Beranda / Pernikahan / 180 Hari Menuju Akad / Siapakah Yang Kania Suka

Share

Siapakah Yang Kania Suka

Penulis: Asda Tan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-30 10:18:44

Bella tersintak dari tidur lelapnya. Mimpi, sungguh mimpi itu memmbuat Bella merasa ikut memikirkannya, saat ini ia juga tidak tahu siapakah yang ia sukai, hatinya teramat sangat bimbang.

Bella duduk dari pembaringannya dan duduk sembari menyandarkan tubuhnya di ranjang.

Bella menatap jam dinding, ia melihat jam menunjukkan pukul 6 malam, sebentar lagi akan masuk waktu salat magrib.

"Bella, nanti kalau masuk jam salat, kamu salat magrib ya!"

Itu adalah kata-kata terakhir yang diucapkan Rasya sebelum ia pergi.

"Salat? Sudah berapa lama aku tidak menjalankannya?" ucap Bella di dalam hari.

Allahuakbar, Allahuakbar!

Suara azan magrib berkumandang dengan sangat merdu, suara yang selama ini sering aku abaikan itu ternyata bisa membuatku menangis karena keindahan suara muadzin membuat hatiku bergetar.

Aku menikmati setiap lafaz-lafaz yang dikumandangkan.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 110, Allah berfirman yang artinya : "Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • 180 Hari Menuju Akad   Cemburu?

    Kekesalan Bella membuat ia tidak ingin melihat Adrian, Bella tidak suka Adrian sok menyukai dan menyayanginya padahal ia sendiri telah memiliki kekasih hati."Bella, kenapa kamu bersikap dingin seperti ini kepadaku?" ucap Adrian sembari memegang tangan Bella.Bella emosi, ia mengibaskan tangan Adrian yang menyentuh tangannya, ia tidak suka Adrian bersikap pura-pura manis kepadanya."Bella, apa yang aku lakukan, kenapa kamu marah kepadaku?" Adrian protes dengan perlakuan Bella kepadanya."Adrian, tolong jangan ganggu aku lagi! Urus saja tunanganmu!" bentak BellaMata Bella terbelalak, memerah dan tentu saja berkaca-kaca. Ingin sekali Bella menangis dan menumpahkan air matanya, tapi rasanya itu akan sangat memalukan karena ia harus menangisi lelaki yang sudah memiliki kekasih."Non Bella, Mas Adrian, jangan pada berantem! Tuan dan Nyonya menyuruh Mas dan Nona makan. Jadi, sekarang mari makan karena Bibi harus laporan," jelas Bibi tegas.Bibi menarik tanganku dengan tangan kanannya dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • 180 Hari Menuju Akad   Kecelakaan

    Rasya membantu Bella meminum obat dan memasangkan jaket untuk menutupi tubuh Bella agar tidak kedinginan. Rasya tidak ingin angin malam malah membuat Bella demam dan sakit, karena saat ini tubuh Bella masih sangat lemah."Bi, kalau Om dan Tante datang, tolong katakan kalau kami ke luar sebentar, mungkin Bella akan saya antar pulang ke rumahnya saja, karena di sana ada kedua orang tuanya yang akan menjaganya," jelas Rasya."Baiklah, Pak Dokter, Non Bella, hati-hati, jangan ngebut!"Paras wajah bibi juga memperlihatkan kekhawatiran yang teramat sangat.Bella dan Rasya berjalan cepat menuju parkiran, namun tiba-tiba ponsel Bella berbunyi. Bella tidak segera mengangkat ponselnya karena ia tidak mengenal nomor itu."Siapa, Bell?" Rasya menatap Bella penasaran, ia seolah ingin tahu siapa yang menghubungi Bella.Bella tidak berbicara, ia hanya mengangkat kedua bahunya sebagai isyarat kalau ia tidak tahu siapa yang menghubungi.Telepon genggam Bella terus saja berbunyi, Rasya mulai berfikir

