Beranda / Romansa / 100 HARI CINTA / Menyelidiki keluarga Alvira?

Share

Menyelidiki keluarga Alvira?

Penulis: Yuliyhana
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-09 18:55:38

Dua wanita yang sama-sama cantik itu kini duduk di kursi mini bar tender. Alea menatap lurus putrinya lalu meneguk air mineral yang memang ia sediakan di meja itu.

“Kamu jangan sedih ya, katanya ayah-mu tidak akan menghadiri acara keluarga nanti. Dan kita disuruh untuk tidak menganggu rumah tangganya!” Jelas Alea, yang memberitahu perkataan Maya terhadapnya tentu saja Alea menyembunyikan makian dari Maya terhadapnya.

“Tapi Bu, kata ayah  kemarin kalau ayah pasti datang,” sela Alvira.

“Ya, kita lihat saja nanti. Tapi lebih baik kita tidak usah berharap banyak akan hal itu, kan masih ada ibu juga adik-mu,” sahut Alea, mencoba untuk membuat Alvira tidak kecewa nantinya.

“Iya Bu,” sahut Alvira lesu.

“Itu yang kamu bawa apaan?” tanya Alea mengalihkan pembicaraan.

“Oh, ini Bu makanan dikasih ibu-nya Daffin,” jawab Alvira sambil menyodorkan kotak makanan itu pada Alea.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • 100 HARI CINTA   Ciuman Kening?

    Reiki menjadi tegang saat melihat daffin mulai serius menatapnya, untung saja makanan yang ada di piringnya sudah habis, perutnya juga sudah kenyang. Kalau tidak Reiki tidak akan fokus dengan apa yang akan di katakan daffin entar. Walaupun nanti Daffin bakal marah-marah sama dirinya, Reiki harus tetap fokus dengan apa yang dikatakan Daffin padanya. Begitulah seorang reiki, walaunpun sudah sering dimarah Daffin tapi Reiki masih saja tetap setia dan mau mendengarkan semua ucapan Daffin. Karena Reiki sudah sejak lama bersama daffin dan tentunya dia tahu bagaimana sikap Daffin sebenarnya.“Saya juga tidak tahu kenapa? Tapi saya ingin mengetahui banyak soal Alvira. Saya rasa banyak yang belum saya ketahui dari dia. Walaupun hanya sebentar kebersaamaan saya nantinya, tapi saya kayanya wajib tahu. Tidak lucu kan jika suatu saat saya ditanya dan nggak tahu soal Alvira,” papar Daffin.Daffin menjelaskan dengan suara yang rendah tidak sesuai dengan pemikiran Reiki ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10
  • 100 HARI CINTA   Daffin Kedatangan Tamu Dari London

    Wanita itu jalan mendekat ke arah Daffin sambil tersenyum lebar, Daffin tampak berpikir siapa yang berada di ruangannya saat ini, wajahnya begitu familiar. Wanita itu merentangkan kedua tangannya bersedia untuk memeluk sang pria di depanya. Ia pun memeluk Daffin tapi tidak di balas oleh Daffin.Ia melepaskan pelukkannya dan menatap Daffin yang tingginya hampir sama dengan dirinya.“Hai, ini gua,” ucapnya dengan logat inggrisnya.Daffin masih diam, ia tampak berpikir.“Gua Clara, teman lo di London,” lanjutnya lagi berusaha untuk mengingatkan Daffin akan sosok dirinya.“Astaga, ya...Ya... Gua ingat sekarang,” sahut Daffin membalas senyuman Clara.“Ada apa?” tanya Daffin langsung.“Ih, gitu banget sih nggak suka ya gua kunjungi lo?” tanya Clara.“Bukannya gitu, lo kan tinggal di London dan ngapain ke jakarta?” jawab Daffin.“Gua ada urusan bisnis

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10
  • 100 HARI CINTA   Pertemuan Yang Tidak di Sengaja

