Terima kasih đđ Salam Sayang dari Author đ„°đ„° Augusta.R / Ryu_kirara
Dimitri sedari tadi mengekor langkah Sammuel, kemanapun Sammuel pergi di belakangnya pasti ada Dimitri yang terus membuntuti. âApa kau akan mengikutiku terus, Son?â Tak ada jawaban dari Dimitri, Sammuel hanya melirik sekilas kemudian melangkahkan kaki kembali. Langka Dimitri terhenti karena tahu arah tujuan dari Sammuel selanjutnya. âWhy? Bukankah kau akan mengikutiku terus? Come, baby,â lirih Sammuel yang terhenti di depan pintu yang ternyata dia akan menuju toilet sambil menyunggingkan senyum sinisnya berusaha menggoda Dimitri yang telah berubah raut wajahnya. âDasar Om-om bujang lapuk mesum, dasar Gila!â pekik kesal Dimitri yang langsung berbalik arah dan duduk di samping Kiev, yang membuat Kiev terkejut karena Dimitri tiba-tiba muncul di sampingnya dengan keadaan kesal. âKenapa lagi Anak Demit ini,â cicit lirih Kiev sambil melirik Dimitri sekilas yang bersandar di kursi yang berada di sampingnya. âTuanmu itu semakin lama semakin aneh, bahkan sekarang sudah menjadi gila dan t
Roland sedari tadi mangamati Sammuel yang tengah membantu Risha memakai pakaian khusus milik Kesatuan Pasukan Bayangan Khusus BlackVanta. Pakaian berwarna hitam gelap yang mampu nyerap hampir sekitar 98 persen cahaya itu sangat terlihat begitu pas ketika di pakai oleh Risha. âCoba saja banyak pasukan perempuan imut-imut seperti Nona, pastinya bakalan semakin semangat kalau pergi bertugas,â lirih Roland yang duduk di meja yang sudah terdapat beberapa baris senjata sudah berjajar di sana. âHust, ngawur saja. Dia itu milik Bos besar, bisa di kebiri kau nantinya,â potong Jack yang langsung meninju lengan Roland agar tak memikirkan hal yang macam-macam dengan pikiran mesumnya. âApaan, sih! Kan gua bilang, perempuan imut seperti, Nona. Bukan mau merebut Nona Risha, bisa ngerti bahasa manusia, gak sih?â pekik kesal Roland yang langsung melotot melihat Jack yang sedang membersihkan senjata di samping Roland. âYa, siapa tahu. Masalahnya otakmu seringnya langsung menjurus ke situ pada akhir
Sadari tadi Sammuel mencuri-curi pandang dengan gadis yang duduk di depannya yang sedari tadi tengah memandang keluar jendela pesawat yang menyajikan pemandangan gugusan gumpalan awan yang terlihat gelap, karena suasana memang sudah menjelang petang, âare you oke?â Risha menoleh melihat Sammuel yang duduk di depannya dengan senyum yang terlihat di paksakan, âhemm, iâm fine,â jawab lirih Risha yang terlihat begitu kurang bersemangat. Bahkan mata itu terlihat begitu sayu, beberapa butir obat sudah tersedia di depan Risha berserta air putih dan beberapa hidangan ringan, karena memang gadis yang berada di depan Sammuel ini masih dalam kondisi di masa pemulihan dengan pantauan dari Sammuel penuh. Khusus Risha dan Sammuel saja yang tengah menaiki pesawat Jet Pribadi siluman anti radar milik Sammuel, sedangkan Dimitri beserta Pasukan Bayangan Khusus sudah menaiki beberapa pesawat militer anti radar milik Klan Collins Brothers yang sudah berangkat terlebih dahulu beberapa waktu sebelum Pesaw
âKita kedatangan tamu, Papa!â ucap Demian yang membuat Axelo membulatkan matanya menoleh ke arah Demian. Axelo melihat ke arah Demian yang sudah menyunggingkan senyum tipis penuh makna. âSelamat datang, Ayah!â pekik Demian yang membuat Axelo lagi-lagi melebarkan matanya, kemudian memandang ke arah tatapan Demian. Seketika lampu di lorong menjadi terang benderang kembali dan lampu di sekeliling juga ikut menyala yang membuat Axelo terkejut bukan main kala semua pasukan berpakaian hitam sudah mengelilingi mereka, bahkan terdengar beberapa pekikan suara dari berbagi arah dari beberapa orang yang terkejut dengan kehadiran beberapa orang yang berpakaian serba hitam sudah memenuhi berbagai sudut di beberapa ruangan yang terdapat di Markas Pusat penelitian Axelo yang berada di Alaska. Axelo menghembuskan napas kasarnya sambil memejamkan mata, pantas saja kenapa Markasnya tiba-tiba banyak kejadian yang begitu aneh sejak sore tadi. Axelo beranggapan jika kejadian ini adalah hal lumrah dari