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • 180 Hari Menuju Akad   Hati Kania Hancur

    Rasya benar-benar sangat panik, ia tidak tahu apakah yang akan ia katakan kepada Bella. Gadis itu baru saja membari gkan tubuhnya dan Rasya tidak ingin mengganggunya. Disatu sisi, Rasya telah berjanji untuk memberitahukan kepada Bella tentang semua yang terjadi meskipun itu pahit."Suster, apa saya boleh meminta tolong?" Rasya terlihat sangat memohon.Walaupun ia tidak ingin melibatkan orang lain untuk urusan pribadinya, namun kali ini ia harus melanggar prinsip itu, ia harus mengambil keputusan bijak agar semua yang dilakukannya tidak menjadi sia-sia."Apa, Dokter, kalau saya bisa pasri saya akan membantu," jelas sang suster yang juga sangat paham tentang situasi dan kondisi yang terjadi saat ini."Suster, saat ini reman saya baru saja terlelap tidur, saya sungguh tidak tega untuk membangunkannya sekarang. Namun, saya telah berjanji akan memberitahukannya apaoun yang terjadi. Jadi, sekarang saya memutuskan untuk melihat pasien Adrian dulu, Suster tolong jaga teman saya, jangan kataka

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • 180 Hari Menuju Akad   Jangan Ganggu!

    Saat ini hati Bella merasa bergetar mendengarkan tentang penyampaian dan nassehat-nasehat tentang agama yang ia dengarkan dari Rasya. Ia merasa tertegun dan tertarik untuk mengenal agama yang selama ini ditinggalkannya. Kehadiran Rasya kembalidalam kehidupan Bella seperti cahaya ditengah gelap dan kelamnya hidup Bella."Bell, aku sangat senang mendengarnya, aku senang karena kamu ingin belajar agama dan merubah diri menjadi manusia yang lebih baik," ujar Rasya lembut.Senyum merekah dan sangat manis ke luar dari wajah tampan Rasya, terlihat sekali kalau Rasya teramat sangat bangga dan bahagia karena wanita yang teramat sangat dicintainya ingin merubah diri menjadi manusia yang lebih baik."Sya, tolong ajari dan bimbing aku," pinta Bella dengan lembut dan senyum ikhlas yang trpancar di wajahnya.Bella merasa sangat lega, entah apa yang dirasakannya saat ini, Bella hanya merasakan ketenangan dan kedamaian yang belum pernah dirasakannya sebelumnya ketika telah membahas sesuatu yang berhu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • 180 Hari Menuju Akad   Menjenguk Adrian

    Sungguh, saat ini Rasya sudah tidak kuat lagi menanggung rasa kepada Bella, rasanya ia ingin sekali memeluk Bella namun ia tidak ingin menjadi kekasih Bella karena ia ingin menjadi suami Bella."Sya!" sapa Bella lagiKini jarak Rasya dan Bella semakin dekat, sekitar setengah jengkal. Bella bisa merasakan bagaimana debaran jantung Rasya saat ini dan anehnya jantung Bella juga berdetam sangat cepat seperti jantungnya Rasya."Bella, apa boleh kamu tunggu saja aku, biarkan aku menyiapkan semuanya," ucap Rasya dengan nada suara bergetar. Wajah Rasya yang putih saat ini memerah, sungguh Rasya tidak sanggup untuk menatap Bella."Baiklah!" jawab Bella pelan.Sama seperti Rasya, saat ini Bella juga merasakan hal yang sungguh tidak biasa. Rasa yang bahkan lebih dari saat mereka berdua pertama kali jadian.Bella berjalan pelan menuju soffa tempat ia duduk tadi, namun pandangannya tertuju pada neja kerja Rasya. Ia melihat potretnya bersama Rasya ketika masih belia. Ya, potret mereka ketika SMA d