    Seperti biasa Alvira pulang pukul delapan pagi, setelah melakukan penukaran sift. Alvira berjalan keluar rumah sakit sendiri karena Vita masih ada sesuatu yang mengharuskan pulang telat.Sepanjang lorong rumah sakit Alvira celigak-celiguk mencari keberadaan Daffin. Tapi ia tidak menemukan sosok Daffin yang di maksud.Hingga sampai di luar gedung Alvira tetap tidak melihat Daffin. Ia pun memutuskan untuk duduk di halte menunggu taksi online yang ingin di pesannya.Alvira malas untuk menghubungi Daffin lebih dulu, males untuk berdebat. Selama lima belas menit menunggu akhirnya taksi online yang dipesan Alvira datang.Ternyata setelah taksi yang membawa Alvira pergi, mobil Daffin datang . Tapi, dalam mobil itu Daffin tidak sendiri melainkan bersama Clara. Clara menelpon Daffin pagi-pagi minta tolong untuk diantar ke kantor agency. Itulah yang menyebabkan Daffin telat menjemput Alvira.Daffin keluar dari mobil ingin mencari keberadaan Alvira.&l

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-12
  • 100 HARI CINTA   Alea di Tipu

    "Kenapa?” tanya Alvira sambil membalas tatapan Daffin. Dalam hati sebenarnya Alvira takut tapi mencoba memberanikan diri untuk melawan Daffin. Alvira khawatir jika Daffin tahu kalau dirinya takut yang ada Daffin malah semakin seenaknya saja pada dirinya.Daffin tidak menjawab malah ia terus menatap tajam Alvira. Vita yang berada di tengah-tengah mereka menjadi takut sendiri. Suasana yang tadinya Asyik kini menjadi menengangkan.“Lo kenapa tinggali gua?” tanya Clara yang tiba-tiba datang dan tidak tahu suasana langsung saja nyeletuk.Alvira dan Vita langsung tatap-tatapan. Kaget dengan apa yang mereka lihat saat ini. Wanita cantik dan seksi itu bergelantungan manja di lengan Daffin, "sepertinya ia tidak tahu jika Alvira adalah calon istri Daffin," batin Vita.Daffin tidak menjawab ia mencoba untuk melepaskan tangan Clara dari lengannya.“Sudah makannya?” tanya Daffin datar.“Lo tanya siapa?”Al

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-12
  • 100 HARI CINTA   Alvira Kirim Cake Buat Shela

    Alvira mencoba membantu Alea untuk menghubungi pemesan cake ibunya. Tapi hasilnya juga tetap sama nomor yang dituju tidak aktif“Mungkin belum rezeki kita,” ucap Alea.“Iya Bu, sabar ya,” sambung Alvira.Anak dan ibu itu saling berpelukan,”Kamu bawa aja dinas ya, di rumah nanti nggak ada yang makan! Atau kamu kirim aja ke rumah Daffin, gimana?” tanya Alea.“Ya deh Bu, nanti aku antar, aku mandi dulu ya,” sahut Alvira sambil berjalan meninggalkan Alea yang masih duduk di meja makan.Alea memandangi paperbag yang berisi cakenya tersebut, selama ia berjualan baru kali ini ia ditipu seperti ini. Sedih! Sudah pasti, tapi Alea mencoba untuk tetap tegar di depan anak-anaknya. Hanya dari berjualan cake tersebut Alea mencukupi kebutuhan hidup dirinya bersama anak-anaknya.Kartu yang diberikan Alvira dari sang ayah tidak digunakan oleh Alea, Alea masih berusaha untuk mencari uang dengan hasil keringatnya

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-13
  • 100 HARI CINTA   Clara Mencium Daffin

    Setelah sambungan telepon dari mami berakhir, kini ia mengetik sesuatu di ponselnya dan dikirim ke Alvira.Kemudian ia melakukan panggilan kepada Miss Salsa. Tidak terlalu lama Daffin menunggu karena panggilan itu langsung terhubung.“Ada apa ganteng?” Suara dari sebrang sana terdengar langsung di telinga Daffin.“Gua butuh gaun untuk Alvira, buat makan malam keluarga,” sahut Daffin.“Alvira?” Miss Salsa menyebutkan kembali, sambil mengingat orang yang dimaksud Daffin.“Iya, yang waktu gua bawa ke butik, calon istri gua.”Miss Salsa mengangguk, walaupun Daffin tidak dapat melihatnya.“Siapkan dan tolong langsung diantar saja,” pinta Daffin lagi.“Siap ganteng,” sahut Miss Salsa dengan suara kecilnya.“Alamatnya nanti gua kirim,” lanjut Daffin dan langsung mematikan sambungan teleponnya.Kebiasaan Daffin yang suka seenaknya saja jik

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14
  • 100 HARI CINTA   Bertemu Kevin

