Share

104. Saatnya.

“Let’s do it,” lirih Emily sambil menggandeng tangan Wilson ketika sudah berada di depan rumah kayu yang terlihat begitu asri dengan beberapa pohon perdu yang kini hampir habis daunnya karena musim gugur yang sedikit lebih panjang dari tahun kemarin.

Emily tersenyum tipis memandang Wilson, berusaha memberi semangat kepada kekasihnya yang terlihat gugup dan sedikit tertekan. Bahkan hembusan napas kasar Wilson merupakan tanda bahwa lelaki tampan yang berdiri disebelahnya ini sedang tidak baik-baik saja.

Mereka berdua berjalan menapaki setapak kecil yang sudah di tumbuhi lumut dan rumput kecil.

Daun-daun yang gugur bertebangan tertiup angin menambah suasana menjadi semakin begitu dilematis.

Emily memencet bel Rumah dan menunggu pemilik rumah membukakan pintu, nampak seorang anak kecil dengan senyum menawan terlihat begitu bahagia membukakan pintu walupun sorot matanya tersirat sedihan, masih terlihat jelas bahwa mata itu masih memerah dan sedikit membengkak seperti anak yang habis men
Ryu_kirara

Akhirnya.. Gak terasa cerita ini bisa sampai bab 100 lebih setelah Hiatus lama... Jangan lupa like dan komen yaa.... Karena itu bisa membuat Author semangat lagi untuk menulis kembali... Terima kasih karena sudah mendukung Author sampai sejauh ini Salam Sayang dari Author 🥰🥰😍😍 Augusta.R / Ryu_kirara

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status