"Uang segitu banyak loh, Mah. Buat apa lagi?" Iroh menggeleng, selain dari dua hal itu memang Iroh tak ingat untuk apanya."Terus sekarang?""Ya, Mamah yang harus ganti rugi ke proyek. Mamah dikasih waktu 1 bulan buat ganti uang itu. Jumlahnya hampir 900 juta.""Kenapa jadi makin banyak begitu, Mah?
Dua hari kemudian di kota tempat tinggal Rusman dan keluarganya, Diaz, Wulan, Rida berikut Sarma pamit pulang. Rida kukuh ingin tinggal bersama Sarma untuk ke depannya dan Diaz tak lagi memaksanya untuk pulang. Dia menyadari penuh, semua itu untuk kesehatan mental Rida sendiri. Untuk itulah, dia aka
"Ish, Aa' ... Kita teh mana pantes atuh bersanding sama keluarga A' Reyhan. Bak langit dan bumi atuh,""Ya, kalau Allah bilang 'iya' kita sebagai manusia enggak bisa bilang 'enggak', kan? Begitu juga sebaliknya, kalau Allah bilang 'enggak' kita mau maksa gimanapun juga gak bakalan jadi. Sudah, gak u
"Ya ... Lalu, bagaimana dengan sepupu kamu?""Terancam 5 tahun penjara maksimal dan 2 tahun minimal. Saya kira, masa hukuman itu cukuplah membuat dia merenungi kesalahannya dan semoga setelah keluar nanti dia akan menjadi manusia yang lebih baik." harap Adji mengingat Salma."Amiinn ... Semoga saja.
"Ma-Mahira ... " gagap Handoko berusaha menepis tangan Hani yang bergelayut manja di lengannya. Namun sayangnya, Mahira terlanjur melihatnya dengan jelas."Sayang, ada apa?" tanya Hani dengan begitu mesranya, dia bahkan tak menyadari perubahan raut wajah kekasihnya itu.Mahira tersenyum kecut, embun
Dan lelaki yang tidak bisa bersyukur justru akan menganggap jebakan itu sebagai sesuatu tantangan baru yang sejatinya hanya untuk memuaskan naf su saja.Handoko bergeming, perjanjian pernikahannya bersama Retno sudah jelas tertulis, bahwa siapa yang terbukti berselingkuh, maka dia harus keluar dari
"Untuk apa, Ma?""Sayang ... Orang selingkuh itu modalnya besar! Sekarang coba pikir deh, mana ada perempuan muda sekali bahkan sepertinya seumuran kamu atau bisa juga malah lebih muda, mau sama om-om yang udah ubanan kayak Papamu? Kalau bukan perkara duit, Sayang.Dan, Papamu juga butuh pemasukan l
Satu bulan kemudian ...Waktu bergulir dengan cepat, setiap insan memiliki cara yang berbeda untuk mensyukuri apa yang Tuhan telah berikan dalam hidup. Pun dengan orang-orang yang tamak dan serakah pun memiliki cara sendiri untuk mengejar kepuasan duniawi.Rusman dan keluarga, yang senantiasa bersyu
"Masya Allah, alhamdulillah, terimakasih banyak Wak, Bi. Neng, bahagia sekali," ujar Santi sepenuh hati menatap sayang kepada keluarga ayahnya itu satu persatu. Sampai kepada Rida, Santi teringat akan pesan yang dikirimkan oleh Bintang tadi."Oh iya, Neng teh sampai melupakan sesuatu," lanjutnya mem
Kunjungan keluarga Bintang ke rumah sakit tempat dirawatnya Santi tak hanya sekedar kunjungan biasa. Rupanya, terjadi pembicaraan serius antara Rusman dan Hendrawan terkait kelanjutan rencana pernikahan anak-anak mereka.Semua sudah dibicarakan dan tanggal pun sudah ditetapkan, yaitu 2 minggu lagi m
"Hayuk masuk atuh, kita sarapan dulu!" ajaknya usai memeluk Aisyah dan Linda bergantian. Bahkan, Hendrawan pun dia perlakukan bak anak sendiri."Kebetulan kita belum sarapan, Ni," balas Hendrawan yang segera melangkah masuk ke dalam rumah diikuti yang lainnya.Mereka bercengkerama selayaknya keluarg
"Sudah siap semua, A'?" tanya Hendrawan kepada Bintang yang tengah memakai sepatunya.Bintang mendongak menatap ayah sambungnya yang sudah terlihat semakin segar setelah 2 hari dia tunggui di rumah. Rupanya, sakitnya Hendrawan hanyalah penyakit malarindu kepada anak-anaknya saja. Setelah Bintang dan
Dalam pikirannya, kuliah dan mendapat gelar itu adalah penunjang langkah menuju sukses yang dia inginkan. Meski jalan yang dilalui tak mudah, tetapi memiliki ijazah sarjana adalah merupakan salah satu batu loncatan menuju puncak kesuksesan. Berbeda dengan Ikhsan yang memilih memgembangkan skil yang
Bintang membawa langkah dengan pasti saat burung besi yang mengatarnya pulang ke tanah air telah berhenti sempurna. Menderap langkah semakin cepat usai mengambil koper miliknya menuju pintu keluar bandara.Setelah hampir 5 jam di udara, akhirnya kakinya menapak tanah air dengan selamat. Namun, perja
Mau tak mau Santi pasrah juga, mengalungkan tangan di leher sang ayah yang terasa semakin tua itu. Menatap wajah lelaki hebatnya itu dalam-dalam. Sudah banyak keriput menghiasi wajah bapaknya, menandakan bahwa bapaknya tak lagi muda. Namun demikian, bapaknya masih kuat menggendongnya sampai ke toile
Waktu berputar begitu cepat, tanpa terasa mentari dengan cepat menghapus pekatnya langit malam. Usai sholat subuh, Bintang dengan segera bersiap untuk pulang ke tanah air. Mendapat penerbangan pagi membuatnya semakin tak sabar untuk bertemu dengan orang-orang yang dia rindukan.Dengan diantarkan ol
Di belahan bumi lain, Bintang tengah bersiap untuk kepulanganmya esok hari. Mengemasi beberapa pakaian yang akan dia bawa pulang. Kepulangannya kali ini bukan untuk tak kembali, karena masa pendidikannya juga belumlah usai."Berapa lama kamu di rumah, Tang?" tanya Abdi yang melihat rekan satu aparte