanya. "Nggak, ini bukan lelah. Tapi gua adalah orang yang lu butuhin dan setelah gua ngelakuin tugas gua sebagai orang yang lu butuhin. Udah gak ada lagi alasan untuk tinggal," jelas Dion. "Bukan lelah? Tapi gak ada lagi alasan untuk tinggal? Apa penalaran lu tentang cinta sebatas itu saja? Saat nampak saling peduli? Apa cinta sesederhana itu?" Dion dihujani pertanyaan dari Dira. "Justru karena sesederhana itu, ini rumit. Rumit karena gua tinggal tanpa pernah tahu bagaimana hati lu," kata Dion. Dira terdiam mendengar perkataan Dion yang terakhir, ia bungkam seketika tak tah