    Jam istirahat tiba Alvira keluar dari ruang UGD menuju kantin rumah sakit, Alvira ingin mengisi perutnya yang sudah sejak tadi tidak bisa kompromi.Karena saat ini Vita dapat sift pagi membuat Alvira duduk sendiri di kantin rumah sakit. Padahal tadi dirinya diajak dengan para senior untuk makan di kafe sebrang rumah sakit, karena mereka sudah bosan makanan kantin. Namun, Alvira menolak ia memilih untuk makan sendiri di kantin.Saat Alvira menikmati makanannya. Tiba-tiba di depannya berdiri laki-laki yang sudah beberapa minggu ini tidak menampakkan dirinya.“Boleh gabung?” tanyanya saat Alvira menatap wajahnya.Alvira tidak langsung menjawab, ia diam terpaku melihat kehadiran Kevin. Mengingat pertemuan terakhir mereka, Alvira mencium mesra bibir Kevin lebih dulu membuat Alvira saat ini dirundung malu.“Boleh, tidak?” tanya Kevin lagi.“Apa kamu bilang, maaf!” balas Alvira yang sedikit gugup.Jantungn

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • 100 HARI CINTA   Me time

    Alvira sudah melihat Daffin dari jauh, ia pun jalan mendekat ke arah Daffin bersama Kevin. Sesekali Alvira tersenyum menanggapi cerita Kevin.“Maaf aku di jemput nih,” ujar Alvira kepada Kevin.“Ya udah nggak papa lain kali aja,” jawab Kevin.Tadi Alvira menyempatkan diri untuk membesuk nyokapnya Kevin sebentar. Tapi saat Alvira ingin pulang Kevin mengajak Alvira untuk sarapan. Alvira sudah menolak berkali-kali tapi Kevin tetap kekeh ingin mengajaknya bukan sebagai kekasih melainkan sahabat, alasan Kevin terhadap Alvira.Dengan sangat terpaksa Alvira mengangguk. Namun, ternyata Daffin sudah menunggunya dan terpaksa juga Kevin membiarkan Alvira pulang.“Ayo,”ajak Daffin saat Alvira sudah sampai di tempatnya.Daffin berdiri dan berlalu pergi tanpa melihat Kevin yang berada di samping Alvira.“Maaf ya aku duluan,” pamit Alvira yang langsung menyusul Daffin di depan.“Dasar, kit

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15

Bab terbaru

  • 100 HARI CINTA   Undangan Makan Malam

    Belum sempat Daffin menjawab panggilan teleponnya suara Alvira dari dalam kamarnya menghentikan pergerakkan tangannya. Kini kakinya melangkah dengan cepat menuju kamar mereka.“Ada apa?” tanya Daffin begitu pintu kayu berwarna putih itu berhasil di bukanya.Terlihat Alvira sedang berdiri di atas ranjang sambil kedua tangannya menahan batrobe matanya mengintari lantai.Daffin jalan mendekat,” Kenapa?” tanyanya lagi.“I-itu ada kecoa besar,” lirih Alvira, membuat Daffin langsung melebarkan senyumnya.“Sama kecoa aja takut. Di mana?” tanya Daffin, dengan posisi yang menunduk mencari keberadaan kecoa yang dibilang oleh wanita tercintanya.“Ada di situ tadi, coba cari di sana,” balas Alvira menunjukkan letak di mana ia bertemu dengan kecoa itu.Alvira menunjuk lantai bawah dekat kamar mandi mereka. Daffin masih berusaha mencarinya.“Apa bibi nggak membersihkan ini apartemen? Kenapa ada kecoa masuk,” gumam Daffin, tanpa mengalihkan perhatiannya dari lantai.“Nah itu dia!”seru Daffin begitu

  • 100 HARI CINTA   Keberhasilan Reiki

    Panggilan video call masuk di ponsel Daffin. Nama sang mami tercinta tertera di layar pipih itu.“Mami,” ujar Daffin kepada Alvira.“Ya, udah angkat.”Dengan santainya Alvira menyuruh Daffin menjawab panggilan tersebut. Tanpa sadar jika mereka saat ini hanya menggunakan batrobe saja.“Panggilan video call,” ujar Daffin lagi.Seketika Alvira menepuk keningnya mendengar ucapan dari Daffin. Matanya langsung tertuju pada tubuhnya yang hanya berbalut batrobe saja.“Kamu aja yang jawab, bilang aja habis mandi,” usul Alvira.Akhirnya Daffin menggeser icon hijaunya, setelah panggilan itu tidak mau berhenti.“Iya mi,” sapa Daffin begitu terlihat jelas wajah Shela dilayar pipih itu.“Hey, Alvira mana? Mami kangen nih sama dia,” sahut Shela.“Lagi di kamar mandi mi.”“Bagaimana pengobatannya mi?” tanya Daffin lagi.“Lancar Fin, kamu katanya sama Alvira mau ke sini?” terdengar suara sang papi yang berada di sebelah sang istri tercinta.“Maaf mi, Pi, sepertinya kami nggak bisa ke sana soalnya Alvi