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • 180 Hari Menuju Akad   Diusir Kania

    Salsa tersintak dari tidurnya ketika ia mendengar suara isak tangis seseorang yang mengganggunya.Gadis cantik itu benar-benar sangat marah dan emosi melihat ada Bella di depannya. Ia sungguh tidak senang dan tidak menerima Bella masuk menemui Adrian yang tengah terbaring lemah di rumah.Salsa Murka dan ia tidak lagi bisa menahan emosi di hatinya."Dasar cewek gila, berani-beraninya loe datang ke sini!" teriak Salsa.Salsa dengan keras dan kasarnya menarik tangan Bella dan membawa Bella ke luar dari ruang inap Adrian secara paksa."Cewek kasar, apa yang kamu lakukan kepada Bella?" Rasya melepaskan tangan Salsa yang berusaha menyeret Bella. Namun, kekuatan tangan Salsa membuat Bella tersungkur ke lantai."Aduh, sakit!" Bella terpekik ketika tubuhnya yang lemah tak berdaya itu jatuh hingga membuat tangan dan lututnya berdarah.Rasya yang melihat kejadian itu sontak merasa naik pitam, ia tidak habis fikir untuk berhadapan dengan wanita yang tidak bermoral itu."Bella, kamu nggak apa-apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • 180 Hari Menuju Akad   Terbawa Perasaan

    Rasya berteriak sangat keras melihat Bella tengah terbaring lemah di kamarnya.Rasya memeriksa nafas Bella, ia merasa lega karena Bella masih bernafas hanya saja suhu tubuh Bella sangat panas."Bella, maafkan aku, karena aku meninggalkanmu terlalu lama," ujar Rasya.Rasya langsung mengangkat tubuh Bella yang lemah tak berdaya. Dengan kekuatan dan sisa-sisa tenaganya Rasya berlari membawa Bella untuk dirawat dan mendapatkan perawatan dari dokter terbaik."Apa yang terjadi Dokter?" sapa salah seorang perawat yang berlari mengikuti Rasya."Suster, bisa tolong panggilkan Dokter? Teman saya sepertinya demam panas, harus mendapatkan perawatan segera!" pinta Rasya dengan nada suara khawatir. Nafas Rasya tidak menentu dan wajahnya memerah. Ia terus menatap Bella yang saat ini pucat dan tidak sadarkan diri dipangkuannya."Baik, Dokter," ucap sang pelayan ramah dan sopan.Rasya masuk ke salah satu ruanga rawat inap, ia membaringkan Rasya di tempat tidur, kemudian segera mengambil air yang digun

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • 180 Hari Menuju Akad   Ingin Berbahagia

    Mama Ratna penasaran dengan apa yang terjadi kepada Adrian, bagaimanapun juga Adrian adalah lelaki yang membantu Bella ketika Bella hancur ketika kehilangan kekasih hatinya. Walaupun mama Ratna sangat menyukai Rasya dan berharap dokter tampan itu yang akan menjadi menantunya, mama Ratna tetap tidak bisa melupakan hutang budinya kepada Adrian. Adrian adalah lelaki yang menjadi matahari saat bumi yang ditinggali oleh putri kesayangannya ditutupi oleh awan kelam."Adrian mengigau memanggil-manggil nama Bella."Papa Herma ln berhenti sejenak, beliau sepertinya juga teramat sangat mengkhawatirkan Bella."Bella?" Mata mama Ratna terbelalak, seolah ingin menanyakan sesuatu, namun beliau takut kalau suaminya marah."Kasihan Adrian, Tante, kedua orang tuanya masih berada di luar negeri. Namun, saat ini dia ditemani oleh tunangannya, tetapi Adrian sedikitpun tidak menyebut nama tunangannya," jelas Rasya.Penjelasan Rasya membuat mama Ratna paham, bahwa ada cinta yang tulus dari relung hati ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31