Edward mengerjap menyesuaikan cahaya yang menerpa kedua retinanya, ada rasa hangat yang terasa di tangannya, dia menoleh pelan ternyata sudah ada Risha yang sudah duduk di samping brankarnya dan sambil terus memandang Edward dengan tatapan penuh kesedihan, Bahkan sesekali Edward mendapati kekasihnya itu sedang menyeka air matanya yang tak terbendung dan sudah menganak sungai di kedua pipinya. âHai,â sapa lirih Risha dengan suara serak diiringi isak tangis yang tertahan, kala memandang Edward dengan senyuman mengembang namun dengan sorot mata yang begitu pilu. âHai,â jawab Edward sambil mencium punggung tangan Risha yang semakin membuat Risha terisak dalam diam. â Husst, please donât cry, babe, please!â lirih Edward yang langsung membelai lembut pipi basah itu. Di tangan mereka sama-sama tertancap sebuah infus, karena sejujurnya Risha masih dalam pengawasan penyembuhan dari Sammuel, apalagi kemarin ada sedikit drama yang membuat dua sejoli ini di rawat di Ruang yang sama. âCome, Sw
Sudah hampir dua Minggu Risha menemani Edward yang semakin hari kondisinya semakin mengkhawatirkan. Seperti halnya hari ini, Edward harus di pindah di Ruang Rawat inap steril atau setara dengan ICU di Rumah Sakit, karena pagi tadi sudah dua kali Edward mengalami lemah jantung yang membuat kondisinya kritis dan mengalami koma. Sammuel sedang mengamati laporan demi laporan perkembangan Edward di Ruang yang biasanya di gunakan Dimitri untuk meneliti. Tiba-tiba terdengar derap langkah yang terdengar begitu panik dan disertai oleh suara pintu yang terbuka dengan sangat keras, yang membuat Sammuel menoleh ke arah pintu dan mendapati Dimitri yang menghampirinya dengan napas terengah-engah. Sammuel mengerutkan keningnya kala Dimitri menghampirinya dengan begitu paniknya, âAda apa, Son?â lirih Sammuel yang menghampiri Dimitri yang berusaha mengatur napasnya. âMarkas Pusat di serang!â jawab Dimitri yang membuat Sammuel melebarkan matanya. Sammuel segera berlari menuju Ruang Kendali Utama ya
Lagi-lagi Sammuel mendesah dengan hembusan napas yang begitu panjang hingga dari arah belakang Axelo yang sedari tadi mengikuti langkah Sammuel dalam diam hanya bisa menepuk pundak Sammuel pelan untuk memberi dukungan kepada Sammuel yang masih ingin berjuang untuk kesembuhan Edward. Tetapi sudah hampir seminggu kondisi Edward masih belum juga membaik justru sekarang malah di tunjang dengan beberapa alat agar dapat menopang hidup Edward. Sammuel tahu betul sekarang Edward sudah tak bisa bertahan, berkat alat penunjang hidup yang menempel pada tubuh Edwardlah yang membuat Kakak dari Sammuel itu masih tetap âhidup' dalam artian hanya bisa bernapas dan jantung yang berdetak saja. Hampir seminggu ini pula Edward sudah dalam kondisi seperti ini, sedangkan Risha masih terus setia menemani, dan selalu berada di samping Edward setiap saat. Sammuel tak berani menjelaskan apapun kepada Risha, karena keyakinan Risha tentang kesembuhan Edward sangat begitu tinggi, walaupun data dari hasil peneli
âBagaimana kondisi Markas Pusat, Son?â lirih Sammuel yang duduk di samping Dimitri yang sedang sibuk bergelut dengan komputer yang berada di depannya, terlihat sangat serius sekali Anak Demit yang satu ini. âTerpantau baik-baik saja setelah penyerangan bulan yang lalu, tapi ada sedikit kekacauan di Markas cabang di beberapa kota, rupanya Klan Hargov masih belum jera juga. Mereka masih mencoba mencari gara-gara di mana pun mereka berada, bahkan ekspedisi jalur darat kita ada yang berhasil mereka rampok dan mereka jarah,â ucap Dimitri dengan nada kesal yang sangat terlihat sekali di wajahnya. âPadahal, bulan lalu kita sudah menghancurkan kapal mereka tak bersisa menjadi kepingan-kepingan kecil di dasar lautan. Tapi sampai sekarang mereka masih berulah saja, sungguh menyebalkan dan menjijikkan sekali mereka.â âBiarkan, fokuslah dengan keamanan di Markas pusat dan pengiriman barang saja. Barang yang mereka jarah adalah barang-narang usang yang sudah tak di gunakan Klan ini mulai beberapa