  • 100 HARI CINTA   Menghajar Alvira

    Daffin mengerjapkan matanya saat cahaya matahari dari bilik tirai itu mengganggu tidur nyenyaknya. Perlahan ia membuka matanya. Saat mata itu berhasil dibuka, pertama kali yang ia lihat adalah wajah sang istri yang kini tengah berada di dadanya.Kedua sudut bibirnya langsung mengembangkan senyuman yang begitu lebar. Setelah pertempuran semalam yang di lakukan hingga beronde-ronde. Membuat Alvira susah sekali membuka matanya. Hingga saat ini dirinya masih tertidur begitu nyenyaknya di dada Daffin berselimutkan kain tebal yang menutup kedua tubuh mereka yang tidak menggunakan apapun.Daffin bergerak secara pelan, bibirnya kini menyentuh kening Alvira.“Terima kasih atas semua yang kamu berikan saat ini, aku merasa ini adalah hal yang begitu sangat bahagia buatku,” ungkap Daffin pelan sambil memandangi wajah Alvira yang tampak begitu cantik dan natural.Terlihat Alvira mulai bergerak pelan. Namun, ternyata matanya masih tertutup rapat, dan ia hanya berpindah posisi tidur saja yang semak

  • 100 HARI CINTA   Malam Panjang

    “Kalau mau bicara soal kerjaan besok saja gua lagi sibuk,” ungkap Daffin lagi dan langsung mematikan sambungan teleponnya. Kemudian ia mematikan ponselnya agar tidak ada lagi yang mengganggu kegiatan malamnya ini.Di seberang sana Reiki yang tadi menelepon bosnya itu sekedar ingin memberitahukan jika mereka besok akan ada pertemuan penting dengan salah satu klien dari luar negeri. Namun, belum sempat Reiki memberitahu sambungan telepon itu sudah diputus Daffin.“Huuft.”Hembusan nafas Reiki terdengar begitu berat. Susah menghadapi sang bos yang moodnya berubah-rubah dan ia sampai saat ini tidak mengetahui sela-nya.Reiki yang masih bingung dengan pertemuan besok apakah akan berlangsung apa tidak. Berbeda dengan Daffin yang kini telah kembali melakukan aktivitas panasnya.Alvira yang tadi duduk di atas meja mini bar telah ia turunkan dan digedongnya diletakkan di sofa living room. Sofa yang mempunyai ukuran hanya

  • 100 HARI CINTA   Menghabiskan Malam Bersama

    Alvira sudah menyelesaikan mandinya, selama setengah jam ia berada di dalam kamar mandi berendam. Dengan senyum yang lebar ia keluar dan menuju lemari pakaian yang di maksud oleh Daffin tadi.Tubuhnya saat ini terasa sangat begitu segar. Alvira juga sudah memantapkan hatinya jika ia akan menyerahkan semuanya malam ini untuk suaminya tercinta. Makanya ia merendam tubuhnya selain menghilangkan pegal, ia juga ingin agar tubuhnya wangi saat bersama Daffin. Langkahnya ia urungkan menuju lemari, kini Alvira malah duduk di meja rias, ia ingin sedikit mengaplikasikan make up naturalnya dan memberikan semprotan parfum di daerah-daerah tertentu. Tidak lupa ia mengeringkan rambutnya juga.Sudah siap, Alvira ingin mengambil piyama yang katanya Daffin berada di dalam lemari. Namun, saat Alvira buka pintu lemari itu matanya membulat sempurna melihat baju-baju yang bergantung di sana sungguh ia tidak berpikir sampai ke arah sana.“Astaga ini semua?” gumamnya pelan.