Bab terbaru

  • 180 Hari Menuju Akad   Memulai Hari Baru

    "Kania, Mas yakin kamu akan mendapatkan lelaki terbaik dan terhebat seperti yang kamu harapkan selama ini. Ikhlaskan dia yang telah pergi dan buka hati untuk dia yang nantinya akan mengisi hari-harimu. Mas yakin, wanita baik sepertimu akan mendapatkan lelaki terbaik juga, karena jodoh adalah cermin diri, dan wanita baik-baik akan dipersatukan juga dengan lelaki baik-baik," ucap Arya menasihati ku.Kutatap lelaki itu dengan seksama, penuh kekaguman dan rasa syukur. Ya, akhirnya aku menyadari kalau Arya adalah sosok lelaki yang bisa mengayomiku, ia menasehatiku layaknya seorang kakak laki-laki kepada adiknya, melindungi dan menjagaku seperti saudaranya sendiri. Aku tahu, Arya adalah laki-laki. Ia memiliki naluriah laki-laki, sikap dan jiwa seorang lelaki yang mungkin saja mudah jatuh dan dimanfaatkan oleh wanita yang tidak benar-benar tulus mencintainya. Ia mungkin juga akan tergoda dengan wanita cantik dan seksi seperti sebelumnya, karena tantangan terbesar seorang lelaki yang telah su

  • 180 Hari Menuju Akad   Rencana Tuhan Adalah Yang Terbaik

    "Ma, Bella terkagum-kagum dengan agama islam. Islam begitu memuliakan kedua orang tua dan Mama adalah surganya Bella."Bella bersujud dan mencium telapak kaki mamanya dengan tulus dan ikhlas. "Sayang, apa yang kamu lakukan? Jangan seperti ini, Sayang!" Mama Ratna membantu putri kesayangannya untuk bangun dan bangkit. Beliau memeluk putri kesayanggannya itu. Rasa haru dan bahagia memenuhi hati dan fikiran mama Ratna, betapa ia sangat bahagia dan bersyukur karena memiliki putri yang teramat sangat baik dan berbakti seperti Bella."Nak, kamu benar-benar permata dalam kehidupan Mama dan Papa. Maaf karena selama ini kami membiarkanmu tumbuh sendiri tanpa perhatian dan kasih sayang."Mama Ratna membelai lembut rambut putrinya, matanya mengisyaratkan sebuah penyesalan yang teramat sangat dan keinginan untuk membalas sesuatu yang telah hilang menjadi senyum kebahagiaan untuk Bella."Ma, apa Bella boleh nggak usah ke kantor dulu? Bella ingin fokus di rumah dan belajar agama. Biar Lara saja y

  • 180 Hari Menuju Akad   Menerima Takdir

    "Tentu jadi, Sayang, nanti kita packing dan membereskan semua perlengkapan travelling," ujar mama Ratna bersemangat."Ma, emangnya Papa mau libur ngantor?" Papa Herman juga salah seorang manusia yang sangat gila dan mencintai pekerjaan, hingga Bella ragu papanya bisa ikut jalan-jalan dengan mereka atau tidak."Tenang, Sayang, perusahaannya 'kan punya kita, jadi tidak ada alasan bagi Papa untuk menolak," terang mana Ratna.Papa Herman menggeleng-gelengkan kepalanya sembari tersenyum melihat dua wanita yang sangat dicintainya itu terlihat bersangat untuk liburan di luar kota.Ya, memang benar, Bella dan keluarganya sudah lama sekali tidak liburan bersama. Setidaknya sakitnya Bella menjadi perekat hubungan keluarga Bella."Terima kasih, Papa." Bella tersenyum dan terlihat sangat bersemangat."Kalau begitu, sekarang Papa ke kantor dulu ya. Papa ingin menyiapkan semua berkas-berkas dan pekerjaan yang tertumpuk sekalian memberikan tugas untuk dikerjakan oleh sekretaris papa selama kita tid

  • 180 Hari Menuju Akad   Menyembuhkan Luka

    Bella memeluk mama Ratna, ia tidak bisa berkata apa-apa karena saat ini yang bisa dilakukannya hanya menangis."Sayang, Mama ada untukmu."Mama Ratna menepuk-nepuk punggung putri kesayangannya sembari membelai rambut Bella dengan penuh cinta dan kasih sayang."Ma, apa kita boleh berjalan-jalan ke luar kota? Bella ingin sekali liburan dan menenangkan fikiran," ucap Bella lembut namun tersedu-sedu."Tentu boleh, Nak. Bella boleh pergi ke mana saja yang Bella inginkan. Apa kamu pengen ke luar negeri, Sayang?" Mama Ratna ingin mewujudkan semua keinginan anak kesayangannya karena yang terpenting baginya adalah Bella bisa kembali ceria lagi dan bisa tersenyum lagi seperti dulu."Ma, Bella ingin liburan sama Mama dan Papa, tapi Bella ingin di Indonesia saja," terang Bella.Bella menatap wajah mama dengan penuh harap.Mama Ratna kemudian menghapus air mata yang mengalir di pipi putri kesayangannya itu."Sayang, Bella ingin ke mana?" Mama Ratna bertanya dan mendengarkan keinginan putri kesay

  • 180 Hari Menuju Akad   Perpisahan Tersedih

    Bella tidak peduli dengan pertanyaan Rasya, mau tidur atau berpura-pura tidur saat ini yang ingin Bella lakukan hanya diam sembari menutup matanya."Bella, aku tahu kamu tidak tidur, tapi kalaupun kamu tidur maka beristirahatlah dengan tenang, aku akan membangunkanmu ketika kita telah sampai di rumah," ujar Rasya.Rasya terus melajukan mobilnya dengan hati yang berkecamuk, penuh dengan kegelisahan dan rasa bersalah. Hingga akhirnya mereka sampai di rumah Bella.Rasya menatap Bella, gadis cantik itupun terlihat sangat cantik saat menutup mata.Rasya kemudian menghapus air mata yang sedari tadi membasahi pipi Bella, hati Rasya terlihat sangat hancur karena melihat hal itu terjadi."Bella, kita sudah sampai di rumah." Rasya membangunkan Bella yang sebenarnya tidak tidur itu.Bella membuka matanya kemudian memaksakan dirinya untuk tersenyum. Bella tidak ingin melihatkan wajah murung qtau bersedih lagi kepada Rasya."Sya, kamu harus singgah di rumah, aku ingin membuatkanmu salad buah untu

  • 180 Hari Menuju Akad   Kebenaran Yang Menyakitkan

    Mama Rasya menatap Bella dengan lembut dan penuh kasih sayang. Beliau kemudian menggenggam tangan Bella dengan hangat, Bella merasakan ketulusan di sana."Sayang, Mama sangat merindukan Bella, maaf untuk banyak hal dan terima kasih banyak karena masih mau datang berkunjung ke sini."Ucapan tulus yang ke luar dari mulut mama Rasya membuat Bella terharu, hingga tanpa sadar air mata lagi-lagi membasahi pipi Bella.Kutatap mata mama Rasya dengan air mata yang tidak bisa berhenti ke luar dari mataku. Beliau juga melakukan hal yang sama."Tante, apa benar Tante merindukan Bella?"Dengan nada tersedu-sedu aku ingin memastikan tentang apa yang baru saja aku dengar bukanlah mimpi belaka."Tentu, Sayang, hanya kamu seorang gadis yang Tante anggap seperti anak sendiri dan Tante berharap kamu bisa menjadi istrinya Rasya." Secara terang-terangan mama Rasya mengungkapkan apa yang disimpannya di hatinya. Sementara Bella saat ini terlihat haru bercampur kaget."Bagaimana mungkin seseorang yang melar