  • 100 HARI CINTA   Daffin Mengajak Ke Villa

    Saat ini Alvira tengah bersiap untuk pulang karena jam dinasnya telah usai. Sambil merapikan peralatan dan meja kerjanya matanya melirik ponsel yang berada di atas meja. Takut suaminya menghubungi dirinya.“Sudah mau pulang?” tanya Vita yang tiba-tiba muncul di balik pintu.“Iya, emangnya kenapa?” tanya Alvira.“Enggak paa sih, gua mau ajak keliling bentar. Bisa nggak?”“Em?”Alvira menyahut sambil memicingkan manik matanya merasa aneh dengan permintaan sahabatnya itu.“Biasa aja kali lihatnya nggak usah gitu amat kenapa? Salah gua mau ajak hangout bentar?” celetuk Vita lagi dengan mengibaskan satu tangannya di depan Alvira.“Enggak apa sih, heran aja!” sahut Alvira.“Sudah yuk, keluar,” ajak Alvira lagi sambil meneteskan tasnya keluar ruangan.“Beneran nih nggak bisa?” tanya Vita lagi ingin memastikan.Alvira lan

  • 100 HARI CINTA   Gagal Masuk Lagi

    Kehidupan suami-istri itu terlihat begitu harmonis dan sangat bahagia. Semakin hari Daffin menunjukkan sikap baik, ia selalu memperlakukan Alvira dengan begitu lembut. Alvira menikmati setiap perlakukan Daffin terhadapnya. Namun, tanpa mereka sadari ada seseorang yang terganggu dengan keromantisan keduanya. Ia pun berjanji akan membuat keduanya pecah.Diam-diam Kevin sering mengikuti keduanya melihat Alvira begitu sangat bahagia membuat Kevin murka. Kevin merencanakan sesuatu untuk Alvira. Dengan senyum liciknya ia kembali menjalankan mobilnya saat Alvira sudah lagi tak terlihat oleh pandangannya.Alvira dan Daffin kini sedang berada di rumah sakit, mereka ingin konsultasi ke spesialis kandungan. Padahal Alvira tadinya tidak ingin pergi, karena ia yakin jika mereka akan segera memiliki anak, tanpa melakukan program. Karena keduanya tidak ada masalah.“Ayo masuk,” ajak Daffin saat sudah berada di depan ruang poli kandungan.“Silahka

  • 100 HARI CINTA   Dinner Romantis

    Daffin tidak mengalihkan pandangannya dari Alvira, “ kamu cantik sekali malam ini?”puji Daffin. “Memangnya kemarin-kemarin aku nggak cantik apa?” protes Alvira. Daffin merapatkan tubuhnya ke tubuh Alvira. “Cantik, tapi saat ini terlihat lebih cantik lagi,” ujar Daffin memuji. “Mau pergi sekarang atau kita diam di kamar seperti ini,” ucap Alvira. Daffin langsung memasang tangannya agar Alvira gandeng. Keduanya keluar dari unit apartemnet dengan tangan Alvira melingkar di lengan Daffin. Daffin membuka pintu mobilnya sportnya dan membawa Alvira melaju membelah jalan raya. Ia akan mengajak Alvira ke sebuah restoran. Restoran yang sudah di bookingnya melalui Reiki sang assisten. Perjalanan mereka akhirnya sampai di restoran. Keduanya jalan bersamaan menuju lokasi yang sudah dipilih Daffin. Saat pintu ruang vvip itu terbuka, Alvira langsung mematung di depan pintu melihat suasana di dalam sana. Pencahayaan yang remang membu

  • 100 HARI CINTA   Meneruskan Pernikahan

    Alvira diam sejenak mendengar pertanyaan dari Daffin. Ia bingung harus menjawab apa. Keraguannya itu terlihat jelas di mata indahnya.“Kamu kenapa? Katakan saja, jika kamu memang memilih dia, aku akan mundur dan memutuskan semuanya dengan baik-baik tapi jika kamu memilih pernikahan ini, aku akan menemani kamu untuk berbicara pada Kevin,” ungkap Daffin pelan, tangannya sudah menggenggam tangan Alvira yang berada di pahanya.Dengan keberanian yang sedikit, akhirnya Alvira menceritakan apa yang sebenarnya ia rasakan saat ini.“Sebenarnya aku juga memiliki perasaan yang sama seperti kamu, hanya saja aku tidak berani untuk mengungkapkannya mengingat surat perjanjian itu. Akhirnya aku memilih menerima tawaran Kevin dan ibunya dan mencoba melawan perasaan yang sebenarnya,” ungkap Alvira.Tanpa berbicara Daffin langsung maju dan memeluk tubuh Alvira,” terima kasih,” ucapnya.Alvira yang mendapatkan serangan tiba-tiba dar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status