  • 180 Hari Menuju Akad   Nostalgia Masa SMA

    Sahabat menjadi cinta, itulah hubungan yang dijalani oleh Bella dan Rasya pada awalnya. Jadi, hubungan percintaan mereka semasa SMA tidak lagi jaim-jaiman namun lebih menjurus kepada persahabatan. Saling menyayangi dan saling menjaga, saling mendukung dan selalu bersama dalam berbagai situasi dan kondisi, baik suka maupun duka. Begitulah hubungan Bella dan Rasya pada waktu itu. Hubungan yang membuat iri banyak mata ketika memandangnya."Bell, aku nggak nyangka ternyata kamu merindukan makanan buatanku."Rasya menatap mata Bella dengan takjub, ia tidak menyangka Bella merindukan masakannya. Ya, semasa SMA Bella dan Rasya memang sering bertukar makanan dan saling mencicipi makanan satu sama lain."Sya, tentu saja aku merindukan masakanmu, bahkan kamu membawakan aku makanan seriao hari, bagaimana mungkin aku melupakanny," ujar Bella dengan senyuman."Baiklah, kalau begitu kita kembali ke rumah sakit ya!" Rasya menghidupkan mesin mobilnya dan bersiap untuk melajukan mobilnya kembali ke r

  • 180 Hari Menuju Akad   Diusir Salsa

    Bella ingin sekali berdiri dan memeluk Adrian, menghapus air mata yang ada di pipi Adrian serta membelai lembut rambut Adrian. Namun apa daya, Bella tidak memiliki tenaga apa-apa untuk melakukan semua itu selain menangis menatapi lelaki yang terbaring lemah dengan banyaknya luka memar di tubuhnya."Bella, jangan menangis!" Adrian mencoba mengangkat tangannya, namun tangannya yang baru saja dioperasi itu tidak bisa digerakkan sama sekali. Hingga keinginannya untuk menghapus air mata Bella menjadi terurungkan. Adrian juga sangat ingin memeluk Bella, menghapus air mata yang ada di pipi Bella, membelai rambut gadis cantik itu dan memberikan semangat kepada Bella.Namun apa daya, Adrian tidak lagi mampu bergerak dan melakukan apa-apa selain berbaring, bahkan untuk berbicara saja Adrian sangat kesusahan."Adrian, cepatlah sembuh! Aku berjanji aku akan memperlakukanmu dengan baik jika kamu sembuh."Dengan membelai tangan Adrian, Bella menatap wajah yang penuh dengan perban itu dengan tangis

  • 180 Hari Menuju Akad   Ingin Berbahagia

    Mama Ratna penasaran dengan apa yang terjadi kepada Adrian, bagaimanapun juga Adrian adalah lelaki yang membantu Bella ketika Bella hancur ketika kehilangan kekasih hatinya. Walaupun mama Ratna sangat menyukai Rasya dan berharap dokter tampan itu yang akan menjadi menantunya, mama Ratna tetap tidak bisa melupakan hutang budinya kepada Adrian. Adrian adalah lelaki yang menjadi matahari saat bumi yang ditinggali oleh putri kesayangannya ditutupi oleh awan kelam."Adrian mengigau memanggil-manggil nama Bella."Papa Herma ln berhenti sejenak, beliau sepertinya juga teramat sangat mengkhawatirkan Bella."Bella?" Mata mama Ratna terbelalak, seolah ingin menanyakan sesuatu, namun beliau takut kalau suaminya marah."Kasihan Adrian, Tante, kedua orang tuanya masih berada di luar negeri. Namun, saat ini dia ditemani oleh tunangannya, tetapi Adrian sedikitpun tidak menyebut nama tunangannya," jelas Rasya.Penjelasan Rasya membuat mama Ratna paham, bahwa ada cinta yang tulus dari relung hati ter

DMCA.com Protection Status